Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

[1]
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Artikel..........................................................................................................4
B. Jenis-jenis Artikel..........................................................................................................6
C. Bahan-bahan Artikel......................................................................................................9
D. Teknik Penulisan Artikel ..............................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

[2]
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teknik Jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam
surat kabar atau majalah. Disebut salah satu, karena masih ada bentuk opini lainnya.
Analoginnya sederhana. Kalau kita membuka halaman demi halaman surat kabar atau
majalah, maka secara umum isinya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok besar.
Kelompok pertama adalah berita (news). Kelompok kedua disebut opini (views). Kelompok
ketiga dinamakan iklan (advertising), dalam hal ini artikel masuk kedalam kelompok opini.
Artikel berbeda dengan komentar, jika komentar tulisannya terfokus untuk menanggapi
atau mengomentari nuansa atau fenomena dari suatu permasalahan yang terjadi. Sedangkan
artikel, penulisannya tidak sekedar mengomentari masalah, tetapi bisa juga mengajukan
pandangan, pendapat atau pemikiran lain, baik yang sudah diketahui masyarakat maupun
yang belum diketahui. Misalnya, terjadi perkembangan baru, mengenal lebih jauh tentang
kehidupan wanita dsb. Bisa juga artikel berisi mengomentari pendapat orang lain yang
muncul ditengah- tengah kehidupan masyarakat.
Berikut akan dijelaskan mengenai artikel, jenis-jenis artikel, bahan-bahan artikel dan
teknik penulisan artikel.

B. Rumusan Masalah
a. Apakah Pengertian Artikel?
b. Apa Sajakah Jenis-jenis Artikel?
c. Apa Sajakah Bahan-bahan Artikel?
d. Bagaimanakah Teknik Penulisan Artikel?

BAB II

[3]
PEMBAHASAN

A. Pengertian Artikel
Artikel adalah (1) Karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar dan sebagainya. (2)
Tulisan non-fiksi, biasanya singkat dan lengkap, seperti berita dan karangan khas (feature)
dalam surat kabar atau majalah. Dan (3) Karangan tertulis yang panjangnya tidak tentu, yang
bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta dengan maksud untuk meyakinkan,
mendidik dan menghibur. Kata artikel didefinisikan sebagai suatu karangan factual tentang
sesuatu soal secara lengkap, misalnya seni, budaya, dan pariwisata, yang panjangnya tidak
tentu, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya dengan tujuan untuk
menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, dan menghibur (Mappatoto,
1993).1
Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan
W.J.S. Poerwodarminto, artikel berarti “karangan”. Sedangkan artikel dalam bahasa
Indonesia, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, berarti karangan
di surat kabar, majalah dan sebagainya. Menurut R.Amak Syarifudin, dosen Sekolah Tinggi
Ilmu Komunikasi Massa (STIKOSA AWS) Surabaya, artikel adalah suatu tulisan tentang
berbagai soal, nilai politik, sosial, ekonomi budaya, teknologi, olahraga, dll.
Artikel Berdasarkan pendapat para pakar dan praktisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
semua tulisan di surat kabar atau majalah yang bukan berbentuk berita, bisa disebut artikel.
Yang membedakan salah satunya adalah letak penguatan artikel tersebut. Jika artikel itu
dimuat pada halaman opini disebut artikel umum, bila diletakkan di halaman seni dan hiburan
dikatakan essai dan jika dimuat di kolom khusus redaksi diberi nama tajuk rencana dsb.
Menulis artikel berbeda dengan menulis berita. Kalau berita, apa yang ditulisnya itu
harus berdasarkan fakta atas kejadian atau peristiwa yang terjadi. Boleh juga penulisan berita
ditambah dengan interpretasi, sepanjang itu diperuntukkan bagi penjelasan fakta. Tetapi
menulis berita, sama sekali diperbolehkan memasukkan opini. Untuk mewadahi penyampaian
opini masyarakata pada surat kabar atau majalah, disediakan kolom khusus yaitu halaman
opini. Penulis artikel tidak boleh mengeluarkan pendirian pribadi seperti menulis unek-unek
tanpa berdasarkan fakta agar artikel masih dipandang sebagai tulisan berbobot. Biasanya
sikap atau pendirian itu dikemukakan sebagai penegasan atas ketidaksetujuan terhadap
sesuatu yang sedang dipermasalahkan. Dalam mengemukakan ketidaksetujuan ini biasanya
1
Sugihastuti, Bahasa Laporan Dan Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 110

[4]
penulis mengkritik hal yang sedang dipermasalahkan itu. Pantangan bagi penulis diantaranya
adalah mengemukakan kritik terhadap seseorang secara pribadi. Seharusnya yang dikritik itu
perbuatanyya atau keputusannya yang menimbulkan masalah, bukan orangnya,
mengemukakan masalah dengan nada permusuhan dan kebencian. Tulisan bernada kebencian
terhadap seni dan budaya tertentu dilarang oleh undang-undang sebagai artikel penyebar
kebencian.
Secara jelas dapat dijelaskan bahwa artikel jurnalistik berbeda dengan tulisan lainnya.
Artikel jurnalistik mengikuti kaidah jurnalisme, struktur tulisannya sama dengan feature yaitu
sama-sama dimulai dengan lead yang mempertahankan eye-catching tertentu. Bedanya
artikel menampilkan karakter penulis menggunakan sudut pandang tertentu. Selain itu
menurut Nelson artikel ditujukan kepada khalayak tertentu, topic uraiannya tidak bersifat
local, bukan hanya mengungkap kasus, trends dan peristiwa tertentu. Namun karena sama-
sama produk jurnalistik artikel memola gaya bahasa jurnalistik, bahasanya menurut Rosihan
Anwar dalam buku Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi, mesti lancer, jelas, lugas,
sederhana, padat, singkat dan menarik namun dengan tetap mengikuti bahasa baku, kaidah
bahasa, ejaan benar dan kosa kata dinamis.2
Menulis artikel boleh dimulai dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa yang akan
ditulisnya itu. Dari data yang ada itulah penulis bisa memberikan pendapat, pandangan,
gagasan, atau bahkan interpretasi dari fakta yang ada pada data tersebut. 3 Meskipun artikel
termasuk dalam kelompok public opinion (opini publik), tetapi penulisnya tidak hanya terdiri
dari orang- orang diluar pengelola penerbitan pers. Wartawan, redaksi bahkan pekerja pers
lainya yang mampu menulis artikel bisa membuatnya. Hanya saja dalam memberikan
pandangan, pendapat atau pemikiran lain, diatasnamakan dirinya sendiri. Itu sebabnya, nama
penulisnya selalu ditulis lengkap untuk mempertanggungjawabkan isi tulisannya.4
Artikel memiliki beberapa karakteristik yaitu : Ditulis dengan atas nama (By Lines
Story), Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial, Gagasan yang diangkat harus
menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca, Ditulis secara referensial

2
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005), hlm. 50

3
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 3-6

4
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 71

[5]
dengan visi intelektual, disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, dan komunikatif,
Singkat dan tuntas dan Orisinal.

B. Jenis-jenis Artikel
Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapi, antara lain :

1. Artikel Praktis
Artikel praktis, lebih bersifat petunjuk praktis tentang cara melakukan sesuatu (How to
do it). Misalnya, petunjuk cara membuka internet. Cara praktis merawat tanaman bonsai.
Sepuluh langkah membuat kue tart, kiat ramping dan cantik dalam 15 hari, atau cara cepat
menguasai rumus dan hitungan matematika. Artikel praktis lebih menekankan pada aspek
ketelitian dan ketrampilan daripada masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan
serta analisis peristiwa. Artikel praktis biasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis.
Artinya pesen disusun berdasarkan urutan waktu atau tahapan pekerjaan.

2. Artikel Ringan
Artikel ringan, lazim ditemukan pada rubrik anak- anak, remaja,wanita dan keluarga.
Artikel ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara penyajiannya
yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran kita. Untuk menerima atau mencernanya,
kita sebagai pembaca tidak memerlukan persiapan dan perhatian khusus. Artikel ringan tak
ubahnya makanan mie siap saji atau permen karet yang bisa dikunyah kapan dan dimana saja.
Topik bahasan seperti kiat sukses belajar di perguruan tinggi. Benarkah anda tpe orang yang
ambisius, sepuuh ciri wanita setia, atau sembilan kelemahan pria dimata wanita, termasuk ke
dalam kategori artikel ringan. Siapapun yang membacanya tidak perlu mengerutkan dahi,
berpikir lebh keras, menganalisis lebih tajam atau menggugatnya secara akademis. Artikel
ringan bisa dibaca secara sekilas di termpat praktik dokter atau di ruang tunggu terminal,
stasiun, atau bandara. Artikel ringan dikemas dengan gaya paduan informasi dan
hiburan (infotainment)

3. Artikel halaman Opini


Harap dipahami terlebih dahulu, semua artikel termasuk opini (views). Sifatnya sebagai
pandangan subjektif. Jika berbeda dengan berita (news)sebagai fakta objektif, jika memang
demikian, mengapa harus ada yang diberi nama artikel halaman opini? Penamaan artikel

[6]
halaman opini dimaksudkan terutama untuk memudahkan kita dalam mengenali jenis- jenis
artikel yang terdapat dalam surat kabar, tabloit, atau majalah. Selain itu untuk mengenali
karakteristik isinya, cara pendekatannya, dan topik- topik yang dikupasnya. Sebagai contoh,
artikel yang membahas cara cepat mengatasi jerawat, tidak akan ditemukan di halamn opini.
Artikel opini lazim ditemukan pada halaman khusus opini brsama tulisan opini yang lain
yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini mengupas
suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan analitis. Sifatnya
relatif berat, karena itulah artikel opini kerap ditulis oleh mereka ayng memiliki latar
belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang memadai.

4. Artikel Analisis Ahli


Artikel analisis ahli, biasa kita temukan pada halaman muka, halama- halaman berita,
atau halaman dan rubrik- rubrik khusus tertentu. Sesuai dengan namanya, artikel jenis ini
ditulis oleh ahli pakar di bidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif. Artikel
analisis ahli mengupas secara tajam dan mendalam, Suatu persoalan yang menjadi sorotan
dan bahan pembicaraan masyarakat, topik yang diangkat dan dibahas macam- macam, seperti
ekonomi, politik, pendidikan, sosial, agama, budaya, industri, IPTEK.
Beberapa surat kabar besar di Indonesia, menyediakan ruangan kusus untuk artikel
analisis ahli ini dalam halaman- halaman berita atau halaman- halaman dan rubrik khusus
tertentu mereka. Salah satu tujuannya antara lain, mendekatkan permasalahan yang disorot
dalam berita sebagai suatu persoalan yang mengandung pertayaan, denagn tinjauan pakar
dibidang yang sama yang memberikan penjelasan dan jawaban kepada sidang pembaca. Jadi,
kita sebagai pembaca tidak hanya membaca berita ayng memberikan pengetahuan, tetapi
sekaligus juga mengikuti jalan pikiran dan temuan pakar yang memberikan panduan dan
kesimpulan tentang apa yang seharusnya kita lakukan.5
Redaktur media massa biasanya mengelompokkan artikel menjadi beberapa jenis
berdasarkan sudut pandang penulis dalam memaparkan ide atau gagasannya. Ada 5 jenis
artikel diantaranya :
a. Eksploratif
Artikel Eksploratif adalah artikel yang mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan kajian
dari penulisnya. Jenis artikel ini cocok untuk menguraikan penemuan-penemuan baru,
misalnya seorang menemukan benda-benda antik peninggalan zaman purba. Penulis artikel
5
Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004), hlm. 8-10

[7]
kemudian menelusuri sejarah barang yang ditemukan itu dan menguraikannya melalui suatu
tulisan artikel.
b. Eksplanatif
Eksplanatif artinya menerangkan. Artikel ini isinya menerangkan sesuatu untuk dapat
dipahami pembaca. Misalnya, ketika presiden Abdurrahman Wahid berkeinginan
membubarkan parlemen dalam (DPR) dengan sebutan dekrit presiden mengundang berbagai
tanggapan dari para pengamat. Penulis artikel yang jeli membuat artikel dengan menerangkan
apa sebenarnya dekrit presiden itu dengan bagaimana caranya dan sebagainya.
c. Deskriptif
Deskriptif adalah artikel yang menggambarkan suatu permasalahan yang terjadi di
tengah masyarakat, sehingga dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jenis artikel ini
nmirip dengan laporan atau reportase, bedanya jika laporan atau reportase hanya berdasarkan
fakta saja, tetapi artikel penulisnya bisa memasukkan opini untuk memperjelas masalah yang
digambarkan itu. Misalnya ketika terjadi bentrok antara mahasiswa dengan aparat keamanan
dalam peristiwa semanggi di Jakarta, seorang penulis yang kebetulan melihat secara langsung
dalam peristiwa itu lantas menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari peristiwa itu,
dalam satu bentuk artikel.
d. Prediktif
Adalah artikel yang berisi perhitungan atau ramalan apa yang akan terjadi di kemudian
hari berdasarkan perhitungan penulisnya. Misalnya, ketika Bank Indonesia memutuskan
menaikkan suku bungan deposito, seorang pemngamat ekonomi memperkirakan atau
memprediksikan kelak kemudian hari bakal banyak deposan (orang-orang yang mempunyai
simpanan deposito) memindahkan uangnya ke luar negeri. Akibatnya modal dalam negeri
banyak yang parker di luar negeri.
e. Preskriptif
Adalah artikel yang memberikan tuntutan kepada pembacanya untuk melakukan
sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan. Misalnya artikel tentang
bagaimana caranya mengurus paspor, KTP, atau SIM tanpa melalui perantara. Penjelasan
detail yang sifatnya menuntun pembaca sangat diperlukan.6
Pada praktiknya, di media massa cetak kita sering sulit menemukan atau membedakan
mana artikel yang murni, deskriptif atau prediktif. Pada umumnya, tulisan yang bertebaran di

6
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, hlm. 10-12

[8]
media massa cetak merupakan jenis artikel atau tulisan “gabungan” dari jenis-jenis diatas.
Untuk itu terdapat kategori lain yaitu :
a. Artikel Informatif yakni tulisan yang berisi informasi tentang suatu masalah atau
peristiwa.
b. Artikel Persuatif yakni tulisan yang berisi ajakan, himbauan, atau perintah kepada
pembaca.
c. Artikel Rekreatif yakni aktikel yang bermaksud menghibur pembaca dengan sebuah
masalah atau peristiwa yang mengandung kelucuan.7

C. Bahan-bahan Artikel
Bahan-bahan artikel meliputi buku, tulisan, atau kliping Koran tentang masalah yang
akan ditulis, disinilah pentingnya memiliki perpustakaan pribadi atau kliping
Koran/majalah. Bahan juga bisa diambil dengan mencari referensi dengan mudah melalui
internet. Gunakan saja fasilitassearch engine yang bisa menyajikan secara cepat dan lengkap.8
Bagi seorang penulis, tidak ada istilah kekeringan atau kehabisan ide. Ide ada dimana
saja dan bisa dicari atau ditemukan kapan saja serta oleh siapa saja. Syaratnya tentu saja kita
bersikap kreatif. Kalau itu tidak datang sendiri, maka kita harus mengundangnya supaya bisa
datang, Menurut Prof. Wayne N. Thompson dalam Fundamentals of Communication (1957)
seperti dikutip Rakhmat (1992: 20-21), sember ide yang kemudian diangkat menjadi sumber
topic dapat dilacak antara lain : Pengalaman Pribadi, Hobi atau ketrampilan, Pengalaman
pekerjaan atau profesi, pelajaran sekolah, kuliah, penataran atau pelatihan, Pendapat dan hasil
pengamatan pribadi, Peristiwa actual, Peristiwa yang bakal terjadi, Masalah abadi , Masalah
masyarakat yang belum selesai dan Kejadian khusus dan minat khalayak ramai.9

D. Teknik Penulisan Artikel


Sebelum menulis artikel ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan meliputi :
7
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 49
8

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, hlm. 59.

9
AS. Haris Sumandiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana : Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis professional, hlm. 26-
27

[9]
1. Persiapan Penulisan
Pada tahap ini kita harus menyiapkan beberapa hal, antara lain :
a. Aspek administratif, menyiapkan hal-hal yang sifatnya administratif seperti mesin tik,
pita mesin tik, komputer, tinta, pensil, stabilo dan sumber-sumber rujukan yang diperlukan
seperti buku, surat kabar, majalah, jurnl, kliping berita, kliping artikel.
b. Aspek teknis, pastikan peralatan yang kita perlukan berfungsi dengan baik dan tidak ada
gangguan apapun, serta kuasai programnya dengan baik.
c. Aspek Akademis, buatlah kerangkan karangan (Outline)sederhana untuk memudahkan
kita menulis sekaligus menghindari tumpang tindih bahasan. Setelah itu kita harus
menyiapkan daftar referensi dan sumber rujukan.
d. Aspek Psikologis, jangan pernah menganggap menulis adalah perbuatan yang
memberatkan atau menjengkelkan. Karena itu buatlah suasana menulis menjadi
menyenangkan. Kalau kita merasa asyik dan nikmat menulis ditemani musik maka siapkan
dan putarlah kaset atau CD musik-musik pilihan kesukaan kita. Secara psikologis, musik bisa
membuat hati kita ceria, penuh gairah, terinspirasi dan termotivasi, dll.

2. Pelaksanaan Penulisan
Pada tahap ini, kita hars memusatkan perhatian hanya kepada tulisan dan menghindari
gangguan yang bisa membatalkan aktifitas kreatif kita. Dengan berpedoman pada kerangka
yang sudah kita buat, disertai daftar referensi yang sudah kita susun. Maka pekerjaan kita
hanya satu menulis dan terus menulis. Jangan lagi menengok ke kiri dan ke kanan, jangan
hiraukan gangguan yang bisa membatalkan aktvitas menulis kita, misalnya bunyi dering
telepon.
3. Perbaikan Materi Penulisan
a. Revisi judul, baca dan periksa kembali judul artikel yang sebelumnya kita beri
status sementara. Pikirkan dan putuskan apakah judul sementara itu akan kita ubah statusnya
menjadi judul permanen, ataukah harus diutak-atik kembali. Diubah atau diganti sehingga
menjadi lebih baik dan memiliki nilai judul tinggi. Lihat kembali syarat judul artikel yang
baik.
b. Revisi intro, intro artikel yang baik cukup tiga paragraf. pastikan intro yang kita
tulis sudah memnuhi syarat: ringkas, jelas,menarik, dan ditulis dalam bahasa jurnalistik

[10]
c. Revisi Komposisi, artikel yang baik harus tunduk pada hukum komposisi. Sekali
keluar dari hukum komposisi maka artikel yang kita buat tak ubahnya permainan sirkus
(kepala dibuat kaki, kaki dijadikan kepala).
d. Revisi akurasi dan Relevansi Data, telitilah dalam mengutip nama orang, jabatan,
pangkat, kedudukan, angka, alamat, tanggal bulan, tahun. Jangan sampai muncul tudinagn
kita sebagai penulis roboh.
e. Revisi Ejaan dan Istilah Teknis, ganti istilah teknis dengan istilah yang dipahami
umum. Agar bisa dibaca, dimengerti dan dipahami oleh pembaca.
f. Revisi Gramatika, jangan menganggap kecil masalah tata bahasa, struktur
kalimat, paragraf, kata, ejaan karena itu merupakan salah dosa besar dalam dunia jurnalistik.
g. Revisi Bobot dan Substansi Materi Tulisan, kita menulis tidak hanya sekedar
memberitahu, meyakinkan, membujuk atau mempengaruhi dan menghibur mereka. Kira
menulis juga sekaligus untuk menunjukkan kapasitas dan kredibilitas kita. Kita layak menulis
suatu topik karena memang pokok bahasan iu, sesuai dengan disiplin ilmu kita, pengetahuan
kita, keahlian kita atau bidang pengalaman kita.
h. Asumsi dampak yang diharapkan, kita selayaknya membuat peta asumsi dampak
yan g diharapkan terhadap dan dari khalayak pembaca. Apapun asumsi dampak yang muncul,
kapasitas dan kredibilitas kita sebagai penulis jangan sampai menyusut apalagi sampai
dipersoalkan dan dilecehkan.10

Teknik menulis artikel sebagai berikut :

1. Menyusun Kerangka
Langkah pertama menulis artikel menurut Al-Ghifari (2002), setelah menyiapkan topik,
terutama bagi pemula adalah menyusun kerangka tulisan yang merupakan penjabaran dari
topik. Kerangka-kerangka ini biasanya berupa susunan yang sistematis dari pikiran-pikiran
utama dan pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan. Kerangka tulisan berguna untuk
mempermudah pembahasan dan mencegah tulisan keluar dari alur atau sasaran pembahasan.
Pembuatan kerangka tulisan artikel tidak harus bertele-tele, cukup garis besarnya saja.
Namun bagi yang sudah professional, kerangka itu sudah tidak perlu dibuat karena biasanya
sudah memahami liku-liku pembuatan dan arah dari artikelnya.

10
Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, hlm. 19-26

[11]
2. Membuat Judul
Judul harus dibuat pendek, padat dan menarik. Judul merupakan inti dari isi tulisan
yang jelas maknanya, maksimal lima kata, kalau bisa lebih pendek lagi. supaya mahir,
hendaknya kita sesering mungkin mengamati judul artikel yang dimuat di media massa.
Dengan begitu, penulis pemula terbiasa mengamati judul yang padat, indah dan menarik.
Judul yang menarik membuat editor atau redaktur opini di media massa memerhatikan dan
membaca artikel tersebut.

3. Membuat Lead
Pendahuluan tulisan yang sering disebut lead umumnya ditempatkan dialenia pertama
namun pendahuluan artikel bersifat implicit, tidak perlu ada pendahuluan seperti hendak
menulis karya Ilmiah. Artinya, dengan pendahuluan itu, suatu gagasan akan dikembangkan
lebih jauh. Kalimat-kalimat dalam pendahuluan sebuah artikel harus mampu menarik minat
baca orang untuk terus mengikuti artikel itu. Banyak model membuat pendahuluan, pola itu
meruapakan gaya atau cara seseorang penulis merangsang pembaca. Model tersebut antara
lain: ringkasan, pernyataan mengejutkan, penggambaran (lukisan), dengan bertanya, kutipan,
amanat atau nasihat dan anekdot.11
Pada dasarnya terdapat beberapa tahap dalam menulis artikel yaitu :
a. Menemukan ide
b. Mencari bahan-bahan referensi untuk mengembangkan ide
c. Membuat Outline untuk mengorganisasikan paduan antara ide dan referensi sehingga
sistematis
d. Free writing atau menulis bebas berupa penulisan naskah awal (first draft)
e. Menulis ulang naskah (rewriting) atau revisi tulisan
f. Menyunting naskah (editing) yakni memperbaiki naskah secara redaksional dan
substansial. Dalam tahap ini diperlukan kecermatan sehingga tidak ada substansi yang
tidak akurat, tidak factual, dan tidak ada kata atau kalimat yang sulit dipahami.

BAB III

11
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 210-211

[12]
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata artikel didefinisikan sebagai suatu karangan factual tentang sesuatu soal secara
lengkap, misalnya seni, budaya, dan pariwisata, yang panjangnya tidak tentu, untuk dimuat
di surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan
dan fakta guna meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Secara jelas dapat dijelaskan bahwa
artikel jurnalistik berbeda dengan tulisan lainnya.
Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapi, antara lain : Artikel Praktis, artikel ringan, artikel halaman opini, dan analisis Ahli.
Jenis-jenis artrikel yaitu: Eksploratif, Eksplanatif, Deskriptif, Prediktif , Preskriptif. Selain itu
terdapat kategori lain yaitu : Artikel Informatif, Artikel Persuatif, Artikel Rekreatif.
Bahan-bahan artikel meliputi buku, tulisan, atau kliping Koran tentang masalah yang
akan ditulis, disinilah pentingnya memiliki perpustakaan pribadi atau kliping Koran/majalah.
Bahan juga bisa diambil dengan mencari referensi dengan mudah melalui internet. Gunakan
saja fasilitas search engine yang bisa menyajikan secara cepat dan lengkap.
Teknik menulis Artikel : Menyusun Kerangka, Membuat Judul, dan membuat Lead.
Pada dasarnya terdapat beberapa tahap dalam menulis artikel yaitu : Menemukan ide,
Mencari bahan-bahan referensi untuk mengembangkan ide, Membuat Outline untuk
mengorganisasikan paduan antara ide dan referensi sehingga sistematis, Free writing atau
menulis bebas berupa penulisan naskah awal (first draft), Menulis ulang naskah (rewriting)
atau revisi tulisan, Menyunting naskah (editing) yakni memperbaiki naskah secara
redaksional dan substansial. Dalam tahap ini diperlukan kecermatan sehingga tidak ada
substansi yang tidak akurat, tidak factual, dan tidak ada kata atau kalimat yang sulit
dipahami.

[13]
DAFTAR PUSTAKA

 Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
 Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers,Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004.
 K, Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2005.
 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor : Ghalia Indonesia, 2008.
 Romli, Asep Syamsul M., Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
 Sugihastuti, Bahasa Laporan Dan Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007.
 Sumandiria, AS. Haris, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana : Panduan Praktis Penulis
dan Jurnalis professional. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004.

[14]

Anda mungkin juga menyukai