Anda di halaman 1dari 22

TUGAS AKHIR MODUL 3

MATEMATIKA

OLEH
ROBBANINGRUM JULIA WA.
NIM. 19031202710342

BAGIAN A

Siswa tidak memahami dengan benar konsep pecahan sudah pasti iya, kalau sudah paham pasti hal
itu tidak terjadi. Kita mulai dari arti pecahan,
Pecahan adalah sebagai bagian dari suatu keseluruhan dan keseluruhan itu terdiri atas bagian-
bagian yang sama [identik], atau pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh
atau keseluruhan.

Misal, Sebuah apel dipotong menjadi dua potong yang identik [sama persis] sehingga diperoleh dua
potong apel yang sama besar. Besarnya satu potong apel itu disebut sebagai setengah atau satu
perdua ditulis 12, 12 yang mewakili ukuran dari masing-masing potongan.

Sedangkan jika sebuah apel dipotong menjadi tiga potong yang identik [sama persis] sehingga
diperoleh tiga potong apel yang sama besar. Besarnya satu potong apel itu disebut sebagai sepertiga
atau satu pertiga ditulis 13, 13 yang mewakili ukuran dari masing-masing potongan. Dan seterusnya,
ini juga berlaku jika sebuah apel dibagi lagi dalam beberapa potong yang identik [sama persis].

Jadi dalam makna sebenarnya atau dalam kehidupan sehari-hari setengah apel tidak sama dengan
setengah durian atau dalam bilangan cacah tiga apel tidak sama dengan tiga durian.
Pada gambar 1, Kesalahan pemahaman siswa adalah membandingkan dua nilai pecahan dari dua
objek yang berbeda [keseluruhan yang berbeda] sehingga kesimpulan yang diambil kurang tepat.
Contoh lain misalnya seperti yang disebutkan diatas yaitu jika dibanding setengah apel dengan
setengah durian maka yang paling besar adalah setengah durian.
Pada gambar 2, Kesalahan pemahaman siswa hanya karena melihat dari bentuk objek yang dilihat
tidak sama sehingga disimpulkan tidak sama. Jika diperhatikan pada gambar sudah sesuai dengan
konsep pecahannya yaitu bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan sehingga 13
diambil dari keseluruhan yang sama sudah benar.
Untuk menguatkan siswa bahwa siSwa yang menyimpulkan hal seperti ini salah, bisa ditambah
dengan membuat persegi panjang dengan kotak-kotak kecil sehingga siswa dapat menghitung
banyak kotak-kotak kecil pada 13 pertama sama dengan 13 kedua walaupun bentuknya tidak sama
tetapi karena berasal dari keseluruhan yang sama maka nilai 13 itu adalah sama.
Pada gambar 3, Kesalahan pemahaman siswa yaitu tidak memperhatikan objek yang dibagi menjadi
terdiri atas bagian-bagian yang sama. Pembagian pada segitiga menjadi tiga bagian yang tidak sama,
mengakibatkan kesalahan dalam penarikan kesimpulan bahwa satu bagian dari tiga pada segitiga
adalah 13 . Sebagai tambahan jika hal ini dianggap anak-anak benar, maka pendapat ini juga akan
menguatkan pendapat gambar yang kedua yaitu 13 tidak sama dengan 13, karena luas daerah tidak
sama.
Tentukan hasil dari 578×337 dengan menggunakan ilustrasi gambar!
Kira-kira ada ide tidak, bagaimana kita menghitungnya dengan menggunakan gambar, saya bisanya
hanya dengan hitungan biasa, yaitu:
578×337
=478×247
=47×248×7
=47×31×7
=1417
=2017

Kalau dengan gambar, bagaimana kita coba dengan menggunakan persegi-persegi dan bantuan
konsep luas, balas Tika, kalau 578×337 kira-kira gambarnya seperti ini;
Lalu masing-masing bidang kita berik keterangan luas uuntuk tiap daerah, kira-kira gambarnya
seperti berikut:

Jika daerah yang dibatasi 578 dan 337 kita hitung, kira-kira gambarnya seperti berikut ini:
Dari gambar diatas tinggal kita hitung luas daerah keseluruhan yaitu:
578×337
=15+5×37+3×78+78×37
=15+157+218+2156
=15+12056+14756+2156
=15+120+147+2156
=15+28856
=15+367
=15+517
=2017
Benar, benar hasilnya sama

BAGIAN B

A. Buktikan Rumus Luas Segi Tiga Sama Sisi

Rumus Luas Segitiga


L = 1/2 x a x t

a = alas segitiga
t = tinggi segitiga (lihat gambar)

Rumus segitiga diatas merupakan luas segitiga yang paling umum. Kalau dilihat lagi rumus segitiga
itu sama dengan rumus setengah persegi atau persegi panjang. Asal sobat tahu, segitiga pada
dasarnya merupakan bangun segi empat yang dibagi menjadi dua bagian.

2. Rumus Luas Segitiga Siku-Siku

L = 1/2 x a x t

Untuk luas segitiga siku-siku sama kaya rumus segitiga umum. Sobat jangan lupa di segitiga siku-
siku berlaku aturan phytagoras Jadi, misal dalam soal tidak diketaui alas atau
tingginya, sobat bisa menggunakan aturan phytagoras untuk mencarinya.

3. Rumus Luas Segitiga Sama Sisi

S = Panjang Sisi.

Lho rumusnya kok bisa begitu sih? Tenang sobat hitung, berikut penjelasannya.
Kalau segitiga sama sisi alasnya sudah pasti sama dengan S, nah yang harus dicari adalah tingginya.
Tinggi segitiga sama sisi kita cari dengan phytagoras antara sisi miring = S dengan setengah panjang
alas = 1/2 S
B. Rumus Luas Segienam beraturan

Menghitung Luas Segienam Beraturan Jika Diketahui Panjang Sisinya

1
Tulislah rumus untuk mencari luas segienam jika diketahui panjang sisinya. Karena segienam
biasa terdiri dari enam buah segitiga sama sisi, maka rumus untuk menghitung luas segienam bisa
didapatkan dari rumus untuk menghitung luas segitiga sama sisi. Rumus untuk menghitung luas
segienam adalah Luas = (3√3 s2)/ 2 dengan keterangan s adalah panjang sisi dari segienam biasa.[1]
2
Cari panjang sisinya. Jika Anda sudah mengetahui panjang sisinya, maka Anda bisa langsung
menulisnya; dalam hal ini, panjang sisinya adalah 9 cm. Jika Anda tidak mengetahui panjang sisinya
tetapi mengetahui keliling atau apotema (tinggi dari segitiga yang membentuk segienam, yang tegak
lurus terhadap sisi segienam), maka Anda masih dapat mencari panjang sisi segienam. Inilah
caranya:

 Jika Anda mengetahui kelilingnya, maka bagi saja dengan 6 untuk mendapat panjang sisi.
Sebagai contoh, jika kelilingnya adalah 54 cm, maka bagilah dengan 6 untuk mendapat 9,
yaitu panjang sisinya.

 Jika Anda hanya mengetahui apotemanya, Anda dapat menghitung panjang sisi dengan
memasukkan apotema ke dalam rumus a = x√3 lalu kalikan hasilnya dengan dua. Ini karena
apotema mewakili bagian x√3 dari segitiga bersudut 30-60-90 yang dibuatnya. Sebagai
contoh, jika apotema adalah 10√3, maka x adalah 10 dan panjang sisinya adalah 10*2, yaitu
20.
3
Masukkan nilai panjang sisi ke dalam rumus. Karena Anda tahu bahwa panjang sisi dari segitiga
adalah 9, masukkan 9 ke dalam rumus awal. Hal ini akan tampak sebagai berikut: Luas = (3√3 x
92)/2
4
Sederhanakan jawaban Anda. Cari nilai dari persamaan dan tulis angka jawabannya. Karena
Anda ingin menghitung luas, Anda harus menyatakan jawabannya dalam satuan persegi. Inilah
caranya:

 (3√3 x 92)/2 =
 (3√3 x 81)/2 =
 (243√3)/2 =
 420.8/2 =
 210.4 cm2

BAGIAN C

Diketahui data nilai

84 82 72 70 72 80 62 96 86 68

68 87 89 85 82 87 85 84 88 89

67 91 82 73 77 80 78 76 86 83

70 86 88 79 70 81 85 88 61 80

52 84 93 78 75 71 99 81 86 83

87 90 58 89 60 79 77 72 83 87

83 79 55 97 74 71 86 75 83 63

82 70 90 95 92 75 85 83 71 88

Tentukanlah: Mean, Median, Modus, Kuartil pertama

PEMBAHASAN

Menyajikan data A ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan jangkauan data.


R = xmax - xmin
= 99 – 52
= 47
2. Menentukan Banyak Kelas Interval
Untuk menetapkan banyak kelas interval, dapat digunakan aturan
Sturges yaitu sebagai berikut ini :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3, 3 x log 80
= 1 + 6, 28
= 7, 28 (dibulatkan menjadi 7)
Jadi banyak kelas intrerval dari data A adalah sebanyak : 7 kelas interval.
3. Panjang Kelas Interval
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
Panjang kelas =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
47
=
7
= 6, 71
Jadi, Panjang kelas kita tetapkan 7.
4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama yaitu sama dengan data terkecil yaitu 52
5. Menyusun Tabel distribusi frekuensi
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Mahasiswa

Nilai Mahasiswa Frekuensi


52 – 58 3
59 – 65 4
66 – 72 13
73 – 79 13
80 – 86 27
87 – 93 16
94 – 100 4
Jumlah 80

1) Menghitung Mean
Nilai Mahasiswa fi xi fi . xi
52 – 58 3 55 165
59 – 65 4 62 248
66 – 72 13 69 897
73 – 79 13 76 988
80 – 86 27 83 2241
87 – 93 16 90 1440
94 – 100 4 97 388
Jumlah 80 6367

Menghitung mean (rata-rata hitung)

∑ 𝑓𝑖 . 𝑥𝑖
𝑥̅ = ∑ 𝑓𝑖
6367
=
80

= 79, 587

= 79, 59

Jadi, rata-rata tinggi badan adalah 79, 59

2) Median
Nilai median terletak pada interval kelas 80 – 86
Maka diperoleh nilai median yaitu:
1
2
𝑛 −𝐹
Me = b + p ( )
𝑓

40 −33
= 79, 5 + 7 ( )
27
= 79, 5 + 1, 81
= 81, 31
Jadi, median nilai mahasiswa tersebut adalah 81, 31
3) Modus
Modus data tersebut ada di interval kelas 80 - 86 karena memiliki frekuensi terbanyak.
𝛿1
Mo = b + 𝑥𝑃
𝛿1 +𝛿2

14
= 79, 5 + 𝑥7
14+11

= 79, 5 + 3, 92

= 83, 42

Jadi, modus data tinggi badan tersebut adalah 83, 42

4) Kuartil pertama
Nilai median terletak pada interval kelas 73 – 79
Maka diperoleh nilai kuartil pertama yaitu:
1
4
𝑛 −𝐹
K1 = b + p ( )
𝑓

20 −20
= 79, 5 + 7 ( )
13

= 79, 5 + 0
= 79, 5

Jadi, kuartil pertama nilai mahasiswa tersebut adalah 79, 5

BAGIAN D

Pada materi utama , telah dibahas mengenai Tautology, kontradiksi, dam kontingensi.
Buktikanlah:

a. [(𝑝 → 𝑞)⋀ (~𝑞⋁ 𝑟)] → (𝑝 → 𝑟) merupakan tautology

b. ∼ [(∼ 𝑝 → 𝑟)⋁ (𝑝 →∼ 𝑞)]⋀ 𝑟 merupakan kontingensi

2. Carilah dan buktikan pola bilangan untuk permasalahan berikut ini:


Pertandingan sepak bola yang diikuti sebanyak n kesebelasan dan menggunakan
a. sistem kompetisi penuh
b. sistem setengah kompetisi

3. Pada pelaksanaan PPG seluruh peserta diminta untuk membuat RPP untuk eklas II, III
dan IV. Dari 120 peserta PPG, 100 orang telah menyelesaikan RPP kelas II, kelas III,
dan Kelas IV, 20 orang menyelesaikan RPP kelas II dan kelas III, 25 orang
menyelesaikan RPP kelas III dan IV, 15 orang menyelesaikan RPP kelas II dan IV.
Sementara itu, 65 orang membuat RPP kelas II, 45 orang membuat RPP kelas III, dan
42 orang membuat RPP Kelas IV.
Dari permasalahan tersebut berapakah banyaknya peserta yang belum menyelesaikan
satupun RPP yang harus dibuat? Ilustrasikan dengan menggambar diagram venn

4. Gambarlah grafik fungsi y = x2 -6x + 8 yang berpotongan dengan grafik fungsi y = 7-


4x! Tentukan titik perpotongan grafik tersebut!

JAWABAN

Nomor 1.

a. [(𝑝 → 𝑞)⋀ (~𝑞⋁ 𝑟)] → (𝑝 → 𝑟) merupakan tautology

P q r ~q p →q ~q v r P↔r X^Y (X ^ Y) → z
B B B S B B B B B
B B S S B S S S B
B S B B S B B S B
B S S B S B S S B
S B B S B B B B B
S B S S B S B S B
S S B B B B B B B
S S S B B B B B B

Berdasarkan tabel kebenaran diatas, dapat dibuktikan bahwa memiliki nilai kebenaran benar semua.
Sehingga pernyataan tersebut termasuk Tautology.

b. ∼ [(∼ 𝑝 → 𝑟)⋁ (𝑝 →∼ 𝑞)]⋀ 𝑟 merupakan kontingensi

P q r ~p ~q p →~ q ~p→r y v x z ^r ~( z ^ r )
B B B S B B B B B S
B B S S B S S S B B
B S B B S B B S B S
B S S B S B S S B B
S B B S B B B B B S
S B S S B S B S B B
S S B B B B B B B S
S S S B B B B B B B

Nomor 2 :

a. Sistem kompetisi penuh


Sistem pertandingan menggunakan sistem kompetisi penuh (setiap kesebalasan
masing-masing bertanding 2 kali dengan kesebelasan-kesebelasan lainnya, yaitu satu kali
bertanding di daerah sendiri dan satu kali lagi bertanding di daerah lawan).

Tahap pertama yang harus kita lakukan adalah membuat tabel pertandingan yang dapat
dibuat adalah sebagai berikut:

No
1 2 3 4 5 …. 15
kesebelasan
1
2
3
4
5

15

Tabel selanjutnya dibuat berdasarkan banyaknya bertandingan yang terjadi, seperti berikut.

Banyak Kesebelasan Pertandingan yang


terjadi
1 0
2 2
3 6
4 12
5 ..
..
15 7
Tabel tersebut jika dikembangkan seperti berikut

Banyak Kesebelasan Pertandingan Pola operasi hitung


yang terjadi
1 0 1x0
2 2 2x1
3 6 3x2
4 12 4x3
.. .. …
15 … 15 x 14
n .. n x (n-1 )

Jawabnya adalah (n – 1) x n kejadian pertandingan.

b. Sistem setengah kompetisi

Sistem pertandingan setengah kompetisi : yaitu pertandingan yang diikuti oleh semua peserta
saling ketemu (bertanding) satu kali.

Banyak Kesebelasan Pertandingan


yang terjadi
1 0
2 1
3 3
4 6
.. ..
15 …
n ..

𝒏(𝒏−𝟏)
Jawabnya adalah 𝟐

Nomor 3

a. RPP II : 65 orang
b. RPP III : 45 orang
c. RPP IV : 25 orang II dan III

. 30 .
20 15

0 25 2
B C

Jadi, dari 120 orang, ada 28 orang yang belum lulus

Nomor 4.
Untuk menggambar grafik y=7−4x
# cari titik potong terhadap sumbu-x sehingga y=0.
y=7−4x
0=7−4x
4x=7
x=74
Titik potong terhadap sumbu-x adalah (74,0).

## cari titik potong terhadap sumbu-y sehingga x=0.


y=7−4x
y=7−4(0)
y=7
Titik potong terhadap sumbu-y adalah (0,7).
Dengan menghubungkan kedua titik tersebut dapatlah grafik y=7−4x.

# cari titik potong terhadap sumbu-x sehingga y=0.


y=x2−6x+8
0=x2−6x+8
0=(x−4)(x−2)
x=4 atau x=2
Titik potong terhadap sumbu-x adalah (4,0) dan (2,0)

##cari titik potong terhadap sumbu-y sehingga x=0.


y=x2−6x+8
y=02−6(0)+8
y=8
Titik potong terhadap sumbu-y adalah (0,8).

###cari titik puncak xp,yp dari y=x2−6x+8


xp=−b2a
xp=−−62(1)
xp=−3
xp=−3 ini juga disebut dengan sumbu simetri.

yp=−D4a
xp=−b2−4ac4a
xp=−(−6)2−4(1)(8)4(1)
xp=−36−324=1
Titik puncak y=x2−6x+8 adalah −3,1

Dengan menghubungkan ketiga titik diatas dengan garis melengkung dengan sumbu simetri xp=−3
dapatlah grafik y=x2−6x+8.

Jika di gambar y=x2−6x+8 dan y=7−4x ,maka :


Untuk mencari titik potongnya, substitusikan kedua kurva y=x2−6x+8 dan y=7−4x.
y=y
x2−6x+8=7−4x
x2−6x+4x+8−7=0
x2−2x+1=0
(x−1)(x−1)=0
x=1
Maka saat x=1 nilai y=7−4x=7−4(1)=3.
Titik perpotongan grafik adalah (1,3).
BAGIAN E

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD
Kelas/ Semester : II/ 1 (Satu)
Tema : Bermain di Lingkunganku
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Matematika
Kompetensi Dasar:
2.2 Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika, yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari
100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkret.
4.5 Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian, waktu, panjang, berat benda dan uang, selanjutnya
memeriksa kebenaran jawaban.

Indikator:
2.2.1 Menunjukkan rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika, yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.

3.2.1 Menghitung operasi perkalian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui
kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkret.
4.5.1 Mengkorelasikan pemecahan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan perkalian.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan media ACAPELA, siswa dapat menghitung operasi perkalian
bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 dengan tepat.
2. Dengan menggunakan media ACAPELA, siswa dapat mengkorelasikan pemecahan
masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan perkalian dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
Perkalian

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran


Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
Pendekatan : Scientific (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, eksperimen,
mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan).

F. Media dan Sumber Belajar


1. Media : Media ACAPELA
2. Sumber:
Mustoha, Amin dkk.2008. Senang Matematika 2. Semarang: CV Aneka Ilmu.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam 10 Menit
kepada siswa dan menanyakan kabar mereka.
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa
3. Guru mengkomunikasikan kehadiran siswa
4. Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu:

Belajar Perkalian

Ayo kita belajar bab perkalian


Perkalian sama halnya dengan penjumlahan
Penjumlahannya secara berulang
Coba hitung empat dikalikan tiga
Pensil sebanyak tiga didalam empat kantong
Ayo cari hasilnya ada berapa?

5. Guru menyampaikan tema/tujuan pembelajaran yang


akan dicapai dari kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati 7 buah amplop yang ditunjukkan 50 Menit
guru dihadapan siswa. (mengamati)
2. Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan
kelas, diharapkan memunculkan rasa percaya diri.
3. Siswa mengamati jumlah kacang yang ada didalam
amplop. (mengamati)
4. Siswa menghitung jumlah kacang yang ada didalam
amplop. (mencoba)
5. Siswa mendiskusikan materi bersama guru melalui
penghitungan kacang yang ada didalam amplop.
(menalar)
6. Siswa membentuk kelompok secara heterogen
(sesuai dengan tingkat akademik, jenis kelamin, suku
dll) dengan bimbingan guru.
7. Siswa mengambil 1 set amplop dan 1 bungkus
kacang.
8. guru membagikan lembar diskusi pada masing-
masing kelompok,diharapkan memunculkan
perhatian.
9. Siswa mendengarkan petunjuk yang dijelaskan oleh
guru. (mengamati)
10. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya. (menalar)
11. Siswa membacakan hasil diskusinya dihadapan
siswa yang lain. (mengkomunikasikan)
12. Dalam kegiatan pembelajaran, guru membimbing
siswa yang mengalami kesulitan dan memberi
klarifikasi jika terjadi kesalahan konsep.
Penutup 1. Guru meminta siswa untuk menyebutkan materi 10 Menit
yang sudah dipelajari (refleksi)/ membuat
rangkuman/ simpulan
2. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan
hal yang belum jelas
3. Guru memberikan tes tertulis
4. Guru memberikan tugas rumah
5. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pertemuan selanjutnya.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap = Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan = Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan = Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Lembar Penilaian Sikap
Minggu ke-……. Bulan …………2019 Subtema ………….
Perubahan Tingkah Laku
Ketertarikan pada
Nama Peserta Rasa ingin tahu Teliti
No matematika
Didik
BT T M BT T C BT T M
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Chalimatus
2. Shenna
3. Doni
Keterangan :
BT : Belum Terlihat
T : Terlihat
M : Menonjol
Berilah dengan tanda centang () pada kolom yang sesuai.

b. Lembar Penilaian Pengetahuan


Penilaian Matematika dengan Tes Tertulis

Ayo Hitunglah Hasil Perkalian Bilangan Berikut dengan Tepat!

1. 4x2 = …..
2. 5x4 = …..
3. 6x3 = …..
4. Perhatikan gambar di bawah ini!

….. x ….. = …..

5. Di halaman ada 4 ekor ayam. Hitunglah berapa banyak kaki 4 ekor ayam?
PENILAIAN

NILAI = Jumlah jawaban yang benar x 20


= 5 x 20
= 100

c. Lembar Penilaian Keterampilan


Penilaian Unjuk Kerja Matematika
Penskoran
Aspek
4 3 2 1
Ketelitian Teliti dalam Sebagian teliti Kurang teliti Tidak teliti
hitungan menghitung dalam dalam dalam
soal menghitung menghitung menghitung
matematika soal soal soal
matematika matematika matematika
Ketepatan dapat dapat dapat Tidak dapat
jawaban menjawab menjawab menjawab menjawab
semua soal sebagian soal sebagian kecil soal
matematika matematika soal matematika
dengan tepat dengan tepat matematika dengan tepat
dengan tepat

Penilaian
NILAI = Jumlah skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal
= 8 x 100
8
= 100

Kismantoro, 12 Mei 2019


Mengetahui,
Kepala SDN 1 Miri Guru Kelas

PARJI,S. Pd.,SD Robbaningrum Julia WA.


NIP. 19600620 198906 2 003

Anda mungkin juga menyukai