Anda di halaman 1dari 8

Zootec Vol. 38 No.

2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

INFESTASI CAPLAK PADA SAPI DI DESA TOLOK KECAMATAN TOMPASO


KABUPATEN MINAHASA

Gabriel B. Patodo, M.J. Nangoy*, G.J.V. Assa, A. Lomboan

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado.

ABSTRAK caplak/sapi, leher rata-rata 5,55 ekor


caplak/sapi, punggung rata-rata 3,40 ekor
Caplak adalah salah satu ektoparasit caplak/sapi, abdomen rata-rata 4,44 ekor
yang sering ditemui dan dapat menurunkan caplak/sapi, dan kaki 1,11 ekor
kualitas dan kuantitas produk peternakan. caplak/sapi. Preferensi infestasi
Kerugian yang ditimbulkan akibat infestasi berdasarkan jenis kelamin ditemukan
caplak yaitu kerusakan kulit lokal, anemia, betina lebih tinggi (rata-rata 32,05 ekor
kelumpuhan akibat toksin, dan media caplak/sapi) bila dibandingkan jantan
transmisi penyakit. (20,65 ekor caplak/sapi). Preferensi
Penelitian infestasi caplak pada infestasi caplak berdasarkan umur ternak
ternak sapi di Desa Tolok, Kecamatan ditemukan pedet lebih tinggi (27,00 ekor
Tompaso, Kabupaten Minahasa telah caplak/sapi) bila dibandingkan dengan
dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dewasa (26,15 ekor caplak/sapi).
menggunakan ternak sapi sejumlah 53
ekor untuk menghitung prevalensi, Kata kunci : Infestasi, Caplak.
preferensi menurut bagian tubuh, jenis
kelamin, dan umur. Pengambilan caplak ABSTRACT
dilakukan pada bagian kepala, leher,
punggung, abdomen, selangkangan, ekor, INFESTATION OF TICKS ON
dan kaki dengan menggunakan pinset pada CATTLE IN TOLOK VILLAGE
siang hari. Sampel diawetkan dalam botol TOMPASO DISTRICT, MINAHASA.
berisi alkohol 70%. Penghitungan caplak The tick is one of the most commonly
dilakukan di laboratorium Fakultas encountered ectoparasites on livestock and
Peternakan, Universitas Sam Ratulangi can degrade its quality and quantity
Manado. Hasil penelitian menunjukkan significantly. Risks caused by tick
bahwa prevalensi infestasi caplak di Desa infestation include local skin damage,
Tolok 100% ( semua sapi yang diamati anemia, paralysis due to toxins, and
terinfestasi oleh caplak). Preferensi disease transmission.
infestasi caplak pada bagian tubuh A research project on tick
ditemukan paling tinggi di selangkangan infestation was conducted for 1 (one)
rata-rata 6,70 ekor caplak/sapi bila month in Tolok Village of the Minahasa
dibandingkan dengan bagian tubuh lain District due to counted the prevalence of
yakni; kepala rata-rata 1,75 ekor tick infestation on cattle, the preference of
caplak/sapi, kepala rata-rata 1,75 ekor tick infestation based on body parts, sex
caplak/sapi, leher rata-rata 5,55 ekor and age.
caplak/sapi, punggung rata-rata 3,40 ekor The research used the survey
caplak/sapi, abdomen rata-rata 4,44 ekor method, in which tick samples were
caplak/sapi, kepala rata-rata 1,75 ekor collected during the day, preserved in a
70% alcohol solution, and then counted in
the laboratory of Faculty of Animal
*Korespondensi (Corresponding Authot)
Science, Sam Ratulangi University of
Email : mnangoy@unsrat.ac.id
Manado. The results showed that tick

306
Zootec Vol. 38 No. 2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

infestation on cattle in Tolok Village pengafkiran karkas di rumah potong


yielded 100% prevalence (all the cattle
hewan (Seddon, 1952).
observed (n=53) were infested by ticks).
Infestation preference based on body parts Secara umum sistem pemeliharaan
showed the highest on the crotch region
ternak sapi terdiri atas intensif, semi
(average 6,70 ticks) compared on the head
( average 1,75 ticks ), the neck (average intensif dan ekstensif. Sistem ekstensif
5,55 ticks), the back ( average 3,4 ticks),
yang menekankan lahan pengembalaan
4,44 ticks on the abdomen ( average 4,44
ticks), and the legs (1,11 ticks). Infestation sebagai sumber pakan, bersifat rawan dan
preference based on sex showed the
mudah terkena ektoparasit seperti caplak.
highest on female (32,05 ticks) compared
on male (20,65 ticks). Finally, based on Caplak memiliki kemampuan hidup yang
the cattles’ age, the infestation preference
tahan terhadap perubahan lingkungan dan
were a average of 27 ticks on calfs and
26,15 ticks on adult cattles. Higher hidup di rumput. Infestasi caplak dapat
infestation preference was found in calfs
ditentukan melalui pengamatan secara
rather than adult cattle.
langsung di lapangan pada permukaan
Keywords: Infestation, Tick.
kulit sapi. Sapi dikatakan terinfestasi
dimulai ketika caplak mengisap darah
PENDAHULUAN
yang dapat menimbulkan kerusakan pada
Caplak adalah salah satu ektoparasit kulit hingga menimbulkan kematian (Wall
yang sering ditemui dan mampu dan Shearer, 2001). Studi kasus infestasi
menurunkan kualitas dan kuantitas produk caplak pada sapi di Kota Banjarbaru
peternakan. Diperkirakan 80% ternak di ditemukan bahwa 89 ekor (48%) dari 187
seluruh dunia terserang caplak (Stacey et ekor sapi kurus yang dipelihara secara
al., 1978). Kerugian yang ditimbulkan intensif maupun semi intensif terinfestasi
akibat caplak yaitu kerusakan kulit lokal caplak (Sulistyaningsih, 2016).
akibat luka, anemia (kurang darah), kurus, Desa Tolok, Kecamatan Tompaso,
dan media transmisi penyakit (Barnett, Kabupaten Minahasa cukup banyak
1968). Peternak juga mengalami kerugian peternakan rakyat yang memelihara sapi
ekonomi karena terjadi hal-hal seperti secara ekstensif atau tradisional. Pada
penambahan biaya produksi untuk umumnya sapi dalam kondisi kurus dan
pengobatan, pakan, tenaga kerja, ditemukan luka pada bagian tubuh,
penurunan jumlah sapi akibat kelemahan, sehingga diduga sapi tersebut terinfestasi
penurunan fertilitas pejantan, penurunan caplak.
berat badan, keguguran, kematian, dan

307
Zootec Vol. 38 No. 2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

MATERI DAN METODE Variabel penelitian ini adalah :


PENELITIAN 1. Prevalensi infestasi caplak menurut
Husna (2014) yaitu:
Penelitian ini dilaksanakan selama 1
(satu) bulan di Desa Tolok, Kecamatan X 100%

Tompaso, Kabupaten Minahasa. Tahap


2. Preferensi infestasi caplak menurut
penelitian diawali dengan pra penelitian
bagian tubuh sapi dengan cara
selama 1 (satu) minggu, pada tanggal 8 -
menghitung dan membandingkan rata-
14 September 2017 dan penelitian selama
rata caplak di setiap bagian tubuh sapi.
3 (tiga) minggu, pada tanggal 21
3. Preferensi infestasi caplak menurut
September - 11 Oktober 2017.
jenis kelamin sapi, dengan cara
Ternak sapi yang digunakan dalam
menghitung dan membandingkan rata-
penelitian ini berjumlah 53 ekor milik dari
rata caplak pada sapi jantan dan betina.
petani dan peternak Desa Tolok.
4. Preferensi infestasi caplak menurut
Alat dan bahan yang digunakan yaitu:
umur dengan cara menghitung dan
pinset, sarung tangan, jas laboratorium,
membandingkan rata-rata caplak pada
kaca pembesar, botol sampel, alkohol
sapi pedet dan dewasa.
70%, cawan petri, kalkulator, alat tulis
menulis, dan kamera. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode survey. Prevalensi Infestasi Caplak Pada Sapi

Pengumpulan sampel caplak dilakukan Menurut Armaidi (2016) prevalensi

pada siang hari dengan menggunakan adalah jumlah keseluruhan kasus yang

pinset yang secara berurutan dimulai dari terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu

bagian kepala, leher, punggung, perut atau wilayah. Untuk mengetahui prevalensi

abdomen, selangkangan dan kaki. Sampel digunakan rumus sebagai berikut (Husna,

yang terkumpul dimasukkan ke dalam 2014):

botol yang berisi alkohol 70% dan berlabel Prevalensi = X 100% = 100%
tentang nomor ternak, bagian tubuh ternak,
Keterangan :
dan tanggal pengambilan sampel. Sampel
jumlah sapi yang terinfestasi yaitu 53 ekor.
yang terkumpul dilakukan pengamatan dan
jumlah sapi yang diamati 53 ekor.
penghitungan di laboratorium Fakultas Hasil penelitian prevalensi infestasi caplak
Peternakan, Universitas Sam Ratulangi pada sapi diperoleh bahwa 100%
Manado.

308
Zootec Vol. 38 No. 2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

terinfestasi caplak. Jenis caplak yang 187 ekor sapi terinfestasi caplak. Begitu
ditemukan dapat dilihat pada gambar 1. juga dengan studi kasus infestasi caplak
pada sapi lokal Aceh oleh Leliana dan
Rizalsyah (2015). Sebanyak 550 caplak
dewasa dikumpulkan dari tubuh 500 ekor
Gambar 1. Caplak pada sapi sapi. Prevalensi infestasi caplak pada sapi
Prevalensi infestasi caplak pada sapi di lokal Aceh yaitu 47,6%. Penelitian yang
Desa Tolok 100% karena berdasarkan dilakukan oleh Manurung (2002) tentang
hasil pengamatan pada umumnya topografi studi kasus infestasi caplak di Kecamatan
wilayah desa ini berada pada areal padang Ciracap, Jawa Barat, sapi yang terinfestasi
rumput yang sangat luas dan memiliki caplak yaitu 44%, yaitu 82 ekor dari 187
kelembaban antara 84% - 87%. ekor sapi yang dimiliki oleh 45 orang
Kelembaban yang tinggi dan area padang peternak. Begitu juga dari Kecamatan
rumput sangat cocok bagi perkembangan Surade, Jawa Barat, infestasi caplak pada
parasit seperti caplak. Little (1963) sapi adalah 30%, yaitu 32 ekor dari 107
menyatakan hampir seluruh sapi yang ekor sapi yang juga dimiliki oleh 45 orang
dilepas di padang pengembalaan di peternak.
Indonesia terserang berbagai jenis caplak.
Begitu juga dengan Subronto (2006) Preferensi Infestasi Caplak Menurut
menyatakan daerah tropis yang memiliki Bagian Tubuh
kelembaban tinggi dan sinar matahari yang Hasil penelitian tentang preferensi
kurang mampu menembus pepohonan, atau tingkat kesukaan infestasi caplak
merupakan faktor serasi bagi menurut bagian tubuh sapi disajikan dalam
perkembangan larva termasuk caplak. Tabel 1. Data menunjukkan semua bagian
Prevalensi infestasi caplak pada tubuh terinfestasi caplak. Infestasi caplak
sapi di Desa Tolok tertinggi bila di bagian tubuh tertinggi terdapat pada
dibandingkan dengan beberapa daerah selangkangan dengan rata-rata 6.70 ekor
yang lain di Indonesia. Penelitian studi caplak/sapi sedangkan bagian tubuh
kasus infestasi caplak pada sapi di Kota terendah berada pada bagian kaki dengan
Banjarbaru oleh Sulistyaningsih (2016) rata-rata 1,11 ekor caplak/sapi.
menyatakan jumlah sapi milik 45 orang Tingginya infestasi caplak di
peternak di 3 kecamatan Kota Banjarbaru bagian selangkangan, karena bagian ini
yaitu Landasan Ulin, Guntung Payung dan merupakan tempat yang lembab serta
Cempaka sebanyak 89 ekor (48%) dari

309
Zootec Vol. 38 No. 2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Tabel 1. Infestasi caplak pada bagian tubuh sapi.


Bagian Kepala Leher Pungggung Abdomen Selangkangan Kaki
Rata-Rata (Ekor 1,75 5,55 3,40 4,44 6,70 1,11
caplak/sapi)

tempat berlindungnya caplak dari membawa oksigen ke jaringan-jaringan


inangnya. Menurut Hadi dan Soviana tubuh dan plasma protein induk semang.
(2000) caplak memiliki organ sensorik Pada bagian kaki jarang ditemukan
yang berfungsi sebagai reseptor caplak karena bagian ini bebas atau
kelembaban, kimia dan mekanis. Fungsi terbuka untuk para predator caplak seperti
kimia berfungsi untuk melacak kimia semut. Barnett (1968) menyatakan
darah yang menjadi makanan caplak, predator sejenis semut api (Pheidole
sehingga caplak menemukan tempat yang megachepala) merupakan predator caplak
tepat untuk berinfestasi. Fungsi mekanis terkenal. Sekumpulan semut api akan
biasanya berperan dalam mencari tempat menghalangi larva yang naik ke tubuh sapi
berlindung yang aman dari gangguan luar. dengan cara membunuh larva caplak
Fielden dan Rechav (1994) juga tersebut dan memakannya. Semut ini juga
menyatakan caplak memerlukan bagian mengganggu proses pengisapan darah
kulit yang tipis dan area terlindung pada pada caplak di tubuh sapi
inang untuk memudahkan proses
penghisapan darah. Menurut Willadsen et Preferensi Infestasi Caplak Keras
Menurut Jenis Kelamin
al. (1984) bahwa caplak tidak menghisap
darah begitu saja. Caplak juga Hasil rata-rata preferensi atau
mempertimbangkan kepekatan komponen tingkat kesukaan infestasi menurut jenis
kandungan darah yang dihisapnya, seperti kelamin sapi disajikan pada Tabel 2.
darah merah yang paling banyak

Tabel 2. Infestasi caplak berdasarkan jenis kelamin sapi.

Jenis Kelamin Rata-Rata (Ekor caplak/sapi)


Jantan 20,65
Betina 32,05

310
Zootec Vol. 38 No. 2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Sapi betina terinfestasi caplak lebih tinggi umur sapi disajikan pada Tabel 3. Dalam
bila dibandingkan dengan sapi jantan. tabel tersebut pedet terinfestasi caplak
Caplak pada sapi betina diperoleh rata-rata lebih tinggi dari pada dewasa. Pedet
32,05 ekor caplak/sapi, sedangkan sapi dengan umur dibawah 18 bulan diperoleh
jantan 20,65 ekor caplak/sapi. Sapi betina rata-rata 27,00 ekor caplak/sapi,
lebih banyak terinfestasi caplak karena sedangkan dewasa umur diatas 18 bulan
dari hasil pengamatan terdapat beberapa diperoleh rata-rata 26,15 ekor caplak/sapi.
sapi betina yang bunting dan baru Hasil penelitian ini sejalan dengan
melahirkan. Menurut Bandini (1999) pendapat Benavides dan Sacco (2007)
parasit dengan jumlah yang banyak pada yang menyatakan bahwa
salah satu jenis kelamin kemungkinan secara umum pedet lebih sering terkena
dipengaruhi oleh faktor stres. Sapi betina serangan parasit dibandingkan sapi
sering mengalami stres bila dibandingkan dewasa. Treverrow (1977) menyatakan
dengan sapi jantan. Proses bunting, pula bahwa larva caplak biasanya
melahirkan dan laktasi umumnya berkumpul pada ujung tumbuhan agar
menyebabkan stres pada sapi betina. mudah berpindah apabila bersentuhan
Adanya faktor stres ini menimbulkan dengan sapi. Selanjutnya larva melekatkan
perubahan hormonal pada sapi tersebut diri dan mengisap darah. Pedet bertubuh
dan ketidak seimbangan imunitas sapi. pendek, berkeliaran secara aktif di padang
gembalaan berpotensi bersentuhan dengan
Preferensi Infestasi Caplak Keras ujung-ujung rumput yang ber larva caplak.
Menurut Umur
Kondisi ini menyebabkan pedet mudah
Hasil rata-rata preferensi atau terserang caplak.
tingkat kesukaan infestasi caplak menurut

Tabel 3. Infestasi caplak berdasarkan umur sapi.

Sapi Pedet dan Dewasa Rata-Rata (Ekor Caplak/sapi)


Pedet (18 Bulan <) 27,00
Dewasa (18 Bulan >) 26,15

311
Zootec Vol. 38 No. 2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

KESIMPULAN
Hadi, U.K. dan S, Soviana. 2000.
Ektoparasit: Pengenalan,
Berdasarkan hasil dan pembahasan Diagnose, Dan Pengendalian. IPB
Press. Bogor
disimpulkan bahwa :
1. Prevalensi infestasi caplak pada sapi Husna, S. 2014. Efektivitas Insektisida
Terhadap Larva Caplak Sapi
di Desa Tolok memperoleh hasil
(Boophilus microplus) Peternak
100%. Sapi Potong Di Jonggol Kabupaten
Bogor. Skripsi. Fakultas
2. Preferensi infestasi caplak pada
Kedokteran Hewan, Institut
bagian tubuh tertinggi adalah pada Pertanian Bogor, Bogor Oktober
2014.
bagian selangkangan.
3. Preferensi infestasi caplak sapi betina Leliana, T. dan Rizalsyah. 2015. Infestasi
caplak Ixodidae pada sapi lokal
lebih tinggi dari pada jantan.
Aceh di Balai Pembibitan Ternak
4. Preferensi infestasi caplak sapi pedet Unggul Dan Hijauan Pakan Ternak
(Bptu-Hpt) Indrapuri Kabupaten
lebih tinggi dari pada sapi dewasa.
Aceh besar. Jurnal JESBIO Vol
IV(2): 10-13
DAFTAR PUSTAKA
Little, D. A. 1963. The effect of cattle
tick infestation on the growth rate
Armaidi, D. 2016. Epidemiologi penyakit of cattle. Australian Veterinary,
menular dan penyakit tidak Journal, Vol 39(1): 6-10
menular. JMJ 4(2): 195-202
Manurung, J. 2002. Studi prevalensi
Bandini, Y. 1999. Sapi Bali. Jakarta (ID): infeksi caplak pada sapi di
Penebar Swadaya. Kecamatan Ciracap dan
Kecamatan Surade Kabupaten
Benavides, M.V dan M.S. Sacco. 2007. Sukabumi Jawa Barat serta cara-
Differential Bos taurus cattle cara peternak menanggulanginya.
response to Babesia bovis Prosiding. Seminar Nasional
infection. Vet Parasitol 150(1-2): Teknologi Peternakan dan
54-64. Veteriner. Hal 65-73.

Barnett, G.F. 1968. Boophilus microplus Seddon, H.R. 1952 . Diseases of


(Acarina : Ixodidae): experimental Domestic Animals In Australia.
infestation in cattle restrained from Part 3, Protozoan and viral
grooming. Exp. Paracitol 26(3): diseases, Catalogue, Canberra
323-328.
Stacey, B.R, R.E. Williams, R.G.
Fielden, L.J. dan Y, Rechav. 1994. Buckner and J.A. Hair. 1978.
Attachment sites of the tick Changes in weight and blood
Amblyomma marmoreum on its composition of hereford and
tortoise host Geochelone pardalis. brahman steers in drylot and
Experimental and appl. Acarology infeted with adult gulf coast ticks.
18(6): 339-349.

312
Zootec Vol. 38 No. 2 : 306 – 313 (Juli 2018) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Journal Econ Entomol 71(6): 967-


970. Treverrow, N.L. 1977. Aggregation
pheromone in two Australian hard
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit ticks, Ixodes holocyclus and
Dan Mikroba Pada Anjing Dan Aponomma concolor. Cellular and
Kucing. Yogyakarta, Gadjah Mada Molecular Life Sciences, Vol
University Press. 33(5): 680-682

Sulistyaningsih, S. 2016. Studi kasus Wall, R. and D. Shearer. 2001.


infestasi caplak Boophilus Veterinary Ectoparasites: Biology,
Microplus pada sapi potong di Pathology, & Control Second
Kota Banjarbaru. Prosiding. Edition. London.
Seminar Nasional Inovasi
Teknologi Pertanian. Hal 1320- Willadsen, P., D.H. Kemp and R.V.
1327. Mckenna. 1984. Blood Meal
Ingestion And Utilization As
Timmreck, T. 2001. Epidemiologi Component Of Host Specificity In
penyakit menular dan penyakit The Cattle Tick, Boophilus
tidak menular. JMJ 4(2): 195-202,. microplus. Z. Parazitenkunde 70:
415-420.

313

Anda mungkin juga menyukai