Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom
beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom
mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang
bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama
lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton
dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah
proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan
ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti
atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom
tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Hukum-hukum mekanika klasik seperti Hukum Newton dapat
menjelaskan materi berukuran makro dengan akurat. Akan tetapi, hokum
tersebut tidak mampu menjelaskan gejala yang ditimbulkan oleh materi
berukuran mikro, seperti elektron, atom, atau molekul. Materi berukuran
mikro hanya dapat dijelaskan dengan teori mekanika kuantum. Teori atom
berdasarkan mekanika kuantum dirumuskan oleh Werner Heisenberg dan
Erwin Schrodinger. Selain itu, sumbangan pemikiran terhadap teori ini
diberikan juga oleh Paul Dirac, Max Born, dan Pauli. Keunggulan teori atom
mekanika kuantum dapat menjelaskan materi berskala mikro seperti elektron
dalam atom sehingga penyusunan (keberadaan) elektron dalam atom dapat
digambarkan melalui penulisan konfigurasi elektron dan diagram orbital.
Apasaja bilangan kuantum dalam mekanika kuantum? Apa saja jenis orbital
atom? menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital? Pertanyaan-
pertanyaan yang timbul tersebut berusaha penulis jelaskan dalam makalah ini

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud bilangan kuantum?
1.2.2 Apa saja jenis orbital atom ?
1.2.3 Bagaimana konfigurasi elektron dalam orbital?

1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian bilangan kuantum
1.3.2 Menjelaskan jenis orbital atom
1.3.3 Menjelaskan bagaimana menentukan konfigurasi elektron dalam
orbital

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil oleh penulis maupun pembaca
makalah ini ialah bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan
penulis tentang struktur elektronik atom.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bilangan Kuantum
Persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger memperjelas kemungkinan
ditemukannya elektron melalui bilangan-bilangan kuantum. Daerah paling
mungkin ditemukannya elektron disebut orbital, sehingga bilangan-bilangan akan
memperjelas posisi elektron dalam atom.
Pada teori atom mekanika kuantum, untuk menggambarkan posisi elektron
digunakan bilangan-bilangan kuantum. Daerah kemungkinan elektron berada
disebut orbital. Orbital memiliki bentuk yang berbeda-beda.
Terdapat empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan
kuantum utama (n), bilangan kuantum Azimut (I), bilangan kuantum magnetic
(m) dan bilangan kuantum spin (s).
1). Bilangan Kuantum Utama
Di dalam model atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan
stasioner dengan tingkat energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan
bilangan kuantum utama dari elektron. Bilangan kuantum utama dinyatakan
dengan lambang n sebagaimana tingkat energi elektron pada lintasan atau kulit
ke-n.
Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit
elektron di dalam atom. Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron
yang dapat menempati satu lintasan atau kulit berdasarkan persamaan berikut.
Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2
Tabel 2.1 Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama.
Jenis Kulit Nilai (n)
K 1
L 2
M 3
N 4

2). Bilangan Kuantum Azimut (l)


Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum
sudut. Efek Zeeman yang teramati ketika atom berada di dalam medan magnet

3
berkaitan dengan orientasi atau arah momentum sudut dari gerak elektron
mengelilingi inti atom. Terpecahnya garis spektum atomik menandakan orientasi
momentum sudut elektron yang berbeda ketika elektron berada di
dalam medan magnet.
Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada
dan bentuk orbital, serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap
inti. Banyaknya subkulit tempat elektron berada tergantung pada nilai bilangan
kuantum utama (n). Nilai bilangan kuantum azimut dari 0 sampai dengan (n – 1).
Bila n = 1, maka hanya ada satu subkulit yaitu l = 0. Sedangkan n = 2, maka ada
dua subkulit yaitu l = 0 dan l = 1.Jika dibuat dalam tabel maka akan tampak
sebagai berikut :

Tabel 2.2 Hubungan bilangan kuantum utama dan azimut serta subkulit.
Bilangan kuantum Bilangan Kuantum Banyaknya Subkulit
Utama (n) Azimut (l)
1 0 1
2 0 2
1
3 0 3
1
2
4 0 4
1
2
3

Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:


l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)

Tabel 2.3 Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom.
Kulit Nilai n Nilai l Jenis Subkulit
K 1 0 1s
L 2 0 2s
1 2p

4
M 3 0 3s
1 3p
2 3d
N 4 0 4s
1 4p
2 4d
3 4f

3). Bilangan Kuantum Magnetic (m)


Momentum sudut elektron L merupakan sebuah vektor. Jika vektor
momentum sudut L diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z secara
tiga dimensi akan didapatkan besar komponen momentum sudut arah sumbu-z
dinyatakan sebagai Lz. bilangan bulat yang berkaitan dengan besar Lz adalah m.
bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik. Karena besar Lz bergantung pada
besar momentum sudut elektron L, maka nilai mjuga berkaitan dengan nilai l.
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya
elektron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti.
Sehingga nilai bilangan kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan
kuantum azimut. Nilai bilangan kuantum magnetik antara – l sampai + l.

Tabel 2.4 Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum


magnetik.
Bilangan Tanda Bilangan Gambaran Jumlah
kuantum orbital kuantum Orbital Orbital
azimut magnetik
0 s 0 1
1 p -1,0,+1 3
2 d -1,-1,0,+1,+2 5
3 f -3,-2,- 7
1,0,+1,+2,+3

4). bilangan kuantum spin (s).


Bilangan kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman
anomali. Anomali ini berupa terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak
garis dibanding yang diperkirakan. Jika efek Zeeman disebabkan oleh
adanya medan magnet eksternal, maka efek Zeeman anomali disebabkan oleh
rotasi dari elektron pada porosnya. Rotasi atau spin elektron menghasilkan

5
momentum sudut intrinsik elektron. Momentum sudut spin juga mempunyai dua
orientasi yang berbeda, yaitu spin atas dan spin bawah. Tiap orientasi spin
elektron memiliki energi yang berbeda tipis sehingga terlihat sebagai garis
spektrum yang terpisah.
Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron
pada sumbunya. Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan
kedua elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan
masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.

B. Orbital Atom
Orbital atom merupakan deskripsi matematis dari posisi elektron-elektron
dalam suatu atom yang paling mungkin ditemukan. Setiap orbital mempunyai
ukuran, bentuk, dan arah yang ditentukan oleh bilangan kuantum n, l, m. Orbital-
orbital tersebut bergabung membentuk subkulit dan kemudian subkulit tersebut
bergabung membentuk kulit atau tingkat energi.
1. Orbital S
Orbital s yang berbentuk bola tidak menunjukan arah ruang tertentu
karena kebolehjadian ditemukan elektron dengan bentuk ini berjarak sama
jauhnya ke segala arah dari inti atom. Kebolehjadian terbesar ditemukannya
elektron dalam orbital s terdapat pada daerah sekitar bola, yaitu untuk orbital :
a. 1s : terdapat pada kulit bola
b. 2s : terdapat pada awan lapisan kedua
c. 3s : terdapat pada awan lapisan ketiga

Gambaran kebolehjadian ditemukan orbital pada masing-masing kulit :

2. Orbital p

6
Subkulit p terdiri dari tiga orbital p. Karena nilai bilangan kuantum
magnetiknya ada tiga yaitu –1, 0, dan +1. Ketiga orbital ini mempunyai tingkat
energi yang sama tetapi arah ruangnya masing-masing berbeda. Jika digabungkan,
ketiga orbital ini saling tegak lurus satu sama lain. Bila digambarkan pada sistem
koordinat kartesius yang memiliki sumbu X, Y, dan Z maka orbital p yang
terletak pada sumbu X disebut orbital px, sedangkan yang terletak pada sumbu Y
disebut orbital py. Begitu pula halnya dengan orbital p yang terletak pada sumbu
Z disebut orbital pz.

3. Orbital d
Subkulit d terdiri dari 5 orbital d karena nilai bil kuantum magnetiknya –
2, -1, 0, +1, +2. Seperti halnya orbital p, orbital d juga memiliki tingkat energi
yang sama tetapi arah ruangnya masing-masing berbeda. Bila digambarkan pada
sistem koordinat kartesius maka ketiga orbital d menempati ruang antar sumbu
pada koordinat kartesius tersebut. Masing-masing orbital dinyatakan sebagai dXY,
dXZ dan dYZ, sedangkan dua orbital d lainnya terletak pada sumbu koordinat
kartesius yang masing-masing orbital dinyatakan sebagai dX2-Y2 dan dZ2. Bentuk
kelima orbital d dapat digambarkan sebagai berikut:
Orbital dZ2 terletak pada sumbu Z
Orbital dX2-Y2 terletak pada sumbu X dan Y
Orbital dXY terletak antara sumbu X dan Y
Orbital dXZ terletak antara sumbu X dan Z
Orbital dYZ terletak antara sumbu Y dan Z

7
C. Konfigurasi Elektron dalam Atom
Konfigurasi elektron dalam dalam orbital suatu atom sangatlah penting,
karena konfigurasi elektron berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia suatu unsur.
Penentuan konfigurasi elektron suatu atom menganut tiga aturan ,yaitu:
a. Prinsip Aufbau
Menurut Aufbau,pengisian elektron ke dalam orbital selalu dimulai dari
orbital dengan tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Apabila
terdapat 2 subkulit dengan harga n + ℓ sama, elektron akan mengisi subkulit yang
harga n-nya lebih kecil terlebih dahulu. Dengan demikian suatu atom selalu
berada pada tingkat energi minimum.
Urutan-urutan tingkat energi dari tingkat energi rendah ke tingkat energi
yang palint tinggi ,dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

8
Pengisian elektron ke dalam orbital dimulai dari orbital 1s,kemudian
2s,2p,dan seterusnya. Urut-urutan pengisian elektron ke dalam orbital di atas sama
dengan pengisian elektron berikut: 1s,2s,2p,3s,3p,4s,3d,4p,5s,4d,5p,6s,4f,5d.

b. Prinsip Larangan Pauli


Prinsip ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Menurut
Pauli, dalam satu atom tidak boleh ada dua elektron yang mempunyai 4 bilangan
kuantum yang sama.Dua buah elektron yang menempati satu orbital ,
kemungkinan mempunyai tiga bilangan kuantum yang sama. Oleh karenanya,
bilangan keempat harus berbeda.

c. Kaidah Hund
Menurut hund , pengisian elektron ke dalam satu sub kulit , pada awalnya
elektron menempati seluruh orbital dengan spin yang sama (½ penuh), baru
kemudian berpasangan (penuh).Dalam penulisan konfigurasi elektron , ada
beberapa hal yang dapat diterapkan.
 Penulisan Konfigurasi Elektron dengan Lambang Gas Mulia
Penulisan konfigurasi elektron dengan lambang gas mulia dipakai untuk
unsur-unsur bernomor atom besar.Misal: [Ar] 4s2 3d1
 Orbital Penuh dan setengah Penuh
Berdasarkan hasil eksperimen ditemukan beberapa penyimpangan
konfigurasi elektron dari azas Aufbau. Misalnya pada 24Cr. Konfigurasi
elektron pada 24Cr : [Ar] 4s2 3d4 cenderung berubah menjadi [Ar] 4s1 3d5 .
Ini berarti bahwa subkulit yang penuh (d10) atau setengah penuh (d5) bersifat
lebih stabil.
 Eletron Valensi
Elektron valensi adalah jumlah elektron pada subkulit dengan n terbesar
yang digunakan untuk pembentukan ikatan kimia .Dengan menuliskan
konfigurasi elektron suatu unsur ,maka akan dapat ditentukan elektron
valensinya. Misal:
19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1

9
n terbesar = 4 subkulit 4s mempunyai 1 elektron sehingga elektron valensi
19K = 1

Elektron yang terletak pada subkulit yang mempunyai energi terbesar


dinamakan elektron terakhir . Ini dikarenakan elektron tersebut diletakkan paling
terakhir berdasarkan aturan Hund . Konfigurasi elektron terakhir dapat digunakan
untuk menentukan nomor atom suatu unsur.

10
BAB III
PENTUTUP
3.1 Simpulan
 Terdapat empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan
kuantum utama (n), bilangan kuantum Azimut (I), bilangan kuantum
magnetic (m) dan bilangan kuantum spin (s).
 Orbital atom merupakan deskripsi matematis dari posisi elektron
elektron dalam suatu atom yang paling mungkin ditemukan. Setiap
orbital mempunyai ukuran, bentuk, dan arah yang ditentukan oleh
bilangan kuantum n, l, m. Orbital-orbital tersebut bergabung
membentuk subkulit dan kemudian subkulit tersebut bergabung
membentuk kulit atau tingkat energi.
 konfigurasi elektron berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia suatu unsur.
Penentuan konfigurasi elektron suatu atom menganut tiga aturan yaitu:
1) Prinsip Aufbau, 2) Prinsip larangan Pauli, dan 3) Kaidah Hund.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca mengetahui
lebih jauh tentang struktur elektronik atom kemudian mengilhami teori
tersebut dalam mendidik para siswa di sekolah

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Struktur Elektron Dari Atom. Tersedia pada:


http://kimiaorganic.blogspot.com/2013/02/struktur-elektron-dari-atom.html.
Diunduh pada tanggal 22 Maret 2015
Chang, Raymond. 2010. Chemistry-10th ed. USA: McGrow-Hill Companies, Inc.
Sunardi. 2008. KIMIA BILINGUAL. Bandung: CV. Yrama Widya

12

Anda mungkin juga menyukai