rubrum) DENGAN PARAMETER ENZIM SGPT, SGOT, KREATININ DAN UREUM PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Abdul Rahmansyah
ABSTRAK
Abdul Rahmansyah Efektivitas Hepaprotektif ekstrak etanol jahe merah (Zingiber officinale Rosc var
rubrum) dengan parameter enzim SGPT, SGOT, Keatinin dan Ureum pada tikus (Rattus norvegicus) yang
diinduksi parasetamol
Jahe merah merupakan jenis rimpang yang banyak digunakan sebagai salah satu bahan obat tradisional
di Indonesia.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh proteksi ekstrak rimpang jahe merah
terhadap gangguan fungsi hati dan ginjal yang disebabkan oleh toksisitas parasetamol. Dengan
memperhatikan kadar Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT), kadar Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase (SGOT), kadar ureum dan kreatinin pada tikus putih. Jahe merah diekstraksi dengan metode
maserasi menggunakan etanol 70% (1:7,5), ekstrak yang diperoleh diuji efek hepatoprotektirnya pada tikus
putih jantan (Rattus norvegicus) sebagai hewan coba dengan penginduksi paracetamol. Pada penelitian ini
dibagi kedalam V kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari kelompok I diberikan suspensi Na. CMC ,
kelompok II suspensi parasetamol toksik, kelompok III perlakuan ekstrak jahe merah 150 mg/kg BB.,
kelompok IV diberi ekstrak jahe merah 300 mg/kg BB,. Kelompok V diberikan ekstrak Kunyit 60 mg/kg BB,
Pada hari ke- 6 dan ke 11 dilakukan pengambilan plasma darah untuk pengujian kadar SGOT, SGPT,
Keatinin, Ureum,dengan alat humalyzer. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ekstrak jahe merah dapat
menurunkan kadar SGPT, SGOT, kreatinin dan ureum yang sebelumnya naik karena pengaruh induksi
paracetamol.
Kata kunci: Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc var rubrum), Parasetamol, SGPT, SGOT, kreatinin, ureum.
PENDAHULUAN
Parasetamol atau asetaminofen pemakaiannya berlebihan maka N-acetyl-p-
merupakan salah satu analgesik antipiretik benzoquinone akan tertimbun didalam hepar
yang efektif menghilangkan rasa nyeri, dan merusak sel-sel hepatosit, selain itu N-
menurunkan panas, tidak mengiritasi lambung acetyl-p-benzoquinone juga akan terlepas ke
dan banyak digunakan karena mudah dalam darah sehingga dapat merusak sel-sel
didapatkan dan dijual tanpa harus dengan lain dalam tubuh termasuk sel nefron pada
resep dokter. Parasetamol lebih dari 1 miliar ginjal. Overdosis penggunaan obat yang
tablet yang dijual setiap tahun di Amerika merupakan derivat dari para amino fenol ini
Serikat saja (Nourjah, 2006). berpotensi menimbulkan kerusakan hepar dan
Metabolisme parasetamol terjadi di ginjal. Kerusakan pada ginjal tersebut ditandai
hepar, oleh enzim mikrosomal dan oleh nekrosis tubulus akut disertai
dimetabolisme secara parsial. Hasil meningkatnya kadar ureum dan kreatinin
metabolismenya berupa asetaminofen sulfat plasma. Target utama dari nekrosis tubular
dan glukoronat, namun kurang dari 5% di akut pada kasus keracunan suatu zat adalah
ekskresikan berupa metabolit aktif yaitu N- tubulus proksimal ginjal. Pada penelitian
acetyl-p-benzoquinone yang bersifat Pierce dan Franklin (2006) disebutkan
hepatotoksik. Penimbunan N-acetyl-p- pemakaian asetaminofen berlebihan
benzoquinone di hepar menyebabkan nekrosis menyebabkan cidera sel hepatosit yang fatal
pada sel hepatosit yang berkaitan dengan pada daerah sentrilobular dan nekrosis
dosis paracetamol (Nourjah, 2006). tubulus akut pada ginjal
Pada pemakaian dosis yang tepat Adapun dosis parasetamol yang bisa
hepar dapat merubah N-acetyl-pbenzoquinone mengkibatkan toksisitas adalah 50 mg- 350
menjadi zat yang tidak toksik terhadap tubuh mg /Kg bb.
maupun sel hepatosit itu sendiri, namun Cidera pada sel hepatosit dapat
kemampuan hepar itupun terbatas jika ditandai dengan peningkatan SGOT (Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase) Dan aring, andrografolid dari sambiloto, minyak
SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase) atsiri dari bawang putih, asam glisirrisat dari
yang merupakan Enzim Transaminase atau akar manis dan saga, krisofanol dari
disebut juga enzim aminotransferase. kelembak, dan gingerol dari jahe. Zat
Pemeriksaan SGOT adalah indikator yang berkhasiat bekerja melindungi hati dari
lebih sensitif terhadap kerusakan hati kerusakan, mempercepat regenerasi
dibanding SGPT. Hal ini dikarenakan enzim hepatosit, dan mengurangi keaktifan enzim
GOT sumber utamanya di hati, sedangkan siklooksigenase (Dalimartha, 2008).
enzim GPT banyak terdapat pada jaringan Jahe merah (Zingiber officinale var
terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak. Rubrum) banyak digunakan di berbagai
Enzim SGOT dan SGPT mencerminkan belahan dunia untuk bumbu masakan dan
keutuhan atau intergrasi sel-sel hati. Adanya obat tradisional. Kitab Ayurvedic and Tibb-
peningkatan enzim hati tersebut dapat Unani menerangkan kegunaan jahe merah
mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati. untuk pengobatan seperti rematik, kecemasan,
Makin tinggi peningkatan kadar enzim SGOT gingivitis, sakit gigi, asma, stroke, konstipasi
dan SGPT, semakin tinggi tingkat kerusakan dan diabetes (Awang, 1992; Wang dan Wang,
sel-sel hati (Cahyono, 2009) 2005; Tapsell, 2006, untuk anti inflamasi
Pencegahan kerusakan hati oleh (Grzanna dkk, 2005), pencegahan kanker dan
parasetamol dapat dilakukan dengan anti emesis paska operasi (Shukla dan Singh,
mengkonsumsi bahan pangan atau tanaman 2007).
yang memiliki khasiat efek protektif. Biasanya Tanaman ini mengandung sejumlah
efek protektif merupakan bahan yang memiliki senyawa seperti zingiberene, gingerol,
sifat antioksidan sehingga dapat mengurangi shogaol, zingerone, dan paradol. 6- gingerol
reaksi oksidasi pada kerusakan hati. dan 6- shogaol memperlihatkan aktifitas
Tumbuhan obat yang terbukti berkhasiat farmakologi antara lain antipiretik, analgestika,
sebagai efek protektif contohnya kurkumin antitusif dan efek penurun tekanan darah.
yang diperoleh dari temulawak dan kunyit, Dari Hasil penelitian terdahulu Sanwal (2010),
filantin dan hipofilantin dari meniran, aukubin gingerol mempunyai aktifitas antioksidan yang
dari daun sendok, wedelolakton dari urang- sangat kuat.
yang bermakna, dilanjutkan dengan uji statistik
METODE PENELITIAN (Mann Whitney test).
Alat dan Bahan penelitian
Alat maserasi Timbangan analitik,
gelas ukur, beker gelas, batang pengaduk, Teknik Analisis
corong, labu, kertas saring, kompor listrik, , Data berupa mean sem dianalisis
labu takar, erlenmeyer, kandang tikus, botol air dengan analisis varian satu jalan dan
minum, spuit injeksi 1,0 ml, spuit oral ukuran 5 dilanjutkan dengan Duncan’s multiple range
ml, spuit untuk mengambil darah ukuran 5 ml tests dengan signifikansi P<0.05. metode
(Terumo), Pengukuran aktivitas SGPT, SGOT tukey HSD.
spektrofotometer, Tabung durham, tabung
efendor. Penyiapan Sampel
Rimpang Jahe Merah, Etanol, tikus Sampel rimpang jahe merah diperoleh
putih galur wistar, Pakan, Parasetamol, NaCl dari Dusun Palirang, Kelurahan Tonyamang,
0,9%, aquadest, Alkohol 70%, Na. CMC, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang
Reagen SGPT, Reagen SGOT, Reagen Provinsi Sulawesi Selatan. Rimpang jahe
Ureum, Reagen Kreatinin dan Curvit (ekstrak merah dibersihkan dengan air mengalir,
kunyit). kemudian dipotong kecil-kecil, lalu dikeringkan
Teknik Pengumpulan Data pada udara terbuka dan terlindung dari sinar
Data yang diperoleh berupa data matahari secara langsung.
primer, kemudian data yang diperoleh diolah
dengan program komputer SPSS for windows. Ekstraksi dengan Metode maserasi
Data tersebut dilakukan uji normalitas data jika Sampel sebanyak 800 gram
data yang didapat normal dilanjutkan dengan dimasukkan kedalam bejana maserasi
menggunakan Analysis of Variance, lalu kemudian sampel dibasahkan dan direndam
dilanjutkan dengan post hoc analysis. Jika dengan etanol 70 % selama 5 hari sambil
data yang diuji menunjukkan distribusi data sesekali diaduk. Maserat dikumpulkan dan
yang tidak normal maka data diuji diuapkan dengan vacum rotary evaporator
menggunakan Kruskall Wallis, dan jika dari uji dengan suhu 60oC dan dipekatkan diatas
statistik tersebut ditemukan ada perbedaan waterbath dengan suhu 60-70oC hingga
diperoleh ekstrak kental.
Prosedur Penelitian dijalankan stopwatch. Baca lagi absorbansi
Hewan coba yang digunakan dalam tepat setelah 1, 2, 3 menit.
penelitian ini yaitu tikus wistar jantan dengan
berat rata-rata 200 gram dan dibagi kedalam V
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri Penetapan aktivitas SGPT
dari kelompok I yaitu kelompok kontrol, Alat dan bahan disiapkan.Setelah itu
diberikan suspensi Na.CMC dan Sdiberi kondisi pemeriksaan diatur dengan celah optic
makan pelet biasa selama 11 hari, kelompok II 1cm, suhu 30°C atau 37°C, panjang
kontrol negatif diinduksi parasetamol 500 gelombang Hg 405 nm, 400-420 nm dan
mg/kg BB dihari 4 dan hari 5 diinduksi pengukuran terhadap udara (kenaikan
parasetamol 300 mg/kg BB , kelompok III absorbansi).Kemudian reagen dan kuvet
perlakuan, ekstrak jahe merah 150 mg/kg BB dihangatkan sampai pada suhu yang
diberikan di hari pertama sampai hari ke 3, dikehendaki dan suhu dijaga konstan (±0,5°C)
hari ke 4 diinduksi parasetamol 500 mg/kg BB selama tes. Dilakukan percobaan dengan
dan hari ke 5 di induksikan parasetamol 300 metode start reagen dimana dipipet kedalam
mg/kg BB. kelompok IV perlakuan, ekstrak kuvet sampel 200 µl dan larutan buffer 1000
jahe merah 300 mg/kg BB diberikan di hari µl, lalu dicampur dan diinkubasi selama 1
pertama sampai hari ke 3, hari ke 4 diinduksi menit pada suhu 30°C atau 37°C. Kemudian
parasetamol 500 mg/kg BB dan hari ke 5 dipipet ke dalam kuvet substrat 250 µl. Ke
diinduksikan parasetamol 300 mg/kg BB. dalam sampel dicampur dan larutan buffer tadi
Kelompok V perlakuan, ekstrak Kunyit 600 yang diinkubasi. Absorbansi dibaca setelah 1
mg/kg BB diberikan di hari pertama sampai menit dan dijalankan stopwatch, baca lagi
hari ke 3, hari ke 4 diinduksi parasetamol 500 absorban tepat setelah 1,2, dan 3 menit.
mg/kg BB dan hari ke 5 di induksikan Percobaan dilakukan dengan metode starf
parasetamol 300 mg/kg BB. diterminasi pada sampel dimana dipipet ke dalam kuvet sampel
hari ke- 6 dan ke 11 untuk diambil serum 200 µl dan reagen kerja 1000 µl. Campur dan
darah untuk pengujian kadar SGOT, SGPT, baca absorbansi setelah 1 menit dan
Keatinin, Ureum,dengan alat humalyzer. dijalankan stopwatch. Baca lagi absorbansi
tepat setelah 1, 2, 3 menit.
Pengambilan sampel darah hewan Uji
Pengambilan sampel darah hewan uji Pengukuaran kretinin
dengan menggunakan spoit 3 ml melalui ekor Pada pemeriksaan kreatinin, dilakukan
. Darah kemudian ditampung dalam tabung sentrifus sehingga didapatkan serum, setelah
sentrifuge kemudian diputar dengan dipipet serum sebanyak 100 µl dan
kecepatan 1000 rpm selama 15 menit serum ditambahkan reagen enzim 1000 µl. sampel
dipisahkan dari bekuan darah. langsung dibaca pada alat humalyzer, dan
dibiarkan dua menit, setelah itu sampel dibaca
Analisis Kadar SGOT lagi pada alat humalyzer. (nilai normal yaitu
Alat dan bahan disiapkan.Setelah itu 10-50 mg/dl).
kondisi pemeriksaan diatur dengan celah optic
1cm, suhu 30°C atau 37°C, panjang Pengukuran ureum
gelombang Hg 405 nm, 400-420 nm dan Pada pemeriksaan urea, dilakukan
pengukuran terhadap udara (kenaikan sentrifus sehingga didapatkan serum, setelah
absorbansi).Kemudian reagen dan kuvet dipipet serum sebanyak 10 µl dan
dihangatkan sampai pada suhu yangb ditambahkan reagen enzim 1000 µl. kemudian
dikehendaki dan suhu dijaga konstan (±0,5°C) diinkubasi selama 5 menit. Diinkubasi dengan
selama tes. Dilakukan percobaan dengan tujuan agar reaksi yang terjadi dalam sampel
metode start reagen dimana dipipet kedalam dapat berlangsung sempurna, dan
kuvet sampel 200 µl dan larutan buffer 1000 menyesuaikan dengan suhu yang ada
µl, lalu dicampur dan diinkubasi selama 1 disekitar. Kemudian ditambahkan reagen 2
menit pada suhu 30°C atau 37°C. Kemudian sebanyak 1000 µl, dan diinkubasi lagi selama
dipipet ke dalam kuvet substrat 250 µl. Ke 7 menit. Setelah itu dibaca pada alat
dalam sampel dicampur dan larutan buffer tadi humalyzer.
yang diinkubasi. Absorbansi dibaca setelah 1
menit dan dijalankan stopwatch, baca lagi
absorban tepat setelah 1,2, dan 3 menit.
Percobaan dilakukan dengan metode starf
sampel dimana dipipet ke dalam kuvet sampel
200 µl dan reagen kerja 1000 µl. Campur dan
baca absorbansi setelah 1 menit dan
HASIL DAN PEMBAHASAN B. Hasil pengukuran kadar SGOT
A. Hasil pengukuran kadar SGPT
Tabel 2. Pengukuran kadar SGOT
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar SGPT
Keterangan:
Keterangan:
Kelompok I: Na.CMC
Kelompok I: Na.CMC
Kelompok II: Parasetamol 500, 300 mg/Kg BB
Kelompok II: Parasetamol 500, 300 mg/Kg BB
Kelompok III: Ekstrak jahe 150 mg/Kg BB
Kelompok III: Ekstrak jahe 150 mg/Kg BB
Kelompok IV: Ekstrak jahe 300 mg/Kg BB
Kelompok IV: Ekstrak jahe 300 mg/Kg BB
Kelompok V: Ekstrak kunyit 60 mg/Kg BB
Kelompok V: Ekstrak kunyit 60 mg/Kg BB