Baruuu
Baruuu
Chrisgerson Rudor1
Muhammad Findi A2
1
Mahasiswa Sarjana Ilmu Ekonomi
Institut Pertanian Bogor
2
Dosen Departemen Ilmu Ekonomi
Institut Pertanian Bogor
ABSTRACT
Density and population of bogor that keeps increasing will add the duty of government to
provide more public means of mass. Transportation is a vital public facility. Public transport
available in Bogor is a city transportation (public transportation) and buses. The existence of a
number of public transportation totaling 3,412 units and 30 units of bus has been able to serve the
needs of the community in transportation, but in terms of efficiency and comfort are still far from
expected.
Based on the results of Stated Preference regression models, we concluded that the most
efficient mass transportation is city buses, and the most variable priority attribute passengers on a city
bus is the bus occupancy, the bus waiting time efficiency, got a seat, bus convenience and cost/ bus
rates. So the recommendation that we can give, the problem due to public transport in bogor can be
solved by the means of mass transportation such as city buses.
Key words: Density and population of Bogor, PublicTtransportation, Stated Preference Models
ABSTRAK
Kepadatan dan jumlah penduduk kota Bogor yang terus meningkat akan menambah tugas
pemerintah salah satunya adalah menyediakan sarana publik yang lebih bersifat massal. Transportasi
merupakan sarana publik yang sangat vital. Transportasi umum yang tersedia di Kota Bogor adalah
angkutan kota (angkot) dan bus. Keberadaan angkot yang jumlahnya berjumlah 3.412 unit dan 30 unit
bus telah dapat melayani kebutuhan masyarakat dalam bertransportasi tapi dari segi efisiensi dan
kenyamanan masih jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan hasil regresi model Stated Preference, diperoleh kesimpulan bahwa angkutan
masal yang paling efisien adalah bus kota, dan variabel yang paling diprioritaskan penumpang
terhadap atribut bus kota, yaitu okupansi bus, efisiensi waktu tunggu bus, mendapat tempat duduk,
kenyamanan bus dan biaya/ tarif. Sehingga rekomendasi yang dapat kami berikan, yaitu masalah
kemacetan akibat angkutan umum di Kota Bogor dapat diatasi dengan adanya sarana transportasi
massal berupa bus kota.
Kata Kunci : Kepadatan dan Jumlah Penduduk Bogor, Transportasi Umum, Model Stated Preference
perusahaan swasta atau oleh perusahaan location requirement) atau standar jarak
negara. (Jayadinata, 1999:160).
Salah satu barang publik yang
dibutuhkan oleh masyarakat sehari-hari
3. Teori Transportasi
adalah transportasi publik, Transportasi
Berkelanjutan
publik memiliki makna jaringan kendaraan Definisi world bank (1996)
umum untuk publik dengan rute yang telah menyatakan secara konseptual, sustainable
ditentukan dan biasanya memiliki jadwal transportation adalah transportasi yang
dan harga yang telah ditentukan (Encarta melayani tujuan utama sebagai penggerak
Dictionary). Transportasi publik ekonomi wilayah perkotaan dan
mempunyai jalur dan rute yang sudah perkembangan sosial. Poin penting dalam
ditentukan, harga yang tetap dan memiliki sustainable transportation, yaitu: .
halte tertentu. Umumnya transportasi
a. Kegiatan transportasi yang
publik juga memiliki jadwal yang sudah
mengutamakan keselamatan dan
ditentukan.
kenyaman pemakai atau masyarakat.
2. Teori Lokasi Hal ini mengingat jalan ataupun
Ilmu yang menyelidiki tata ruang infrastruktur transportasi lainnya
(spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu dibuat untuk manusia bukan untuk
yang menyelidiki alokasi geografis dari kendaraan. Jadi kenyamanan manusia
sumber-sumber yang potensial serta umum harus diutamakan.
hubungan-nya dengan atau pengaruh-nya b. Semua kegiatan transportasi harus
terhadap keberadaan berbagai macam dilakukan secara efisien dan efektif
usaha atau kegiatan lain, baik ekonomi baik untuk pemakai kendarannya
maupun sosial (Tarigan, 2006:77). Teori ataupun bahan bakar yang digunakan.
lokasi mempelajari pengaruh jarak Selama ini kendaraan pribadi rata-rata
terhadap intensitas orang bepergian dari setiap harinya hanya berisi satu orang.
satu lokasi ke lokasi lainnya. Analisis Jadi jika satu orang itu dialihkan untuk
pengaruh jarak terhadap intensitas orang menggunakan kendaraan umum, maka
dapat dikembangkan untuk melihat suatu bisa dibayangkan berapa banyak
lokasi yang memiliki daya tarik terhadap bahan bakar yang akan tersimpan dan
batas wilayah pengaruhnya, dimana orang berapa banyak kemacetan dan emisi
masih ingin mendatangi pusat yang kendaraan yang akan berkurang.
memiliki daya tarik tersebut. Hal tersebut c. Tiga pilar penting transportasi, yaitu
terkait dengan besarnya daya tarik pada ekologi, ekonomi dan sosial harus
pusat tersebut dan jarak antara lokasi seimbang. Kegiatan transportasi dalam
dengan pusat tersebut. konsep sustainable transportation
Salah satu faktor yang menentukan harus bisa menyeimbangkan semua
suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau aspek tersebut.
tidak adalah tingkat aksesibilitas. Tingkat d. Trasnportasi bukan hanya bisa
aksesibilitas atau tingkat kemudahan untuk dinikmati masa sekarang, namun juga
mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi untuk masa yang akan datang.
lain di sekitarnya (Tarigan, 2006:78). e. Penggunaan transportasi yang ramah
Tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh lingkungan.
jarak, kondisi prasarana perhubungan,
Dalam penelitian ini metode yang
ketersediaan berbagai sarana penghubung
akan digunakan penulis untuk memperoleh
termasuk frekuensinya dan tingkat
dan menganalisis data adalah sebagai
keamanan serta kenyamanan untuk melalui
berikut :
jalur tersebut. (Tarigan, 2006:78). Dalam
1. Penelitian Kepustakaan (Library
analisis kota yang telah ada atau rencana
Research)
kota, dikenal standar lokasi (standard for
Penelitian kepustakaan dilakukan
dengan cara mengumpulkan, membaca,
161 | Edisi Desember 2012
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 159-166 Vol. 1 No. 2
Oleh karena itu, salah satu usaha hanya pada jalur yang padat dan sibuk
yang perlu dilakukan adalah mengkonversi ataupun untuk jalur-jalur yang terjadi
angkot secara bertahap dan perlahan overlapping trayek, misalnya jalur lingkar
menjadi bus sedang dan bus besar sesuai Kebun Raya Bogor.
dengan time frame yang Berdasarkan data konsumsi BBM-
direkomendasikan. Hal ini untuk nya, kita dapat membandingkan efisiensi
menghindari terjadinya perlawanan dari dari setiap moda transportasi umum.
operator angkutan kota yang dapat Seperti disajikan pada Gambar 5.1 di
berakibat pada pemogokan dan anarki. bawah ini.
Adapun trayek angkot yang dikonversi
Keterangan: ml/pnp-km = tingkat konsumsi bahan bakar minyak penumpang per kilometer
Sumber: Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2005)
Gambar 5.1 Grafik Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) Angkutan Umum
R-squared dari model ini bernilai pada taraf nyata 5 persen dan berpengaruh
0,86 artinya 86 persen keragaman dari positif terhadap utilitas penggunaan bus
model tersebut dapat dijelaskan oleh kota.
variabel-variabel yang terdapat di dalam Berdasarkan nilai koefisien terbesar
model, sedangkan 14 persen sisanya pada persamaan regresi di atas, maka dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel di luar disimpulkan bahwa lima urutan prioritas
model. Seluruh variabel tersebut signifikan
utama konsumen terhadap atribut bus kota dibutuhkan konversi angkot menjadi
yaitu: bus kota.
1. Okupansi bus (nilai koefisien 2. Berdasarkan hasil regresi model Stated
0,148) Preference, diperoleh kesimpulan
Dengan peningkatan okupansi bus bahwa variabel yang paling
sebesar 1 persen maka akan diprioritaskan penumpang terhadap
meningkatkan utilitas penumpang atribut bus kota, yaitu okupansi bus,
sebesar 0, 148 persen, ceteris efisiensi waktu tunggu bus, mendapat
paribus. tempat duduk, kenyamanan bus dan
2. Mendapat tempat duduk (nilai biaya/ tarif. Sehingga rekomendasi
koefisien 0,126) yang dapat kami berikan, yaitu masalah
Dengan meningkatnya kesempatan kemacetan akibat angkutan umum di
untuk mendapat tempat duduk Kota Bogor dapat diatasi dengan
sebesar 1 persen maka akan adanya sarana transportasi massal
meningkatkan utilitas penumpang berupa bus kota.
sebesar 0, 126 persen, ceteris 3. Pemerintah Kota Bogor melalui
paribus. kelembagaan Badan Layanan Umum
3. Efisiensi waktu tunggu bus (nilai (BLU) perlu melakukan revitalisasi
koefisien 0,115) Trans Pakuan yang sekarang sdudah
Dengan meningkatnya efisiensi ada, malaui penambahan armada dan
waktu untuk menunggu bus sebesar penambahan trayek Trans Pakuan yang
1 persen maka akan meningkatkan melayani seluruh jalur-jalur protokol di
utilitas penumpang sebesar 0, 115 Kota Bogor.
persen, ceteris paribus. 4. Pemerintah Kota Bogor segera
4. Kenyamanan bus (nilai koefisien memperkuat kelembagaan usaha Trans
0,107) pakuan Bogor menjadi lebih berdaya
Dengan kenyamanan bus sebesar 1 melalui pembentukan P.T. Trans
persen maka akan meningkatkan Pakuan, sebagai salahsatu Badan
utilitas penumpang sebesar 0, 107 Usaha Milik Daerah (BUMD) di kota
persen, ceteris paribus. Bogor yang profesional dan amanah
5. Biaya/tarif (nilai koefisien 0,089) dalam melayani kepentingan
Dengan adanya penurunan transportasi masyarakat Bogor secara
biaya/tarif bus sebesar 1 persen umum.
maka akan meningkatkan utilitas
penumpang sebesar 0,089 persen, DAFTAR PUSTAKA
ceteris paribus. Antara. 2011. Atasi Kemacetan, DLLAJ
Kota Bogor Kurangi Jumlah
Kelima hasil prioritas konsumen Angkot. http://bisnis-
terhadap atribut bus kota di atas akan jabar.com/index.php/2011/09/atasi-
menjadi modal dasar bagi perencanan kemacetan-DLLAJ-kota-Bogor
transportasi angkutan massal yang kurangi-jumlah-angkot/ (diakses
berkelanjutan di Kota Bogor. Kelima tanggal 28 September 2011).
indikator di atas telah merepresentasikan
keinginan penumpang/ pengguna Arsyad, L. 1999. Ekonomi Pembangunan.
angkutan umum di Kota Bogor. STIE. Yayasan Keluarga Pahlawan,
Yogyakarta.
Glasson, J. 1977. Pengantar Perencanaan
IV. KESIMPULAN Regional (Bagian Satu dan Dua).
1. Gambaran sistem transportasi yang Paul Sitohang [penerjemah](1990).
ideal adalah transportasi umum yang Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.
massal dan menggunakan bahan bakar
minyak secara efisien, oleh karena itu
165 | Edisi Desember 2012
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 159-166 Vol. 1 No. 2
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis dalam kesempatan ini
mengucapkan terimaksih kepada pihak-
pihak yang telah mendukung pembuatan
jurnal penelitian ini, terutama kepada :