PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELOMPOK 3 Bab III
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELOMPOK 3 Bab III
Disusun oleh :
Delfha musfiza
Ikhsan ashari
Isra iza mahendra
Riska indah purnama
Agus rinaldo
DOSEN PENGAJAR :
Rahmadhona Fitri Helmi, S.Ap, MPM
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas umum Pendidikan
Kewarganegaraan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kita semua. Penulis membuat makalah ini dari kumpulan buku, dan internet sebagai
pedoman membuat makalah.
Pendidikan Kewarganegaraan masih sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa kecintaan
terhadap Bangsa Indonesia dan mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing, teman yang secara langsung maupun
tidak langsung memberikan motivasi membantu dalam pengembangan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karena itu kritik
dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan.
Kelompok 3
Daftar isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
C. Tujuan Dan Manfaat .............................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 5
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Integrasi NKRI ...................................................................... 5
B. Pentingnya Integrasi NKRI ........................................................................................................ 5
C. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional .......................................................... 6
D. Upaya Mengatasi Masalah Tantangan ....................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .......................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 9
B. SARAN ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan persatuan dan kesatuan untuk
membangun bangsa dan negara agar mampu hidup sejajar dengan bangsa dan negara lain.
Karena dengan kukuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang merupakan berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa, bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan menjadi dasar dilaksanakanya pembangunan
disegala bidang. Persatuan dan kesatuan pada hakikatnya adalah suatu keadaan yang
menunjukan adanya kebutuhan dan berbagai corak ragam atau unsur yang menjadi suatu
kebulatan yang utuh. Hasrat untuk bersatu tercermin dalam sila ke tiga Pancasila yaitu
Persatuan Indonesia.
Negara Indonesia memiliki wilayah yang luas, jumlah ras penduduk yang banyak,
kebhinekaan rakyat serta hubungan dengan bangsa lain harus dibina untuk mewujudkan
kerjasama yang baik. Berbagai hambatan dan tantangan yang pernah dialami dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan datang silih berganti. Kalau rasa persatuan dan kesatuan
kita pudar, maka besar kemungkinan muncul konflik seperti adanya perkelahian antar pelajar,
perkelahian antar warga desa yang bisa berkembang menjadi perang antar suku, ras, agama
dan hal ini akan mengancam integrasi bangsa Indonesia. Sehingga persatuan dan kesatuan
bangsa semestinya dikembangkan dan dibiasakan mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana Menelusuri Konsep dan Urgensi Integrasi NKRI?
2. Apakah Pentingnya Integrasi NKRI?
3. Bagaimana Tantangan dalam membangun integrasi?
Secara Umum
Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara. Ini berarti
bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah, dan berbicara bahasa
yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu. Jenis integrasi ini
sangat penting dalam membangun suatu bangsa yang kuat dan makmur
Menurut Myron Weiner dalam Surbakti (2010), dalam negara merdeka, faktor pemerintah
yang berkeabsahan (legitimate) merupakan hal penting bagi pembentukan negara-bangsa. Hal
ini disebabkan tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat suatu pemerintah
yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat agar mau bersatu
dan bekerja bersama.
Kemampuan ini tidak hanya dapat dijalankan melalui kewenangan menggunakan kekuasaan
fisik yang sah tetapi juga persetujuan dan dukungan rakyatnya terhadap pemerintah itu. Jadi,
diperlukan hubungan yang ideal antara pemerintah dengan rakyatnya sesuai dengan sistem
nilai dan politik yang disepakati. Hal demikian memerlukan integrasi politik.
Negara-bangsa baru, seperti halnya Indonesia setelah tahun 1945, membangun integrasi juga
menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat menjelaskan hal ini.
Pertama, dikarenakan pemerintah kolonial Belanda sebelumnya tidak pernah memikirkan
tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat
Indonesia. Yang dilakukan penjajah adalah membangun kesetiaan kepada penjajah itu sendiri
dan guna kepentingan integrasi kolonial itu sendiri. Jadi, setelah merdeka, kita perlu
menumbuhkan kesetiaan nasional melalui pembangunan integrasi bangsa.
Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan saja
karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang bangsa yang
bersangkutan. Negara-bangsa (nation state) merupakan negara yang di dalamnya terdiri dari
banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam sebuah bangsa yang besar.
Suku-suku itu memiliki pertalian-pertalian primordial yang merupakan unsur negara dan
telah menjelma menjadi kesatuan-kesatuan etnik yang selanjutnya menuntut pengakuan dan
perhatian pada tingkat kenegaraan. Ikatan dan kesetiaan etnik adalah sesuatu yang alami,
bersifat primer.
Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap identitas-identitas baru yang
diciptakan (identitas nasional). Misalnya; bahasa nasional, simbol negara , semboyan
nasional, ideologi nasional dan sebagainya.
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat
suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian
yang diderita, baik kerugian berupa fisik material seperti kerusakan sarana dan prasarana
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan
kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan.Di sisi lain,
banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan
untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai dengan
konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat di samping membawa potensi integrasi juga menyimpan potensi
konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta
konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti
perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan
menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan
disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apa pun kondisinya, integrasi masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara,
dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi
masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.
Berikut faktor-faktor yang memicu terjadinya pertentangan dalam masyarakat.
1. Faktor Amarah
Amarahlah yang menyebabkan para warga desa melakukan pembalasan kepada satu sama
lainnya, dan semuannya berujung pada kelajutan konflik yang tiada berujung dan melebar.
2. Faktor Biologis
Para warga yang ikut dalam perkelahian atau bentrokan antar 2 desa atau warga ini tidak
dipengaruhi oleh gen keturunan orang tua mereka yang tidak agresif atau suka mengagangu
orang lain. Karena itu apabila ada perkelahian antar warga terjadi mereka hanya sebatas ikut-
ikutan dan rasa solidaritas saja.
3. Faktor Kesenjangan Generasi
Sehubungan dengan adanya perbedaan dan atau jurang pemisah (gap) antar generasi yaitu
anak dengan orangtua dapat terlihat dari bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal
dan tidak harmonis. Hal ini ketika ada rombongan anak muda yang diberi nasihat ketika ada
hiburan agar tidak melakukan kekerasan dan mabuk-mabukan tidak digubris. Yang semakin
jelas ketika menyangkut hutan yaitu agar tidak melakukan penebangan pohon jati mereka
warga suka juga melakukan penebangan kayu.
4. Lingkungan
Antara warga ke 2 desa yang masing masing keluarga memiliki sejata api atau senjata
tradisional yang dengan bebas di miliki oleh oara warga di Indonesia bagian timur tersebut
maka tak heran lingkuangan sangat mempengaruhi kejadian tersebut dijadikan ajang
pembalasan dendam ketika ada kasus dahulu yang belum selesai.
1. Secara terus menerus membangun komitmen persatuan dan kesatuan sehingga tidak ada
dusta diantara kita;
2. Secara terus menerus melakukan revitalisasi nilai yang memang bergerak bersamaan dengan
perubahan sosial;
3. Mengembangkan sikap dan perilaku segilik, seguluk, selunglung sebayan taka, paras paros
sarpanaya.;
4. Mengembangkan kesadaran menyama braya sebagai simbol kehidupan bersama sebagai satu
kesatuan keluarga;
5. Membangun solideritas sosial, kepedulian sosial dan interkasi sosial yang intens, hal ini
penting dilakukan untuk menghindari tumbuhnya sikap individulis dan eklusifistis dikalangan
kelompok-kelompok sosial;
Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara . Ini berarti
bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah, dan berbicara bahasa
yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu.
Jenis integrasi ini sangat penting dalam membangun suatu bangsa yang kuat dan makmur.
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang dari
dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada berkenaan
dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi.
Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara
elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite
berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Secara singkat dapat
disimpulkan sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar dalam memaknainya.
Beribu-ribu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran, untuk menjawab sebuah
pertanyaan yang membahas tentang identitas nasional.Identitas nasional merupakan suatu ciri
yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain.
Identitas Nasional Indonesia.
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu memiliki
wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah sistem hukum/perundang –
undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada lima , yaitu sejarah, kebudayaan,
suku bangsa, agama dan bahasa. Ke lima faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Pancasila sebagai dasar negara indonesia, menjadi hal paling mendasar bagi identitas bangsa
indonesia, namun pemberdayaan idetitas nasional diindonesia masih minim sekali apalagi di
zaman globalisasi ini.
1. Keutuhan NKRI tidak hanya bermakna wilayah melainkan mencakup aspek sumber daya
alam, sumber daya manusia dan seluruh khasanah budaya bangsa. Seluruh aspek harus dijaga
dari gangguan pihak luar dan pihak dalam.
2. Perlu upaya sungguh-sungguh dan terencana untuk menjaga keutuhan NKRI. Salah satunya
dengan membangun budaya sadar arsip oleh seluruh komponen bangsa.
3. Arsip adalah aset bangsa yang sangat penting dan tak tergantikan karena di dalamnya
terekam data seluruh aspek keutuhan NKRI. Arsip akan menjadi bukti jika aspek-aspek
tersebut dipersoalkan pihak lain. Arsip juga akan menjadi pusat memori dan sumber referensi
bagi generasi mendatang untuk mengawal keutuhan NKRI.
B. SARAN