Definisi motivasi adalah sebuah dorongan atau alasan yang mendasari semangat dalam
melakukan sesuatu. Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan yang ada
dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku dimana perilaku yang
bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang kuat.
JENIS MOTIVASI
a. Motivasi internal adalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa
dipengaruhi oleh orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
1. Motivasi fisiologis yaitumotivasi alamiah (kebutuhan biologis,rasa lapar,haus,dan
seks)
2. Motivasi psikologis :
- Motivasi kasih sayang ( affectional motivation ) untuk menciptakan dan memelihara
kehangatan, keharmonisan dan kepuasan batiniah dalam berhubungan dengan orang lain
- Motivasi mempertahankan diri ( ego devensive motivation ) untuk melindungi
kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis, menghindari untuk tidak
ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan
kebanggaan diri.
- Motivasi memperkuat diri ( ego bolstering motivation ) untuk mengembangkan
kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapat pengakuan orang lain,
memuaskan diri dengan penguasaannya terhadap orang lain.
b. Motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang dengan harapan
dapat mencapai sesuatu tujuan yang dapat menguntungkan dirinya.
FAKTOR MOTIVASI
a. Factor pemuas ( motivation factor ) disebut dengan intrinsic motivation yang berarti
bersumber dari dalam diri seseorang. Factor ini sebagai pendorong seseorang untuk
berprestasi yang bersumber dari diri seseorang tersebut. Seperti prestasi yang
diraih,tanggung jawab, dan kepuasan kerja itu sendiri.
b. Factor pemelihara (maintenance factor) disebut dengan disatisfier motivation. Factor
ini juga disebut dengan hygene merupakan factor yang bersifat ekstrinsik yang berarti
bersumber dari luar diri seseorang. Sepertipada orgtanisasi turut menentukan perilaku
seseorang dalam kehidupan kekaryaannya dan pemeliharaan ketentraman dan
kesehatan.
PROSES MOTIVASI
Motivasi merupakan factor pendorong untuk menentukan keberhasilan dalam belajar dan untuk
meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan.Namun,motivasi juga
dapat muncul ketika kita sedang lapar,seperti hal nya hewan manusia juga memiliki insting lapar
yang hamper sama dengan hewan-hewan di dunia ini.
Berat badan adalah hal yang paling berpengaruh terhadap penampilan seseorang. Sehingga tidak
layak jika berat badan merupakan salah satu sumber stress apalagi bagi orang yang sangat
memperhatikan penampilannya secara fisik.
Pada masa lalu, kebanyakan psikolog berpikir bahwa kelebihan berat badan merupakan tanda
gangguan emosional. Apalagi anda adalah orang yang gemuk, maka kegemukan anda merupakan
akibat dari rasa benci anda terhadap ibuanda (teoripskoanalisis), ketakutanakan keintiman, atau
anda sedang berusa hamengisi kekosongan psikologis yang terdapat pada diri anda dengan
memakan makanan penutup dalam jumlah yang banyak. Bukti-bukti yang mendukung teori ini
berasal dari penelitian self report¸dan dari beberapa penelitian yang kurang reliabel, karena
ketiadaan kelompok control dan ketiadaan pengukuran yang objektif.
Saat para peneliti benar-benar mengontrol jalannya penelitian, mereka menemukan bahwa orang-
orang dengan tubuh yang gemuk memiliki kesehatan mental yang relative sama dibandingkan
dengan rata-rata orang yang memiliki berat badan ideal (normal). Bahkan, mereka menemukan
hasil penelitian yang lebih mengejutkan lagi, yaitu kelebihan berat badan tidak selalu disebabkan
oleh pola makan yang berlebih (Stunkard, 1980). Kebanyakan orang yang kelebihan berat badan
memang melahap makanan dalam jumlah besar, namun perilaku ini juga dilakukan oleh orang
yang memiliki tubuh yang kurus juga melahap makan anda jumlah yang sama. Sebuah penelitian
lain menunjukkan bahwa orang-orang yang kurus memiliki kesulitan menaik kan berat badan
sesulit orang-orang yang gemuk yang berusaha menurunkan berat badan mereka. Saat penelitian
tersebut berakhir, para subjek yang kurus kembali kehilangan berat badan secepat pertambahan
berat badan pada orang-orang yang gemuk yang mengakhiri dietnya (Sims, 1974).
Hal ini memberikan asumsi baru bahwa, berat badan kemungkinan dipengaruh oleh aspek
biologis yang merupakan bawaan sejak lahir. Tetapi asumsi ini masih perlu penelitian lebih
lanjut, baik dari ahli psikologi, maupun ahli genetika.
2. meluasnya konsumsi minuman ringan dengan kadargula dan kalori yang tinggi
Gangguan makan ditandai dengan “ekstrem”. Gangguan makan terjadi ketika seseorang
mengalami gangguan parah dalam perilaku makan, seperti mengurangi porsi makan secara
berlebihan atau makan terlalu banyak, atau perasaan menderita atau kekhawatiran yang
berlebihan tentang berat atau bentuk tubuh. Seseorang dengan gangguan makan dapat berawal
dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak dari pada biasanya, tetapi
pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak tersebut terus-
menerus di luar kendali (American Psychiatric Association, 2005).
- Anoreksia Nervosa,Ialah suatu gangguan makan yang dicirikan oleh ketakutan untuk menjadi
gendut, citraan tubuh yang terganggu, pengurangan konsumsi makanan secara radikal, dan
memiliki tubuh yang sangat kurus dan abnormal.
- Bulimia Nervosa,Ialah suatu gangguan makan yang dicirikan oleh episode-episode makan
dalam jumlah yang sangat banyak (binge eating) dan diikuti dengan memuntahkan makanan
tersebut atau mengonsumsi pencahar (purging).
Berikut adalah beberapa factor yang diketahui dapat mempengaruhi munculnya gangguan
makan yang didapat kan dari penelitian- penelitan mengenai gangguan makan:
Insecure attachment merupakan gangguan makan yang diakibatkan tingginya tingkat insecure
attachment, kecemasan sosial, depresi, dan rendahnya self-esteem.
MOTIVASI UNTUK MENCINTAI
Cinta merupakan emosi dasar manusia yang sulit dipahami mengenai bagaimana dan
mengapa seseorang dapat merasakan cinta tersebut. Cinta dapat diartikan sebagai suatu emosi
yang dasyat dan irrasional, yang mendebarkan jantung dan dapat membutakan presepsi kita
terhadap orang lain yang mengandung perasaan yang damai dan tentram disertai rasa percaya.
Aspek biologis memegang peranan penting terhadap munculnya perasaan cinta. Para
psikolog membedakan perasaan cinta menjadi 2, yaitu:
Para peneliti yang berorientasi dalam biologi meyakini bahwa syaraf-syaraf yang
berkaitan dengan Passionate Love sudah berkembang dari sejak bayi dimana terdapat
pada ketergantungannya bayi kepada ibunya.
Dicirikan dengan adanya afeksi, rasa percaya, dan perasaan tentram disaat
bersama dengan orang yang dicintai.
Neurotransmiter dan hormon yang berperan pada perasaan gembira akan diaktifkan pada
hubungan Ibu dan bayi, dan jaringan saraf dan hormon yang sama diaktifkan juga pada
hubungan cinta antara individu dewasa ataupun persahabatan yang kuat.
Hormon Oksitoksin berperan sebagai pengepresikan perasaan cinta, perasaan peduli, dan
perasaan saling percaya.
Menurut teori kelekatan pada rasa cinta (attachment theory of love), gaya kelekatan
seseorang sebagai individu dewasa sebagian besar dipengaruhi oleh cara orang tua mereka
memerhatikan mereka semasa kecil. Namun, temperamen dan kecenderungan genetik seorang
anak juga membantu menilai konsistensi gaya kelekatan dari masa kanak-kanak.
Maka dari itu kelekatan seseorang terhadap pasangan membentuk rasa aman dan rasa tidak
aman. Seseorang yang memiliki kelekatan yang aman akan mudah membangun hubungan
dengan orang lain, sedangkan untuk yang tidak aman akan terjadi sebaliknya dimana terdapat
keragu-raguan dan rasa cemas dalam berhubungan dan cenderung sulit membangun hubungan
dengan orang lain.
Elemen-elemen utama dari rasa cinta, yaitu rasa cinta merupakan gabungan dari hasrat
(passion), keintiman (intimacy), dan komitmen (commitment).
Keintiman didasarkan pada pengetahuan mendalam mengenai pasangan kita, yang didapat secara
bertahap. Namun, hasrat didasari oleh emosi, yang dihasilkan dari pengalaman baru dan juga
perubahan.
Sebagian besar psikolog percaya bahwa kemampuan utnuk mempertahankan hubungan cinta
yang panjang dan intim lebih berkaitan dengan sikap, nilai dan keseimban yang dimiliki
pasangan tersebut daripada kaitan hal tersebut dengan gen atau hormon.
Dalam mencintai pria maupun wanita sebenarnya tidak ada yang mencintai lebih dari
yang lain. Pria dan wanita memiliki kesempatan yang sama untuk merasakan pedihnya cinta tak
terbalas. Namun, rata-rata pria dan wanita sering kali memiliki perbedaan di dalam
pengekspresikan motif dasar dari rasa cinta dan keintiman.
Di berbagai budaya, pria sejak dini telah diajarkan bahwa menunjukkan emosi dapat dianggap
sebagai bukti kerapuhan dan kelemahan, yang dianggap tidak maskulin. Oleh karena itu, pria
dalam kebudayaan tersebut sering kali mengepresikan cinta dengan tindakan alih-alih kata-kata.
Motivasi untuk mencintai dapat dimulai dengan faktor biologis dan proses yang terjadi
pada otak, tetapi motivasi tersebut dibentuk dan diarahkan oleh pengalaman-pengalaman awal
kita dengan orang tua, budaya yang ada di lingkungan, era sejarah yang membentuk kita, dan
sesuatu yang sesungguhnya tidak romantis, seperti ketergantungan finansial atau kemapanan diri
MOTIVASI SEKSUAL
Motivasi seksual merupakan sesuatu yang bersifat intrinsik, dibawa sejak lahir, tidak dapat
dihindari, dan secara hakiki merupakan sesuatu yang dinikmati. Sebagian besar orang meyakini
bahwa seks adalah dorongan biologis yang bersifat natural.
1. Kepuasan emosional atau kepuasan fisik yang didapat dari hubungan seks.
4. Meyakinkan diri sendiri bahwa kita adalah seseorang yang menarik atau seseorang yang
diinginkan oleh orang lain.
5. Dorongan untuk menyenangkan pasangan, mungkin saja hal ini dilakukan untuk menghindari
kemarahan atau penolakan dari pasangan.
1. Kemampuan, adalah kekuatan penggerak untuk bertindak yang dicapai oleh manusia
melalui latihan belajar.
2. Kebutuhan, adalah kekurangan yang artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karena itu
timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya.
3. Minat, adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk merasa
tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
4. Harapan dan keyakinan, merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi suatu
kebutuhan tertentu dari individu yang didasarkan atas pengalaman yang telah lampau.
Faktor eksteren
1. Situasional, keadaan yang mendukung atau malah menghambat individu dalam mencapai
tujuannya.
2. Lingkungan, hal ini juga sangat berpengaruhi pada motivasi berprestasi individu.
Misalnya; lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan dimana ia berada (sosial).
Dampak motivasi di tempat kerja :
kondisi linkungan kerja , beberapa aspek lingkungan kerja seringkali dapat meningkatkan
motivasi dan kepuasa dalam bekerja, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kelelahan
emosional .
jika seseorang ditempatkan pada situasi yang menghalangi keinginan dan kemampuan mereka
untuk berhasil seringkali merasa tidak puas , dan akan mengalami penurunan motivasi , bahkan
akan berhenti dari pekerjaaanya.
singkatnya motivasi dan kepuasabn kerja bergantung pada kualitas individu dan kondisi
lingkungan kerja.
apa yang membuat orang bahagia? yaitu orang yang termotivasi oleh kepuasan intrinsik
dari suatu kegiatan merasa lebih bahagia dan lebih puas daripada mereka yang semata mata
didorong oleh imbalan ekstrinsik (Deci dan ryan 1985;Kasser dan Ryan,2001). motivasi
intrinstik membantu dalam memilih tujuan yang kita inginkan dan tujuan tersebut yang nantinya
ditentukan oleh penilaian kita tentang apa yang penting dapam hidup.
nilai yang dipilih jika keduanya bertentangan perbedaan tersebut dapat menghasilkan stress
emosional dan perasaan tidak bahagia.
3 jenis utama dari konflik motivasi