Anda di halaman 1dari 4

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTARA UMAT

BERAGAMA DAN PENYELENGGARA NEGARA


Pengertian
• Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya, hidup
bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan
perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850)
• Kerukunan [dari ruku, bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang menopang rumah;
penopang yang memberi kedamain dan kesejahteraan kepada penghuninya] secara luas bermakna
adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan.
Landasan hukum
1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa).
2. Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar 1945,
Pasal 29 ayat 1: "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa".
Pasal 29 ayat 2: "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".
3. Landasan Strategis, yaitu Ketatapan MPR No.IV tahun 1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara. Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000, dinyatakan
bahwa sasaran pembangunan bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan, penuh
kerukunan yang dinamis antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
4. Landasan Operasional
a. UU No. 1/PNPS/l 965 tentang larangan dan pencegahan penodaan dan penghinaan agama
b. Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI. No.01/Ber/Mdn/1969
tentang pelaksanaan aparat pemerintah yang menjamin ketertiban dan kelancaran pelaksanaan
dan pengembangan ibadah pemeluk agama oleh pemeluknya.
c. SK. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No.01/1979 tentang tata cara pelaksanaan
pensyiaran agama dan bantuan luar negeri kepada lembaga-lembaga keagamaan swasta di
Indonesia.
d. Surat edaran Menteri Agama RI. No.MA/432.1981 tentang penyelenggaraan peringatan hari
besar keagamaan
Trilogi Kerukunan
– Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama
– Kerukunan di antara umat / komunitas agama yang berbeda-beda
– Kerukunan antar umat / komunitas agama dengan pemerintah
Kerukunan Inter Umat Beragama
• Kerukunan umat atau Ukhuwah Islamiah berasal dari kata dasar “Akhu” yang berarti saudara,
teman, sahabat, Kata “Ukhuwah” sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi
kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Sehingga
Ukhuwah Islamiyah akan berarti persaudaraan islam atau pergaulan menurut islam.
• Ada hadits yang mengatakan “antara umat islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah satu
anggota badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. ” Dikatakan juga bahwa “umat
muslim itu bagaikan satu bangunan yang saling menunjang satu sama lain.“
• Ibadah seperti zakat, sedekah, dan lain-lain mempunyai hubungan konseptual dengan cita
ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah itu sendiri bukanlah tujuan, Ukhuwah Islamiyah adalah
kesatuan yang menjelmakan kerukunan hidup umat dan bangsa, juga untuk kemajuan agama,
negara, dan kemanusiaan.
Adapun ayat Al-Qur’an tentang kerukuan sebagai berikut
ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلـُو ِب ُك ْم فَأ‬
‫صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه‬ َ َّ‫علَ ْي ُك ْم إٍ ْذ ُك ْنت ُ ْم أَعْـدَا ًء فَأَل‬
َ ‫قوا َوا ْذ كـ ُ ُرو نِ ْع َمتَ هللا‬ َّ ‫ْتص ُمواْ بِ َح ْب ِل هللا َجمِ ْيعًا َوالَ تَف‬
ُ ‫َـر‬ ِ ‫واَع‬
Artinya : “Janganlah bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakan antara hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara” (QS. Ali Imran: 103)

﴾١٠٥﴿‫اختَلَفُواْمِ نبَ ْع ِد َما َجاء ُه ُم ْالبَيِنَات ُ َوأ ُ ْولَئِ َكلَ ُه ْمعَذَابٌعَظِ ي ٌم‬
ْ ‫َوالَت َ ُكونُواْكَالَّذِينَتَف ََّرقُواْ َو‬
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai dan berselisih sesudah datang keterangan
yang jelas kepada mereka.Mereka itulah orang0orang yang mendapat siksa yang berat. (QS. Ali Imran 105).

Ukhuwah islamiyah dapat dibagi menjadi 4 macam “


1. Ukhuwah ‘ubdiyyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepala Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah ( basyariyyah ) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara,karena
mereka semua berasalh dari seorang ayah dan ibu yang sama y, yaitu Adam dan Hawa.
3. Ukhuwah wathaniyyah wa an-nasab yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.
4. Ukhuwah fi din al-islam yaitu persaudaraan antar sesamamuslim.

Kerukunan antar Umat Beragama


Kerukunan umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan
kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan:

a. Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama


b. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu
c. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan
d. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Pemerintah

Wadah kerukunan umat beragama


Pada awalnya wadah tersebut diberi nama Konsultasi Antar Umat Beragama, kemudian berubah
menjadi Musyawarah Antar Umat Beragama.

Usaha memelihara kesinambungan pembangunan nasional dilakukan antara lain:


1. Menumbuhkan kesadaran beragama.
2. Menumbuhkan kesadaran rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap Pancasila dan UUD 1945.
3. Menanamkan kesadaran untuk saling memahami kepentingan agama masing-masing.
4. Mencapai masyarakat Pancasila yang agamis dan masyarakat beragama Pancasila.
Usaha tersebut pada prinsipnya:
a. Tidak mencampuradukan aqidah dengan bukan aqidah.
b. Pertumbuhan dan kesemarakan tidak menimbulkan perbenturan.
c.Yang dirukunkan adalah warga negara yang berbeda agama, bukan aqidah dan ajaran agama.

Hubungan Antara Umat Beragama dan Penyelenggara Negara

Negara dan agama merupakan dua lembaga yang secara hakiki berbeda, agama terutama
berkenaan dengan relasi antara manusia dengan Tuhannya, sementara negara lebih berkenaan dengan
hubungan antara manusia dalam suatu kehidupan bersama, namun demikian agamanya juga terkait
dengan hubungan antar manusia dalam kehidupan bersama, sehingga sesungguhnya baik negara
maupun agama keduanya sama bertujuan mengatur kehidupan manusia.

Perbedaan fungsi yang tegas dan kerjasama antara agama dan negara itu adalah sedemikian
sehingga:

1. Negara tidak memasukkan agama kedalam dirinya, dan juga agama tidak mencaplok negara
menjadi wilayah bawahannya.
2. Negara menghormati agama dengan karakteristiknya sendiri sehingga tidak ada campur tangan
negara terhadap agama sebagai agama dan sebaliknya agama menghormatinegara dengan
karakteristiknya sendiri, sehingga tidak ada campur tangan agama terhadap penyelenggaraan
negara.
3. Hukum negara tidak diangkat dari atau dibuat berdasarkan hukum agama.
4. Tidak ada agama yang diangkat menjadi agama negara yaitu agama satu-satunya yang harus
dianut oleh seluruh rakyat.
5. Negara membantu rakyatnya dalam kehidupan beragama, berdasarkan pandangan bahwa
kehidupan beragama adalahsuatu jalan bagi manusia untuk memperoleh kebahagiaan religius,
sedangkan kebahagiaan religius merupakan suatu segi kesejahteraan yang menjadi tujuan negara.

Berikut Hubungan antara umat beragama dan penyelenggara Negara, antara lain :
1. Pemerintah menjamin kebebasan memeluk agama untuk warga negaranya
2. Pemerintah membuat peraturan untuk menjamin kerukunan antar umat beragama
3. Pemerintah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan beragama untuk kemudahan warganya dalam
melaksanakan ibadah.
4. Umat beragama membentuk organisasi masyarakat untuk membantu penyelenggaraan negara
Pola Pembinaan Kerukunan Umat Beragama
1. Perlunya Kerukunan Hidup Beragama
a. Manusia Indonesia satu bangsa, hidup dalam satu negara, satu ideologi Pancasila.
b. Berbeda suku, adat dan agama saling memperkokoh persatuan.
c. Kerukunan menjamin stabilitas sosial sebagai syarat mutlak pembangunan.
d. Kerukunan dapat dikerahkan dan dimanfaatkan untuk kelancaran pembangunan.
e. Ketidak rukunan menimbulkan bentrok dan perang agama, mengancam kelangsungan hidup
bangsa dan negara.
2. Kerukunan Intern Umat Beragama
a. Pertentangan di antara pemuka agama yang bersifat pribadi jangan mengakibatkan perpecahan
di antara pengikutnya.
b. Persoalan intern umat beragama dapat diselesaikan dengan semangat kerukunan atau tenggang
rasa dan kekeluargaan.
3. Kerukunan Antar Umat Beragama
a. Keputusan Menteri Agama No.70 tahun 1978 tentang pensyiaran agama sebagai peraturan bagi
pensyiaran dan pengembangan agama untuk menciptakan kerukunan hidupantar umat beragama.
b. Pemerintah memberi perintah pedoman dan melindungi kebebasan memeluk agama dan
melakukan ibadah menurut agamanya masing-masing.
c. Keputusan Bersama Mendagri dan Menag No.l tahun 1979 tentang tata cara pelaksanaan
pensyiaran agama dan bantuan luar negeri bagi lembaga keagamaan di Indonesia.
4. Kerukunan Antar Umat Beragama dengan Pemerintah
a. Semua pihak menyadari kedudukannya masing-masing sebagai komponen orde baru
dalammenegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Antara pemerintah dengan umat beragama ditemukan apa yang saling diharapkan
untukdilaksanakan.
c. Pemerintah mengharapkan tiga prioritas, umat beragama, diharapkan partisipasi aktif dan positif
dalam:
1) Pemantapan ideologi Pancasila;
2) Pemantapan stabilitas dan ketahanan nasional;
3) Suksesnya pembangunan nasional;
4) Pelaksanaan tiga kerukunan harus simultan.

Kendala dan solusi tentang masalah kerukunan


Kendala:
 Rendahnya Sikap Toleransi
 Kepentingan Politik
 Sikap Fanatisme
Solusi
o Dialog Antar Pemeluk Agama
o Masyarakat jangan mudah terprovokasi
o Bersikap Optimis
 Karena pembelajaran agama sudah masuk ke kalangan akademik sehingga bisa lebih
mengajarkan sikap toleransi
 Karena pemimpin masing-masing agama semakin sadar akan perlunya perspektif baru
dalam melihat hubungan antar-agama untuk memecahkan problem keagamaan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai