Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam hal ini x(n) menyatakan nilai yang ke-n dari suatu deret, persamaan (3-
1) biasanya tidak disarankan untuk dipakai dan selanjutnya sinyal diskrit diberikan
seperti Gambar 1. Meskipun absis digambar sebagai garis yang kontinyu, sangat
penting untuk menyatakan bahwa x(n) hanya merupakan nilai dari n. Fungsi x(n)
tidak bernilai nol untuk n yang bukan integer; x(n) secara sederhana bukan
merupakan bilangan selain integer dari n.
Sekuen Impuls
Sinyal impuls waktu diskrit atau sinyal diskrit impulse juga dikenal sebagai
suatu Kronecker delta function atau disebut juga sebagai DT unit sample function,
didefinisikan dengan persamaan matematik seperti berikut.
Sedikit berbeda dengan fungsi impulse pada sinyal waktu kontinyu, fungsi
simpulse pada sinyal waktu diskrit tidak memiliki ambiguity pada
pendefinisiannya, karena dengan mengacu pada persamaan (2-2) cukup jelas
bahwa sinyal ini merupakan sinyal yang hanya sesaat muncul sesuai dengan time
sampling yang digunakan. Dan antar satu sampel ke sampel berikutnya ditentukan
oleh periode samplingnya. Bentuk fungsi impulse untuk sinyal waktu diskrit bisa
dilihat seperti pada Gambar 3.3
Sekuen Step Waktu Diskrit
Dimana nilai u[k] akan konstan (bias bernilai 1 atau yang lainnya) setelah
waktu k > 0. Perbedaan dengan fungsi step waktu kontinyu adalah bahwa dalam
sekuen step waktu diskrit, sinyal akan memiliki nilai pada setiap periode waktu
tertentu, sesuai dengan periode samping yang digunakan. Bentuk sekuen step
waktu diskrit bias dilihat seperti pada Gambar 3.4.
Seperti pada pembahasan sinyal waktu kontinyu, fungsi ramp untuk sinyal
waktu diskrit bias dinyatakan dalam persamaan matematik sebagai berikut:
Contoh sebuah sekuen fungsi ramp waktu diskrit dengan kemiringan (slope)
bernilai k > 0 bisa dilihat seperti pada Gambar 3.5.
Sinusoida Diskrit
Sinusoida diskrit bisa direpresentasikan dalam persamaan matematik sebagai
berikut:
dimana Ω0 adalah frekuensi angular pada waktu diskrit. Sinusoida diskrit bias
dilihat seperti pada Gambar 2.xx. Di dalam pembahasan pada sinyal sinusoida
waktu kontinyu, dinyatakan bahwa sinyal sinusoida sinyal x(t) = sin(ω0t+θ) selalu
periodiks. Sementara di dalam sinyal waktu diskrit, sinyal sinusoida akan
memenuhi kondisi periodic jika dan hanya jika nilai Ω0/2π merupakan bilangan
bulat.
1. Membuka matlab, lalu akan menampilkan halaman awal matlab sebagai berikut
:
Secara umum tampilan awal Matlab akan menyajikan:
• Command Window yang merupakan tempat atau mengetikkan perintah yang
dapat dieksekusi secara langsung.
• Command History yang berisi berbagai perintah uang telah dieksekusi oleh
Command Window. Ini merupakan fitur untuk melakukan tracking ketika
proses developing atau debugging programs atau untuk mengkonfirmasi bahwa
perintah-perintah telah dieksekusi sepanjang suatu penghitungan multi-step dari
command line.
• Current Folder, yang menyajikan informasi folder tempat bekarja saat ini dan
isi yang ada di folder tersebut. Window ini bermanfaat untuk menemukan lokasi
file-file dan script-script sehingga dapat diedit, dipindahkan, diganti nama,
dihapus, dsb.
2. Setelah matlab terbuka, masukan semua program sesuai perintah yang ada pada
modul.
V. HASIL PERCOBAAN
1. Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit, Sekuen Step
a. L = 23 ; P = 9
- Program :
- Input nilai panjang gelombang dan panjang sekuen :
d. L = 40; P = 35
- Program :
- Input nilai panjang gelombang dan panjang sekuen :
b. Fs = 15
- Program =
d. Fs = 35
- Program =
- Hasil Pembangkitan Sinyal
3. Pembentukan sinyal sinus waktu diskrit
a. Fs = 20
b. Fs = 23
- Program =
- Hasil Pembangkitan Sinyal
c. Fs = 40 ; Fs = 60; Fs = 80 ( Subplot)
- Program :
- Hasil pembangkitan sinyal
4. Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit, Sekuen Konstan
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mempraktikan pembangkitan macam – macam sinyal
waktu diskrit. Sinyal diskrit ini, pemrosesan sinyalnya yaitu berderetan.
Pada percobaan pertama yaitu, sinyal waktu diskrit sekuen step. Sekuen step ini
memiliki nilai satu satuan. Seperti pada percobaan sinyal ini memiliki nilai pada setiap
periode waktu tertentu, sesuai dengan periode sampling yang digunakan. Seperti contoh
yang sudah di praktikan dengan panjang gelombang 23 dan panjang sekuen 9, maka
sinyalnya dimulai pada angka 9 dan di akhiri pada angka 23. Mulainya sinyal tersebut
tergantung dari nilai panjang gelombang dan panjang sekuen.
Pada percobaan ke dua yaitu, sinyal waktu diskrit sekuen pulsa. Pada percobaan ini,
membangkitkan sebuah sinyal yang berupa pulsa/persegi. Akan tetapi pada sinyal diskrit
ini, sinyal yang muncul hanya sesaat sesuai dengan time sampling yang digunakan. Jadi
contohnya seperti yang tlah dipraktikan, menggunakan nilai posisi pulsanya adalah 23 dan
panjang gelombangnya 40, maka sinyal yang muncul hanya pada posisi pulsa 23. Begitu
juga percobaan selanjutnya, sinyal muncul sesuai dengan nilai posisi pulsa.
Pada percobaan ke tiga yaitu, pembentukan sinyal sinus waktu diskrit. Sinyal sinus
waktu diskrit ini dipengaruhi oleh perubahan nilai frekuensi (Fs) sampling. Semakin besar
nilai Fs, maka bentuk sinyal yang dibangkitkan akan semakin jelas dan mendeketai sinyal
analognya. Dan sebaliknya, apabila nilai Fs nya semakin kecil, sinyal sampling dengan
sinyal lain akan semakin jauh dan bentuk asli dari sinyal tersebut semakin jauh.
Pada percobaan ke empat yaitu, pembangkitan sinyal waktu diskrit, sekuen konstan.
Sinyal yang dibangkitkan pada percobaan kali ini adalah konstan. Jika panjang gelombang
ditetapkan untuk nilai lebih dari atau sama dengan 23, maka nilai minimal yang dapat
diberikan (L) adalah 23. Sementara itu sepanjang nilai sekuen P, sinyal diskrit diberikan
nilai sama dengan nol dan selebihnya 1 hingga sejauh L.
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Pada seskuen step, nilai sinyalnya memiliki satu kesatuan.
2. Pada sekuen pulsa, sinyal yang muncul sesuai dengan nilai posisi pulsa.
3. Pada sinyal sinus waktu diskrit, dipengaruhi oleh besarnya nilai frekuensi.
Semakin besar nilai frekuensi maka semakin jelas sinyal sinus yang
dibangkitkan.
4. Pada sinyal sekuen konstan, sinyal yang dibangkitkan pada percobaan kali ini
adalah konstan.
5. Pada sekuen rectangular, sinyal yang dibangkitkan adalah berbentuk deretan
persegi. Dan sinyal yang dibangkitkan menyesuaikan nilai lebar dan
panjangnya.