Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri tekstil merupakan salah satu industri manufaktur terbesar baik di


Indonesia maupun di dunia. China, hingga saat kini masih menguasi sektor
industri tekstil di dunia dengan penjualan hingga ke seluruh penjuru dunia.
Bicara dengan negara ASEAN, Indonesia juga masih kalah di sektor industri
tekstil ini dengan negara tetangganya, Vietnam. (Dikutip dari situs Medan
Bisnis), hasil impor negara Vietnam ke mancanegara khusunya Amerika
mencapai 17 milliar dollar us pada tahun 2012. Sedangkan Indonesia masih
tertinggal dibelakangnya yaitu berkutat di 12-13 milliar dollar US. Pada tahun
2000, hasil ekspor negara Vietnam ke Amerika berada di urutan ke 82 tetapi
pada tahun 2012 nilai ekspor negara Vietnam ke negara Amerika sebesar 17
milliar dollar US menjadikan Vietnam sebagai negara ekspor terbesar ke 2 di
Amerika.

Sedangkan kondisi perekonomian industri tekstil di Indonesia bisa


dibiilang cukup baik mengingat adanya kerjasama dengan negara China, yang
dengan serius memantau kondisi tekstil di Indonesia dan terus menanamkan
investasinya di negara Indonesia khususnya di bidang tekstil. Pemerintah China
juga tertarik untuk merelokasi industrinya ke Bandung mengingat biaya tenaga
kerja di Indonesia jauh lebih murah dibanding di negara China. Seperti dilansir
investor daily nilai investasi negara China untuk Indonesia mencapai angka 128
juta dollar US pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 mencapai angka 148 juta
dollar US. Sedangkan realisasinya pada tahun 2013 sudah mencapai 60 juta
dollar US dengan 99 proyek yang tersebar di Indonesia. Dampak positif dari
kerjasama antara Indonesia dengan China adalah berdampak pada penjualan
tekstil ke luar negeri. Dicatat oleh kementrian Republik Indonesia, hasil ekspor

1
2

Indonesia untuk negara Amerika mencapai 1,01 milliar dollar US di periode


kuartal 1 tahun 2013 yaitu di bulan januari hingga bulan maret.

Peningkatan penjualan tekstil di Indonesia merupakan salah satu


keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Karena dengan adanya peningkatan
penjualan dari tahun ke tahun, maka industri tekstil dapat dikatakan sebagai
salah satu dari banyak industri di Indonesia sebagai industri termaju yang ada di
Indonesia. Oleh karena itu PT. Inti Gunawantex yang merupakan salah satu
industri tekstil yang berada di Bandung, Jawa Barat juga ingin terus mengikuti
jejak para kompetitornya agar terus dapat menaikan penjualan dari tahun ke
tahun dan juga turut membangun perkembangan ekonomi bangsa khususnya di
bidang tektil.

PT. Inti Gunawantex merupakan salah satu industri terbesar di wilayah


Bandung, Jawa barat yang sudah berdiri sejak tahun 1974. Industri ini
merupakan industri tekstil yang memproduksi uraian benang menjadi sebuah
kain mentah yang kemudian dijual kepada para konsumennya baik lokal maupun
internasional. Tiap tahunnya pabrik ini dapat memproduksi hingga 20 juta meter
kain. Hingga saat kini, perusahaan memproduksi kain dengan menggunakan 3
macam / 3 tipe benang yaitu benang CT, benang DTY, dan benang PE. 3 jenis
benang tersebut merupakan 3 jenis benang berbeda yang akan diolah
menghasilkan kain yang berbeda pula.

Kemudian dilakukan pengamatan langsung ke perusahaan untuk melihat


bagaimana proses produksinya, melihat bagaimana cara perusahaan melakukan
distribusi barang dan memasarkan ke pasaran, melakukan ekspor dan impor
barang. Serta melihat berbagai kondisi di perusahaan manufaktur tersebut. Dan
pada akhirnya kami mendapatkan masalah dari hasil pengamatan kami secara
langsung ke perusahaan bahwa penggunaan bahan baku tidak sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan perusahaan dan penggunaan melebihi anggaran
yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Dikarenakan adanya masalah
tersebut, maka akan berdampak pada biaya produksi yang meningkat dan tidak
sesuai dengan target yang ditentukan. Maka perlu diadakan penelitian agar
3

bahan baku yang ditetapkan tidak melebihi anggaran dengan tujuan untuk
meminimalkan biaya produksi.

Masalah yang dialami perusahaan PT Inti Gunawantex berhubungan


dengan kegiatan operasional. Kegiatan operasional yang dilakukan sehari hari
oleh PT Inti Gunawantex bisa dibilang rapi dan terarah. Dengan metode waving
yaitu mengubah benang menjadi kain, proses produksinya rapi dengan
menggunakan mesin mesin khusus yang diimport langsung dari luar negeri.
Hampir tidak ada kelalaian dalam proses produksinya. Semuanya dikerjakan
oleh mesin berteknologi tinggi dan kemudian diteliti dengan sangat cermat oleh
setiap bidangnya masing masing.

Kemudian dalam melakukan sebuah wawancara dan berbincang – bincang


langsung kepada Direktur PT Inti Gunawantex muncul sebuah masalah yang
ingin diteliti oleh penulis ke perusahaan bahwa biaya yang digunakan oleh PT
Inti Gunawantex selama 1 periode awal tahun 2012 sampai akhir tahun 2012
mengalami kelebihan anggaran dari yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kelebihan anggaran ini dapat menyebabkan perusahaan tidak dapat
memaksimalkan laba atau keuntungan yang diterima oleh PT Inti Gunawantex.
Sering kali biaya produksi yang ditentukan melewati anggaran(budget)
dikarenakan adanya kesalahan produksi seperti human error ataupun kesalahan
pada alat produksinya . Human error tersebut dapat mengakibatkan terjadi
kesalahan produksi yang disebabkan oleh karyawan perusahaan yang dapat
membuat biaya untuk memproduksi suatu produk tersebut membutuhkan biaya
yang lebih besar dari yang telah ditetapkan yang diakibatkan oleh kesalahan –
kesalahan yang dilakukan karyawan perusahaan. Masalah terhadap alat produksi
pun dapat mengakibatkan biaya manufaktur perusahaan menjadi besar karena
mesin – mesin yang setiap hari digunakan untuk memproduksi suatu produk
mengalami kerusakan yang harus segera untuk diperbaiki agar kegiatan produksi
dapat tetap berjalan. Kerusakan mesin produksi tersebut otomatis harus
diperbaiki oleh seorang teknisi yang ahli dalam memperbaiki mesin yang rusak
dan harus membayar teknisi tersebut karena telah memperbaiki mesin produksi
perusahaan yang telah rusak. Dalam hal ini, apabila mesin sering mengalami
kerusakan maka perusahaan akan terus menerus mengeluarkan biaya untuk
4

membayar biaya kerusakan pada mesin yang biaya ini termasuk dalam biaya
manufaktur perusahaan. Sehingga masalah ini harus segera diperbaiki agar biaya
– biaya yang dikeluarkan perusahaan harus seminimal mungkin untuk
memperoleh laba yang maksimum. Masalah ini sangat penting untuk diteliti
karena dengan terus terjadinya biaya anggaran berlebihan dari yang telah
ditetapkan maka perusahaan tidak dapat mencapai laba yang seharusnya dapat
diterima dengan maksimal. Jika biaya produksi dan biaya manufaktur dapat
ditekan dan diatasi seperti mengurangi kesalahan yang terjadi pada human error
dan kesalahan pada alat produksi perusahaan, maka biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan selama periode
tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti perusahaan PT Inti
Gunawantex karena penulis ingin mencoba membantu perusahaan untuk
meminimalkan biaya –biaya yang dikeluarkan perusahaan dan mengetahui
berapa biaya yang minimal dalam memproduksi ketiga produk dari PT Inti
Gunawantex selama periode yang telah ditetapkan.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh PT Inti Gunawantex


tersebut, kami melampirkan data – data perusahaan beberapa tahun yang lalu
sebagai patokan terhadap kemunculan masalah perusahaan. Data tersebut
didapatkan dari hasil wawancara yang kami lakukan terhadap Direktur
perusahaan PT Inti Gunawantex. Data yang kami dapatkan adalah biaya
produksi minimal untuk memproduksi ke 3 jenis bahan benang mengalami
kenaikan tiap tahunnya dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Dengan rincian
untuk tahun 2010 biaya untuk memproduksi ke 3 jenis benang itu adalah sebesar
Rp 2,7 miliar dan untuk tahun 2011 sebesar Rp 2,8 miliar. Informasi tersebut
kami jadikan sebagai patokan bahwa PT Inti Gunawantex selama beberapa tahun
terakhir terus mengalami peningkatan biaya anggaran pengeluaran perusahaan
sehingga kami akan melakukan penelitian terhadap perusahana tersebut dengan
menggunakan metode Linear Programming dengan tujuan untuk meminimalkan
biaya pengeluaran anggaran yang dikeluarkan oleh PT Inti Gunawantex dan
mengetahui berapa biaya anggaran yang tepat yang seharusnya dikeluarkan oleh
PT Inti Gunawantex untuk memproduksi ketiga jenis benang tersebut.
5

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam studi ini adalah sebagai
berikut:
1. Berapa biaya yang minimal untuk memproduksi ke tiga jenis benang tersebut?
2. Bagaimana perusahaan menetapkan biaya anggaran produksi yang minimal
agar sesuai dengan kapasitas produksi?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis anggaran biaya produksi agar sesuai dengan kapasitas produksi


perusahaan.
2. Menentukan cara agar anggaran biaya produksi seminimal mungkin dan sesuai
target.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui penyebab kelebihan anggaran biaya produksi yang tidak sesuai


dengan anggaran yang ditetapkan dengan tujuan mengantisipasi masalah yang
sama di kemudian hari
2. Menjadi masukan bagi perusahaan PT Inti Gunawantex agar tidak terjadi
kelebihan anggaran
3. Mendapatkan laba yang maksimal dengan meminimasi biaya produksi
4. Menjadi bahan referensi karya ilmiah bagi mahasiswa dan orang lain yang
membaca.

1.5. State of Arts

Menurut Maryan Solhi Lord, Samira Mohebbi Bazardeh, Sharareh


Khoshnood, Nastaran Mahmoodi, Fatemeh Qowsi Rasht-Abadi dan Marjan-ol-
6

Sadat Ojaghzadeh Mohammadi tentang Linier Programming yang berdasarkan


jurnalnya yang berjudul Linear Programming and Optimizing the Resources
(Maret 2013) mengatakan bahwa Linier Programming adalah suatu teknik yang
digunakan oleh para manajer untuk memecahkan suatu masalah. Dengan
menerapkan program linier oleh seorang manajer maka manajer dapat berusaha
untuk memaksimalkan keuntungan di satu sisi dan sisi lain nya meminimalkan
biaya mereka. Linier Programming juga dapat diartikan sebagai teknik atau
metode yang disimpulkan dari ilmu matematika dan ilmu-ilmu lain yang bisa
memainkan peran yang efisien dalam meningkatkan keputusan manajemen.
Meskipun masih dianggap sebagai ilmu baru, tetapi telah terbukti baik untuk
mampu dalam memecahkan masalah seperti perencanaan produksi , alokasi
sumber daya , pengendalian persediaan , dan iklan. Model Linier Programming
digunakan oleh para manajer untuk menentukan pengaturan keuangan yang
ekonomis, untuk mengatur waktu terbaik untuk memulai dan menyelesaikan
proyek-proyek, dan untuk memilih proyek untuk meminimalkan total biaya
bersih saat ini modal. Linier Programming adalah suatu teknik untuk memilih
pola yang diinginkan dari berbagai rencana produksi. Dalam jurnal ini dapat di
simpulkan bahwa Linier Programming adalah metode yang menggunakan teknik
matematika yang dapat membantu manajemen untuk mencari solusi optimal.
Mengingat sumber daya yang terbatas dalam lingkungan masyarakat saat ini,
menggunakan pemrograman linier organisasi merupakan solusi yang efisien.

Menurut Antonius Sianturi, Ir. Abadi Ginting SS, MSIE, Ir. Ukurta
Tarigan,MT dalam jurnalnya yang berjudul “OPTIMISASI JUMLAH
PRODUKSI CPO DENGAN BIAYA MINIMUM MELALUI PENDEKATAN
LINEAR PROGRAMMING DI PT XYZ” (September 2013) menjelaskan
bahwa PT XYZ membutuhkan keputusan strategis dan taktis untuk
meminimisasi total biaya produksinya. Proses perencanaan produksinya hanya
menggunakan dasar empiris yang menyebabkan kekhawatiran pada saat
produksi berlangsung terjadi masalah seperti kelebihan atau kekurangan
sumberdaya. Model linear programming telah banyak diterapkan untuk
menyelesaikan berbagai jenis masalah termasuk perencanaan dan pengendalian
produksi. Berdasarkan analisis terhadap pemecahan masalah, model yang
diujikan dapat memberikan nilai optimum dan solusi yang layak. Berdasarkan
7

analisis terhadap pemecahan masalah, model yang diujikan dapat memberikan


nilai optimum dan solusi yang layak dengan jumlah produksi optimum pada
tingkat biaya yang paling minimum serta mampu memenuhi jumlah persediaan.
Hasil dari model ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan untuk menetapkan kebijakan yang strategis

Menurut Dian Wirdasari dalam jurnalnya yang berjudul Metode Simpleks


Dalam Program Linier (Januari 2009) menjelaskan bahwa Metode simpleks
adalah suatu metode penyelesaian dalam linier programming yang digunakan
untuk mengambil sebuah keputusan dalam permasalahan secara optimal. Metode
simpleks digunakan untuk mencari nilai optimal yang memiliki banyak variable
(lebih dari dua). Program Linier merupakan metode yang mengalokasikan
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimalkan keuntungan
atau meminimalkan biaya. Sumber daya yang dimaksudkan dapat berupa uang,
tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, ruang, atau teknologi. Yang
di analisis adalah memberikan hasil terbaik yang dalam keterbatasan sumber
daya tersebut. Hasil yang diinginkan dapat berupa memaksimalkan profit,
penjualan, atau meminimisasi pada biaya, waktu dan jarak.

Menurut Sapti Aji, Kusmaningrum, dan Fifi Herni M dalam jurnalnya


yang berjudul Optimisasi Keuntungan Menggunakan Linier Programming di PT
Pertamina Refinery Unit VI Balongan (Maret 2013) menjelaskan bahwa Linear
Programming (LP) merupakan salah satu teknik optimisasi yang paling banyak
digunakan dan salah satu yang paling efektif di lingkungan Pertamina. Linear
Programming adalah prosedur optimisasi dari suatu problem/persamaan dimana
fungsi tujuan dan variable kendala bersifat linier. Penerapan LP di perusahaan
antara lain untuk memaksimasi keuntungan dengan mempertimbangkan berbagai
pilihan input dan keterbatasan kapasitas produksi. Pemrograman linier
merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan biaya.

Menurut Mohammad Rahim Owji, Davood Nikkami, Mohammad Hosein


Mahdian dan Shahla Mahmoudi dalam jurnalnya yang berjudul Land Use
8

Management in Order to Maximizing Benefit and Minimizing Soil Erosion


menjelaskan bahwa penggunaan ilmu optimasi terhadap pengorganisiran sumber
daya alam. Menyajikan model untuk alokasi optimal lahan dengan tujuan
memperoleh manfaat maksimal dan meminimalkan erosi tanah di Jajrood,
Provinsi Tehran, Iran. Memecahkan masalah optimasi berdasarkan metode
simpleks. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengurangi erosi dan
menaikkan keuntungan adalah dengan menggunakan lahan secara benar dan
sistematis. Metode Linier Programming digunakan untuk membuang bahan baku
yang tidak digunakan dan menggunakan bahan sehemat mungkin karena
keterbatasan bahan yang tersedia di Bumi.

Anda mungkin juga menyukai