Anda di halaman 1dari 22

TUGAS AMDAL

MENGENAI LISTRIK KERAKYATAN YANG TERKAIT


DENGAN TEMPAT OLAH SAMPAH SETEMPAT (TOSS) DI
STT-PLN
(HASIL BERUPA BRIKET,PELET,GAS, dan PLTSa)

Nama : Sepdy Pratama


NIM : 2016-11-082
Kelas :C
Jurusan : S1 Teknik Elektro

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga Tugas AMDAL ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga dokumen AMDAL ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, semoga untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi dokumen AMDAL agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, mohon maaf
jika masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Mei 2018

Penyusun

Page ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ..............ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. .............iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. ..............1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ ..............2

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


2.1. Uraian Rencana Usaha dan Kegiatan ............................................................ ...........5-6

BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP


3.1. Komponen Abiotik ......................................................................................... .........7-10
3.2. Komponen Biotik ........................................................................................... .......10-11
3.3. Komponen Sosekbudkemas ......................................................................... ........12-14

BAB IV RUANG LINGKUP STUDI


4.1. Dampak Penting Hipotetik ............................................................................. ............15
4.2. Evaluasi Dampak Potensial ........................................................................... .......15-16
4.3. Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan ........................................... ........17-18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. ............19

Page iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Model pengelolaan sampah dengan konsep Waste to Energi dapat


diimplementasikan dengan model Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) dan inisiatif
membuang sampah ke kawat listrik. Keunggulan dari Model tersebut adalah teknologi dan
konsep yang sederhana serta biaya yang murah sehingga bisa digunakan untuk mengolah
sampah dengan skala komunitas yang dilaksanakan secara mandiri oleh penduduk
setempat.

Sampah telah menjadi suatu masalah baru yang menyedot banyak perhatian
terutama di wilayah Jakarta ini karena banyaknya jumlah sampah yang setiap hari kita
hasilkan baik dari rumah tangga ataupun dari limbah pabrik tidak diimbangi
dengan pengolahan sampah yang terpadu sehingga membuat sampah menggunung. Hal ini
telah banyak menimbulkan akibat mulai dari pemandangan yang tidak indah dipandang
mata, pencemaran sungai Cikapundung, Bau yang menyekat dari tumpukan sampah-
sampah hingga banjir yang terjadi tiap tahun. Padahal bila sampah ini dapat dikelola
dengan baik tidak hanya lingkungan kita yang bersih dan sehat bahkan sampah dapat
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Dengan sumberdaya yang mudah didapat karena
sampah adalah barang yang dibuang tiap harinya bahkan orang rela membayar uang
sampah untuk membuang sampah agar tidak mengotori rumah dan lingkungannya.
Sehingga menjadikan sampah sebagai salah satu bahan yang ideal untuk diolah menjadi
energi terbarukan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah pencemaran sampah
dengan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang lebih berarti adalah dengan dibuatnya
Listrik Kerakyatan.Listrik Kerakyatan didefinisikan sebagai suatu model penyediaan dan
pengembangan energi listrik yang terdiri dari bauran pembangkit sederhana skala kecil dari
energi bersih yang tersedia di sekitar komunitas sehingga dapat dibangun sendiri dilakukan
secara bergotong-royong oleh berbagai kelompok masyarakat di tingkat kelurahan di
seluruh tanah air Indonesia. Model konvensional dalam sistim penyediaan tenaga listrik
dilakukan dengan sistim pembangkit besar terpusat untuk kemudian disalurkan melalui
jaringan transmisi dan distribusi ke konsumen.

Listrik kerakyatan melakukan kegiatan yang diharapkan kegiatan tersebut menjadi


penggerak ekonomi wilayah sekitar khususnya, sumber penerimaan negara melalui devisa
serta meningkatkan kualitas sosial ekonomi dan budaya masyarakat melalui peningkatan
pendapatan dan kesempatan berusaha serta alih teknologi. Di samping dampak positif
tersebut tentunya akan timbul dampak negatif, baik langsung maupun tidak langsung pada
komponen lingkungan fisik kimia, biologi maupun sosial ekonomi budaya dan kesehatan
masyarakat, karena kegiatan Listrik Kerakayatan tersebut mempunyai interaksi yang kuat
dengan lingkungan hidup.

Page 1
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1. Tujuan

Dalam kegiatan yang akan dilakukan oleh listrik kerakyatan secara umum
bertujuan untuk :

a. Mengelola limbah sampah yang bersumber dari limbah rumah tangga masyarakat dan
kampus STT PLN menjadi briket, pelet (reaktor), gas, dan PLTSa ;
b. Mengindetifikasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan,baik tahap pra-
kontruksi,kontruksi dan operasi
c. Mengurangi Pencemaran Lingkungan akibat sampah
d. Evaluasi terhadap komponen lingkungan dampak besar dan penting yang ditimbulkan

1.2.2. Manfaat

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan yang dilakukan oleh Listrik
Kerakyatan adalah :

a. Bagi Pemerintah
1). Sebagai masukan bagi perencanaan dan pembangunan wilayah
2). Integrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap perencanaan pembangunan
3). Sebagai Pedoman pemerintah dalam melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
b. Bagi Pemrakarsa
1). Masukan dalam melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
2). Informasi kondisi lingkungan awal di sekitar lokasi kegiatan
c. Bagi Masyarakat
1). Sumber informasi bagi masyarakat tentang rencana pengolahan sampah menjadi briket
2). Ikut berperan serta dalam melakukan upaya pemantauan lingkungan yang di laksanakan
oleh pemrakarsa kegiatan.

Page 2
BAB II. TAHAP USAHA DAN KEGIATAN

2.1. Proses Tahap Usaha dan Kegiatan

1. Tahap Pelaksanaan Usaha dan Kegiatan

Untuk menguraikan tahap kegiatan yang dilakukan Listrik Kerakyatan secara jelas dan
komprehensif maka akan diuraikan sesuai dengan tahap kegiatan yaitu kegiatan pra
konstruksi, konstruksi, praoperasi, dan operasional.

a. Tahap Prakonstruksi
Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang dilakukan dengan survey studi
kelayakan dan studi detail desain dan perizinan lokasi.
1) Studi kelayakan dan studi detail desain
Studi kelayakan dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai
cadangan, sarana/infrastruktur yang diperlukan serta evaluasi ekonomis. Dengan
perhitungan terget produksi Untuk 1 Ton sampah per hari dan Payback Period 5 tahun,
akan didapatkan Net Present Value sebesar 108.578.428 Rupiah, Internal Rate of Return
sebesar 5,2% dan energi yang dihasilkan sebesar 144kWh/hari.
2) Perizinan Lokasi
Dalam pengurusan izin dan telaah teknis lokasi Listrik Kerakyatan dilakukan di
Sekolah Tinggi Teknik PLN sebagai lokasi kegiatan sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

b. Tahap Konstruksi
Kegiatan tahap konstruksi hanya terdapat pada lokasi pembangunan ruangan
peuyeumisasi, ruangan biodigestasi,ruangan penyimpangan briket dan pelet sampah,
ruangan untuk karayawan, dan ruangan untuk gasifikasi.

c. Tahap Praoperasi

Pengumpulan dan Pemilahan sampah

Pengumpulan sampah diambil dari beberapa sumber. Proses pemilahan sampah


disini yaitu memisahkan antara sampah organik ,sampah anorganik, dan sampah yang
memilki harga jual. Sampah Organik pada Listrik Kerakyatan biasanya berupa limbah

Page 3
makanan sisa rumah tangga dari masyarakat sekitar kampus STT-PLN maupun makanan
sisa dari kegiatan kampus, dan kertas sisa warga kampus STT-PLN. Begitu pula dengan
sampah nonoragnik yang didominasi oleh sampah plastik berasal dari kampus STT-PLN
maupun sampah nonoranik lainnya yang berasal dari masyarakat sekitar kampus STT-
PLN.

c. Tahap Operasional

1) Peuyeumisasi

Metode ilmiah yang mampu memproses sampah organik dan non organik pada
kramba bambu dengan memanfaatkan bakteri anaerob. Pada proses ini sampah organik
harus lebih banyak dari pada sampah non organik, sehingga sampah tersebut dapat
menghasilkan suatu produk bricket sampah yang memiliki kadar kalori 2500 - 4000
kkal.. Dalam metode ini, selain menghasilkan briket, Gas yang dihasilkan adalah gas
yang ramah lingkungan. Secara kimiawi, gas sampah adalah CO2 + CH4. Untuk itu
perlu dilakukan briketisasi dan dilakukan gasifikasi sehingga menghasilkan CO + H2.
H2 yang dimaksud disini adalah air lindi yang berasal biodigester, pemberian air lindi
diberikan apabila tumpukan sampah pada keramba bambu telah mencapai ketinggian
20cm. Proses peuyeumisasi berlangsung selama kurang lebih 7-10 hari.

Gambar 2.1 Tahap Peuyeumisasi

2) Pencacahan dan penyaringan

Setelah proses peuyeumisasi selanjutnya sampah tersebut dicacah dengan mesin


pencacah hingga halus, kemudian dilanjutkan dengan penyaringan agar saat melakukan

Page 4
proses pencetakan pelet dapat dilakukan dengan mudah. Selain pencetakan pelet sebagai
bahan bakar atau reaktor, ada juga proses briketisasi yaitu proses pembuatan briket
secara manual dengan campuran beberapa bahan.

Gambar 2.2 Tahap Pencacahan dan Filterisasi

3) Biodigestasi

Produk yang dihasilkan dari metode biodigester adalah pupuk cair (Lindi) yang
diproses secara alami dari bahan-bahan sampah organik yang tertutup rapat di dalam
biodigester. Selain itu, metode biodigester ini memiliki keunggulan dengan
menghasilkan biogas yang akan terbentuk antara 4-7 hari setelah proses pemasukan
awal. Jumlah produksi biogas sekitar 12-40 liter dari setiap 1 kg sampah organik
(bervariasi tergantung kondisi lingkungan dan jenis limbah/sampah). Biogas yang
dihasilkan biodigester akan ditampung dalam balon biogas dan disalurkan ke kompor
biogas. Biogas yang dihasilkan dapat juga digunakan sebagai bahan bakar generator
untuk penerangan. Metoda yang digunakan oleh pembangkit listrik berbahan bakar
biogas yang berasal dari sampah organik (biodigestable) relatif mudah dan murah, tetapi
kelemahannya model ini hanya dapat menghasilkan energi setara 40 kWh dari setiap ton
sampah organik, setara 10 ton sampah bruto. Selain itu, gas yang dihasilkan dari Metode
Biodigester ini merupakan gas metan yang secara kimiawi berbahaya untuk lingkungan
dan dapat menimbulkan ledakan dalam jumlah dan waktu tertentu (CH4).

Page 5
Gambar 2.3 Tahap Biodigestasi

4) Gasifikasi

Teknologi gasifikasi dimana sampah plastik dipanaskan pada suhu yang sangat
tinggi mencapai 900 ᴼC – 1000 ᴼC dengan prinsip oksidasi parsial. Proses pembakaran
briket yang membutuhkan oksigen yang di salurkan dari blower, pada tabung reaktor
inti gasifier ini memiliki volume kurang lebih 0,1m3 dengan suhu mencapai 1000OC.
Sehingga akan dihasilkan gas hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan
industri.

Page 6
BAB III. RONA LINGKUNGAN HIDUP

Rona lingkungan hidup adalah gambaran awal kegiatan yang didapatkan berdasarkan
data primer hasil survey dan data sekunder, serta hasil penelitian sebelumnya.
Komponen rona lingkungan yang ditelaah dalam studi ini adalah komponen abiotik,
biotik dan sosial ekonomi budaya dan kesehatan warga kampus dan masyarakatsekitar
lingkungan kampus. Komponen abiotik meliputi iklim dan kualitas udara, fisiologi dan
geologi, hidrologi, kualitas air. Komponen biotik meliputi flora dan fauna darat dan air.
Adapun komponen sosial ekonomi meliputi kepadatan penduduk, agama, mata
pencaharian, dan pendapatan penduduk. Komponen sosial budaya meliputi asal usul
penduduk, adat istiadat, interaksi sosial budaya dan persepsi masyarakat terhadap
proyek. Komponen kesehatan masyarakat meliputi kondisi kesehatan masyarakat dan
kesehatan lingkungan.

3.1. Komponen Abiotik

a. Geografi

Kecamatan Cengkareng terletak di kota Jakarta Barat. Secara administratif daerah seluas
27,93 km2 ini dibagi menjadi 6 kelurahan. Meski secara geografis tidak ditempati oleh
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, terdapat miskonsepsi bahwa bandara ini terletak
berada di Cengkareng oleh karena letaknya yang bersebelahan dan menjadi transit menuju
kecamatan Benda, Kota Tangerang (tempat bandara yang sebenarnya).

Dengan kondisi seperti diatas, Setiap harinya sebanyak 900 meter kubik sampah tak dapat
terangkut. "900 meter kubik ini terdiri dari 299 meter kubik dari sampah yang tercecer di
jalan dan tak terangkut armada, sedangkan sisanya dari sampah-sampah LPS (lokasi
pembuangan semnetara) alternatif. Sedangkan untuk kampus STT PLN sendiri memiliki
kondisi geografis dengan tanah yang dominan berjenis tanah laterit, yang masih dalam
kategori pembangunan lokasi Listrik Kerakyatan.

Page 7
Gambar 3.2 Lingkungan STT PLN

b. Kondisi Iklim

Untuk menjelaskan keberadaan iklim di lokasi Listrik Kerakyatan menggunakan


data iklim (Jakarta Barat ). Iklim Cengkareng, Jakarta Barat adalah diklasifikasikan
sebagai tropis. Berdasarkan banyak curah hujan di Cengkareng, bahkan di bulan
terkering. Klasifikasi iklim Köppen-Geiger adalah Af. Suhu di sini rata-rata 27.7 °C.
Tentang 1845 mm presipitasi yang jatuh setiap tahunnya.

c. Kualitas Udara

Parameter yang diteliti dan cara pengambilan sampel udara mengacu pada SNI
19-7119.9-2005 tentang Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan
Kualitas Udara Ambien, hasil analisis kemudian dibandingkan dengan baku mutu
lingkungan udara berdasarkan PP no. 41 th 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara. Kadar debu di 4 titik pengamatan pada daerah yang diteliti masih di bawah Nilai
Ambang Batas (NAB) yakni 0,23 mg/m3, demikian juga kadar emisi gas seperti SOx ,
COx dan HC, masih berada di bawah NAB yakni untuk SOx = 900 g/Nm3 dan NOx =
400 g/Nm3 dan COx = 30.000 g/Nm3 HC = 160 ug/Nm3 ).
Hasil pengukuran kualitas udara rona lingkungan awal sekitar lokasi rencana
kegiatan, disajikan pada tabel di bawah ini. Dari tabel tersebut tampak bahwa kondisi
semua parameter kualitas udara di sekitar wilayah studi mempunyai angka masih berada
di bawah baku mutu lingkungan, sehingga dapat dikatergorikan masih baik.
Kualitas Udara Sekitar Listrik Kerakyatan berdasarkan hasil perhitungan studi pustaka

Waktu Pengu- BML

Parameter Satuan
kuran

Page 8
TSP (Debu) 24 jam μg/m3 0,23
Kebisingan *) 5 menit dB(A) 55 & 70
Sulfur oksida (SOx) 1 Jam ( g/Nm3) 900
Nitrogen ioksida (NOx) 1 Jam ( g/Nm3) 400

Tablel 3.5 Kuaitas udara


Sumber: Baku Mutu Kebisingan menurut Keputusan Men.LH. No. Kep. 48/Men/LH/1996

Jika nilai-nilai pada Tabel di atas dikonversi menjadi nilai dalam skala indeks standar
pencemar udara atau disingkat ISPU, perhitungan konversi berpedoman pada Keputusan
Kepala BAPEDAL Nomor 107/KABAPEDAL/11/1997 tentang Pedoman Teknis
Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi ISPU. menggunakan persamaan:

Ia- Ib
I (Xx - Xb) Ib
Xa- Xb
dimana :
I : ISPU terhitung
Ia : ISPU batas atas
Ib : ISPU batas bawah
Xa : Ambien batas atas
Xb : Ambien batas bawah
: Kadar ambien nyata hasil
Xx pengukuran

Hasil perhitungan menunjukkan angka-angka di atas masih masuk dalam kategori baik
dimana nilai ISPU dalam range ini tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau
hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika. Nilai
skala ISPU ini kemudian dikonversi menjadi Skala Kualitas Lingkungan untuk
memprakirakan besarnya dampak rencana kegiatan terhadap lingkungan hidup
disekitarnya., hasilnya disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6
Konversi ISPU menjadi Skala Kualitas Lingkungan
Skala Kualitas
ISPU Kategori Kategori
Lingkungan
1–
50 Baik 5 Sangat baik
51 – 100 Sedang 4 Baik
101 – 199 Tidak sehat 3 Sedang
200 – 299 Sangat tidak sehat 2 Buruk
>
300 Berbahaya 1 Sangat buruk
Page 9
Sumber: BPLH DKI JAKARTA
Tabel 3.6. tampak
Berdasarkan bahwa kualitas udara dalam wilayah studi
menunjukkan kondisi kualitas udara yang masih relatif alami

e. Kualitas Air

Salah satu proses yang menggunakan banyak air sebagai bahan bakunya proses
pembuatan air lindi. Air yang digunakan haruslah sesuai dengan standar pembuatan air
lindi yang baik salah satu parameternya adalah kandungan air, PH, warna air itu sendiri.
Tujuannya agar air lindi yang dihasilkan merupakan air lindi yang baik. Listrik Kerakyatan
STT PLN menggunakan air dari PAM sebagai bahan baku pembuatan air lindi. Jadi dapat
dikatakan bahwa air yang digunakan merupakan air dengan kualitas yang baik. Tumpukan
sampah di TPA berpotensi menghasilkan lindi. Lindi mengandung mikroba dan berbagai
macam mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Selain mengandung unsur
organik dengan konsentrasi tinggi, lindi juga mengandung unsur logam seperti Zn dan
Hg.Jenis komposisi kandungan air lindi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jenis dan
umur sampah, jenis air yang melalui timbunan sampah,faktor lahan dan iklim, kondisi
hidrogeologi, kedalaman timbunan sampah, kemiringan tanah tempat penimbuhan sampah
dan faktor tanah penutup sampah.Lindi yang masih segar memiliki kandungan pH (derajat
keasaman) dan COD (menunjukkan kadar zat organik, dimana semakin tinggi COD
menunjukkan semakin tinggi kadar zat organik) tinggi dibandingkan dengan lindi yang
sudah disimpan di bak penampung.

3.2. Komponen Biotik

a. Flora Darat
Areal proyek Listrik Kerakyatan merupakan area kampus STT PLN, dimana di
wilayah kampus banyak ditanami berbagai macam flora. Flora di kampus terutama
sekitar proyek Listrik Kerakyatan didominasi oleh pohon yang besar dan tahan terhadap
kondisi tropis Indonesia. Pohon besar tersebut juga memiliki akar yang panjang.

b. Fauna Darat
Berdasarkan hasil pengamatan pada transek yang sama dengan flora dan
wawancara dengan pegawai yang bertugas di Listrik Kerakyatan , fauna yang ada di
sekitar rencana lokasi Listrik Kerakyatan adalah Sebagai Berikut :

Page 10
a. Mamalia,
b. Aves,
c. Reptil, dan Amphibi serta
d. Invertebrata.

Tabel 3.10 Biota darat sekitar lokasi Listrik kerakyatan

No Nama Ilmiah Nama Indonesia/Lokal


Mamalia
1. Felis catus Kucing
Aves
2 Passeridae Burung Gereja
3 Estrildidae Burung Pipit
4 Pycnonotus aurigaster Burung Kutilang
Reptil
5 Mabuya multifasciata Kadal
Invertebrata
6 Kupu-kupu
Ordo. Lepidoptera
7 Capung
Ordo. Odonata
8 Semut merah
Monomorium pharaonis
9 Semut hitam
Componotus pennsylvnicus
10 Semut raja
Polyrhachis hauxwelli
11 Argiope Aurelia Laba-laba kebun
12 Loxosceles reclosa Gert Laba-laba cokelat
13 Jangkrik tanah
Allonemobius fasciatus
14 Jangkrik pohon
Neoxabea bipunclata G
15 Kecoak
Blatta orientalis
16 Nyamuk
Aedes stimulans Walk
17 Lalat belatung
Dermatobia hominis L.
18 Polydesmid millipede Kaki seribu

Berdasarkan hasil inventarisasi dan informasi dari pegawai Listrik Kerakyatan serta
data-data penting lainnya yang dikumpulkan jenis fauna darat yang ada disekitar proyek

Page 11
hanya sedikit, ini karena wilayahnya yang dalam area kampus.

3.3. Komponen Sosekbud Kesmas

a. Sosial: Kewarga kampusan dan Kependudukan

Wilayah konsesi Listrik Kerakyatan di Kampus STT PLN yaitu degan puluhan ribu
mahsiswa yang dibagi kedalam 7 jurusan yaitu: S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Mesin, S1
Teknik Sipil, S1 Teknik Informatika, D3 Teknik Elektro, D3 Teknik Mesin. Untuk
Kependudukan dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.11 Jumlah Penduduk Jakarta Barat 2014


Dari data di atas dapat dilihat bahwa Cengkareng yaitu kecamatan tempat proyek Listrik
Kerakyatan berada merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk paling banyak
di tahun 2014.

b. Ekonomi: Tingkat kesempatan kerja

Seiring dengan adanya kegiatan di daerah ini, kesempatan kerja bagi angkatan kerja
semakin terbuka. Khususnya di daerah kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta
Barat,. . Secara otomatis dengan hadirnya Listrik Kerakyatan akan semakin membuka

Page 12
lapangan kerja. Walaupun saat ini masih dalam skala kecil tetapi sudah mampu memberi
kesempatan kerja baik itu masyarakat maupun warga kampus STT PLN sendiri. Dengan
adanya dari Listrik Kerakyatan dan pengembangannya nantinya diharapakan dapat
memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.

c. Sosial Budaya

1) Nilai Budaya dan Adat Istiadat

Pada lokasi Listrik Kerakyatan yang merupakan area kampus dapat dijumpai berbagai
macam budaya dari sabang sampai merauke, dimana setiap kebudayaan memiliki
keyakinan mereka masing-masing. Sehingga budaya dan adat istiadat yang ada disekitar
lokasi kegiatan Listrik Kerakyatan berbeda-beda dan terjadi proses integrasi budaya.

d. Kesehatan Masyarakat

Kondisi Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

Kondisi kesehatan lingkungan pada kampus STT PLN dan masyarakat sekitar kampus
sesuai hasil wawancara sebagai berikut :
Sumber air yang digunakan masyarakat berasal dari sumur gali dan
sumur pompa dan sumber air berasal dari PAM
Perumahan warga pada umumnya permanen dan semi permanen
Pembuangan sampah RT dilakukan di tempat pembuangan sampah,
dilahan kosong.
Jamban keluarga menggunakan jamban sendiri, jamban umum.

Untuk Melihat jenis penyakit yang sering dialamin warga kampus dan masyarakat sekitar
berdasarkan hasil Pengamatan adalah sebagai berikut :

Page 13
Inspeksi Saluran Pernapasan Atas
Gastritis
Karies Gigi
Diare
Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Penyekat
Penyakit Mata Lainnya
Penyakit Kulit karena alergi

Page 14
BAB IV. RUANG LINGKUP STUDI

4.1 Dampak Penting Hipotetik

Dampak Penting dari proyek ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan (Prakonstruksi
dan Konstruksi) untuk memperkirakan besarnya perubahan kualitas lingkungan,
digunakan metoda yang berlaku pada masing-masing aspek lingkungan yang ditelaah
dan disesuaikan dengan analisis dampak lingkungan yang mempertimbangkan kondisi
lingkungan tanpa dan dengan adanya penambahan kegiatan.

1. Prakonstruksi

a. Sosial Masyarakat

Persepsi negatif dan positif dari masyarakat tentang rencana kegiatan, sehingga dapat
meningkatkan persepsi dan sikap positif masyarakat tentang rencana kegiatan.

b. Pengalokasian

Penggunaan lokasi yang sudah dapat izin dari pihak kampus STT-PLN yang sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dan juga tidak ada
permasalahan dengan warga masyarakat sekitar lokasi dari proyek ini.

2.Konstruksi

Tersedianya lapangan kerja bagi warga masyarakat sekitar dan juga warga dari kampus
STT-PLN sendiri. Dimana dengan adanya lapangan kerja dapat mensejahterakan
ekonomi dari masyarakat sekitar
.
4.2 Dampak Penting Potensial

4.2.1 Komponen Fisik Kimia

1) Perubahan Bentang Lahan

Dampak terahadap perubahan bentang lahan disebabkan oleh Pembangunan ruangan


peuyeumisasi, ruangan biodigestasi,ruangan penyimpangan briket dan pelet sampah,
ruangan untuk karayawan atau dnegan kata lain pembagunan lokasi dari Listrik
kerakyatan. Dengan menggunakan kriteria dampak besar dan dampak penting maka
terhadap perubahan bentang lahan merupakan dampak kecil karena Listrik kerakyatan
Loaksinya masih dalam area kecil dan dalam skala kecil.

2) Penurunan kualitas udara

Komponen Udara akan terkena dampak dari kegiatan Listrik Kerakyatan, terutama pada
proses pengumpulan sampah dan proses gasifikasi. Dimana pada proses gasifikasi
terdapat gas kimia yang dilepaskan ke udara. Berdasarkan kriteria dampak besar dan

Page 15
dampak penting dampak terhadap penurunan kualitas udara merupakan dampak kecil
karena Listrik kerakyatan masih dalam skala kecil.

3) Peningkatan Kebisingan

Peningkatan kebisingan merupakan dampak dari proses produksi yang dilakukan oleh
mesin-mesin yang digunakan. Seperti mesin pencacah dan mesih filter. Berdasarkan
kriteria dampak besar dan dampak penting dampak terhadap peningkatan kebisingan
merupakan dampak kecil karena masih dalam skala kecil.

4). Menimbulkan bau tak sedap

Ketika sampah mengalami penumpukan dan proses produksi belum dilakukan maka
sampah tersebut akan menimbulkan bau tak sedap disekitar lokasi Listrik Kerakyatan.
Dampak ini merupakan dampak penting

4.2.2 Komponen Biota dan Flora

Aktivitas dari proyek Listrik Kerakyatan ini dapat mengganggu biota darat yang
ada disekitar lokasiproyek.Karena adanya pembangunan dari beberapa ruangan
proyek.Walaupun hanya menganggau ekosistem biota dalam skala kecil. Tetapi
berbanding terbalik dengan flora. Dimana proyek ini dapat berdapak positif bagi
flora.Karena adanya air lindih,briket dan pelet yang mana dapat dijadikan
pupuk,sehingga dapat menyuburkan tumbuhan tumbuhan yang hidup di sekitar dari
proyek ini sendiri.

4.2.3 Komponen Sosekbud Kesmas

a. Sosial

Kegiatan proyek Listrik Keerakyatan ini sendiri tidak begitu membuat kehidupan sosial
masyarakat sekitar.Namun dapat berdampak baik bagi kehidupan masyarakat
sekitar,dimana adanya kontibusi antara warga Sekolah Tinggi Teknik PLN dan warga
di sekitar proyek ini.Sehingga proyek ini dapat berjalan lancar,karena kerja sama dari
kedua pihak.

b. Ekonomi

Dari segi ekonomi dapat membantu warga STT-PLN dan juga warga masyarakat
sekitar.Dimana dengan adanya proyek ini dapat membantu masyarakat dengan
membuka peluang pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.Dimana dengan adanya bebrapa aktivitas proyek seperti pembangunan
bebrapa ruangan proyek,kegiatan pengumpulan sampah,dan Kegiatan Peyeumisasi,
Pembuatan Briket dan pelet sampah dan gasifikasi.

c. Kesehatan

Page 16
Udara yang dihasilkan dalam proses gasifikasi dapat berdampak pada kesehatan,karena
udara proses gasifikasi menghasilkan udara yang tidak bersih walaupun tidak begitu
berdampak yang serius bagi kesehatan.

4.3. Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan

Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting yang telah dilakukan sebelumnya


secara holistik, diketahui bahwa kegiatan Listrik Kerakyatan Kampus STT PLN Duri
Kosambi Cengkareng Jakarta Barat berpotensial menimbulkan dampak penting, baik
dampak penting positif maunpun dampak bersifat negatif.
Dampak penting bersifat positif di perkirakan timbul hampir pada seluruh
tahapan kegiatan. Dampak positif tersebut antara lain :
1. Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha
2. Peningkatan pendapatan masyarakat dan PAD
3. Persepsi positif masyarakat
4. Kesuburan Tanah dengan pupuk dari kegiatan produksi

Demikian pula dampak negatif penting, di perakirakan timbul hampir pada


seluruh tahapan kegiatan penambangan ini. Dampak negatif tersebut antara lain :
1. Perubahan bentang lahan
2. Penurunan kualitas udara
3. Peningkatan Kebisingan
4. Menimbulkan bau tak sedap
5. Terganggunya kehidupan flora akibat konstruksi

6. Terganggunya Fauna darat


7. Penurunan kesehatan warga kampus dan masyarakat

Dampak negatif yang timbul tersebut pada dasarnya masih dapat dikelola
melalui beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan hidup, antara lain pendekatan
teknologi, sosial ekonomi, dan pendekatan institusi.
Dengan adanya pengelolaan lingkungan hidup, diharapkan dampak positif
dapat terus dikembangkan dan dampak negatif dapat diminimalkan, sehingga
kegiatan Listrik Kerakyatan area kampus STT PLN jakarta dapat memberikan
konstribusi berarti bagi pembangunan masyarakat sekitar secara khusus dan
pembangunan Nasional secara umum.

Page 17
Tabel . Analisa Dampak Lingkungan Menggunakan Metode Ad Hoc
Dampa Tak Dam Dam Kegun Berlawa Masa Jang Jang Dapat Tidak
k Ada pak + pak - aan nan lah ka ka Kemb Dapat
lingkun Dam Pend Panja ali Kemb
gan pak ek ng ali
Satwa √ √ √
Liar
Spesies
yang √ √ √ √ √
akan
punah
Vegetas
i Alam
Sifat
Tanah √ √ √
Drainas
e Alam
Air
Bumi √
Kualita
s Air √
Kesehat
an √ √ √ √
Nilai
Ekono √ √ √
mi
Pelayan
an
Masyar
akat

Berdasarkan pada pertimbangan tersebut diatas, maka kegiatan Listrik Kerakyatan secara
pengelolaan ekologi, ekonomi dan sosial dalam kajian analisis dampak lingkungan
DINYATAKAN LAYAK LINGKUNGAN mengingat daya dukung lingkungan sebagai
kawasan Listrik ini masih memadai, sepanjang tetap dilakukan upaya pengendalian,
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dengan sungguh-sungguh sesuai dengan
arahan dalam Rencana Pengelolaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18
http://listrik-kerakyatan.id/
http://palyja.co.id/id/kualitas-air/
https://desimulyanto.wordpress.com/2012/02/07/pembangkit-listrik-tenaga-sampah-pltsa/
https://www.scribd.com/doc/171814020/Tugas-Makalah-Rona-Lingkungan-AMDAL

Page 19

Anda mungkin juga menyukai