Anda di halaman 1dari 1

Apakah Salat Itu Bisa Diqada (Qadha)?

1. Apakah benar salat itu bisa diqada?


2. Bila benar, apa syaratnya atau sebab-sebabnya. Seperti apa saja yang bisa/berlakunya qada
tersebut?
Mohon penjelasannya. Terima kasih.
(Erlyana, Balikpapan, Kaltim)

Jawaban:

Sesungguhnya salat fardu atau salat lima waktu wajib dilaksanakan tepat pada waktunya. Hal ini
berdasarkan firman Allah yang artinya, "Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman." (An-Nisa': 103). Oleh karena itu, barang siapa
mengakhirkannya dari waktu yang telah ditentukan tanpa ada halangan (uzur), maka ia berdosa.
Tetapi, jika diakhirkannya itu karena sesuatu halangan, tidaklah berdosa. Hal-hal yang
membolehkan mengakhirkan salat itu adalah tidur, lupa, dan lalai. Hal-hal itu memang sering
menjadikan salat kita ketinggalan dari waktu yang semestinya.

Apabila terjadi demikian, yaitu salat kita tertinggal karena sebab-sebab tersebut di atas, wajib
bagi kita mengqada salat dengan segera. Ada sebuah kisah nyata dari Abu Qatadah, "Pada
suatu malam kami bepergian bersama Rasulullah. Salah seorang di antara kami berkata,
'Tidakkah lebih baik kita beristirahat, ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Saya khawatir kalian
akan tertidur sehingga meninggalkan salat.' Bilal berkata, 'Saya akan membangunkan kalian.'
Kemudian tidurlah semuanya. Sementara itu, Bilal menyandarkan punggungnya pada
kendaraannya, dan nampaknya ia tidak kuat menahan kantuk hingga akhirnya ia tertidur.
Kemudian, Nabi bangun pada saat matahari telah naik tinggi, maka sabdanya, 'Hai, Bilal, mana
janjimu itu?' 'Sungguh, tak pernah saya mengalami keadaan seperti ini,' jawab Bilal. Nabi
bersabda lagi, 'Allah mencabut roh-roh kamu kapan saja Ia mau dan akan mengembalikannya
kepadamu juga kapan saja Ia mau. Hai, Bilal, berdirilah dan serukan azan salat kepada orang
banyak.'Kemudian, beliau berwudu. Ketika matahari telah tinggi dan bersinar terang beliau salat
dengan berjamaah bersama mereka." Menurut riwayat Ahmad, orang-orang berkata, "Ya,
Rasulullah, tidakkah sebaiknya kita kerjakan salat ini besok pada waktunya?" "Bukankah Allah
telah melarangmu melakukan riba lalu akan menerimanya darimu?" jawab beliau.

Dari riwayat tersebut, dapat diambil simpulan bahwa mengqada salat wajib dilaksanakan dengan
segera, baik salat itu tertinggal karena sesuatu uzur yang tidak menggugurkan kewajibannya
ataupun tanpa uzur sama sekali. Dan, qada ini tidak boleh ditunda-tunda, terkecuali ada
halangan mendesak, seperti makan, tidur, bekerja untuk mencari nafkah, dan menuntut ilmu yang
wajib ain baginya. Dengan hanya mengqada salat, tidak berarti seseorang telah bebas dari dosa,
tetapi ia masih harus bertobat.

Mengqada salat boleh dilakukan setiap saat, kecuali pada tiga waktu yang dilarang salat, yaitu
ketika matahari terbit, matahari tepat berada di tengah langit, dan ketika terbenamnya. Juga,
dalam satu waktu boleh pula mengqada beberapa salat yang tertinggal, sebab pengertian qada
ialah mengerjakan salat yang telah lewat waktunya. Wallahu a'lam.

Anda mungkin juga menyukai