Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T. karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Matematika yang dibimbing
oleh Ibu Fitri Dewi Andani, M.Pd.I dengan judul Penilaian Pembelajaran Matematika sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita yaitu Nabi
Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kelemahan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Sidoarjo, 10 Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………..
Bab I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah……………………………….............................. 4
1.3 Tujuan Masalah……………………………………….……………. 4
Bab II. Landasan Teori
2.1 Pengertian Penilaian………………………………………….…….. 5
2.2 Objek Penilaian…………………………………………………….. 5
2.3 Tujuan Penilaian dalam Pembelajaran Matematika………………... 6
2.4 Ciri-ciri Penilaian dalam Pendidikan………………………………. 6
Bab III. PEMBAHASAN
3.1 Standar Materi Matematika SD/MI………………………………... 7
3.2 Metode Penilaian dalam Pembelajaran Matematika……………...... 7
3.3 Kompetensi dan Keterampilan dalam Pembelajaran Matematika…. 8
3.4 Media/Alat Peraga Matematika SD/MI…………………………..... 9
Bab IV. KESIMPULAN DAN PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………… 12
Daftar Pustaka………………………………………………………………..

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika sebelum membeli jeruk kita tidak memilih dahulu mana jeruk yang baik
dibandingkan dengan yang kurang baik, maka kita akan memperoleh jeruk seadanya.
Mungkin baik, tetapi ada kemungkinan tidak baik. Yang jelas, kita belum tentu memperoleh
jeruk yang berkualitas baik jika tidak didahului dengan kegiatan menilai.Dalam dunia
pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari
berbagai segi.
Penilaian merupakan kegiatan sangat penting dalam pembelajaran
matematika.Penilaian dapat memberikan umpan balik yang konstruktif bagi guru maupun
siswa.Berdasarkan hasil penilaian, guru dapat mengambil keputusan secara tepat
untukmenentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Guru juga dapat
mengetahuiseberapa jauh keberhasilan belajar matematika siswa serta ketepatan
metodemengajar yang digunakan.
Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepadasiswa untuk berprestasi lebih
baik. Bahkan penilaian dapat mempengaruhi perilakubelajar karena siswa cenderung
mengarahkan kegiatan belajarnya menuju muarapenilaian yang dilakukan guru. Oleh karena
pentingnya penilaian, setiap gurumatematika harus memiliki pemahaman yang benar tentang
berbagai aspek penilaian.
Penilaian pembelajaran seharusnya beorientasi pada peningkatan kompetensi siswa.
Penilaian dilakukan secara terus menerus, menggunakan alat ukur maupun teknik yang
bervariasi, berbasis kinerja nyata siswa, tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat
kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian peserta didik,
seperti perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-
aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada
penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian ialah apa yang harus dinilai itu.
Terhadap pertanyaan ini kita kembali kepada unsure-unsur yang terdapat dalam proses
belajar mengajar. Ada empat unsure utama proses belajar mengajar, yakni tujuan,
bahan/materi, metode, dan alat/media.
Atas permasalahan tersebut maka penulis akan membahas tentang penilaian
pembelajaran pada mata pelajaran matematika SD/MI yang meliputi standar materi
matematika untuk SD/MI, Metode Penilaian, Kompetensi-kompetensi dalam pembelajaran
matematika, serta media/alat peraga matematika.

3
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja Standar Materi Matematika untuk SD/MI?
1.2.2 Apa saja metode yang digunakan untuk penilaian matematika?
1.2.3 Apa saja kompetensi-kompetensi dan keterampilan yang terdapat dalam pembelajaran
matematika?
1.2.4 Apa saja media/alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk mengetahui apa saja standar materi matematika untuk SD/MI.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja metode yang digunakan untuk penilaian matematika.
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja kompetensi-kompetensi dan keterampilan yang terdapat
dalam pembelajaran matematika.
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja media/alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran
matematika.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Penilaian


Ada dua istilah terkait dengan konsep penilaian (assesment), yaitu pengukuran
(measurement) dan evaluasi (evaluation). Pengukuran adalah proses penetapan angka
terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Sedangkan evaluasi adalah penilaian yang
sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi di
dalamnya ada kegiatan untuk menentukan nilai (misalkan:paham-tidak paham, baik-buruk,
atau tuntas-tidak tuntas), sehingga ada unsure judgement.Pengukuran, penilaian, dan evaluasi
adalah hirarki. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian
menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedang evaluasi adalah penetapan nilai atau
implikasi suatu perilaku, baik perilaku individu maupun lembaga.
Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian dijelaskan bahwa penilaian
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar siswa. Penilaian tidak sekedar pengumpulan data siswa, tetapi juga pengolahannya
untuk memperoleh gambaran proses dan hasil belajar siswa. Penilaian tidak sekedar memberi
soal siswa kemudian selesai, tetapi guru harus menindaklanjutinya untuk kepentingan
pembelajaran.
Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 juga disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
b) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
c) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender.
d) terpadu, berarti penilaian oleh guru merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran.
e) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan

2.2 Objek Penilaian


Objek penilaian yang dimaksudkan disini merujuk pada apa yang menjadi sasaran dari
penilaian pembelajaran matematika. Sampai saat ini pembelajaran matematika banyak yang
lebih menekankan pada penguasaan materi matematika dan aplikasinya untuk memecahkan
masalah yang berhubungan dengan materi matematika. Situasi ini menyebabkan penilaian
pembelajaran matematika hanya berorientasi pada pengukuran domain yang dangkal dan
sempit, tidak menyasar kompetensi matematis yang lebih tinggi. Praktek ini berdampak tidak
optimalnya hasil belajar matematika.
Untuk memahami objek penilaian pembelajaran matematika, guru perlu memperhatikan
beberapa ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Pada Permendiknas No 22 Tahun 2006
tentang standar isi disebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan berikut:
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.

5
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah.
2.3 Tujuan Penilaian dalam Pembelajaran Matematika
Dengan mengetaui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam system pendidikan,
maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal :
a) Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau
penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain :
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih sisw yang seharusnya mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b) Penilaian berfungsi diagnostic
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan
melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu diketahui pula
sebab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
System baru yang kini banyak dipopulerkan di Negara barat adalah system belajar sendiri.
Sebagai alasan dari timbulnya system ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap
kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat/potensi sendiri-
sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang
ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga pendidikan yang besifat
individual kadang-kadang sukar sekali melaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat
melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat
menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan
suatu penilaian.
d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.

2.4 Ciri-ciri Penilaian dalam Pendidikan


a) Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam contoh ini, akan mengukur kepandaian
melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal.
b) Penggunaan ukuran kuantitatif, artinya mengunakan symbol bilangan sebagai hasil pertama
pengukuran. Setelah itu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
c) Penilaian dalam pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan tetap.
d) Bersifat relative, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang
lain.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Materi Matematika untuk SD/MI


Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi dirancang sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan
matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi
matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat
esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara rinci, standar
kompetensi tersebut, adalah sebagai berikut.
1. Bilangan
a) Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
c) Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam pemecahan masalah.
d) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat dan pecahan serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
e) Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
2. Pengukuran dan Geometri
a) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun ruang, serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah seharihari.
b) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar danmenggunakannya
dalam pemecahan masalah.
c) Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
d) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan
kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
e) Mengenal sistem koordinat pada bidang datar.
3. Pengolahan Data
a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.

3.2 Metode Yang Digunakan Untuk Penilaian Matematika


Penilaian proses dan hasil belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan teknik tes dan
non tes. Teknik tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar aspek kognitif. Teknik non tes dapat
berupa observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, angket, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dan/atau di luar kegiatan pembelajaran untuk mengumpulkan data tentang pemahaman siswa,
sikap terhadap pelajaran, kemampuan memecahkan masalah, kerjasama, kebutuhan bantuan
dalam belajar, motivasi belajar, dan lain-lain. Teknik penugasan baik perseorangan maupun
kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang penguasaan kompetensi serta kecakapan/keterampilan tertentu.
Teknik angket digunakan untuk menjaring informasi berdasarkan pengakuan dan pendapat
siswa melalui respon mereka terhadap pernyataan/pertanyaan yang diajukan dalam angket.
Beragam teknik di atas memberikan alternatif yang dapat digunakan dalam penilaian
matematika. Tes tidak lagi harus diandalkan menjadi satu-satunya teknik penilaian dalam
pembelajaran matematika. Dominasi penggunaan tes dalam penilaian selama ini telah
menghilangkan peluang pemerolehan infomasi belajar matematika yang holistik dan
mendalam. Namun tidak berarti tes tidak boleh digunakan lagi. Sesuai dengan karakteristik

7
dasar matematika, tes tetap menjadi salah satu cara pengumpulan data belajar matematika
siswa. Jika tes digunakan, tes juga harus diarahkan pada penggalian informasi yang bervariasi
dan berorientasi tingkat berpikir yang lebih tinggi. Objek belajar matematika yang luas
membutuhkan tes yang lebih terbuka dan memberi kesempatan lebih luas bagi siswa
menunjukkan bagian kompetensi matematis yang sudah dan belum dikuasai.
Penilaian pembelajaran matematika memerlukan beragam teknik, antara lain: tes,
observasi, angket, atau wawancara. Instrumen penilaian pembelajaran matematika dapat
berupa tes, angket, kuesioner, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Pemilihan teknik
penilaian disesuaikan dengan teknik penilaian yang digunakan

3.3 Kompetensi-kompetensi Dan Keterampilan Yang Terdapat Dalam Pembelajaran


Matematika
Kecakapan atau keterampilan matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar
matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut.
a) menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
b) memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau
diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
c) menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
d) menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan
menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.
e) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui aspek
berikut.
1.Bilangan
a)Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
b)Menaksir hasil operasi hitung.
2.Pengukuran dan geometri
a) Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunannya.
b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan pengukuran.
c) Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri.
d) Mengaplikasikan konsep geometri dalam menentukan posisi, jarak, sudut, dan
transformasi, dalam pemecahan masalah.
Adapun standar kompetensi lintas kurikulum, yakni kecakapan hidup dan belajar
sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman
belajar. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum adalah sebagai berikut:
a) Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai
dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya.
b) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan
gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain.
c) Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknikteknik, pola, struktur, dan
hubungan.
d) Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai
sumber.
e) Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan
menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai untuk mengambil keputusan yang
tepat.

8
f) Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global
berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis.
g) Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-
nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab.
h) Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk
menghadapi berbagai kemungkinan.
i) Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama
dengan orang lain.

3.4 Media/Alat Peraga Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Matematika


Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar. Dalam bahasa arab, media
adalah perantara atau pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971)
mengatakan, apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memroses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Media dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu :
a) Media Visual yaitu media yang hanya dilihat seperti Foto, Gambar dan Grafik.
b) Media Audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti Radio.
c) Media Audio Visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar seperti Film
Bersuara dan Televisi.
d) Multimedia yaitu media yang dapat menyajikan unsure media secara lengkap seperti Suara,
Animasi, Video dan Film.
e) Media Realita yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam
keadaan hidup maupun diawetkan seperti Tumbuhan.

Kriteria dalam memilih media pelajaran adalah sebagai ketepatan dengan tujuan
pengajaran, dukungan terhadap isi bahan pelajaran, adanya media bahan pelajaran lebih
mudah dipahami siswa, media yang dipergunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan
praktis penggunaannya, sehingga media tersebut dapat dimanfaatkan siswa selama
pengajaran berlangsung sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Media pembelajaran yang digunakan adalah objek dari matematika seperti benda-
benda fikiran yang sifatnya abstrak. Berarti objek matematika tidak dapat ditangkap/diamati
dengan panca indera. Dengan demikian tidak mengherankan jika matematika tidak mudah
dipahami oleh sebagian siswa SD/MI. Benda-benda fikiran yang bersifat abstrak tersebut
dapat berasal dari benda-benda nyata yang sifatnya konkret dengan melalui abstraksi dan
idealisasi. Dengan demikian, hal yang abstrak tersebut dapat dikurangi keabstrakannya
dengan menggunakan model-model benda konkret. Model benda nyata yang digunakan untuk
mengurangi keabstrakan materi matematika tersebut dinamakan alat peraga pembelajaran
matematika.
Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang
dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model-model
berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga mudah
dipahami.

9
Pada dasarnya anak belajar melalui benda konkrit. Untuk memahami konsep matematika
yang bersifat abstrak anak memerlukan benda-benda konkrit sebagai perantara atau media.
Benda-benda tersebut biasanya disebut dengan alat peraga. Penggunaan alat peraga tidak
hanya pembentukan konsep anak tetapi dapat pula digunakan untuk pemahaman konsep,
latihan dan penguatan, pelayanan terhadap perbedaan individu, pemecahan masalah dan lain
sebagainya. Dengan alat peraga, siswa dapat dengan mudah untuk belajar menghitung
dengan menggunakan benda konkret. Misalnya untuk menjelaskan 3 buah mangga,dapat
ditunjukkan kepada siswa 3 buah gambar mangga. Jadi siswa tidak hanya membayangkan
seperti apa buah mangga itu tetapi siswa dapat melihat langsung bagaimana bentuk dari buah
mangga itu.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya,
yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga
berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak),
video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak
mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang
sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti
karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang
dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan
alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah
diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian
informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran
berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara Cuma-Cuma.
Ada beberapa contoh alat peraga yang telah teridentifikasi sangat diperlukan dalam
pembelajaran matematika sesuai SI/KD mulai jenjang kelas I sampai dengan kelas VI sebagai
berikut:
Kelas Media/Alat Peraga
I 1. Blok Dienes/lidi/sedotan/biji-bijian.
2. Model jam.
3. Bangun ruang balok, kubus, prisma, tabung, bola, dan kerucut.
4. Bangun datar segitiga, segi empat, lingkaran.
5. Kartu permainan bilangan untuk penjumlahan dan pengurangan.
6. Timbangan bilangan untuk penjumlahan dan pengurangan .
7. Papan berpetak/berpaku.
II 1. Blok Dienes/lidi/sedotan (alat peraga kelas I).
2. Penggaris.
3. Timbangan benda.
4. Gambar benda-banda untuk menunjukan perkalian 2, 3, 4 dan
lain-lain.Contoh: gambar roda sepeda motor, bemo, dan mobil.
5. Bangun datar segitiga, segi empat, lingkaran (alat peraga kelas I).
6. Kartu permainan bilangan untuk perkalian dan pembagian.
7. Papan berpetak/berpaku (alat peraga kelas I).
III 1. Garis Bilangan.
2. Model uang-uangan.
3. Meteran/timbangan/model jam (alat peraga kelas I dan II).
4. Blok pecahan.
5. Bangun datar (alat peraga kelas I).
6. Kertas buffalo atau sejenisnya yang dibuat petak untuk
menemukan rumus keliling dan luas bangun datar persegi dan persegi panjang.

10
7. Papan berpetak/berpaku (alat peraga kelas I).
8. Kartu permainan bilangan untuk pecahan

IV 1. Model uang (alat peraga kelas I).


2. Peraga KPK dan FPB.
3. Busur derajat.
4. Kertas buffalo yang dibuat petak untuk menentukan keliling dan
menemukan rumus luas jajargenjang dan segitiga.
5. Peraga bilangan bulat (manik positif dan negatif).
6. Peraga garis bilangan bulat.
7. Blok pecahan (alat peraga kelas III).
8. Kartu permainan bilangan Romawi.
9. Kartu permainan untuk operasi campuran.
10. Bangun ruang (alat peraga kelas I).
11. Jaring-jaring balok dan kubus.
12. Kartu permainan pencerminan.
13. Peraga pencerminan .

V 1. Kertas buffalo yang dibuat petak untuk menemukan rumus


luas trapesium dan layang-layang.
2. Peraga volum kubus dan balok.
3. Kartu permainan untuk persen dan desimal.
4. Bangun datar dan ruang (alat peraga kelas sebelumnya).
VI 1. Kertas buffalo untuk membuat bangun-bangun lingkaran
berfungsi menemukan rumus luas lingkaran.
2. Peraga untuk menemukan volum prisma, tabung, dan kerucut.
3. Contoh-contoh tabel dan diagram gambar, batang, dan lingkaran.

Kelas Alat peraga

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ruang lingkup standar materi matematika adalah bilangan, pengukuran dan geometri, serta
pengolahan data. Penilaian proses dan hasil belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan
teknik tes dan non tes. Teknik tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
kinerja yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar aspek kognitif. Teknik non
tes dapat berupa observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, angket, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
Kecakapan atau keterampilan matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam
belajar matematika mulai dari SD dan MI adalah menunjukkan pemahaman konsep
matematika yang dipelajari, memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, grafik atau diagram, menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika, menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat
(merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan
masalah, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya, yang
sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa
bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video
(rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin
di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti
karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang
dapat menciptakan alat peraga.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Sukarsimi. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.


Ekawati, Estina. Sumaryanta. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran
Matematika SD/SMP. Kementrian Pendidikan Nasional. Yogyakarta.
Kustandi, Cecep. Bambang. 2013. Media Pembelajaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
----. Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Guruan. Jakarta: Depdiknas
----. Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Guruan. Jakarta:
Depdiknas
----. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta. 2003.
Sudjana, Nana.1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Sukayati. Suharjana, Agus. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam
Pembelajaran di SD. Departemen Pendidikan Nasional. PPPPTK. Yogyakarta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Pedagogia. Yogyakarta..

13

Anda mungkin juga menyukai