Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sariawan merupakan salah satu keadaan yang sering terjadi secara berulang
atau rekuren pada mukosa mulut seseorang, dapat dikatakan bahwa setiap
orang pasti pernah mengalami sariawan baik yang ringan maupun yang berat
sampai sariawan tersebut mengganggu fungsi fisiologis dari jaringan rongga
mulut dan dapat menyebabkan seseorang penderita mengalami gangguan
bicara, mengunyah, menelan bahkan kelainan ini dapat mengakibatkan
menurunnya kondisi tubuh bila terjadi dalam waktu yang lama dengan
frekuensi kejadian yang sering.

Di kalangan masyarakat awam yang hampir secara rutin mengalami


sakit berupa luka-luka di dalam mulutnya, mereka menyebutnya dengan
nama sariawan atau panas dalam. Sedangkan dari kalangan medis penyakit
ini dikenal dengan nama stomatitis.

Stomatitis adalah inflamasi lapisan struktur jaringan lunak apa pun pada
mulut. Stomatitis biasanya merupakan kondisi yang menyakitkan, yang terkait
dengan kemerahan, pembengkakan, dan kadang-kadang perdarahan dari
daerah yang terkena. Bau mulut (halitosis) juga mungkin menyertai keadaan
ini. Stomatitis terjadi pada semua kelompok umur, dari bayi hingga dewasa
tua. Sariawan merupakan penyakit mulut yang relatif sering terjadi di
masyarakat. Penyakit ini relatif ringan dan tidak membahayakan keselamatan
hidup manusia, namun dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya,
terutama pada penderita yang mengalami stomatitis secara berulang-ulang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sariawan atau stomatitis aftosa merupakan kelainan yang terjadi pada


selaput lendir di dalam mulut. Kelainan tersebut berupa luka yang berbentuk
bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan cenderung cekung.

Stomatitis adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, yang


biasanya melibatkan pipi, gusi, lidah, bibir, kerongkongan dan bagian atas
atau bawah mulut. Kata “stomatitis” secara harfiah berarti radang pada mulut.
Radang ini bisa disebabkan oleh kondisi-kondisi dalam mulut itu sendiri,
seperti kesehatan mulut yang buruk, gigi tiruan yang tidak terpasang dengan
baik, atau akibat luka bakar mulut karena makanan atau minuman
panas atau kondisi-kondisi yang mengenali seluruh tubuh, seperti
pengobatan, reaksi alergi, terapi radiasi atau infeksi.

Stomatitis biasanya merupakan kondisi yang nyeri, terkait dengan


eritematosa (kemerahan), pembengkakan, dan terkadang perdarahan pada
daerah yang terkena. Napas tidak sedap (halitosis) juga bisa menyertai
kondisi. Stomatitis mengenai semua kelompok usia, dari bayi sampai orang
tua.

Sariawan umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang


terkadang menyebabkan penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila
sudah parah dapat menyebabkan demam. Gangguan sariawan dapat
menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih berusia 6 - 24 bulan.

B. Penyebab Stomatitis

1. Adanya bakteri, virus dan jamur penyebab sariawan

· Infeksi Virus

Timbulnya sariawan yang disebabkan oleh infeksi virus adalah karena


beberapa bentuk virus yang ada di dalam tubuh, termasuk kasus-kasus
khusus seperti yang menyebabkan demam pada herpes, kelenjar, dan
penyakit lain yang berhubungan dengan mulut. Penyakit sistemik yang
biasanya menimbulkan gejala klinis stomatitis antara lain infeksi herpetic,
gonorrhea, measles, leukemia, HIV/AIDS, kekurangan vitamin C dan lainnya.

· Infeksi bakteri

Bakteri penyebab sariawan sangat mudah masuk melalui makanan dan


minuman yang biasa dikonsumsi. Sariawan yang disebabkan oleh infeksi
bakteri biasanya terjadi saat seseorang menderita sakit tenggorokan atau
penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri. Jika tidak sering membersihkan
rongga mulut secara teratur bakteri akan mudah berkembang biak di dalam
mulut. Biasanya bakteri akan menempel di rongga mulut, kemudian akan
menyebabkan peradangan.

· Serangan Jamur.

Sariawan jenis ini timbul saat seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang sangat rendah atau masalah kesehatan lainnya yang mungkin
memerlukan penggunaan antibiotik dosis tinggi.

2. Kurangnya asupan nutrisi

Asupan nutrisi berupa Vitamin C, Vitamin B12, dan zat besi sangat penting.
Jika kekurangan maka akan memacu timbulnya sariawan disertai juga
dengan bibir pecah-pecah atau gusi yang mudah berdarah. Sehingga
diperlukan asupan nutrisi yang baik setiap hari untuk mencegah terjadinya
sariawan.

3. Terganggunya imunitas tubuh

Terganggunya imunitas seperti ketika seseorang lambungnya panas, akan


muncul sariawan di lapisan lendir mulut yang disertai dengan nafas panas
dan berbau tidak sedap. Seringkali dijumpai pula gejala tenggorokan terasa
kering. Kebanyakan orang awam menyebut kondisi ini panas dalam.

4. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi) .

5. Alergi terhadap makanan (seperti cabai dan nanas)

6. Penyebab eksternal lain

Penyebab lain yang paling umum adalah luka yang ditimbulkan akibat tergigit
atau gigi yang miring bisa secara terus menerus mengiritasi struktur-struktur
oral, pemasangan gigi palsu atau kawat gigi. Selain itu kondisi psikologi
seseorang seperti stress juga bisa memperngaruhi timbulnya sariawan.

C. Klasifikasi Stomatitis

1. Stomatitis Primer

· Recurrent Aphtouch Stomatitis (RAS), merupakan ulcer yang terjadi


berulang. Bentuknya 2 – 5 mm, awal lesi kecil, dan berwarna kemerahan.
Akan sembuh ± 2 minggu tanpa luka parut.

· Herpes Simplek Stomatitis, stomatitis yang disebabkan oleh virus.


Bentuknya menyerupai vesikel.

· Vincent’s Stomatitis, stomatitis yang terjadi pada jaringan normal ketika


daya tahan tubuh menurun. Etiologinya, bakteri normal yang ada pada mulut,
yaitu bakteri flora. Bentuk stomatitis ini erythem, ulcer dan nekrosis pada
ginggival.

· Traumatik Ulcer, stomatitis yang ditemukan karena trauma. Bentuknya


lesi lebih jelas, dan nyeri tidak hebat.

2. Stomatitis Sekunder, merupakan stomatitis yang secara umum terjadi


akibat infeksi oleh virus atau bakteri ketika host (inang) resisten baik lokal
maupun sistemik.

D. Manifestasi Klinis

· Masa prodromal atau penyakit 1 – 24 jam, hipersensitive dan perasaan


seperti terbakar

· Stadium Pre Ulcerasi, adanya udema / pembengkangkan setempat


dengan terbentuknya makula pavula serta terjadi peninggian 1- 3 hari

· Stadium Ulcerasi, pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis
ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan udema tonsilasi ini bertahan
lama 1 – 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu berbeda
yaitu 1 – 5 minggu.

Gambaran klinis dari stomatitis

· Lesi bersifat ulcerasi


· Bentuk oval / bulat

· Sifat tersebar

· Batasnya jelas

· Biasa singulas (sendiri-sendiri) dan multiple (kelompok)

· Tepi merah

· Lesi dangkal

· Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut

E. Mikrobiologi Penyebab Terjadinya Stomatitis

Pada sebagian kasus stomatitis disebabkan oleh mikroorganisme berupa


bakteri, jamur dan virus yang mengiritasi jaringan rongga mulut sehingga
terjadinya sariawan. Begitu juga dengan penggunaan antibiotik
berkepanjangan pada penyakit tertentu dapat mengganggu flora mulut,
menciptakan suatu lingkungan favorit buat jamur untuk berkembang yang
dapat bereksaserbasi oleh terapi steroid secara bersamaan. Sekitar 70 %
infeksi oral seperti stomatitis disebabkan oleh Candida Albicans dan jamur
lainnya, 20 % disusun oleh Herpex Simplex Virus (HSV) dan sisanya disusun
oleh bakteri Bacillus gram negatif. Pada pasien dengan keganasan
hematologik, 50 % infeksi oral akibat bakteri Candida Albicans, 25 % akibat
HSV, dan 15 % oleh bakteri Bacillus gram negatif. Dan termasuk juga
bakteri Staphylococcus aureus. HSV merupakan gejala paling umum pada
infeksi oral vital.

Stomatitis dapat berkomplikasi dengan infeksi pada pasien dengan sistim


imun yang menurun. Tidak hanya mulut itu sendiri yang dapat terinfeksi,
tetapi hilangnya epitel oral sebagai suatu protektif barrier terjadi pada infeksi
lokal dan menghasilkan jalan masuk bagi mikroorganisme pada sirkulasi
sistemik. Ketika ketahanan mukosa terganggu, infeksi lokal dan sistemik
dapat dihasilkan oleh indigenous flora seperti mikroorganisme nosokomial
dan oportunistik. Ketika jumlah netrofil menurun sampai 1000/kubik/mm,
insiden dan keparahan infeksi semakin meningkat beresiko tinggi buat
perkembangan komplikasi infeksi yang serius. Beberapa jenis
mikroorganisme yang berperan terhadap terbentuknya sariawan antara lain :
1. Staphylococcus aureus

Bakteri ini merupakan bakteri pathogen utama pada manusia dapat


menginfeksi jaringan atau alat tubuh lain yang menyebabkan timbulnya
penyakit dengan tanda-tanda yang khas seperti nekrosis, peradangan dan
pembentukan abses dan stomatitis. Kuman ini juga dapat menyebabkan
terjadinya septikemia, endokarditis, abses serebri, sepsis purpuralis, dan
pneumonia.

Kebanyakan infeksi yang berasal dari rongga mulut bersifat campuran


(polimikrobal), biasanya terdiri dari dua kelompok mikroorganisme atau lebih.
Karena flora normal dalam mulut terdiri dari kuman Gram-positif dan aerob
serta anaerob gram-negatif maka yang menyebakan infeksi tentu saja kuman
tersebut. Apabila mikroba anaerob terlibat dalam suatu infeksi polimikrobial
atau campuran, pengaruh dari organisme lain akan meningkat. Mikroba
anaerob cenderung menghambat fagositosis aerob, padahal aerob
mengkonsumsi oksigen sehingga mendukung pertumbuhan mikroorganisme
anaerob. Secara umum biasanya diasumsikan bahwa infeksi mulut
disebabkan olehStreptococcus dan Staphylococcus. Serta mikroorganisme
gram negatif yang terbentuk batang dan anaerob.

Perubahan pada mikrobiota oral dapat menyebabkan beberapa alasan.


Seorang dengan penyakit periodontal menunjukkan kemungkinan
terdapatnya bakteri oportunistik ini dalam rongga mulut. Penggunaan
antibiotik pada penyakit periodontal atau penyakit infeksi lainnya
menyebabkan kecenderungan pertambahan jumlahStaphylococcus sp pada
rongga mulut. Mikroorganisme ini mudah resisten terhadap antibiotik dan
dapat menyebabkan super infeksi. Pernanahan fokal (abses) adalah sifat
khas infeksi Staphylococcus. Dari setiap fokus, organisme menyebar melalui
saluran getah benih ke bagian tubuh lainnya. Pernanahan dalam vena, yang
disertai thrombosis, sering terjadi pada penyebaran tersebut. Reaksi
peradangan berlangsung hebat, terlokalisasi dan nyeri yang mengalami
pernanahan sentral dan cepat sembuh bila nanah dikeluarkan. Dinding fibrin
dan sel-sel disekitar inti abses cenderung mencegah penyebaran organisme
dan sebaiknya tidak dirusak oleh manipulasi atau trauma.
2. Candida albicans

Candida albicans adalah jamur penyebab keputihan dan sariawan pada


manusia. Candida albicans, yakni fungi serupa ragi yang umumnya
ditemukan dalam mulut, usus, saluran genital dan kerongkongan. Candida
albicans yang berada dalam mulut inilah yang bertanggungjawab atas
munculnya sariawan. Cara mengatasinya dengan mengkonsumsi antibiotic
dosis sepat. Sementara itu, pencegahan bisa dilakukan dengan memperbaiki
pola konsumsi. Hindari makanan yang mengandung susu, cuka, alkohol, acar,
selai, sayuran dalam kaleng, dan lainnya.

3. Herpex Simplex Virus (HSV)

HSV dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang
bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks
labialis), dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah.

Untuk penyakit herpes dengan gejala stomatitis yang mengenai daerah mulut
dan sekitarnya disebut dengan HSV-I (Herpes Labialis). Untuk virus herpes
tipe I ini penyebab umumnya adalah untuk luka-luka demam (cold sore) di
daerah di sekeliling mulut.

4. Bacillus

Bacillus sp merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh


pada kondisi aerob dan anaerob.Sporanya tahan terhadap panas (suhu
tinggi), mampu mendegradasi Xylandan karbohidrat. Bacillus sp mampu
tumbuh pada suhu lebih dari 50 oC dan suhu kurang dari 5 oC, mampu
bertahan terhadap pasteurisasi, mampu tumbuh pada konsentrasi garam
tinggi (>10%), mampu menghasilkan spora dan mempunyai daya proteolitik
yang tinggi dibandingkan mikroba lainnya. Bacillus merupakan bakteri yang
bersifat aerob obligat atau fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase.

Bacillus secara alami terdapat dimana-mana, dan termasuk spesies yang


hidup bebas atau bersifat patogen juga terdapat ditemukan pada infeksi oral
seperti stomatitis. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim
ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase.
5. Neisseria gonorrhoaea

Neisserriae gonorrhoeae termasuk dalam spesies Neisseria yang merupakan


cocci gram negatif yang biasanya berpasangan. Bakteri ini patogen pada
manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel
polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak memiliki
kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Kuman ini bersifat fastidious dan untuk
tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan
terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup
lama di luar host-nya. Neisseria gonorrhoaea dapat menyebabkan stomatitis
primer, parotitis atau pharyngitis, terjadi karena terjadi kontak antara mulut
dengan alat genital atau via jari tangan.

6. Streptococcus sanguinis

Streptococcus sanguinis adalah cocus, gram - positif yang memiliki dinding


sel tebal yang terdiri dari peptidoglikan.Organisme ini berisi banyak
enzim yang meningkatkan jalur
metabolik termasuk biosintesis, pentosafosfat jalur, glukoneogenesis, ferment
asi gula dan karbohidrat dan sebagainya. Enzim tersebut digunakan untuk
glukoneogenesis memungkinkan bakteri untuk mengubah asam amino
menjadi fruktosa-6-fosfat.
Streptococcus sanguinis langsung mengikat permukaan dan berfungsi
sebagai tether untuk lampiran dari berbagaimikroorganisme mulut lain
yang menjajah permukaan gigi, membentuk plak gigi.

7. Helicobacter pylori

Helicobacter pylori termasuk bakteri yang membutuhkan oksigen untuk


bertahan hidup, namun kadar oksigen yang dibutuhkan lebih rendah dari
kadar oksigen yang ada di atmosfer. Helicobacter pylori adalah bakteri gram.
Setiap bakteri Helicobacter pylori memiliki ukuran panjang 3 mikrometer
dengan diameter yang berukuran setengah mikrometer. Banyak ditemukan di
dalam antrum pilorus, bagian yang memisahkan lambung dari duodenum
tetapi juga termasuk bakteri yang menyebabkan stomatitis.
F. Perawatan dan Pencegahan Terhadap Stomatitis

Perawatan sariawan dapat dilakukan dengan :

· Faktor-faktor local, seperti peralatan gigi yang tidak terpasang dengan


baik atau gigi yang tajam diperbaiki atau dirawat.

· Sariawan akibat masalah sistemik, seperti AIDS, leukemia dan anemia


diobati oleh spesialis medis yang sesuai.

· Sariawan juga dapat disembuhkan dengan obat dari luar seperti


Albothyl. Albothyl tergolong obat antiseptik (membunuh kuman dan
mencegah infeksi), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan astringent
(menciutkan) dan menutup luka terbuka.

· Beberapa obat yang dioleskan pada sariawan juga bisa melindungi dari
iritasi, di antaranya obat-obatan orabase.

· Berkumur dengan air hangat atau obat kumur yang bersifat antimikroba
juga dapat dilakukan untuk menghindarkan dari infeksi, jamur, virus dan
bakteri yang menyebabkan sariawan sehingga proses penyembuhannya pun
akan lebih cepat.

· Guna mempercepat masa penyembuhan sariawan juga dapat


mengkonsumsi vitamin C yang berperan dalam perbaikan jaringan.

· Khusus untuk jenis sariawan yang berukuran besar, biasanya diobati


dengan cara mengaplikasikan obat-obatan steroid. Obat-obatan ini dapat
mempercepat proses penyembuhan dan mencegah luka sariawan (lesi) agar
tidak bertambah besar.

Pencegahan stomatitis yang dapat dilakukan antara lain yaitu menghindari


kondisi stres, sering mengonsumsi buah dan sayuran terutama yang
mengandung vitamin B, vitamin C, dan zat besi, menjaga kesehatan atau
kebersihan gigi dan mulut serta menghindari makanan dan obat-obatan yang
dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.
BAB III

KESIMPULAN

Stomatitis adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, yang


biasanya melibatkan pipi, gusi, lidah, bibir, kerongkongan dan bagian atas
atau bawah mulut. penyebabnya antara lain adanya bakteri, virus dan jamur
penyebab sariawan, kurangnya asupan nutrisi, terganggunya imunitas tubuh,
gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi), alergi
terhadap makanan (seperti cabai dan nanas) dan penyebab eksternal lainnya
Klasifikasi stomatitis antara lain :

1. Stomatitis Primer

· Recurrent aphtouch stomatitis (RAS), merupakan ulcer yang terjadi


berulang.

· Herpes simplek stomatitis, disebabkan oleh virus bentuk menyerupai


vesikel.

· Vincent’s Stomatitis, stomatitis yang terjadi pada jaringan normal ketika


daya tahan tubuh menurun.

· Traumatik ulcer, karena trauma bentuknya lesi lebih jelas dan nyeri tidak
hebat.

2. Stomatitis Sekunder, terjadi akibat infeksi oleh virus atau bakteri ketika
host (inang) resisten baik lokal maupun sistemik.

Gambaran klinis dari stomatitis

· Lesi bersifat ulcerasi

· Bentuk oval / bulat

· Sifat tersebar

· Batasnya jelas

· Biasa singulas (sendiri-sendiri) dan multiple (kelompok)


· Tepi merah

· Lesi dangkal

· Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut

Pada sebagian kasus stomatitis disebabkan oleh mikroorganisme berupa


bakteri, jamur dan virus yang mengiritasi jaringan rongga mulut sehingga
dapat mengganggu flora mulut, menciptakan suatu lingkungan favorit buat
bakteri, virus, jamur untuk berkembang yang dapat bereksaserbasi oleh
terapi steroid secara bersamaan sehingga terjadinya sariawan. Beberapa
jenis mikroorganisme yang berperan terhadap terbentuknya sariawan antara
lain Staphylococcus aureus, Candida albicans, Herpex Simplex Virus
(HSV), Bacillus, Neisseria gonorrhoaea, Streptococcus sanguinisHelicobacter
pylori dan lainnya.

Perawatan sariawan dapat dilakukan dengan :

· Jika aktor-faktor local, seperti peralatan gigi yang tidak terpasang


dengan baik atau gigi yang tajam diperbaiki atau dirawat.

· Jika sariawan akibat masalah sistemik, seperti AIDS, leukemia dan


anemia diobati oleh spesialis medis yang sesuai.

· Oleskan obat-obatan orabase, steroid, albothyl guna melindungi dari


iritasi

· Berkumur dengan air hangat atau obat kumur yang bersifat

· mengkonsumsi vitamin C yang berperan dalam perbaikan jaringan.

Pencegahan stomatitis dapat dilakukan dengan menghindari kondisi stres,


sering mengonsumsi buah dan sayuran terutama yang mengandung vitamin
B, vitamin C, dan zat besi, menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan
mulut serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat
menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.

Anda mungkin juga menyukai

  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen37 halaman
    Skripsi
    heraaaa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gigi Lagi
    Makalah Gigi Lagi
    Dokumen13 halaman
    Makalah Gigi Lagi
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Anak Cacingan
    Makalah Anak Cacingan
    Dokumen10 halaman
    Makalah Anak Cacingan
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kesehatan Asma
    Makalah Kesehatan Asma
    Dokumen12 halaman
    Makalah Kesehatan Asma
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Skrip Si
    Skrip Si
    Dokumen29 halaman
    Skrip Si
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Mata
    Makalah Mata
    Dokumen7 halaman
    Makalah Mata
    KhairulRidha
    Belum ada peringkat
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Dokumen16 halaman
    Osteoporosis
    Nita Ana Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ilmu Bedah Umum
    Makalah Ilmu Bedah Umum
    Dokumen10 halaman
    Makalah Ilmu Bedah Umum
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Konsep Profesi
    Konsep Profesi
    Dokumen18 halaman
    Konsep Profesi
    RizkySultanMaulana
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen37 halaman
    Skripsi
    heraaaa
    Belum ada peringkat
  • Konsep Profesi
    Konsep Profesi
    Dokumen18 halaman
    Konsep Profesi
    RizkySultanMaulana
    Belum ada peringkat
  • Makalah GIGI NEW
    Makalah GIGI NEW
    Dokumen11 halaman
    Makalah GIGI NEW
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Perawat 2
    Perawat 2
    Dokumen16 halaman
    Perawat 2
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Perawat 5
    Perawat 5
    Dokumen18 halaman
    Perawat 5
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Perawat 4
    Perawat 4
    Dokumen8 halaman
    Perawat 4
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tentang Keperawatan Anak
    Makalah Tentang Keperawatan Anak
    Dokumen20 halaman
    Makalah Tentang Keperawatan Anak
    ennye bintang
    Belum ada peringkat
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Dokumen16 halaman
    Osteoporosis
    Nita Ana Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Perawat 3
    Perawat 3
    Dokumen15 halaman
    Perawat 3
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Tulang
    Tulang
    Dokumen6 halaman
    Tulang
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Mata2
    Makalah Mata2
    Dokumen8 halaman
    Makalah Mata2
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Perawat 7
    Perawat 7
    Dokumen22 halaman
    Perawat 7
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Anak BRONKOPNEUMONIA
    Makalah Anak BRONKOPNEUMONIA
    Dokumen16 halaman
    Makalah Anak BRONKOPNEUMONIA
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • GIZI
    GIZI
    Dokumen15 halaman
    GIZI
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Dokumen16 halaman
    Osteoporosis
    Nita Ana Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Kesmas
    Kesmas
    Dokumen16 halaman
    Kesmas
    Dhika Popy
    Belum ada peringkat
  • Campak B
    Campak B
    Dokumen9 halaman
    Campak B
    lia mulyasaroh
    Belum ada peringkat
  • GIZI
    GIZI
    Dokumen15 halaman
    GIZI
    Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Dokumen16 halaman
    Kejang Demam
    Yudhi Setiabudi
    Belum ada peringkat
  • Tulang
    Tulang
    Dokumen6 halaman
    Tulang
    Pandawa
    Belum ada peringkat