Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN YURIDIS GUGATAN SENGKETA VARIETAS TANAMAN

(Studi Kasus Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap

Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp)

JURNAL PENELITIAN
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada
Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi
Surakarta

Oleh :

BUDHI KASMARAN
NIM. 13100107

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2017
KAJIAN YURIDIS GUGATAN SENGKETA VARIETAS TANAMAN
(Studi Kasus Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap
Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp)

Oleh:
BUDHI KASMARAN
Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji isi gugatan dalam sengketa
Varietas Tanaman Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt.
G/2015/PN.Clp. Mengkaji dasar pertimbangan majelis hakim dalam memutus
sengketa Varietas Tanaman Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/
Pdt. G/2015/PN.Clp.
Metode pendekatan dalam penulisan ini adalah yuridis normatif, spesifikasi
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data menggunakan data
sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan/studi dokumen.
Teknik analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwa: Isi gugatan dalam sengketa Varietas Tanaman Pada Putusan Pengadilan
Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp yang diajukan oleh Penggugat
adalah gugatan wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat karena telah melanggar
Surat Pernyataan Tertanggal 28 Mei 2012 yang telah ditandatangani oleh Tergugat
yang pada intinya menyatakan bahwa Tergugat tidak akan melakukan pemuliaan
tanaman yang sama/sejenis (breeding same crop) yang telah dikerjakan selama di
PT. East West Seed Indonesia pada perusahaan lain selama jangka waktu 2 (dua)
tahun sejak tanggal pengunduran diri. Ternyata sebelum waktu yang telah ditentukan
dalam Surat Pernyataan tersebut, Tergugat telah bekerja pada Turut Tergugat, yaitu
suatu perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dengan Penggugat, dan
Tergugat telah melakukan pemuliaan tanaman dengan jenis yang sama dengan telah
dilakukan oleh Tergugat ketika bekerja pada Penggugat. Berdasarkan pertimbangan
tersebut Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Tergugat telah melakukan wanprestasi
atas Surat pernyataan tertanggal 28 Mei 2012, yaitu Tergugat terikat untuk tidak
bekerja pada bidang yang sama dalam waktu tertentu. Dasar pertimbangan majelis
hakim dalam memutus sengketa Varietas Tanaman Pada Putusan Pengadilan Negeri
Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp yaitu mempertimbangkan isi gugatan yang
diajukan oleh Penggugat, jawaban Tergugat, alat bukti yang diajukan serta
keterangan dari saksi-saksi yang diajukan. Berdasarkan pemeriksaan dalam
persidangan diperoleh fakta dalam persidangan bahwa Penggugat dapat
membuktikan sebagian dari dalil-dalil gugatannya, sehingga Majelis Hakim
memutuskan bahwa Tergugat bersalah melakukan wanprestasi terhadap Penggugat,
serta menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat sebesar
Rp.53.582.571,- (lima puluh tiga juta lima ratus delapan puluh dua ribu lima ratus
tujuh puluh satu rupiah).

Kata Kunci: Gugatan Sengketa, Varietas Tanaman

1
LATAR BELAKANG MASALAH
Perlindungan Varietas Tanaman adalah Hak Khusus yang diberikan Negara
kepada pemulia/pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri atau memberikan
persetujuan kepada orang/badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu
tertentu. Pemerintah melalui Departemen Pertanian membentuk Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman (PPVT) yang bertujuan untuk melakukan pengamanan cadangan
plasma nutfah yang sangat banyak dan beragam di tanah air. Sementara Menteri
Pertanian mengeluarkan SK No. 401/Kpts/OT.210/6/2002 dengan telah
diundangkannya Undang-Undang No. 29/2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman. Pembentukan Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT)
didasarkan pada persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
137/M.PAN/5/2002 tertanggal 30 Mei 2002,”. Pembentukan Kantor Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) yang pertama dimaksudkan untuk
melindungi sumber plasma nutfah yang dimiliki Indonesia, juga diharapkan
melindungi dan meningkatkan minat dan peran serta para pemulia tanaman
melakukan kegiatan pemuliaan tanaman.
Menyangkut tugas kantor PPVT, antara lain melaksanakan pengelolaan
perlindungan varietas tanaman. Kantor PPVT dalam melaksanakan tugasnya tersebut
memiliki fungsi menerima pendaftaran hak dan konsultasi PVT, memeriksaan
substansi permohonan hak PVT, memberi, menolak permohonan dan pembatalan hak
PVT, pelayanan permohonan banding, konsultan dan pertimbangan hukum PVT,
pengelolaan data PVT. Melalui penggunaan varietas unggul diharapkan proses
produksi menjadi lebih efisien serta produktivitas dan mutu hasil menjadi lebih baik,
hal ini tentunya dapat berdampak pada produk pertanian dalam negeri memiliki daya
saing global yang tinggi. Salah satu faktor utama yang mengakibatkan masih relatif
terbatasnya invensi varietas unggul baru adalah kondisi yang tidak kondusif bagi
perkembangan kegiatan pemuliaan. Penelitian mengenai varietas tanaman sebagian
besar masih dilakukan oleh lembaga pemerintah dan perguruan tinggi, sedangkan
kalangan industri benih belum berperan secara optimal, hal ini terjadi karena tidak
ada jaminan untuk memperoleh keuntungan apabila melakukan kegitan pembentukan
verietas unggulan baru. Pihak industri perbenihan swasta masih sangat sedikit
kontribusinya dalam pembuatan varietas baru. Pemulia sebagian besar hanya
menghasilkan hibrida. Keterlibatan pemulia secara serius melakukan penelitian
pemulian dalam membuat varietas unggul masih terbatas pada hibrida, dan ini pun
masih menghadapi risiko dicurinya hibrida induk.
Bisnis pemuliaan tanaman mendapat angin segar seiring dengan
dikeluarkannya Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman. Seorang pemulia memerlukan penguasaan ilmu dan teknologi serta
memerlukan pencurahan fikiran, tenaga, waktu dan dana cukup besar rumitnya
kegiatan ini mengharuskan adanya perhargaan atau hasil invensi para pemulia
melakukan pemberian jaminan Perlindungan hukum yang jelas dan tegas. Kepastian
hukum adanya perlindungan varietas tanaman akan mendorong para pemulia lebih
giat melakukan penelitian untuk menghasilkan varietas tanaman baru yang lebih
unggul.
Secara umum bahwa varietas-varietas unggul tanaman yang memberikan
potensi hasil yang tinggi atau memberikan resistensi terhadap hama penyakit, toleran
terhadap lingkungan cekaman pisik dan kimiawi serta responsif, merupakan faktor

2
yang penting dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas produk dibidang
pertanian perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan kehutanan.
Pemuliaan adalah suatu proses dan juga menghasilkan produk. Perwujudan iklim
yang mampu mendorong semangat penemuan dan sekaligus memberikan
perlindungan hukum, maka ketentuan penemu varietas tanaman disusun dalam suatu
Undang-undang, suatu varietas tanaman dihasilkan melalui perakitan yang lazim
disebut pemulian tanaman.1
Pemulian varietas unggulan membutuhkan investasi yang besar, baik dari
segi tenaga (fikiran, intelektualitas), buruh, sumber daya material, dana, dan
kesabaran serta ketekunan dan upaya tersebut dapat memakan waktu yang cukup
lama bertahun-tahun (10-15 tahun pada banyak spesias tanaman-tanaman). Varietas
unggul bermutu baru tersebut dilepas, maka varietas tersebut dapat segera
diperbanyak oleh pihak lain sehingga merampas keuntungan yang akan diperoleh
pemuliaannya yang telah mengerahkan investasinya yang besar.
Pelanggaran terhadap pengembangan varietas tanaman, banyak terjadi di
Indonesia, sebagai contoh adalah gugatan sengketa Varietas Tanaman yang diputus
oleh Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp. Dalam kasus
tersebut bermula dari Penggugat selaku perseroan yang bergerak di bidang
pembenihan/pembibitan yang mempekerjakan Tergugat dengan jenjang karir yang
semakin naik serta memberikan fasilitas, pendidikan dan keterampilan yang telah
Tergugat jalani hingga menjadi seorang breeder (pemulia tanaman) yang handal dan
professional. Selama bekerja pada Penggugat, Tergugat banyak melakukan
pemuliaan tanaman lain Semangka Amara, Semangka Palguna, Semangka Oriana,
dan Paria Dulco. Namun seiring berjalannya waktu, Tergugat pada Tanggal 27 April
2012, membuat dan mengajukan surat tertulis kepada Penggugat yang isinya
menyatakan mengundurkan diri dari karyawan tetap Penggugat. Pengunduran diri
yang dilakukan oleh Tergugat tersebut, maka Penggugat memberikan uang pisah
kepada Tergugat sebesar Rp. 53.582.571,- (Lima puluh tiga juta lima ratus delapan
puluh dua ribu lima ratus tujuh puluh satu rupiah).
Meskipun Tergugat telah mengundurkan diri, Tergugat tetap memiliki
kewajiban kepada Penggugat untuk tidak bekerja pada Perusahaan sejenis atau
kompetitor minimal 2 (satu) tahun setelah tanggal terhitungnya pengunduran diri.
Artinya kewajiban Tergugat ini baru akan gugur setelah 1 Juni 2014. Tergugat tidak
akan melakukan pemuliaan tanaman yang sama/sejenis (breeding same crop) yang
telah dikerjakannya selama di Penggugat pada perusahaan lain selama jangka waktu
2 (dua) tahun sejak tanggal pengunduran diri. Fakta yang terjadi yaitu setelah
berhenti dari Penggugat, Tergugat bekerja pada Turut Tergugat dengan
mengembangkan varietas tanaman semangka yang sama dengan milik Penggugat,
sehingga Penggugat mengajukan gugatan kepada Tergugat dan turut Tergugat ke
Pengadilan Negeri Cilacap.

PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah isi gugatan dalam sengketa Varietas Tanaman Pada Putusan
Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp?

1
Nina Nuraini, 2007, Perlindungan Hak Milik Intelectual Varietas Tanaman : Guna
Peningkatan Daya Saing Agribisnis, Jakarta : Alfabeta, hal .31

3
2. Bagaimanakah pertimbangan majelis hakim dalam memutus sengketa Varietas
Tanaman Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt.
G/2015/PN.Clp?

TUJUAN PENELITIAN
1. Mengkaji isi gugatan dalam sengketa Varietas Tanaman Pada Putusan Pengadilan
Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp.
2. Mengkaji dasar pertimbangan majelis hakim dalam memutus sengketa Varietas
Tanaman Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt.
G/2015/PN.Clp.

METODE PENELITIAN
Metode pendekatan dalam penulisan ini adalah yuridis normatif, spesifikasi
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data menggunakan data
sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan/studi dokumen.
Teknik analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Isi Gugatan dalam Sengketa Varietas Tanaman Pada Putusan Pengadilan
Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp
1. Identitas Para Pihak
Penggugat :
PT. East West Seed Indonesia, Badan Hukum yang berkedudukan di Kabupaten
Purwakarta, beralamat di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten
Purwakarta
Tergugat:
Marno, laki-laki, beralamat di Jalan Pisang No.17,RT.05/RW.07, Desa Jenang,
Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap
Turut Tergugat
PT. Benih Citra Asia, suatu Badan Hukum yang berkedudukan di Jalan
Akmaludin No.26, Po.Box.26 Jember, Jawa Timur.
2. Posisi Kasus
Kasus gugatan tersebut bermula dari tindakan Tergugat yang telah bekerja
di perusahaan sejenis walaupun belum lewat jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
mengundurkan diri dan tindakan Tergugat yang melakukan pemuliaan tanaman
terhadap tanaman yang memiliki jenis yang sama dengan tanaman yang pernah
dikerjakan/ dimuliakan oleh Tergugat di tempat Penggugat, walaupun belum
lewat jangka waktu 2 (dua) tahun setelah mengundurkan diri, adalah sebuah
perbuatan cidera janji (wanprestasi). Hal ini karena tergugat tidak melaksanakan
prestasinya sebagaimana telah disepakati dalam surat perjanjian pengunduran diri
Tergugat, yaitu:
a. Tergugat tidak bekerja pada Perusahaan sejenis atau kompetitor minimal 1
(satu) tahun setelah tanggal terhitungnya pengunduran diri. Artinya
kewajiban Tergugat ini baru akan gugur setelah 1 Juni 2013.
b. Tergugat tidak akan melakukan pemuliaan tanaman yang sama/sejenis
(breeding same crop) yang telah dikerjakannya selama di Penggugat pada
perusahaan lain selama jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal

4
pengunduran diri. Artinya kewajiban Tergugat ini baru akan gugur setelah 1
Juni 2014.
Tuntutan Penggugat kepada Tergugat melalui Pengadilan Negeri Cilacap
adalah:
1) Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2) Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Surat Pernyataan yang dibuat dan
ditandatangani Tergugat Tertanggal 28 Mei 2012.
3) Menyatakan Tergugat telah wanprestasi terhadap Penggugat.
4) Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat sebesar
Rp. 9.608.146.935,- (Sembilan miliar enam ratus delapan juta seratus empat
puluh enam ribu sembilan ratus tiga puluh lima rupiah).
5) Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap
sebuah rumah di Purwakarta, beralamat di Perum Bumi Indah Blok BB No.
65 Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.
6) Menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan pelaksanaan
putusan ini.
7) Menyatakan hukum putusan dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar
bijvooraad) meskipun ada upaya hukum perlawanan, banding, kasasi maupun
peninjauan kembali.
8) Menghukum Turut Tergugat untuk mematuhi putusan atas perkara ini.
9) Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara ini.
Atau:
Apabila Ketua Pengadilan Negeri Cilacap berpendapat lain, dalam peradilan
yang baik, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
3. Jawaban Tergugat
Berdasarkan gugatan Penggugat tersebut, Tergugat menolak secara tegas
terhadap dalil-dalil gugatannya kecuali hal-hal yang menguntungkan bagi
Tergugat. Berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, Tergugat
memohon dengan hormat kiranya Pengadilan Negeri Cilacap memutuskan
perkara ini dengan menyatakan sebagai berikut:
a. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya.
b. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat seluruhnya.
Atau :
Mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex eaquo et bono).
4. Jawaban Turut Tergugat
Gugatan yang diajukan oleh Penggugat, maka Turut Tergugat menolak
secara tegas terhadap dalil-dalil gugatannya kecuali hal-hal yang menguntungkan
bagi turut tergugat. Turut Tergugat memohon dengan hormat kiranya Pengadilan
Negeri Cilacap memutuskan perkara ini dengan menyatakan sebagai berikut:
a. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya;
b. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat seluruhnya;
Atau:
Mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex eaquo et bono).

5
5. Amar Putusan
Berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) dan ketentuan dalam HIR serta ketentuan hukum lain yang
bersangkutan, maka Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cilacap memutuskan:
a. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.
b. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Surat Pernyataan yang dibuat dan
ditandatangani Tergugat Tertanggal 28 Mei 2012.
c. Menyatakan Tergugat telah wanprestasi terhadap Penggugat.
d. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat sebesar
Rp.53.582.571,- (lima puluh tiga juta lima ratus delapan puluh dua ribu lima
ratus tujuh puluh satu rupiah).
e. Menghukum Turut Tergugat untuk mematuhi putusan atas perkara ini.
f. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara ini sejumlah Rp 621.000,- (enam ratus dua puluh satu rupiah).
g. Menolak gugatan Penggugat yang selebihnya.

Pertimbangan Majelis Hakim dalam Memutus Sengketa Varietas Tanaman


Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp
Berdasarkan ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata, maka isi dari Perikatan yang
dibuat antara Penggugat dan Tergugat ialah : Perikatan untuk memberi sesuatu,
perikatan untuk berbuat sesuatu, dan perikatan untuk tidak berbuat sesuatu. Dengan
memperhatikan isi dari surat pernyataan tertanggal 28 Mei 2012, maka majelis
berpendapat isi perikatan yang dimaksud dalam Surat Pernyataan tersebut adalah
masuk dalam perikatan untuk tidak berbuat sesuatu, yaitu Tergugat terikat atau
berjanji untuk tidak akan melakukan pemuliaan tanaman yang sama/sejenis dengan
yang telah dikerjakan selama Tergugat bekerja di Penggugat pada perusahaan lain
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun.
Berdasarkan bukti surat, oleh karena Tergugat mengundurkan diri, maka
Penggugat telah membayarkan uang pisah kepada Penggugat sejumlah
Rp53.582.571,- (lima puluh tiga juta lima ratus delapan puluh dua ribu lima ratus
tujuh puluh satu rupiah). Bahwa sesuai dengan keterangan dalam surat jawaban
Tergugat, terhadap uang pisah tersebut telah diterima oleh Tergugat.
Terhadap dalil Tergugat telah melakukan wanprestasi terhadap Surat
Pernyataan tertanggal 28 Mei 2012, Penggugat mengajukan bukti surat, berupa
Lampiran Keputusan Menteri Pertanian tentang pemuliaan tanaman yang dilakukan
Tergugat pada perusahaan Turut Tergugat , yang tahun penerbitannya tertulis 2013.
Bahwa jika dihubungkan dengan tahun dibuatnya surat pernyataan yaitu 2012, maka
jika dihitung dengan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam surat pernyataan
yaitu 2 (dua) tahun, maka seharusnya Tergugat baru bisa melakukan pekerjaan
pemuliaan tanaman lagi pada tahun 2014, tepatnya setelah tanggal 28 Mei 2014.
Berdasarkan bukti yang diajukan Penggugat, diketahui Turut Tergugat adalah
perusahaan yang juga bergerak dibidang yang sama dengan Penggugat, yaitu di
bidang industri benih hortikultura. Berdasarkan keterangan para saksi dipersidangan,
juga menguatkan keterangan sebagaimana dimaksud dalam bukti surat tersebut, yang
pada pokoknya Tergugat yang dahulu bekerja pada Penggugat, kemudian telah
mengundurkan diri dan sekarang telah bekerja pada perusahaan Turut Tergugat, yaitu
perusahaan yang sejenis dengan Penggugat.

6
Berdasarkan bukti surat, diperoleh fakta adanya somasi dan undangan kepada
Tergugat untuk menyelesaikan persoalan wanprestasi yang dilakukan Tergugat
tersebut, akan tetapi tidak berhasil. Hal ini menunjukkan adanya upaya Penggugat
untuk menyelesaikan secara kekeluargaan sebelum menempuh jalur hukum seperti
sekarang ini. Berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim
berpendapat Penggugat telah membuktikan dalil pokok yaitu Tergugat telah
melakukan wanprestasi/ cidera janji untuk tidak berbuat sesuatu sebagaimana yang
dinyatakan oleh Tergugat dalam Surat pernyataan tertanggal 28 Mei 2012.
Bahwa dengan demikian maka petitum pokok angka 2 tentang Menyatakan
sah dan berkekuatan hukum Surat Pernyataan yang dibuat dan ditandatangani
Tergugat tertanggal 28 Mei 2012 dan petitum angka 3 Menyatakan Tergugat telah
wanprestasi terhadap Penggugat dapat dikabulkan.
Selanjutnya terhadap petitum angka 4, yaitu Menghukum Tergugat untuk
membayar ganti rugi kepada Penggugat sebesar Rp. 9.608.146.935,- (Sembilan
miliar enam ratus delapan juta seratus empat puluh enam ribu sembilan ratus tiga
puluh lima rupiah), Majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut:
Bahwa tuntutan ganti rugi sejumlah Rp. 9.608.146.935,- (Sembilan miliar
enam ratus delapan juta seratus empat puluh enam ribu sembilan ratus tiga puluh
lima rupiah) diperoleh berdasarkan perincian, yaitu:
1. Biaya pengeluaran yang benar-benar nyata telah dikeluarkan Penggugat untuk
Tergugat, yang terdiri dari:
a. Pemberian uang pisah yang dibayarkan kepada Tergugat sebesar Rp.
53.582.571,- (Lima puluh tiga juta lima ratus delapan puluh dua ribu lima
ratus tujuh puluh satu rupiah).
b. Biaya pendidikan/pelatihan/dan lain-lain yang pernah dibayarkan untuk
keperluan Tergugat selama bekerja pada Penggugat sebesar Rp. 54.564.364,-
(Lima puluh empat juta lima ratus enam puluh empat ribu tiga ratus enam
puluh empat rupiah).
2. Kerugian berupa berkurangnya harta Penggugat untuk kepentingan pengurusan
perkara ini dan biaya jasa hukum sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah).
3. Bunga, berupa kerugian akibat berkurangnya potensi keuntungan Penggugat
sebesar Rp. 9.000.000.000,- (Sembilan miliar rupiah) karena jika Tergugat tetap
bekerja di Penggugat selama dua tahun akan memberikan keuntungan kepada
Penggugat.
Berdasarkan keterangan saksi Herri Dinata, diperoleh keterangan pada
pokoknya pembayaran uang pisah dilakukan sebagai bentuk apresiasi dari
Perusahaan kepada karyawan yang mengundurkan diri dengan itikad baik, dalam hal
ini Tergugat telah menerima pembayaran uang pisah, sejumlah Rp53.582.571,- (lima
puluh tiga juta lima ratus delapan puluh dua ribu lima ratus tujuh puluh satu rupiah).
Berdasarkan ketentuan Pasal 1242 KUHPerdata, pada intinya pihak yang melanggar
suatu perikatan untuk tidak berbuat sesuatu diwajibkan untuk membayar ganti
kerugian. Bahwa telah dibuktikan diatas, Tergugat telah melakukan wanprestasi atas
Surat pernyataan tertanggal 28 Mei 2012, maka Tergugat dapat digolongkan sebagai
karyawan yang tidak beritikad baik, dimana Tergugat terikat untuk tidak bekerja
pada bidang yang sama dalam waktu tertentu, maka maksud dari pemberian uang
pisah tersebut tidak tepat lagi diterima oleh Tergugat, oleh karena itu harus
dikembalikan oleh Tergugat kepada Penggugat.

7
Bahwa terhadap uang penggantian biaya pendidikan yang telah dibayarkan
oleh Penggugat bagi pendidikan Tergugat, Majelis Hakim berpendapat penggantian
tersebut tidak dapat dibebankan kepada Tergugat, sebab hasil dari pendidikan
tersebut telah diterapkan kembali kepada Penggugat, dengan kata lain manfaat dari
pendidikan tersebut telah dinikmati oleh Penggugat, disamping itu Penggugat tidak
dapat membuktikan kuitansi pembayaran masing-masing pelatihan, Penggugat hanya
membuat secara garis besar jumlah pembiayaan, dengan demikian alat bukti yang
digunakan baru sebagai bukti permulaan dan belum memenuhi nilai pembuktian
sempurna.
Bahwa terhadap kerugian karena biaya pengurusan perkara ini dan potensi
keuntungan, yang totalnya Rp9.500.000.000,- (sembilan miliar lima ratus juta
rupiah), Majelis hakim berpendapat tidak dapat dimintakan pada Tergugat sebab
tidak terdapat cukup alasan untuk itu. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat petitum angka 4 hanya dikabulkan
berupa pengembalian uang pisah sejumlah Rp53.582.571,- (lima puluh tiga juta lima
ratus delapan puluh dua ribu lima ratus tujuh puluh satu rupiah).
Selanjutnya terhadap petitum angka 5, yaitu Menyatakan sah dan berharga
sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap sebuah rumah di Purwakarta, beralamat
di Perum Bumi Indah Blok BB No. 65 Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Majelis
hakim mempertimbangkan oleh karena tidak terdapat alasan yang cukup untuk
mengabulkan petitum angka 5, maka petitum ini ditolak.
Bahwa terhadap petitum angka 6, yaitu menghukum Tergugat membayar
uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) atas setiap
hari keterlambatan pelaksanaan putusan ini, Majelis hakim berpendapat oleh karena
tidak terdapat alasan yang cukup mendesak untuk diterapkan pembayaran uang paksa
tersebut, maka petitum ini ditolak.
Bahwa terhadap petitum angka 7, yaitu menyatakan hukum putusan dapat
dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij vooraad) meskipun ada upaya hukum
perlawanan, banding, kasasi maupun peninjauan kembali, Majelis hakim berpendapat
oleh karena Majelis Hakim tidak melihat alasan yang cukup untuk melaksanakan
putusan uit voerbar bij voorraad sebagaimana dimaksud dalam SEMA No. 8 Tahun
2000, maka petitum ini ditolak.
Bahwa terhadap petitum angka 8, yaitu menghukum Turut Tergugat untuk
mematuhi putusan atas perkara ini, oleh karena Turut Tergugat adalah pihak yang
turut digugat dan mempunyai kaitan dengan perkara ini, maka kepada Turut
Tergugat dihukum juga untuk mematuhi putusan perkara ini. Dengan demikian
petitum ini dikabulkan.
Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut di atas,
maka Majelis Hakim berpendapat Penggugat telah berhasil membuktikan sebagian
dalil gugatannya, sebaliknya Tergugat dan Turut Tergugat tidak dapat membuktikan
dalil bantahannya.
Berdasarkan kasus gugatan varietas tanaman tersebut, hakim dalam memutus
perkara sengketa varietas tanaman pada putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor:
27/ Pdt. G/2015/PN.Clp yang memberikan putusan bahwa Tergugat telah
wanprestasi terhadap Penggugat serta menghukum Tergugat untuk membayar ganti
rugi kepada Penggugat sebesar Rp.53.582.571,- (lima puluh tiga juta lima ratus
delapan puluh dua ribu lima ratus tujuh puluh satu rupiah) menurut penulis sudah
tepat.

8
Penggugat dalam proses persidangan mampu membuktikan bahwa Tergugat
melakukan wanprestasi terhadap Surat Pernyataan tertanggal 28 Mei 2012,
Penggugat mengajukan bukti surat, berupa Lampiran Keputusan Menteri Pertanian
tentang pemuliaan tanaman yang dilakukan Tergugat pada perusahaan Turut
Tergugat, yang tahun penerbitannya tertulis 2013. Bahwa jika dihubungkan dengan
tahun dibuatnya surat pernyataan yaitu 2012, maka jika dihitung dengan jangka
waktu sebagaimana ditentukan dalam surat pernyataan yaitu 2 (dua) tahun, maka
seharusnya Tergugat baru bisa melakukan pekerjaan pemuliaan tanaman lagi pada
tahun 2014, tepatnya setelah tanggal 28 Mei 2014.
Berdasarkan kasus tersebut, tindakan Tergugat yang melakukan wanprestasi
atas Surat Pernyataan tertanggal 28 Mei 2012, sesuai dengan teori wanprestasi yang
dikemukakan oleh Subekti, yang mengemukakan bahwa “wanprestsi” itu masalah
kelalaian atau kealpaan yang dapat berupa 3 macam yaitu:2
1. Tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan dilakukannya.
2. Melaksanakan apa yang telah diperjanjikannya, tetapi tidak sebagai mana yang
diperjanjikan.
3. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat, melakukan suatu perbuatan
yang menurut perjanjian tidak dapat dilakukan.
Hakim dalam pemeriksaan suatu perkara juga memerlukan adanya
pembuktian, dimana hasil dari pembuktian itu akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memutus perkara. Pembuktian merupakan tahap yang paling
penting dalam pemeriksaan di persidangan. Pembuktian bertujuan untuk memperoleh
kepastian bahwa suatu peristiwa/fakta yang diajukan itu benar-benar terjadi, guna
mendapatkan putusan hakim yang benar dan adil. Hakim tidak dapat menjatuhkan
suatu putusan sebelum nyata baginya bahwa peristiwa/fakta tersebut benar-benar
terjadi, yakni dibuktikan kebenaranya, sehingga nampak adanya hubungan hukum
antara para pihak.3
Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt.
G/2015/PN.Clp menunjukkan bahwa Majelis Hakim dalam memutus perkara
sengketa varietas tanaman telah mempertimbangkan gugatan Penggugat, jawaban
Tergugat dan Turut Tergugat, pemeriksaan saksi dan alat bukti yang diajukan oleh
Penggugat, di mana Penggugat dapat membuktikan sebagian dalil-dalil gugatannya.
Penentuan pertimbangan hakim muncul dari bukti-bukti yang disampaikan pada
persidangan, fakta-fakta yang ada di persidangkan serta hasil penalaran hakim dalam
menanggani kasus sengketa varietas tanaman.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut: Isi gugatan dalam sengketa Varietas Tanaman Pada Putusan
Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp yang diajukan oleh
Penggugat adalah gugatan wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat karena telah
melanggar Surat Pernyataan Tertanggal 28 Mei 2012 yang telah ditandatangani oleh
Tergugat yang pada intinya menyatakan bahwa Tergugat tidak akan melakukan
pemuliaan tanaman yang sama/sejenis (breeding same crop) yang telah dikerjakan

2
Ibid., hlm. 59.
3
Mukti Arto, 2004, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, Hal. 141.

9
selama di PT. East West Seed Indonesia pada perusahaan lain selama jangka waktu 2
(dua) tahun sejak tanggal pengunduran diri. Ternyata sebelum waktu yang telah
ditentukan dalam Surat Pernyataan tersebut, Tergugat telah bekerja pada Turut
Tergugat, yaitu suatu perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dengan
Penggugat, dan Tergugat telah melakukan pemuliaan tanaman dengan jenis yang
sama dengan telah dilakukan oleh Tergugat ketika bekerja pada Penggugat.
Berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Tergugat
telah melakukan wanprestasi atas Surat pernyataan tertanggal 28 Mei 2012, yaitu
Tergugat terikat untuk tidak bekerja pada bidang yang sama dalam waktu tertentu.
Dasar pertimbangan majelis hakim dalam memutus sengketa Varietas
Tanaman Pada Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor: 27/ Pdt. G/2015/PN.Clp
yaitu mempertimbangkan isi gugatan yang diajukan oleh Penggugat, jawaban
Tergugat, alat bukti yang diajukan serta keterangan dari saksi-saksi yang diajukan.
Berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan diperoleh fakta dalam persidangan
bahwa Penggugat dapat membuktikan sebagian dari dalil-dalil gugatannya, sehingga
Majelis Hakim memutuskan bahwa Tergugat bersalah melakukan wanprestasi
terhadap Penggugat, serta menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada
Penggugat sebesar Rp.53.582.571,- (lima puluh tiga juta lima ratus delapan puluh
dua ribu lima ratus tujuh puluh satu rupiah).

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad, 2000, Hukum Acara Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung.

Abdulkadir Muhammad, 2002, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Abdul Manan, 2008, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan


Agama.

Andi Hamzah, 1986, Kamus Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika,


Jakarta.

Bambang Sugeng, 2009, Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara
Perdata, Kencana Predana Media Grup, Jakarta.

_______________. 2011, Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara


Perdata. Kencana Predana Media Grup, Jakarta.

Cik Hasan Bisri, 1998, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Hartono Hadi Suprapto, 1984, Pokok-Po0kok hokum Perikatan dan Huku8m


Jaminan, jakrta, Liberty.

J. Satrio, 1998, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung.

10
Koko Kasidi, 1999, Perjanjian Kerja, Perjanjian Perburuhan dan Peraturan.
Perusahaan, Mandar Maju, Bandung.

Krisnani Setyowati, 2001, Pokok-Pokok Peraturan Perlindungan Varietas Tanaman,


disampaikan pada Training of the Trainer Pengelola Gugus Hak Kekayaan
Intelektual, Jakarta 24-27 September 2001.

Kusumohamidjojo, Budiono, 1998, Dasar-dasar Merancang Kontrak, Gramedia


Widiasarana, Jakarta.

Lalu Husni, 2001, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indoensia, Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Mariam Darus Badrulzaman, 1983, KUH Perdata Buku III Tentang Perikatan
dengan Penjelasan, Bandung, Alumni.

________________________, 1997, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional,


Bandung : Alumni.

Muhammad, Abdul Kadir, 1989, Hukum Perjanjian, Bandung.

Mulyadi, 1996, Tuntutan Provisionil Dalam Hukum Acara Perdata, Jakarta:


Djambatan.

M. Yahya Harahap, 1982, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung.

Mukti Arto, 2004, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.

Nina Nuraini, 2007, Perlindungan Hak Milik Intelectual Varietas Tanaman : Guna
Peningkatan Daya Saing Agribisnis, Jakarta : Alfabeta.

Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.

Ridwan Syahrani, 2000, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung,
Alumni.

______________, 1988, Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum,


Pustaka Kartini, Jakarta.

Salim, 2003, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat di Indonesia. Jakarta, Sinar


Grafika.

Sarwono, 2011, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Sinar Grafika, Jakarta.

11
Subekti, R, 1993, Aspek-aspek Hukum Nasional, Citra Aditya Bakti, Bandung.

_________, 2002, Hukum Perjanjian, Jakarta, Intermasa.

Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta :


Liberty.

Suryodiningrat, 1994, Aneka Hak Milik Perindustrian dan Hak Paten, Bandung :
Tarsito.

12

Anda mungkin juga menyukai