Anda di halaman 1dari 11

Studi Kinetika Reaksi Esterifikasi Enzimatis... (Emmy Yuanita, dkk.

STUDI KINETIKA REAKSI ESTERIFIKASI ENZIMATIS ASAM


MIRISTAT DENGAN OLEIL ALKOHOL

Emmy Yuanita*, Erin Ryantin Gunawan, Lely kurniawati, Siti Raudhatul Kamali
a
Department of Chemistry, University of Mataram
Jl. Majapahit 62 Mataram 83125
Tel/Fax : 0370-634708;
e-mail: my_yuanita@yahoo.co.id

ABSTRAK
Studi kinetika reaksi esterifikasi enzimatis asam miristat dan oleil alkohol telah
dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil sintesis yang optimal,
sehingga meningkatkan konversi dan kecepatan reaksi pembentukan wax ester. Analisis
kualitatif wax ester yang terbentuk dilakukan secara TLC dan GC, sedangkan analisis
secara kuantitatif dilakukan secara titrasi asam-basa. Dari hasil penelitian diperoleh
% konversi wax ester dengan menggunakan enzim tanpa perlakuan sebesar 94,44%. Nilai
Km dan Vmax untuk asam miristat sebesar 2,5649 dan 14,3823 mmol x10-5
mmol/menit.mg katalis sedangkan untuk oleil alkohol sebesar 7,0345 dan 29,2292 mmol
x10-mmol/menit.mg katalis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinetika reaksi
esterifikasi asam miristat dengan oleil Alkohol yang dikatalisis oleh enzim lipase tanpa
perlakuan mengikuti Model Michaelis-Menten sedangkan mekanisme reaksi esterifikasi
mengikuti mekanisme Bi Bi Ping-Pong
Keywords: Km, Vmaks, asam miristat, wax ester

KINETICS STUDY OF ENZYMATIC ESTERIFICATION REACTION OF


MYRISTIC ACID WITH OLEYL ALCOHOL

ABSTRACT

Study of the kinetics of enzymatic esterification of myristic acid and oleyl alcohol
has been investigated. This research aims to obtain an optimum synthesis, thus increasing
the conversion and reaction speed wax ester formation. In this research wax esters formed
were analyzed by TLC and GC qualitatively and quantitatively with the acid-base titration.
The results obtained % wax ester conversion using enzymes without treatment by 94.44%.
Km and Vmax values for myristic acid at 2.5649 and 14.3823 mmol x10-5 mmol /
menit.mg catalyst for oleyl alcohol while at 7.0345 and 29.2292 mmol x10-
mmol/menit.mg catalyst. It can be concluded that the kinetics of esterification of myristic
acid with oleyl alcohol catalyzed by the enzyme lipase without treatment followed
Michaelis-Menten model, while the mechanism of the esterification reaction follows the
mechanism of Bi Bi Ping-Pong
Keywords: Km, Vmaks, myristic acid, wax ester

9
Molekul, Vol. 8. No. 1. Mei, 2013: 9 - 19

PENDAHULUAN Penelitian tentang sintesis wax


ester dari asam miristat dan oleat dengan
Kasus produk kosmetik
oleil alkohol secara enzimatis mulai
berbahaya seperti lotion, krem, bedak,
banyak dilakukan, antara lain oleh
lipstik serta berbagai jenis kosmetik lain
Rahmatullaili (2011) yang menghasilkan
yang beredar di pasaran menimbulkan
kondisi optimum untuk sintesis wax
keresahan di kalangan masyarakat.
ester dari asam lemak oleat adalah pada
Bahaya kosmetik ini disebabkan
perbandingan molar asam lemak oleat
penggunaan bahan dasar serta bahan
dan oleil 1:2, dengan jumlah enzim
tambahan tersebut berasal dari bahan
lipase 0,1 gram, pada suhu 40 oC, selama
yang sangat berbahaya bagi kesehatan
5 jam dan dengan n-heksan sebagai
walaupun bahan berbahaya tersebut
pelarut terbaik. Persentase konversi wax
dalam kosmetik sekecil mungkin (tidak
ester yang diperoleh pada kondisi
lebih dari 10%), tetapi pemakaian secara
optimum adalah sebesar 97,59%
terus menerus akan mengakibatkan
(Rahmatullaili, 2011). Sedangkan
toksik pada kulit, seperti iritasi pada
sintesis wax ester dari asam miristat
kulit dan bahkan dapat menyebabkan
kanker. diperoleh pada suhu 40 oC selama 2 jam
dengan jumlah katalis enzim 0,15 gram
Untuk meminimalisasi berbagai dan perbandingan asam miristat: oleil
penyakit yang ditimbulkan oleh adalah 1:3 dengan pelarut n-heksan.
kosmetika yang mengandung bahan Persentase wax ester yang diperoleh
berbahaya, seperti asam retinoat, pada kondisi optimum ini adalah
hidrokuinon dan lain sebagainya maka 97,50 % (Ruslin, 2011).
perlu dilakukan pencarian bahan dasar
kosmetik serta bahan tambahan yang
tidak membahayakan kesehatan
konsumen, salah satunya dengan METODE PENELITIAN
menggunakan ester asam lemak. Bahan dan Alat
Senyawa ester asam lemak berperan Bahan-bahan yang digunakan
sebagai emollient dan emulsifier dalam dalam penelitian ini adalah asam miristat
produk lotion, cream, dan kosmetik 98%, oleil alkohol 85%, NaOH, asam
sejenisnya (Hilyati, dkk., 2003). Salah oksalat anhidrat, indikator fenolftalein
satu ester asam lemak berupa wax ester. (PP), TLC dan bahan-bahan berderajat
Wax ester dapat diperoleh dari hasil
pro analysis seperti dietil eter, n-heksan,
esterifikasi asam lemak dan alkohol ester standar (metil palmitat), dan enzim
rantai panjang (Chen and Wang, 1997; lipase. Peralatan yang digunakan dalam
Hallberg, dkk., 1999)
penelitian ini adalah seperangkat alat
Sintesis wax ester ini dapat gelas, timbangan analitik Ohaus Galaxy
dilakukan secara kimiawi dan secara 400 (USA), penangas air, oven, water
enzimatis, namun sintesis secara kimiawi shaker bath Julabo SW23 (Germany),
memiliki banyak kekurangan seperti Gas Chromatography (GC) dan buret.
dapat menyebabkan korosi peralatan,
bahaya dalam penanganan asam korosif,
biaya produksi mahal karena Prosedur Penelitian
membutuhkan energi yang besar dan Prosedur penelitian sintesis wax
degradasi ester. Sedangkan sintesis ester dari asam lemak miristat dengan
enzimatik menawarkan kondisi reaksi oleil alkohol ini dilakukan secara
yang ringan dan ramah lingkungan enzimatis dengan beberapa tahap
(Gunawan dan Suhendra, 2008). pengerjaan meliputi tahap persiapan

10
Studi Kinetika Reaksi Esterifikasi Enzimatis... (Emmy Yuanita, dkk.)

enzim, sintesis wax ester (reaksi waktu 5 menit, 60 menit, 120 menit, 180
esterifikasi), penentuan pengaruh menit, 240 menit, 300 menit dan 360
konsentrasi enzim terhadap kecepatan menit. pada suhu 40 oC. Setelah wax
awal reaksi esterifikasi, penentuan ester terbentuk, reaksi dihentikan dengan
pengaruh konsentrasi substrat terhadap memisahkan enzim lipase dari wax ester
kecepatan awal reaksi esterifikasi, dengan cara difiltrasi.
analisis wax ester dan analisis data. Sintesis wax ester dari asam oleat
Adapun prosedur selengkapnya adalah perlakuannya sama seperti pada sintesis
sebagai berikut: wax ester dari asam miristat, tetapi
jumlah enzim dan variasi waktu yang
1. Tahap Persiapan Enzim
digunakan berbeda. Jumlah enzim yang
Pada tahap persiapan enzim digunakan 0,1 gram dan variasi
untuk proses esterifikasi ini dilakukan waktunya adalah 0 jam; 0,5 jam; 1 jam;
melalui 3 perlakuan, yaitu enzim tanpa 2 jam; 3 jam; 4 jam; 5 jam dan 6 jam.
perlakuan, enzim dipanaskan, dan enzim
diinkubasi. 3. Penentuan Pengaruh Kondisi
a. Enzim tanpa perlakuan Konsentrasi Enzim terhadap
Kecepatan Awal Reaksi
Sebanyak 0,15 gram Esterifikasi
enzim lipase yang digunakan
untuk reaksi esterifikasi tidak Kondisi reaksi: 1 mmol asam
diperlakukan sebelum digunakan miristat, 1 mmol oleil alkohol, 2 mL n-
untuk esterifikasi. heksan dan variasi konsentrasi dari
enzim lipase (0 gram, 0,05 gram, dan 0,2
b. Enzim yang dipanaskan gram). Campuran reaksi diinkubasi pada
Sebanyak 0,15 gram suhu 40 °C dengan waktu inkubasi
enzim lipase dipanaskan pada optimum yang diperoleh pada tahap
suhu 40 °C selama 4 jam sintesis wax ester. Kondisi reaksi untuk
sebelum digunakan untuk reaksi asam olet sama seperti pada asam miristat.
esterifikasi.
4. Penentuan Pengaruh Konsentrasi
c. Enzim yang diinkubasi Substrat terhadap Kecepatan
Sebanyak 0,15 gram enzim Awal Reaksi Esterifikasi Asam
lipase diinkubasi dalam n-heksan Miristat dengan Oleil Alkohol
pada suhu 40 °C selama 4 jam Kondisi reaksi: variasi asam
sebelum digunakan untuk reaksi miristat (0,5 mmol, 1 mmol, 1,5 mmol, 2
esterifikasi. mmol, 2,5 mmol, 3 mmol, 3,5 mmol dan
4 mmol) direaksikan dengan 1 mmol
2. Tahap Sintesis Wax ester (Reaksi oleil alkohol, 2 mL n-heksan dan dengan
Esterifikasi) sejumlah enzim lipase optimum.
Campuran reaksi diinkubasi pada suhu
Sintesis wax ester dari asam
40 °C, dengan waktu inkubasi optimum
miristat dilakukan melalui reaksi
yang diperoleh pada tahap sintesis wax
esterifikasi dengan mereaksikan 1 mmol
ester. Perlakuan diulangi dengan
asam miristat dan 1 mmol oleil alkohol
konsentrasi oleil alkohol 2 mmol dan 3
dengan bantuan enzim lipase 0,15 gram
mmol.
sebagai katalis ke dalam Erlenmeyer.
Kondisi reaksi: variasi oleil
Kemudian ditambahkan 2 mL n-heksan.
alkohol (0,5 mmol, 1 mmol, 1,5 mmol, 2
Campuran ini kemudian diinkubasi
mmol, 2,5 mmol, 3 mmol, 3,5 mmol dan
dalam waterbath shaker dengan variasi

11
Molekul, Vol. 8. No. 1. Mei, 2013: 9 - 19

4 mmol) direaksikan dengan 1 mmol Dari hasil titrasi asam-basa ini


asam miristat, 2 mL n-heksan dan kita dapat menentukan persentase
dengan sejumlah enzim lipase optimum. konversi wax ester hasil sintesis dari
Campuran reaksi diinkubasi pada suhu asam lemak miristat dan oleil alkohol
40 °C, dengan waktu inkubasi optimum secara enzimatis. Dengan perlakuan
yang diperoleh pada tahap sintesis wax yang sama juga dilakukan pada wax
ester. ester yang diperoleh dari asam oleat
Perlakuan diulangi dengan dengan oleil alkohol secara enzimatis.
konsentrasi asam miristat 2 mmol dan 3
mmol.
6. Tahap Analisis Data
5. Tahap Analisis Wax Ester a. Analisis kualitatif dan kuantitatif
a. Analisis kualitatif dengan KLT dan dan Wax Ester
GC Analisis kualitatif wax ester
Analisa kualitatif wax ester dari diakukan dengan KLT Analisis dengan
asam miristat dan oleil alkohol secara KLT dilakukan untuk memisahkan
enzimatis ini dilakukan dengan komponen-komponen pada sampel
menggunakan kromatografi lapis tipis dengan menghitung nilai Rfnya. Nilai Rf
(KLT) dan GC. Wax ester dilarutkan ditentukan dengan menggunakan
dalam n-heksan kemudian ditotolkan persamaan di bawah ini
pada plat KLT, dielusikan pada sistem
jarak yang ditempuh sampel
pelarut n-heksan : etil asetat : asam Rf 
asetat (8:2:1). Spot yang terbentuk jarak yang ditempuh eluen
divisualisasikan dengan uap iodin yang
akan membentuk spot berwarna coklat. Analisis kuantitatif wax ester
Hasil elusi sampel dibandingkan nilai Rf menggunakan metode titrasi. Dari hasil
-nya dengan standar. Untuk analisa GC
titrasi diketahui volume NaOH yang
menggunakan kolom Rtx65 TG, dimana bereaksi dengan wax ester pada titik
suhu awal kolom 150 oC diatur konstan akhir titrasi. Persentase hasil konversi
selama 2 menit, kemudian temperatur
wax ester digunakan persamaan berikut:
dinaikan 20 oC/ menit sampai temperatur
akhir 300 oC dan dibiarkan konstan %Konversi=
selama 10 menit. Suhu akhir kolom VNaOH (tanpa enzim) - VNaOH (dengan enzim) x 100 %
adalah lebih dari 300 oC. V NaOH tanpa enzim

b. Analisis kuantitatif dengan titrasi


asam-basa b. Analisis data kinetika

Analisis kadar wax ester hasil 1. Penentuan Kecepatan Awal


sintesis dari asam lemak oleat dan oleil pada Reaksi Esterifikasi serta
alkohol secara enzimatis ini dilakukan Penentuan Konsentrasi Enzim
dengan metode titrasi asam-basa untuk Kecepatan awal diperoleh
mengetahui jumlah asam lemak oleat dari slope yang dialurkan dari
yang tidak bereaksi. Wax ester yang grafik hubungan antara konversi
terbentuk ditambahkan beberapa tetes wax ester yang terbentuk dengan
indikator PP kemudian dititrasi dengan waktu, dan satuannya adalah
menggunakan NaOH 0,01 M. Dilakukan mmol. min-1. mg-1.
3 kali pengulangan.

12
Studi Kinetika Reaksi Esterifikasi Enzimatis... (Emmy Yuanita, dkk.)

V0= dikatalisis oleh lipase (Gunawan dan


( )
Suhendra, 2008). Mengacu pada
Perhitungan Konsentrasi penelitian sebelumnya bahwa pelarut n-
Enzim heksan memberikan % konversi tertinggi
dari pelarut lainnya. Sintesis awal
Konsentrasi enzim= dilakukan dengan menggunakan ketiga
enzim pada tahap persiapan enzim.
2. Persamaan Michaels-Menten Hasil sintesis wax ester dari asam
Dibuat grafik hubungan miristat dengan oleil alkohol terbentuk
antara kecepatan awal dengan filtrat berwarna bening kekuning-
konsentrasi asam lemak (dimana kuningan. Dimana hasil sintesis
konsentrasi enzim yang kemudian dianalisa dengan KLT
digunakan adalah tetap). sehingga diperoleh data Rf dan gambar
Begitupun dengan substrat oleil kromatogram sebagai berikut
alkohol, dibuat grafik hubungan Tabel 1. Data Nilai Rf dari 3
antara kecepatan awal dengan perlakukan terhadap enzim
konsentrasi oleil alkohol.
Noda Rf
3. Penentuan nilai Kmaks dan
Spot A B C
Vmaks
AM 0,4 0,08 0
Penentuan Kmaks dan Vmaks OA 0,48 0,42 0,65
dilakukan dengan membuat Es, st 0,93 0,78 0,98
grafik Lineweaver-Burk. WE1 0,35 0,33 0,63
Dengan persamaan regresi linier WE2 (a) 0,25 0,17 0,42
Y = aX+b WE2 (b) 0,88 0,92 0,98
Dimana: Keterangan :
Km = -b/a (A) tanpa perlakukan awal enzim
Vmaks = 1/b (B) enzim dengan pemanasan
(C) enzim diinkubasi
AM=asam miristat,
HASIL DAN PEMBAHASAN OA=oleil alkohol,
Wax ester merupakan ester Es,St= ester standar,
rantai panjang yang diperoleh dari asam WE1= wax ester tanpa enzim
lemak dan alkohol rantai panjang dengan (setelah diinkubasi)
jumlah karbon 12 atau lebih. Pada WE2= wax ester dengan enzim
penelitian ini sintesis wax ester (setelah diinkubasi)
dilakukan melalui reaksi esterifikasi
enzimatis dengan mereaksikan asam
miristat dengan oleil alkohol serta katalis
enzim lipase dalam pelarut n-heksan.
Pemilihan n-heksan sebagai pelarut
berdasarkan sifat n-heksan yang
merupakan pelarut non polar yang
memiliki peubah air yang lemah
sehingga kemampuannya untuk
mengubah konformasi aktif enzim juga
semakin lemah. n-heksan merupakan
pelarut terbaik untuk reaksi yang

13
Molekul, Vol. 8. No. 1. Mei, 2013: 9 - 19

Gambar 1. Kromatogram Hasil lainnya kemungkinan merupakan


Sintesis Wax ester pengotor. Pada kromatogram puncak 1
Dari data nilai Rf dan gambar diperkirakan sebagai pelarut n-heksan
kromatogram hasil sintesis wax ester dengan titik didih 68,9 oC. Puncak 5
menggunakan enzim tanpa perlakuan, diperkirakan sebagai oleil alkohol
dipanaskan, dan diinkubasi, tampak pada dengan waktu retensi 7,609 menit
spot WE2 masing-masing terbentuk dua dengan titik didih 330-360 oC. Puncak
spot. Spot WE2 (a) diidentifikasi sebagai 11 diperkirakan sebagai asam miristat
asam miristat dan oleil alkohol yang dengan waktu retensi 14,219 menit
belum terpisahkan, karena nilai Rf-nya dengan titik didih 250 oC. Puncak 13
berada diantara nilai Rf asam miristat diperkirakan sebagai oleil miristat
dan oleil alkohol. Pada komatogram dengan waktu retensi 16,756 menit.
tampak bahwa spot asam miristat Walaupun oleil alkohol memiliki titik
muncul terlebih dahulu, hal ini karena didih yang lebih tinggi dari asam
karena senyawa asam miristat dapat miristat, namun pada kromatogram
membentuk ikatan hidrogen yang lebih tampak bahwa oleil alkohol muncul
kuat daripada ketiga senyawa lainnya, terlebih dahulu daripada asam miristat,
sehingga terjerap lebih kuat pada fase hal ini kemungkinan karena asam
diam. miristat memiliki kelarutan yang lebih
tinggi dalam fase cair daripada oleil
Berdasarkan data nilai Rf dan
alkohol. Waktu retensi juga dipengaruhi
kromatogram dari ketiga perlakuan
oleh kelarutan senyawa dalam fase cair.
enzim sintesis dilanjutkan dengan
Senyawa yang memiliki kelarutan yang
menggunakan enzim tanpa perlakuan hal
tinggi dalam fase cair akan memiliki
ini karena nilai Rf-nya sudah mendekati
waktu retensi yang lama.
nilai Rf wax ester standar
Sehingga dari analisis kualitatif
Untuk hasil analisa dengan GC
baik menggunakan KLT maupun GC
diperoleh kromatogram sebagai berikut:
diperoleh bahwa hasil sintesis
merupakan wax ester oleil miristat.
Analisis kuantitatif wax ester
yang terbentuk dilakukan dengan
menggunakan titrasi asam basa untuk
menentukan kadar atau % konversinya.
Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah
diketahui konsentrasinya. Titrasi asam
basa merupakan titrasi yang melibatkan
asam dan basa (Morie, 2008). Titrasi
asam basa dapat memberikan titik akhir
Gambar 2. Kromatogram GC dari wax yang cukup tajam, titik akhir akan tajam
ester hasil reaksi juga pada titrasi asam basa lemah jika
esterifikasi asam miristat titernya adalah asam atau basa kuat
dan oleil alkohol dengan perbandingan tetapan disosiasi
asam lebih besar dari 104 (Khopkar,
2008).
Dari 16 puncak di atas,
diperkirakan ada 4 puncak utama Pada penelitian ini titer yang
(puncak 1, 5, 11, dan 13) dan 12 puncak digunakan adalah NaOH 0,01 M.

14
Studi Kinetika Reaksi Esterifikasi Enzimatis... (Emmy Yuanita, dkk.)

Sebelum digunakan untuk titrasi wax Enzim 1,8 0,1 94,44%


ester, larutan NaOH terlebih dahulu diinkubasi
distandarisasi dengan cara mentitrasi Penentuan Nilai Km dan Vmaks
NaOH 0,01 M dengan asam oksalat 0,01
1. Pengaruh konsentrasi enzim
N. Sedikit demi sedekit asam oksalat
terhadap kecepatan awal reaksi
direaksikan dengan 5 mL NaOH 0,01 M.
Untuk mengetahui titik akhir titrasi, pada Salah satu faktor yang
titran ditambahkan 2 atau 3 tetes mempengaruhi kecepatan reaksi pada
indikator sebelum dititrasi. Titik akhir katalis pada umumnya, adalah
atau titik ekivalen dari titrasi dapat konsentrasi enzim (Poedjiadi dan
ditandai dengan perubahan warna, pada Supriyanti, 2007). Pengaruh
saat titik ekivalen inilah titrasi konsentrasi enzim lipase terhadap
dihentikan. Pemilihan indikator yang kecepatan pembentukan oleil miristat
digunakan harus tepat dan sesuai dengan disajikan dalam tabel berikut ini
yang dititrasi.
Tabel 3. Persentase wax ester (oleil
Pada penelitian ini digunakan
miristat) untuk penentuan
indikator asam-basa yaitu indikator pp.
pengaruh konsentrasi en-
Titik akhir titrasi pada standarisasi
zim terhadap kecepatan
NaOH 0,01 ditandai perubahan warna
awal reaksi
dari merah muda menjadi bening,
dengan volume 2,3 mL sehingga Jum- VNaOH hasil
diketahui konsentrasi NaOH adalah lah titrasi % kon-
0,0092 N~0,01 N. Tujuan dari enzim Tanpa Dengan versi
standarisasi ini adalah untuk memastikan (gram) enzim enzim
apakah konsentrasi larutan NaOH yang 0,05 4,8 0,2 95,83%
kita buat sudah sesuai dengan 0,1 4,8 0,2 95,83%
konsentrasi yang diinginkan. 0,15 4,8 0,15 96,87%
Hasil yang diperoleh dengan 0,2 4,8 0,15 96,87%
menggunakan ketiga enzim lipase pada 0,25 4,8 0,15 96,87%
tahap persiapan enzim memberikan hasil 0,3 4,8 0,15 96,87%
konversi yang sama seperti yang
disajikan Tabel 2. Sehingga dapat Berdasarkan nilai persentase
disimpulkan bahwa untuk sintesis lebih konversi kemudian ditentukan nilai
lanjut dapat digunakan enzim tanpa Vo serta konentrasi enzim
perlakuan untuk menghemat energi dan berdasrakan rumus sehingga
biaya selain dari data nilai Rf dan diperoleh data seperti Tabel 4 dan
kromatogram menunjukkan hasil yang grafik ditunjukkan Gambar 3.
sama.
Tabel 4. Nilai V0 untuk penentuan
Tabel 2. Persentase konversi oleil miristat pengaruh konsentrasi
Perlakuan Volume NaOH (mL) % Kon- enzim terhadap kecepat-
Enzim Tanpa Dengan versi an awal reaksi esterifikasi
Enzim Enzim Konsentrasi V0
Enzim 1,8 0,1 94,44% enzim (mg/mL) (mmol/menit)
Tanpa 25 8 x 10-3
Perlakuan 50 8 x 10-3
Enzim 1,8 0,1 94,44% 75 8.0725 x 10-3
dipanaskan 100 8.0725 x 10-3

15
Molekul, Vol. 8. No. 1. Mei, 2013: 9 - 19

125 8.0725 x 10-3 Kinetika reaksi yang diamati


150 8.0725 x 10-3 pada pengaruh konsentrasi dari asam
miristat dan oleil alkohol tehadap
V0 (x10-3 mmol/menit)
,9
,8 kecepatan awal reaksi esterifikasi
,7 pembentukan oleil miristat secara
,6 enzimatis menunjukkan kurva hiperbolik
,5 yang mengindikasikan bahwa enzim
,4 lipase mengikuti kinetika Michaelis-
,3 Menten, seperti yang tampak pada
,2
,1
Gambar 4 dan Gambar 5.
,0
0 25 50 75 100 125 150 175 18

V0 (x10-5mmol/menit.mg katalis)
konsentrasi enzim (mg/mL) 16
14
Gambar 3. Pengaruh konsentrasi enzim
12
terhadap kecepatan awal
reaksi pembentukan oleil 10
1 mmol OA
miristat 8
2 mmol OA
6
Pada grafik Gambar 3. diperoleh 3 mmol OA
bahwa pada konsetrasi 25 mg/mL mulai 4
menunjukkan kecepatan pembentukan 2
oleil miristat yang linear. Sebenarnya 0
pada peningkatan konsentrasi 75 mg/mL 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
terjadi peningkatan kecepatan reaksi
pembentukan oleil alkohol, tetapi [AM] (mmol)*
peningkatan ini sangat kecil dari
7,9858x10-3 mmol/menit menjadi 8,0725 Gambar 4. Grafik Kecepatan awal
mmol/menit. Sehingga grafiknya tampak reaksi esterifikasi pem-
linear dari konsentrasi enzim 25 mg/mL. bentukkan oleil miristat
sebagai fungsi dari
konsentrasi asam miristat
Pengaruh Konsentrasi Substrat (* mmol substrat dalam 2
terhadap Kecepatan Awal Reaksi mL n-heksan)
Esterifikasi
Konsentrasi substrat sangat Grafik Gambar 4. menunjukkan
berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengaruh variasi asam miristat (oleil
enzim. Pada konsentrasi yang rendah, alkohol dijaga konstan 1 mmol, 2 mmol,
kecepatan reaksipun rendah dan dan 3 mmol) terhadap kecepatan awal
kecepatan reaksi akan meningkat dengan reaksi pembentukan oleil miristat. Dari
bertambahnya konsentrasi substrat, grafik di atas tampak bahwa terjadi
hingga dicapai titik batas yang disebut peningkatan kecepatan reaksi yang
Vmaks. Apabila telah melampaui titik signifikan dari konsentrasi asam miristat
ini peningkatan konsentrasi substrat 0,5 mmol ke 1,5 mmol, pada
tidak akan meningkatkan kecepatan konsentrasi 2,5 mmol dan 3,5 mmol
reaksi, karena pada keadaan ini enzim peningkatan kecepatan reaksi semakin
dikatakan “jenuh” oleh substrat. rendah atau dapat dikatakan kecepatan
reaksi mendekati optimum, hal ini terjadi
karena pada titik ini enzim mengalami

16
Studi Kinetika Reaksi Esterifikasi Enzimatis... (Emmy Yuanita, dkk.)

penjenuhan oleh substrat. Pola seperti ini mengikuti model kinetika Michaelis-
mengikuti model kinetika Michaelis- Menten.
Menten. Pemetaan kebalikan-ganda atau
Lineweaver-Burk dari kecepatan awal
16
pembentukan oleil miristat reaksi versus
V0 (x10-5mmol/menit.mg katalis)

14 kebalikan dari variasi konsentrasi asam


miristat dan kebalikan dari variasi
12
konsentrasi oleil alkohol menunjukkan
10 pasangan garis yang paralel seperti yang
tampak pada Gambar 6 dan 7. Hal
8 1 mmol AM
tersebut mengindikasikan bahwa
6 2 mmol AM pembentukan oleil miristat dari asam
3 mmol AM miristat dan oleil alkohol dengan
4
menggunakan enzim lipase mengikuti
2 mekanisme Bi-Bi Ping Pong (Awang,
dkk., 2003)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 AM A OA OM
-2
[OA] (mmol)* E*

E
AM-E E*-A E*-OA E-OM E
Gambar 5. Grafik Kecepatan awal
Gambar 6. Mekanisme reaksi esteri-
reaksi esterifikasi
fikasi pembentukan oleil
pembentukan oleil miristat
miristat (wax ester)
sebagai fungsi dari
Ket:
konsentrasi oleil alkohol
E = enzim,
(* mmol substrat dalam 2
AM = asam miristat,
mL pelarut n-heksan)
AO-E= Kompleks enzim-
asam miristat,
Grafik Gambar 5. menunjukkan E* = enzim modifikasi,
pengaruh variasi oleil alkohol (asam A = air,
miristat dijaga konstan 1 mmol, 2 mmol, E*-A= kompleks enzim
dan 3 mmol) terhadap kecepatan awal modifikasi-air,
reaksi pembentukan oleil miristat. Dari E*-OA= kompleks enzim
grafik di atas, untuk konsentrasi asam modifikasi-oleil
miristat 1 mmol tampak bahwa terjadi alkohol,
peningkatan kecepatan reaksi yang E-OM=kompleks enzim-
signifikan dari konsentrasi oleil alkohol oleil miristat (wax
0,5 mmol ke 1,5 mmol, pada ester),
konsentrasi oleil alkohol 2,5 mmol dan OM =oleil miristat (wax
3,5 mmol peningkatan kecepatan reaksi estar)
semakin rendah. Untuk konsentrasi asam
miristat 2 mmol dan 3 mmol, tampak Slope (a) dan intersep (b) dari
bahwa terjadi peningkatan kecepatan tiga garis paralel pada Gambar 7 dirata-
reaksi yang besar dari konsentrasi asam ratakan, sehingga diperoleh persamaan
miristat 0,5 mmol ke konsentrasi 2,5 garis linear y=17833,6667x+6953. Dari
mmol dan pada konsentrasi asam persamaan ini dapat ditentukan nilai Km
miristat 3,5 mmol kecepatan reaksi dan Vmaks oleil alkohol berturut-turut
semakin rendah. Pola seperti ini

17
Molekul, Vol. 8. No. 1. Mei, 2013: 9 - 19

adalah 2,5649 mmol dan 14,3823x10-5 miristat sebagai fungsi


mmol/menit.mg katalis. dari oleil alkohol

y = 13727x + 16320 Dari persamaan linear yang


50000
R² = 0.8753 diperoleh dari hasil plot lineweaver-Burk
45000
y = 19917x + 2887.5 dapat ditentukan nilai Km dan Vmaks
40000
R² = 0.9604 untuk masing-masing asam miristat dan
35000
1/V0(mmol-1.menit.mg katalis)

30000
oleil alkohol. Nilai Km dan Vmaks dari
25000
asam miristat dan oleil alkohol dapat
20000
dilihat pada Tabel 5.
15000
y = 19857x + 1652.7
10000
R² = 0.9696 Tabel 5. Nilai Km dan Vmaks dari
5000
asam miristat dan oleil
0
alkohol
0.5 1 1.5 2 2.5 Substrat Km Vmaks
1/[AM] (mmol-1) (mmol) (mmol/menit.mg
katalis)
Gambar 7. Plot Lineweaver-Burk dari
esterifikasi pembentukan Asam 2,5649 14,3823x10-5
oleil miristat sebagai fungsi miristat
dari asam miristat Oleil 7,0345 29,2292x10-5
alkohol mmol

Slope (a) dan intersep (b) dari


tiga garis paralel pada Gambar 8 dirata- Nilai Km berbanding lurus
ratakan, sehingga diperoleh persamaan dengan Vmaks. Dari hasil penelitian
garis linear y=24066,6667x+3421,2333. diperoleh nilai Km oleil alkohol lebih
Dari persamaan ini dapat ditentukan nilai besar dari Km asam miristat. Nilai Km
Km dan Vmaks oleil alkohol berturut- menyatakan jumlah konsentrasi substrat
turut adalah 7,0345 mmol dan dimana kecepatan reaksi adalah ½ dari
29,2292x10-5 mmol/menit.mg katalis. maksimal. Apabila suatu enzim memilki
Km kecil maka akan mencapai efisiensi
katalitik yang maksimal pada
y = 26538x + 7904.5 konsentrasi substrat yang rendah atau
70000
1/V0(mmol-1.menit.mg katalis)

R² = 0.9655
dapat dikatakan bahwa afinitas enzim
60000
y = 23146x + 1456.3 besar (Hairuddin, 2008). Dari hasil
50000 penelitian dapat disimpulkan bahwa
R² = 0.9964
40000 afinitas asam miristat dengan enzim
bebas lebih besar dibanding dengan oleil
30000
y = 22516x + 903.75 alkohol dengan asil-enzim. Enzim lipase
20000 R² = 0.9987 memiliki sifat spesifisitas relatif, karena
10000 dapat bereaksi dengan lebih dari satu
substrat, dengan kecepatan yang berbeda
0
0.5 1.5 2.5
(Simanjuntak. 2006).
1/[OA] (mmol-1)
KESIMPULAN
Gambar 8. Plot Lineweaver-Burk
dari esterifikasi Dari hasil penelitian dapat
pembentukan oleil disimpulkan bahwa kinetika reaksi

18
Studi Kinetika Reaksi Esterifikasi Enzimatis... (Emmy Yuanita, dkk.)

esterifikasi dari asam miristat dengan Hairuddin, 2008. Sifat Enzim: Spesifitas
oleil alkohol pembentukan wax ester Enzim.darihttp://klinikdokterhai
yang dikatalis oleh enzim lipase rrudin.blogspot.com/2008/09/sif
mengikuti model kinetika Michaelis- at-enzim-spesifisitas-
Menten. Enzim Lipase memiliki sifat enzim.html#!/2008/09/sifat-
spesifitas relatif, karena dapat bereaksi enzim-spesifisitas-enzim.html
dengan lebih dari satu substrat. Dari pada tanggal 6 November 2001,
penelitian pada pembentukan wax ester pukul 13.00 Wita.
(oleil miristat), nilai Km oleil alkohol Hilyati, Wuryaningsih dan Irawan, Yan.
lebih besar dari Km asam miristat, 2003. Sintesa Ester Asam
artinya afinitas asam miristat dengan Lemak dengan Alcohol
enzim bebas lebih besar dibanding Sekunder Sebagai Emollient,
dengan oleil alkohol dengan asil-enzim. Pusat Penelitian Kimia LIPI. P:
C-127-C135.
UCAPAN TERIMKASIH Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar
Terimakasih penulis ucapkan Kimia Analitik, Jakarta: UI
kepada Neneng Khaerunisya atas Press.
kontribusi dalam penelitian ini Morie, Indigo, 2008. Titrasi Asam Basa.
Didownload dari
DAFTAR PUSTAKA http://belajarkimia.com/2008/04
/titrasi-asam-basa/ pada tanggal
Awang, R., M. Basri, S. Ahmad, B. 28 Oktober 2011, pukul 08.00
Salleh, 2003, Lipase-catalyzed Wita.
Esterification of Palm-based
9,10-dihydroxystearic Acid and Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin,
1-octanol in Nexane-Kinetic 2007. Dasar-Dasar Biokimia.
Study, Biotecnology Letters. Universitas Indonesia Press:
26:11-14. Jakarta
Chen, J. P, and Wang, J. B. 1997, Wax Rahmatullaili, F., 2011, Sintesis Wax
ester synthesis by lipase- Ester dari Asam Lemak Oleat
catalyzed esterification with dengan Oleyl Alkohol Secara
fungal cells immobilized on Enzimatis, Skripsi Program
cellulose biomass support Studi Kimia Fakultas MIPA
particles. Enz. Microb. Technol. UNRAM
20, 615-622. Ruslin, F., 2011, Sintesis Wax Ester dari
Gunawan, E.R dan Suhendra, D. 2008, Asam Miristat dengan oleil
Synthesis of Wax ester From Alkohol secara Enzimatis
Palm Kernel Oil Catalyzed by sebagai Bahan Baku Kosmetik,
Lipase, Jurnal Matematika dan Skripsi, Program Studi Kimia
Sains, Vol. 13 No. 3, 76-83. Fakultas MIPA UNRAM.
Hallberg, M. L., D. Wang, and M. Simanjuntak. 2006. Diktat Kuliah
Harrod, 1999, Enzymatic Biokimia Pengantar Kinetika
Synthesis of Wax Esters from Enzim. Didownload dari
Rapeseed Fatty Acid Methyl http://repository.usu.ac.id/bitstr
Esters and Fatty Alcohol, J. Am. eam/123456789/3605/1/060025
Oil Chem. Soc., 76:2, 183-187. 26.pdf pada tanggal 30 April,
pukul 18.30 Wita.

19

Anda mungkin juga menyukai