Anda di halaman 1dari 9

TOPIKAL APLIKASI FLUOR

(TAF)

IMAM FITHRAWAN
1713101020029

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Drg. Hj. SUZANNA SUNGKAR, Sp.KGA

PROGRAM STUDI PROFESI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2018
Pengertian Topikal Aplikasi Fluor (TAF)
Topikal Aplikasi Fluor (TAF) merupakan perawatan gigi pada anak dengan pengulasan
zat yang mengandung fluor pada seluruh permukaan enamel gigi anak untuk mencegah
terjadinya lubang gigi. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan
selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur. Tujuan TAF adalah untuk melindungi
gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksi apatit pada enamel menjadi fluor apatit
yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelaruutan asam.

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor


Indikasi dan kontraindikasi penggunaan fluor menurut Donley (2003) meliputi:
a. Indikasi
1. Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi
2. Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
3. Gigi yang sensitif
4. Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi,
contohnya down syndrome
5. Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic

b. Kontraindikasi
1. Pasien anak dengan resiko karies rendah
2. Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor
3. Ada kavitas besar yang terbuka

Peranan Fluor terhadap Email


Fluor berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat
sehingga gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Asam dibentuk ketika bakteri di dalam
plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang
akan merusak gigi sehingga menyebabkan terjadinya karies. Di sini fluor berperan mengurangi
kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi merangsang pembentukkan
mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya karies.
Gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin merupakan lapisan bawah email, sehingga
struktur email sangat menentukan terhadap proses terjadinya karies. Struktur email gigi terdiri
dari susunan kimia kompleks dengan gugus kristal penting yaitu hidroksi apatit, dengan rumus
kimia Ca10(PO4)6.(OH)2. Permukaan email ini lebih banyak mengandung mineral dan bahan-
bahan organik dengan air yang relatif lebih sedikit. Mineralisasi email tidak hanya melalui pulpa
dan dentin saja, tetapi ion-ion dari saliva secara tetap melalui penyerapan mineral langsung ke
permukaan gigi. Ion kimia penting yang diharapkan banyak diikat oleh hidroksi apatit pada email
gigi adalah ion fluor, dengan adanya penambahan fluor, hidroksi apatit akan berubah menjadi
fluoroapatit. Fluoroapatit ini lebih tahan terhadap asam sehingga gigi akan lebih tahan terhadap
proses demineralisasi.

KlasifikasiTerapi Fluoride
1. Flouridasi sistemik
 Fluoridasi air minum masyarakat
 Fluoridasi garam
 Fluoridasi air sekolah
 Fluoridasi susu
 Suplemen fluoride
2. Flouridasi topikal
 Aplikasi profesional
 Sodium fluoride preparation
 Stannous fluoride preparation
 Acidulated phosphate fluoride (APF)
 Fluoride varnish
 Fluoride impregnated floss dan prophylactic paste
 Fluoride containing dental material and device
 Aplikasi sendiri
 Pasta gigi berfluoride
 Obat kumur fluoride
Manfaat Fluor
Penggunaan fluor mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
a. Praerupsi
1) Selama pembentukan gigi, fluoride melindungi enamel dari pengurangan sejumlah
matriks yang dibentuk.
2) Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal apatit yang lebih resisten
terhadap asam
3) Pemberian yang optimal, kristal apatit lebih tahan terhadap kelarutan yang
disebabkan oleh asam.

b. Pascaerupsi
1) Fluoroapatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam.
2) Fluoroapatit lebih padat sehingga gigi lebih tahan oleh proses demineralisasi
3) Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit.
4) Adanya fluoride dalam saliva meningkatkan remineralisasi, sehingga merangsang
perbaikan atau penghentian lesi karies awal.
5) Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan terhadap enzim yang terlibat
dalam pembentukan asam serta pengangkutan dan penyimpanan glukosa dalam
streptococcus oral dan juga membatasi penyediaan bahan cadangan untuk pembuatan
asam dalam sintesa polisakarida.
6) Mencegah demineralisasi
Gigi yang diberi fluor memiliki penurunan daya larut enamel dalam asam rongga
mulut. Dengan cara mengurangi permeabilitas enamel maka mineral yang terkandung
dalam gigi tidak cepat terlarut dalam saliva, melainkan digantikan oleh ion-ion fluor
pada permukaan enamel.
7) Memiliki sifat antibakteri
Pada keadaan ph rendah, fluoride akan berdifusi ke dalam Hydrofluoric Acid. Hal ini
menyebabkan fluoride menghambat metabolisme karbohidrat oleh bakteri kariogenik
sehingga menghalangi pembentukan asam.
8) Mempercepat remineralisasi
Dengan cara mengubah lingkungan permukaan dari enamel, sehingga transfer ion
antara saliva dan enamel dapat berlangsung efektif. Keadaan ini mengakibatkan
proses ionisasi pada permukaan yang terdemineralisasi menjadi lebih cepat.

Penggunaan Fluor Secara Topikal


Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit
yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi Ca10(PO4)6(OH)2+F →
Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat
proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.
Remineralisasi merupakan proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara
penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut.
Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun
oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH
kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam.
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah
terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga
menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses
karies.

Evaluasi resiko karies sebelum TAF


1. Penentuan resiko karies
Perawatan pencegahan gigi yang tepat (termasuk fluoride topical terapi) dapat
direncanakan setelah mengidentifikasi status resiko karies. Dokter gigi dapat
menggunakan indikator klinis yang sederhana untuk mengklasifikasikan status resiko
karies yang dapat memprediksi kejadian karies kedepannya.
KRITERIA RESIKO KARIES
Pasien harus dievaluasi menggunakan kriteria resiko karies sebagai berikut.
RESIKO KARIES RENDAH
Semua kelompok usia
Tidak terdapat lesi baru atau kavitas pada gigi desidui atau lesi karies sekunder selama 3
tahun terakhir dan tidak terdapat faktor yang dapat meningkatkan resiko karies*

RESIKO KARIES SEDANG


Usia kurang dari 6 tahun
Tidak terdapat lesi baru atau kavitas pada gigi desidui atau lesi karies sekunder selama 3
tahun terakhir namun terdapat satu faktor yang dapat meningkatkan resiko karies*

Usia lebih dari 6 tahun


Terdapat satu atau dua lesi baru atau kavitas pada gigi desidui atau lesi karies sekunder
selama 3 tahun terakhir
Tidak terdapat lesi baru atau kavitas pada gigi desidui atau lesi karies sekunder dalam 3
tahun terakhir namun terdapat satu faktor yang dapat meningkatkan resiko karies*

RESIKO KARIES TINGGI


Usia kurang dari 6 tahun
Terdapat lesi baru atau kavitas pada gigi desidui atau lesi karies sekunder selama 3
tahun terakhir
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko karies:
 Status sosio-ekonomi rendah
 Paparan fluoride di bawah optimal
 Xerostomia

Usia lebih dari 6 tahun


Tiga atau lebih lesi baru atau kavitas pada gigi desidui atau lesi karies sekunder dalam 3
tahun terakhir
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko karies:
 Status sosio-ekonomi rendah
 Paparan fluoride di bawah optimal
 Xerostomia

2. Pertimbangan klinis penggunaan professionally applied topical fluoride.


a. Usia kurang dari 6 tahun
 Pasien yang memiliki resiko karies rendah, tidak diperlukan pengaplikasian
fluor lokal professional tambahan. Fluoridasi air minum dan penggunaan pasta
gigi berfluoride merupakan pencegahan karies yang adekuat dalam kategori
resiko karies rendah ini.
 Pasien resiko sedang harus mendapatkan pengaplikasian fluor varnish dengan
interval 6 bulan. Fluoride varnish mengandung fluoride dengan jumlah yang
lebih kecil dibandingkan gel fluoride, sehingga hal ini dapat menurunkan
resiko kemungkinan tertelannya pada anak usia kurang dari 6 tahun ini.
 Pasien resiko tinggi harus mendapatkan pengaplikasian varnish fluoride
dengaan interval 3 sampai 6 bulan.
b. Usia 6 sampai 18 tahun.
 Pasien yang memiliki resiko karies rendah, tidak memerlukan pengaplikasian
fluor lokal professional tambahan. Fluoridasi air minum dan penggunaan pasta
gigi berfluoride merupakan pencegahan karies yang adekuat dalam kategori
resiko karies rendah ini.
 Pasien resiko karies sedang harus mendapatkan pengaplikasian fluor varnish
atau gel dengan interval 6 bulan.
 Pasien resiko karies tinggi harus mendapatkan pengaplikasian fluoride varnish
atau fluoride gel dengan interval 6 bulan. Fluoride vanish dan fluoride gel
yang diaplikasikan dengan interval 3 bulan dapat memberikan manfaat
pencegahan karies tambahan.
c. Semua usia
Waktu pengaplikasian gel fluoride dan foam harus 4 menit. Pengaplikasian selama 1
menit tidak dianjurkan.

Penatalaksanaan Topikal Aplikasi Fluor, Instruksi, dan Kontrol


Aplikasi fluor secara topical dilakukan dengan cara:
1. Buat plak skor menjadi 0
2. Lakukan proses brushing pada gigi
3. Siapkan APF gel
4. Keringkan gigi pasien dengan menggunakan cotton roll atau dengan semprotan angin
5. Masukkan APF gel setinggi 1/3 sendok cetak
6. Masukkan sendok cetak rahang atas dan rahang bawah secara bersamaan
7. Diamkan selama 1-4 menit
8. Lepaskan sendok cetak dan bersihkan sisa fluor yang berlebih dengan menggunakan
kapas atau tampon
9. Instruksikan pasien untuk tidak berkumur dan tidak makan serta minum selama ± 30
menit
10. Pasien diinstruksikan untuk datang kontrol 1 minggu kemudian. Aplikasi fluor topical
diuangi setiap 1 minggu hingga 4 kali pemberian sebagai tahap permulaan. Setelah 4 kali
perawatan maka efek pencegahan karies gigi diharapkan dapat bertahan sampai 3 tahun.
Daftar Pustaka
1. Welbury RR, Duggal MS, Hosey MT. Pediatric Dentistry. 3rd ed. New York: Oxford
University Press Inc.; 2005. p.133-42.
2. McDonald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for The Child and Adolescent. 8 th ed. St.
Louis, Missouri: Mosby; 2004. p.227.
3. Sriyono, Niken W. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Yogyakarta: Medika-
FK UGM Yogyakarta. 2005
4. Angela A. Pencegahan Primer pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi. Maj. Ked. Gigi
(Dent J). 2005; 38(3).
5. Marya C, Dahiya V. Fluoride Varnish: A Useful Dental Public Health Tool. The Internet
Journal of Dental Science. 2007; 4(2).

Anda mungkin juga menyukai