Anda di halaman 1dari 16

1

FALLING FILM EVAPORATOR

I. Tujuan percobaan
a. Menggunakan alat unit penguapan di lab PILOT PLANT dengan aman dan
benar
b. Memelih temperatur dan tekanan yang sebaik mungkin untuk umpan tertentu
c. Menghitung koefisien keseluruhan perpindahan panas unutk FFE
d. Menerapkan efisiensi penggunaan khusus (steam) sebagai suatu kalor
e. Memahami alat pengendalian tekanan secara elektronik

II. Dasar Teori


Falling Film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses penguapan
yang diklasifikasikan dalam kelas long tube vertikal evaporator berasama-sama
dengan climbing film evaporator. Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat
diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran
panas yaitu antara lain jenis kolom kalandria dan shell and tube. Untuk FFE di lab
PILOT PLANT POLSRI termasuk dalam jenis yang kedua. Temperatur operasi
rendah dalam hal ini satukukus (steam) realtif lebih kecil.
Proses penguapan dalam FFE
Umpan dimasukan melalui bagian atas kolom dan secara grafisional. Jika
vakum tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolomm dan
dinding bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian
lapisan tipis (film). Maka panas yang diberi medium pemanas didalam penukar
panas dan dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik temperatur diatasnya.
Sehingga didalam kolom evaporator akan terdapat campuran larutan pada
temperatur penguapan pelarut atau lebih sedikit lebih rendah/tinggi dan uap pelarut.
Karena temperatur oada bagian bawah kolom , maka sistem pada kolom tersebut
akan mengalami evakuasi (pengosongan) yang dalam arti sebenarnya terjadi
penurunan tekanan sehingga konsisi seperti vakum terjadi oleh karena campuran
tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian campuran yang
berupa larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki pengumpul
produk sedangkan uap pelarut menuju kondenser di kondensasikan dan turun ke
tangki pengumpul distilat.

1
2

Diagram Alir Falling Film Evaporator Di Lab. POLSRI


Ti4 Feed Ti7

condenser

Ti10 distilat

Akumulator Feed Tank


T11
Ti6

Tangki Produk Pompa

Gambar 1. Pemanasan secara langsung

T
Air/fluida dingin
i4 masuk
T
i7

Condensor DPHE

Ti
steam 10

Akumulator condensat

Ti Air panas masuk


T1 6
FFE 1

Tangki Produk

Gambar 2. Pemanasan tidak langsung


3

III. Alat Dan Bahan


I. Alat yang digunakan
- Alat Falling Film Evaporator Seperangkat
- Selang 1 buah
- Ember 2 buah
II. Bahan yang digunakan
- Air secukupnya
- Erichrome Black T (EBT) secukupnya

IV. Langkah Kerja


(Pemanasan langsung oleh kukus / steam aliran searah)
1. Menutup katup-katup V2, V4, V5, V6, V7 dan V8
2. Membuka katup V3 dan V10 dan pembuangan dibawah “steam trap”
3. Memasukkan larutan yang berupa air kedalam tangki umpan sampai hamper
penuh (±100lt)
4. Menambahkan pewarna indicator erichrome black T (EBT) secukupnya
beberapa tetes dan mengaduk sampai merata
5. Pada panel pengendali, menyalakan pengendali dengan memutar “switch”
utama (merah) ke angka I menyusul switch tekanan (hitam) juga ke angka I.
6. Menekan tombol 8 sampai lampu hijau (SP-W) menyala
7. Menekan tombol 10 (manual) sampai lampu kuning menyala
8. Menekan tombol 5.1 dan 5.2 warna kuning (OUT-Y) sampai menunjukkan
angka 9 %
9. Menekan tombol 13 sampai lampu hijau didekatkan menyala
10. Menekan tombol 12.1 dan 12.2 warna hijau (SP-W) sampai angka
ditampilkan 4 menunjukkan tekanan 1 bar
11. Menekan lagi tombol 13 sampai lampu warna hijau mati
12. Menekan tombol 8 sampai lampu merah [PV-X] menyala tampilan 4
sekarang menunjukkan tekanan operasi sebenarnya
13. Menekan tombol pompa umpan (kanan bawah panel), lampu hijau menyala
14. Mengatur laju umpan ±150 L/jam
15. Setelah umpan telah menuju kalandria, menekan tombol (10) manual
sampai lampu kuning mati (operasi sekarang otomatis), mencatat
temperaturnya
4

16. Mematikan peralatn falling film evaporator


17. Mengamati perubahan warna pada tangki umpan.

PENGHENTIAN PROSES
1. Menutup katup-katup manual kukus [baik yang ke calandria (sudah harus
tertutup) maupun penukar panas] menggunakan sarung tangan
2. Pada pengendali PIC menekan/ menyalakan tombol 10 warna kuning
[manual] sampai lampu didekatnya menyala
3. Menekan tombol 5.1 sampai tampilan 6 didekatnya [OUT-Y] menunjukkan
angka 9
4. Pada panel pengendali mematikan switch tekanan [hitam] dan switch utama
[merah] ke 0 [off]
5. Menutup katup udara tekan

Blok diagram Langkah kerja :

Pertama isi tangki umpan dengan air setelah


itu nyalakan alat dengan memutar saklar
utama dan tombol pompa.

Buka aliran steam, aliran pendingin dan


aliran udara tekan.

Set tekanan pada 0.5 bar dan laju alir proses


pada 100, 150, 200, 250, dan 300 L/jam.

Lakukan pengukuran terhadap laju alir


massa distilat, steam dan suhu umpan dan
suhu steam pada setiap laju alir.
5

V. Gambar Alat (Terlampir)

VI. Data Pengamatan


Waktu Laju T1-01 T1-04 T1-06 T1-07 T1-08 T1-10 T.14 Produk Destilat
(menit) umpan P T P T P T P T P T P T P T
(l/hr)
0 1,5 1,01 121,1 1,04 120,1 0,96 111,6 0,50 27,6 0,89 27,7 0,89 62,2 0,91 26,6 95 28
10 1,5 1,21 125,3 1,21 125,2 1,20 125,0 1,19 71,5 1,20 34,3 1,20 101,3 1,19 27,3 101 33
20 1,5 1,19 124,4 1,19 123,6 1,19 123,2 1,20 80,1 1,19 36,0 1,20 100 1,20 28,8 100 36
30 1,5 1,21 124,1 1,21 123,9 1,19 123,4 1,18 81,1 1,17 36,7 1,21 99,9 1,21 28,6 100 37
40 1,5 1,21 123,4 1,21 123,2 1,21 121,1 1,21 82,4 1,21 37,4 1,21 99,9 1,21 29,8 100 39
50 1,5 1,21 124,5 1,22 124,9 1,22 123,5 1,21 82,6 1,21 38,5 1,21 100,2 1,20 30,3 100 40
60 1,5 1,14 123,7 1,14 123,6 1,14 123,7 1,15 90,3 1,10 39,2 1,21 99,9 1,18 30,8 100 41

P = Bar Set Point = 1,2


T = 0C Hysterisis = 0,25
6

Titrasi Produk
No Sampel Menit Volume Volume Titran Volume
Ke- Analit Run I Run II Rata-rata
1. 10 25 ml 3.1 ml 3.2 ml 3.15 ml
2. 20 25 ml 3.3 ml 3.5 ml 3.4 ml
3. 30 25 ml 3.5 ml 3.6 ml 3.55 ml
4. 40 25 ml 3.8 ml 3.9 ml 3.85 ml
5. 50 25 ml 4.0 ml 3.9 ml 3.95 ml
6. 60 25 ml 4.2 ml 4.3 ml 4.25 ml

VII. Data Perhitungan


1. Pembuatan Larutan NaOH 0.01 M dalam 40 L
Gr. NaOH = M.V.BM
𝑔𝑟
= 0,01 M. 40 liter. 40 ⁄𝑔𝑚𝑜𝑙

= 16 gram

2. Pembuatan Larutan HCl 0.2 M dalam 250 ml


% .𝜌.1000
M = 𝐵𝑀
0,37 𝑋 1,19 𝑋 1000
= 36.5

= 12,0630 M
M1.V1 = M2. V2
12,0630. V1 = 0,1 M x 250 ml
V1 = 2,0725 ml
7

3. Penetuan konsentrasi produk dengan metode titrasi asam basa


a.) Sampel ke-1 ( 10 menit)
Mol.analit = mol.titran
M.V = MHCl.VHCl
M NaOH . 25 ml = 0,1 M . 3,15 ml
M NaOH = 0,0126 M

b.) Sampel ke-2 ( 20 menit)


Mol.analit = mol.titran
M.V = MHCl.VHCl
M NaOH . 25 ml = 0,1 M . 3,4 ml
M NaOH = 0,0136 M

c.) Sampel ke-3 ( 30 menit)


Mol.analit = mol.titran
M.V = MHCl.VHCl
M NaOH . 25 ml = 0,1 M . 3,55 ml
M NaOH = 0,0142 M

d.) Sampel ke-4 ( 40 menit)


Mol.analit = mol.titran
M.V = MHCl.VHCl
M NaOH . 25 ml = 0,1 M . 3,85 ml
M NaOH = 0,0154 M

e.) Sampel ke-5 ( 50 menit)


Mol.analit = mol.titran
M.V = MHCl.VHCl
M NaOH . 25 ml = 0,1 M . 3,95 ml
M NaOH = 0,0158 M
8

f.) Sampel ke-6 ( 60 menit)


Mol.analit = mol.titran
M.V = MHCl.VHCl
M NaOH . 25 ml = 0,1 M . 4,25 ml
M NaOH = 0,017 M

NERACA PANAS EVAPORATOR


1. Neraca Panas Dilepas Steam
Rumus:
Q1 = m1 x Cp1 x ΔT

Waktu, Laju Steam, Steam Steam Cp,


dT dT, K Q1
menit Kg/h In, 0C Out, 0C KJ/Kg.K
0 112,98 120,1 111,6 4,195 8,5 281,5 133417,235
10 112,81 125,2 125 4,216 0,2 273,2 129935,821
20 114,06 123,6 123,2 4,215 0,4 273,4 131440,577
30 114,71 123,9 123,4 4,214 0,5 273,5 132206,602
40 113,46 123,2 121,8 4,212 1,4 274,4 131133,982
50 114,53 124,9 123,5 4,212 1,4 274,4 132370,659
60 114,56 123,6 123,7 1,955 -0,1 272,9 61119,9939
Dimana:
m1 = Laju massa steam
Cp1 = Kapasitas Panas Steam
ΔT = Beda temperatur steam masuk dan steam keluar [(TI-04)-(TI-06)]
9

Berdasarkan perhitungan dengan Microsoft Excel didapatlah hasil sebagai


berikut:
Laju
Suhu Suhu
Waktu, Umpan Cp,
Feed in Destilat dT dT, K Q2
menit Masuk, 0 0
KJ/Kg.K
C C
Kg/h
0 1,5 27,6 28 1,945 -0,4 272,6 795,3105
10 1,5 71,5 33 4,178 38,5 311,5 1952,1705
20 1,5 80,1 36 4,179 44,1 317,1 1987,74135
30 1,5 81,1 37 4,179 44,1 317,1 1987,74135
40 1,5 82,4 39 4,179 43,4 316,4 1983,3534
50 1,5 82,6 40 4,179 42,6 315,6 1978,3386
60 1,5 90,3 41 4,181 49,3 322,3 2021,30445

2. Neraca Panas Diterima Umpan


Rumus:
Q2= m2 x Cp2 x ΔT2
Dimana:
M2 = Laju massa Umpan
Cp2 = Kapasitas Panas Umpan
ΔT = Beda temperatur steam masuk dan steam keluar (TI-04-TI-06)
Berdasarkan perhitungan dengan Microsoft Excel didapatlah hasil sebagai
berikut:

3. Perhitungan Panas Laten Steam


Rumus:
Q3 = m3 x λ
Dimana:
M3 = Laju massa steam
λ = Panas laten penguapan
10

Berdasarkan perhitungan dengan Microsoft Excel didapatlah hasil sebagai


berikut:
Waktu Laju Steam λ
kg kj
Q3
menit /h /kg
0 112,98 2201,87 248767,2726
10 112,81 2187,47 246768,4907
20 114,06 2192,02 250021,8012
30 114,71 2191,17 251349,1107
40 113,46 2193,15 248834,799
50 114,53 2188,33 250629,4349
60 114,56 2192,02 251117,8112

300000

250000

200000
Q, kj/kg

150000 Series1
Series2
100000
Series3
50000

0
0 20 40 60 80
Waktu (menit)

Gambar A. Grafik Kalor Panas (Q) terhadap Waktu


11

0.018
0.016
0.014

Konsentrasi, M
0.012
0.01
0.008
konsentrasi
0.006
0.004
0.002
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (Menit)

Gambar B. Grafik Konsentrasi Produk terhadap Waktu


12

Uraian Proses
Sistem Pemanasan Langsung
1. Larutan umpan akan dipompakan menuju evaporator dan temperaturnya
diukur pada Ti-07. Selanjutnya steam akan dialirkan menuju system kemudian
aliran steam dikendalikan dengan katup/valve pneumatic dengan tekanan
operasi 1 bar. Histerisis yang digunakkan 0,25. Steam akan masuk ke dalam
evaporator pada bagian shell, sedangkan umpan akan masuk pada bagian tiga
buah tube dan jatuh secara grativitasional membentuk lapisan tipis (film).
Temperature steam masuk terukur pada Ti-04.
2. Steam akan memanaskan umpan dan menguapkan pelarut pada umpan. Hasil
dari dalam evaporator akan keluar sebagai produk dan destilat. Temperature
yang terukur Ti-10. Produk yang merupakan komponen berat akan terpisah
kebawah secara grativasi pada separator, sedangkan destilat yang merupakan
komponen ringan akan terbawa dan masuk ke dalam condenser. Uap destilat
akan didinginkan kemudian membentuk destilat berfase cair.
3. Produk yang didapatkan kemudian di rycle kembali dan dipompakan kembali
menuju evaporator sehingga proses yang dilakukan secara kontinyu hingga
produk yang didapatkan sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan.
4. Steam yang telah digunakan akan dikembalikan kembali sebagai air umpan
boiler. Air pendingin yang digunakan pada condenser akan dikembalikan
menuju Cooling Tower.
13

VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai umpan yaitu air.
Umpan air, dipompa menuju kolom atas evaporator dengan menggunakan
pompa resiprocating. Pompa ini digunakan untuk memindahkan fluida yang
viskositasnya tinggi, gerakannya lambat dan prinsip kerjanya seperti pompa piston.
Pada proses evaporasi ini digunakan kolom vertikal
jenis kalandria dan shell and tube. Di dalam kolom FFE terdapat tube - tube,
pada tube inilah umpan turun secara gravitasional dan terdapat distributor untuk
memperbesar luas permukaan dimana umpan yang masuk membentuk lapisan tipis
(film) yang membasahi selimut dinding bagian dalam tube. Feed dati tangki umpan
dimasukan pada bagian atas ke dalam tube (Ti7). Sedangkan steam yang digunakan
untuk memanaskan umpan berasal dari boiler disuplai ke FFE, masuk dengan
tekanan tertentu ke shell-nya namun sama dari bagian atas (Ti4). Jadi alirannya
searah karena posisi dari kolom FFE vertikal sehingga kondensat yang dihasillkan
turun secara gravitasi. Jika steam dialirkan dari bawah, akan mendorong kondensat
yang telah dihasilkan menjadi uap kembali karena kontak dengan steam yang berasal
dari bawah kolom. Hal itu dapat menyebabkan steam tidak optimal dalam
memanaskan umpan di dalam tube. Campuran yang keluar dari bawah kolom
kalandria merupakan pencampuran antara uap pealrut dengan produk yang mana
larutannya lebih pekat kemudian masuk ke dalam tangki separator. Karena di tangki
separator itu temperatur yang dioperasikan lebih rendah daripada temperatur yang
berada di bawah kolom, maka sistem pada kolom tersebut akan mengalami tekanan
sehingga produk tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah (separator) dimana
produk yang berupa larutan yang lebih pekat (berat) turun secara gravitasi menuju
tangki pengumpul produk dan uap dikondensasikan di kondensor dengan
mengontakan air pendingin yang berasal dari cooling water. Di dalam kondensor
digunakan aliran berlawanan arah dengan air mengalir di tube dan uap pelarut
di shell. Hasil dari kondensasi berupa destilat yang berwarna jernih dan ditampung di
tangki penampungan destilat. Suhu air pendingin yang keluar dari kondensor lebih
tinggi daripada suhu masuk karena air itu menyerap panas dari kondensor.
Dalam percobaan ini dilakukan proses evaporasi dengan menggunakan
pemanasan langsung steam tanpa menggunakan air pemanas. Hal ini dikarenakan
pelarutnya adalah air yang mempunyai titik didih 100oC, sehingga diperlukan steam
14
yang mempunyai suhu 120 – 127 oC. Jika menggunakan air panas maka suhu air
panas tidak bisa mencapai suhu steam, kecuali dengan menggunakan vakum untuk
menurunkan titik didih umpan pada suhu yang lebih rendah.

IX. Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Falling Film Evaporator ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Falling Film Evaporator (FFE) adalah alat yang digunakan untuk
meningkatkan/menjenuhkan konsentrasi dari suatu larutan atau campuran agar
didapatkan konsentrasi larutan yang lebih pekat
2. Kondisi operasi yang bekerja pada alat Falling Film Evaporator (FFE) adalah
tekanan steam, laju alir steam, laju alir umpan, temperature steam, banyaknya
jumlah steam terpakai dan jumlah umpan
3. Semakin lama proses evaporasi secara kontinyue berlangsung maka
konsentrasi dari produkyang didapatkan akan semakin pekat
4. Konsentrasi produk yang dihsilkan/ waktu 10 menit :
a. Sampel ke-10 menit = 0,038 M
b. Sampel ke-20 menit = 0,068 M
c. Sampel ke-30 menit = 0,102 M
d. Sampel ke-40 menit = 0,116 M
e. Sampel ke-50 menit = 0,116 M
f. Sampel ke-60 menit = 0,156 M
5. Kalor yang berkerja pada alat Falling Film Evaporator (FFE) adalah kalor yang
dilepas steam, kalor yang diterima umpan dan kalor laten steam
6. Berdasarkan grafik kalor yang didapatkan, nilai kalor semakin meningkat
seirimg semakin lamanya waktu yang digunakan umtuk proses evaporasi
15
Daftar Pustaka

1. Tim penyusun jobsheet praktikum Pilot Plant. 2019. Falling Film Evaporator.
Palembang: Jurusan Teknik Kimia, Polsri.

2. Chemical Engineering Vol : 1 dan 2, JM Coulson ; JF Richardson Pergamon Press


1980.

3. Perry-s Chemical Enginering Handbook Edisi 6 MC Graw Hill 1989.

4. Unit Operation, McCabe, McGrwa Hill 1983


16
Gambar Alat

Gambar Alat Falling Film Evaporator

Anda mungkin juga menyukai