Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENAMBAHAN GUM ARAB TERHADAP KARAKTERISTIK

FISIKOKIMIA DAN SENSORIS FRUIT LEATHER NANGKA


(Artocarpus heterophyllus)

EFFECT OF ARABIC GUM ADDITION ON PHYSICOCHEMICAL AND SENSORY


PROPERTIES OF JACKFRUIT (Artocarpus heterophyllus) FRUIT LEATHER

Danar Praseptiangga1*, Theresia Pramita Aviany1, Nur Her Riyadi Parnanto1

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jl.
Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Indonesia
* Corresponding author: dpraseptiangga@staff.uns.ac.id

ABSTRAK

Fruit leather merupakan salah satu produk makanan ringan dari bubur buah (puree) yang dikeringkan
dalam oven atau dehidrator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gum arab (0,3%,
0,6% dan 0,9%) terhadap karakteristik fisikokimia dan sensoris fruit leather nangka. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian rancangan acak lengkap dengan satu faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
gum arab memberikan pengaruh pada karakteristik fisikokimia antara lain; peningkatan kuat tarik (tensile
strength), kadar abu, gula reduksi, serat pangan (dietary fiber), dan penurunan kadar air dan aktivitas air (Aw).
Pengaruh penambahan gum arab ini terhadap karakteristik sensoris antara lain penurunan nilai pada parameter
warna dan meningkatkan nilai pada parameter rasa, aroma, tekstur, dan overall. Fruit leather nangka yang
memiliki karakteristik fisikokimia dan sensoris terbaik adalah fruit leather nangka dengan penambahan 0,9% gum
arab.

Kata kunci : fruit leather, nangka, gum arab, fisikokimia, sensoris

ABSTRACT

Fruit leather is one of snack foods made from fruit’s puree and dried in oven or dehydrator. This study
aimed at determining the effect of arabic gum addition (0,3%, 0,6% and 0,9%) on physicochemical and sensory
properties of jackfruit fruit leather. The experimental design of completely randomized design (CRD) with one
factor was used in this study. Results showed that physicochemical properties of jackfruit fruit leather were
affected by arabic gum addition. The higher concentration of arabic gum, the higher tensile strength, ash content,
reduction sugar content, and dietary fiber content, whereas the lower moisture content and water activity (Aw).
From the sensory analysis by hedonic test, the arabic gum addition affected the level of panelists acceptance on
sensory attributes, including taste, aroma, texture, and overall parameters. Jackfruit fruit leather with an addition
of 0,9% of arabic gum was the best fruit leather based on its physicochemical and sensory properties.

Keywords : fruit leather, jack fruit, arabic gum, physicochemical, sensory

PENDAHULUAN digulung atau tidak mudah patah


(Historiarsih, 2010). Fruit leather dapat
Fruit leather berbentuk lembaran tipis dibuat dari beberapa buah dengan flavor yang
dengan ketebalan 2 - 3 mm, kadar air 10 – 15 kuat dan mengandung pektin yang cukup
%, mempunyai konsistensi dan rasa khas tinggi seperti yang telah dilakukan pada
sesuai dengan jenis buah-buahan yang penelitian-penelitian sebelumnya yaitu fruit
digunakan. Kriteria yang diharapkan dari fruit leather berbahan dasar buah pepaya (Raab C
leather adalah warnanya yang menarik, et al., 2000), campuran sirsak rosella
teksturnya yang sedikit liat dan kompak, serta (Historiarsih, 2010), jambu mete (Nurlaely,
memiliki plastisitas yang baik sehingga dapat 2002), nangka (Okilya et al., 2010), mangga

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 71


(Azeredo et al., 2006), campuran mangga dengan cita rasa buah nangka yang khas dapat
rosella (Safitri, 2012), campuran nanas dan menjadi salah satu alternatif snack sehat,
pisang (Tatali, 2010), jambu (Babalola et al., praktis dan juga dapat memperpanjang umur
2002) dan buah jeruk siam pontianak simpan serta meningkatkan nilai ekonomis
(Hermawan, 2012). buah nangka. Penelitian fruit leather nangka
Salah satu buah asli Indonesia yang dengan penambahan gum arab ini bertujuan
masuk dalam kriteria bahan dasar pembuatan untuk mengetahui pengaruh penambahan
fruit leather adalah buah nangka (Artocarpus bahan pengental gum arab pada karakteristik
heterophyllus). Buah nangka (Artocarpus fisikokimia dan sensoris fruit leather nangka
heterophyllus) merupakan salah satu buah sebagai informasi ilmiah mengenai fruit
Indonesia yang berbuah sepanjang musim dan leather nangka yang belum banyak diteliti
memiliki flavor yang cukup kuat. Tingkat dan menjadi salah satu bentuk pengembangan
produksi buah nangka di Indonesia produk pangan berbahan dasar buah.
berdasarkan data Badan Pusat Statistik
mencapai 652.981 ton pada tahun 2011.
Dalam 100 gram buah nangka matang METODE PENELITIAN
mengandung 27.6 gram karbohidrat, 7 mg
vitamin C, 70 gram air, 2.31 % serat, vitamin Bahan
B1, protein, lemak, kalsium, fosfor dan zat Bahan baku utama pembuatan fruit
besi (Rahmaniar, 2006). Buah nangka biasa leather nangka adalah buah nangka segar
dikonsumsi dalam bentuk segar, jam, jelly, jenis nangka bubur yang berumur ± 100 hari
kripik, selai dan puding. Seiring mulai dari buah terbentuk, yang diperoleh dari
berkembangnya ilmu dan teknologi, buah- desa Kranggan, Kabupaten Temanggung.
buah lokal seperti nangka ini dapat Gum arab teknis food grade didapatkan dari
dikembangkan menjadi berbagai produk yang Toko Multi Kimia Raya Semarang yang
dapat memperpanjang umur simpan, diproduksi oleh PT Indesso Niagatama,
meningkatkan nilai ekonomis dan Purwokerto Jawa Tengah, sorbitol (liquid
mempertahankan kandungan nutrisi di 70%) teknis food grade yang diproduksi oleh
dalamnya. PT Sorini, Pasuruan Jawa Timur, dan asam
Sebagai bahan dasar pembuatan fruit sitrat food grade teknis diperoleh dari CV
leather buah nangka masih memiliki Agung Jaya Surakarta, diproduksi oleh PT
kelemahan yaitu kandungan pektin dalam Budi Acid Jaya, digunakan sebagai bahan
buah yang cukup rendah. Rendahnya pembantu dalam pembuatan fruit leather ini.
kandungan pektin dalam buah nangka Bahan kimia yang digunakan untuk analisis
memungkinkan tekstur fruit leather yang antara lain glukosa (C6H12O6), reagensia
terbentuk kurang plastis sehingga diperlukan Nelson, reagensia Arsenomolybdat, buffer
penambahan bahan pengental. Salah satu fosfat, enzim thermamyl, enzim pankreatin,
bahan pengisi yang umum digunakan adalah asam klorida (HCl 4 N), natrium hidroksida
gum arab. Gum arab dapat meningkatkan (NaOH 4 N), etanol (C2H5OH) 95%, aseton,
stabilitas dengan peningkatan viskositas dan dan aquades.
juga tahan pada proses pengolahan
menggunakan panas. Menurut Alikonis Alat
(1979), gum arab dapat digunakan untuk Alat yang digunakan dalam penelitian
pengikatan flavor, bahan pengental, antara lain pisau, panci steam, loyang,
pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi. blender, cabinet dryer (TEW Tipe IL-80EN),
Pengembangan produk olahan fruit spatula karet, neraca analitik, gelas ukur,
leather dengan adanya penambahan sendok, botol timbang, oven (Memmert),
hidrokoloid gum arab dapat meningkatkan neraca analitik (Ohaus AdventurerTM),
plastisitas, kandungan serat, dan nutrisi desikator, tabung reaksi (pyrex), pipet
dalam fruit leather. Fruit leather nangka volume, erlenmeyer, labu ukur

72 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


spektrofotometer UV-vis mini 1240 2. Pembuatan fruit leather
Shimadzu dan vortex (Heidolph REAX Pada proses pembuatan fruit leather,
Control), Lloyd’s Universal Testing bubur buah yang telah dicampur dengan
Instrumen (Zwick ZO.5), water bath, oven, bahan-bahan tambahan selanjutnya dicetak
gelas beker, Aw-meter (pAwkit), nampan, dengan ketebalan ±2-3 mm diatas loyang
dan kertas borang pengujian. berukuran 28 x 30 cm yang telah dilapisi
plastik dengan ketebalan 0,7 mm. Bubur buah
Tahapan Penelitian nangka yang telah dicetak didalam loyang
1. Pembuatan puree buah selanjutnya dikeringkan didalam cabinet
Proses pembuatan fruit leather nangka dryer dengan suhu 70⁰ C selama 7 jam. Fruit
diawali dengan proses pembuatan bubur buah leather nangka dipanaskan hingga seluruh
nangka. Buah nangka yang dipilih adalah permukaannya kering, tidak mengkilat, dan
buah dengan kondisi baik, berwarna kuning tidak ada bagian yang lengket. Fruit leather
cerah, buah lunak, beraroma kuat, dan tidak yang telah kering kemudian dipotong-potong
cacat. Buah nangka selanjutnya dibelah untuk menjadi ukuran 4 x 4 cm dan dikemas untuk
dipisahkan dengan biji buahnya, selanjutnya analisis selanjutnya.
dicuci dan dilanjutkan dengan proses steam
(pengukusan diatas uap air) selama 15 menit 3. Analisis
untuk menginaktifasi enzim penyebab Metode analisis yang digunakan untuk
pencoklatan, melunakkan tekstur buah dan mengetahui pengaruh penambahan gum arab
meningkatkan permeabilitas dinding sel terhadap karakteristik fisikokimia dan
bahan sehingga mempercepat proses sensoris fruit leather nangka yang dihasilkan
pengeringan. Selanjutnya buah nangka (Tabel 2.)
dihancurkan dengan blender dengan
penambahan air (rasio air:bubur; 1:2) selama Tabel 2. Metode Analisis
5 menit. Asam sitrat 0.2 %, gum arab (0.3%, Macam Uji Metode
0.6% dan 0.9%) dan sorbitol 9,8% selanjutnya
ditambahkan pada bubur buah nangka. Kadar air Thermogravimetri
Kemudian dilakukan homogenisasi dengan (AOAC, 2005)
blender selama 2 menit sampai semua adonan Kadar gula Nelson-Somogyi
tercampur dengan rata. Penentuan konsentrasi reduksi (Sudarmadji dkk., 1997)
gum arab, puree buah dan sorbitol
Kadar abu Dry ash (AOAC, 2005)
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Murdinah (2010) dan percobaan pendahuluan Tensile strength Lloyd Universal Testing
(trials). Tujuan dari penambahan sorbitol Instrument 1000S
untuk memberikan rasa manis dan membantu Serat pangan Multienzim (Asp et al,
pembentukan gel dalam fruit leather. Sedang 1983)
penambahan 0,2% asam sitrat berdasarkan Aktivitas air Aw-meter (Apriantono
pada hasil trials bertujuan untuk menurunkan (Aw) dkk., 1989)
tingkat keasaman puree nangka. Formula Analisis sensoris Uji Kesukaan/ Hedonik
yang digunakan dalam pembuatan fruit (kesukaan) (Setyaningsih dkk., 2010)
leather nangka dapat dilihat pada Tabel 1.
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Tabel 1. Formula Fruit leather Nangka Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal
Bahan Formula (% gram) (penambahan gum arab) dengan 2 kali
(b/b) Kontrol A1 A2 A3 ulangan sampel dan 3 kali ulangan analisis.
Puree 90 90 90 90 Data yang diperoleh dianalisis dengan metode
Gum arab 0 0.3 0.6 0.9 one way Analysis of Variance (ANOVA)
Asam sitrat 0.2 0.2 0.2 0.2 menggunakan software SPSS versi 17.
Sorbitol 9.8 9.8 9.8 9.8
Apabila terdapat pengaruh oleh perlakuan,

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 73


maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple polisakarida, serat ataupun ikatan antara
Range Test (DMRT) pada taraf signifikansi α molekul antara senyawa tersebut. Selain hal
= 0,05. tersebut adanya senyawa pengikat,
penambahan asam dan bahan pemanis juga
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat mempengaruhi kandungan air dalam
bahan tersebut. Fruit leather nangka dengan
Karakteristik Fisikokimia Fruit leather penambahan gum arab dengan konsentrasi
Nangka dengan Penambahan Gum Arab dibawah 1% memiliki kecenderungan untuk
meningkatkan kadar air dalam fruit leather.
Pengujian karakteristik kimia pada fruit Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan
leather nangka dengan penambahan gum gum arab dalam mengikat air tergolong
arab meliputi pengujian kadar air, kadar abu, rendah (water holding capacity). Kapasitas
gula reduksi, serat pangan (dietary fiber) dan pengikatan air pada gum dapat dipengaruhi
aktivitas air (Aw). Karakteristik kimia pada oleh protein yang memiliki gugus fungsional
fruit leather nangka dengan penambahan gum yang dapat mengikat air. Apabila
arab dapat dilihat pada Tabel 3. dibandingkan dengan jenis hidrokoloid lain,
1. Kadar air gum arab punya kemampuan mengikat air
Kandungan air dalam bahan pangan paling rendah yaitu hanya berkisar 7,49%.
memiliki peranan yang sangat penting karena Nilai ini jauh berbeda dengan kemampuan
dapat menentukan acceptability, kesegaran, pengikatan air pada jenis hidrokoloid lain
dan sangat berpengaruh pada masa simpan seperti gum guar dan gum gathi (mencapai
bahan pangan, karena air dapat 100% dan 44,9% (Torio, 2006).
mempengaruhi beberapa sifat fisik antara lain Kehadiran serat (polisakarida) dalam
tekstur, kenampakan dan cita rasa makanan bahan juga berpengaruh pada proses
(Musfiroh, 2009). Pada Tabel 3. penyerapan air. Kandungan serat yang tinggi
menunjukkan bahwa variasi penambahan akan meningkatkan kemampuan menyerap
gum arab pada fruit leather nangka tidak air. Hal ini terjadi karena didalam serat
berpengaruh nyata pada taraf signifikansi terdapat cukup banyak gugus hidroksil bebas
0,05. Kadar air pada fruit leather nangka yang bersifat polar (Santoso, 1999). Menurut
tanpa penambahan gum arab (10,35%), Purwono (1993) polisakarida membentuk
sedangkan kadar air dengan penambahan gum butiran-butiran yang kompleks dan pada
arab pada konsentrasi 0,3 dan 0,6% proses pemanasan atom O dan H kecuali pada
mengalami kenaikan. Akan tetapi kadar air gugus hidroksil akan memutar membalik
fruit leather dengan penambahan gum arab sehingga membelakangi permukaan yang
0,9% mengalami penurunan hingga mencapai mengakibatkan sifat hidrofobik sehingga
nilai 9,82%. Tinggi rendahnya kandungan air dapat mengikat senyawa hidrofobik lainnya.
didalam suatu bahan pangan dipengaruhi oleh Sementara gugus hidroksil tetap menghadap
beberapa hal diantaranya struktur molekul ke permukaan sehingga mampu menyerap air
dan kandungan kimia seperti gugus protein, dan berikatan dengan gugus polar lainnya.

Tabel 3. Karakteristik Kimia Fruit Leather Nangka dengan Penambahan Gum Arab
Karakteristik
Gum Arab Gula Aktivitas Serat
Air Abu
(%) Reduksi Air Pangan
(% wb) (% wb)
(% wb) (aw) (% wb)
0,0 10,35a 1,96a 17,31a 0,39ab 4,16a
0,3 12,01a 1,98a 17,72a 0,43b 5,18b
0,6 11,97a 1,99a 18,25a 0,42ab 6,03c
a a a a
0,9 9,82 2,01 19,24 0,37 6,59d
Keterangan: notasi yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata pada taraf signifikansi α = 0,05

74 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


Kehadiran serat (polisakarida) dalam menunjukan adanya perbedaan nyata pada
bahan juga berpengaruh pada proses taraf signifikansi α = 0,05. Nilai kadar abu
penyerapan air. Kandungan serat yang tinggi pada fruit leather nangka berkisar antara 1,9%
akan meningkatkan kemampuan menyerap - 2%. Pada penelitian Ni’mah (2013)
air. Hal ini terjadi karena didalam serat kandungan abu pada fruit leather dengan
terdapat cukup banyak gugus hidroksil bebas penambahan rumput laut sebesar 1,6-2,3%.
yang bersifat polar (Santoso, 1999). Menurut Hal ini tidak berbeda jauh dengan nilai kadar
Purwono (1993) polisakarida membentuk abu pada fruit leather nangka dengan
butiran-butiran yang kompleks dan pada penambahan gum arab. Dari perbandingan
proses pemanasan atom O dan H kecuali pada tersebut dapat diketahui jika penambahan
gugus hidroksil akan memutar membalik bahan pengisi berpengaruh pada peningkatan
sehingga membelakangi permukaan yang kandungan abu dalam produk yang dihasilkan
mengakibatkan sifat hidrofobik sehingga (fruit leather).
dapat mengikat senyawa hidrofobik lainnya. Peningkatan kadar abu pada fruit
Sementara gugus hidroksil tetap menghadap leather nangka disebabkan oleh adanya
ke permukaan sehingga mampu menyerap air penambahan gum arab. Pada gum arab
dan berikatan dengan gugus polar lainnya. terkandung garam-garam mineral seperti
Penambahan asam sitrat dapat memperbaiki kalsium, magnesim dan potasium yang
sifat koloidal dari larutan yang mengandung berasal dari asam polisakarida (Gliksman,
pektin (Winarno, 1996). Adanya penambahan 1979). Kandungan abu dalam gum arab
asam menyebabkan putusnya ikatan garam mencapai 2%-4% (Torio, 2006). Pada proses
dalam protein sehingga meningkatkan gaya terbentuknya gel, pektin, dan senyawa
tolak menolak elektrostatik dan hidrokoloid berikatan dengan asam dan juga
melonggarkan jaringan protein yang terjadi pengikatan air. Semakin banyak air
mengakibatkan meningkatkan daya yang terikat juga dapat meningkatkan
penyerapan air (Wardoyo, 1987). kandungan abu karena didalam air juga
Selain penambahan asam, proses terkandung banyak garam-garam mineral,
pemanasan yang lama juga dapat seperti Ca, Na, K, dan Cl.
mempengaruhi kemampuan daya ikat air.
Pemanasan yang cukup lama dapat 3. Kadar Gula Reduksi
menghidrolisis dan mendegradasi gum arab Penentuan kadar gula reduksi dalam fruit
sehingga menurunkan viskositas gum arab leather nangka dengan penambahan gum arab
dan menurunkan daya ikat air (Purwono, dilakukan dengan metode Nelson somogyi.
1993). Proses degradasi ini diduga akibat dari Gula pereduksi merupakan golongan gula
proses denaturasi protein yang terkandung (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-
dalam gum arab. (Winarno, 1992; Triyono, senyawa penerima elektron, semua senyawa
2010). monosakarida seperti glukosa, fruktosa,
galaktosa dan disakarida seperti laktosa dan
2. Kadar Abu maltosa merupakan gula pereduksi. Suatu
Analisis kadar abu bertujuan untuk monomer sebagai gula perduksi diandai
mengetahui banyaknya mineral yang tidak dengan ada tidaknya gugus karbonil –CHO
dapat terbakar dari bahan organik melalui (aldehid) atau –CO (keton) pada struktur
proses pembakaran (Sudarmadji, 1997). monosakarida. Kadar gula reduksi pada fruit
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa leather nangka dengan penambahan gum arab
kadar abu dalam fruit leather nangka dengan tidak menunjukan perbedaan nyata pada taraf
penambahan gum arab mengalami signifikansi α = 0,05. Dari Tabel 3 dapat
peningkatan dibandingkan dengan fruit terlihat hasil analisis gula reduksi, di mana
leather tanpa penambahan gum arab. semakin tinggi konsentrasi gum arab yang
Kandungan abu dalam fruit leather nangka ditambahkan maka semakin tinggi pula kadar
dengan penambahan gum arab tidak gula reduksi dalam fruit leather nangka.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 75


Gum arab merupakan golongan leather nangka tidak mempengaruhi
heteropolisakarida. Di dalam gum arab peningkatan kadar gula reduksi dalam fruit
terkandung senyawaan gula yaitu 26,1 % leather. Hal ini dikarenakan sorbitol tidak
arabinosa, 9,9% rhamnosa, 40,1% galaktosa, termasuk dalam golongan gula reduksi karena
dan 9,4% asam glukoronik (Qi et al., 1991). tidak memiliki gugus karbonil bebas (Suseno
Arabinosa merupakan salah satu senyawa dkk, 2008). Kandungan gula reduksi dalam
karbohidrat golongan aldopentosa dengan fruit leather nangka menjadi salah satu faktor
lima atom karbon yang mengandung satu yang dapat memicu perubahan warna karena
gugus aldehid dan empat gugus alkohol. dapat memicu terjadinya reaksi Maillard.
Arabinosa merupakan gula pereduksi karena Semakin tinggi kandungan gula reduksi maka
memiliki hidroksil bebas (Ali, 2008). Selain warna dari fruit leather nangka yang
kandungan arabinosa, asam glukoronik, dan dihasilkan akan menjadi semakin gelap
galaktosa juga merupakan penyusun gum arab (coklat).
yang bersifat sebagai gula pereduksi. Asam
glukoronik dan galaktosa merupakan 4. Aktivitas Air (aw)
monomer yang berikatan pada rantai Hasil analisis aktivitas air (aw) pada
glikosidik yang memiliki gugus aldehid fruit leather nangka dengan penambahan gum
bebas. Adanya gugus aldehid bebas arab dapat dilihat dalam Tabel 3. Menurut
menjadikan monomer tersebut bersifat Anggraeni (2011) aktivitas air (water activity)
sebagai gula pereduksi. Berdasarkan hal didefinisikan sebagai banyaknya air bebas
tersebut maka semakin tinggi konsentrasi dalam bahan makanan yang dapat digunakan
gum arab yang ditambahkan dapat untuk pertumbuhan mikroorganisme. Secara
meningkatkan kandungan gula reduksi dalam fisik air bebas terikat dalam jaringan matriks
fruit leather nangka. Penambahan gum arab bahan seperti membran, kapiler, serat dan
pada fruit leather nangka tidak memberikan pori-pori.
pengaruh yang signifikan pada peningkatan Berdasarkan hasil analisis Aw pada
gula reduksi. Peningkatan kadar gula reduksi fruit leather nangka dengan penambahan gum
dalam fruit leather juga dapat disebabkan arab mengalami peningkatan pada
adanya komponen gula yang terkandung penambahan gum arab 0,3% dan mengalami
didalam buah nangka. Komponen gula penurunan kadar aw pada konsentrasi
didalam buah nangka adalah sukrosa dan penambahan gum arab sebesar 0,6% dan
fruktosa. Fruktosa termasuk sebagai 0,9%. Aktivitas air pada fruit leather nangka
monosakarida yang memiliki sifat pereduksi. dengan penambahan gum arab pada
Adanya kandungan fruktosa dalam buah konsentrasi 0,3% dan 0,6% lebih besar
nangka juga memiliki pengaruh dalam dibandingkan dengan fruit leather nangka
meningkatkan kadar gula reduksi dalam fruit tanpa penambahan gum arab yang hanya
leather nangka. mencapai 0,395. aw pada fruit leather nangka
Penambahan asam sitrat 0,2% dalam dengan penambahan gum arab 0,6% tidak
proses pembuatan fruit leather nangka berbeda nyata dengan fruit leather tanpa
mampu menurunkan tingkat keasaman puree penambahan gum arab. Sedangkan pada fruit
buah dari pH 5,75 menjadi 4,75. Akan tetapi leather dengan penambahan gum arab 0,3%
penambahan asam sitrat belum berpengaruh dan 0,9% masing-masing berbeda nyata
pada peningkatan gula perdeuksi karena dengan fruit leather nangka pada konsentrasi
reaksi hidrolisis belum dapat terjadi pada penambahan gum arab lainnya. Penelitian
penggunaan asam lemah. Asam sitrat Azeredo (2006) menunjukkan bahwa
merupakan golongan asam lemah sehingga aktivitas air di dalam fruit leather mangga
hanya memiliki kontribusi yang cukup kecil mencapai 0,62 dan hampir sama dengan
dalam proses hidrolisis polisakarida aktivitas air dalam penelitian Murdinah
(Anggraini, 2003). Penambahan sorbitol atau (2010) dengan kisaran 0,57-0,72. Sedangkan
gula alkohol dalam proses pembuatan fruit pada fruit leather nangka memiliki aw yang

76 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


lebih rendah yaitu berkisar antara 0,37 – 0,43. lemah (Hardman, 1989). Selain penambahan
Hal ini dapat disebabkan oleh bahan dasar gum arab, asam membantu proses pengikatan
yang berbeda dan juga penambahan air dalam proses pembentukan gel.
hidrokoloid yang bersifat mengikat air. Penambahan sorbitol juga berperan dalam
Perubahan aktivitas air berbanding proses pengikatan air karena selain sebagai
lurus dengan perubahan kadar air pada fruit bahan pemanis sorbitol juga memiliki sifat
leather nangka. Pada kadar air fruit leather sebagai humektan yang dapat mengikat air
nangka mengalami peningkatan pada bebas.
konsentrasi penambahan gum arab 0,3%, Aktivitas air dalam suatu bahan pangan
0,6% dan mengalami penurunan pada dapat menentukan daya simpan dari produk
konsentrasi penambahan gum 0,9%. itu sendiri. Semakin tinggi aktivitas air maka
Peningkatan aktivitas air pada fruit leather daya simpan suatu produk akan semakin
dapat dipengaruhi oleh kadar air yang rendah karena memungkinkan
terkandung pada fruit leather. Semakin tinggi mikroorganisme perusak untuk berkembang.
kandungan air menunjukkan semakin tinggi Menurut Anggraeni (2011) mikroorganisme
pula kandungan air bebas yang terkandung. memiliki kemampuan hidup pada rentang aw
Pada pengujian dengan cara yang berbeda-beda. Bakteri hidup pada aw >
thermogravimetri, kadar air ditentukan 0.9, Khamir hidup pada rentang aw 0,8 – 0,9
berdasarkan banyaknya air yang teruapkan sedangkan kapang dapat hidup pada rentang
sampai sampel memiliki berat konstan. aw 0,6 – 0,7. Berdasarkan hasil analisis aw
Semakin tinggi kadar air menunjukkan pada fruit leather nangka berkisar antara
semakin banyaknya air yang teruapkan pada 0,373 – 0,418 sehingga mikroorganisme tidak
proses pengeringan, air yang dapat diuapkan memungkinkan untuk tumbuh dan
termasuk dalam golongan air bebas yang memungkinkan fruit leather nangka tersebut
tidak terikat secara kuat. Peningkatan memiliki umur simpan yang lebih lama pada
aktivitas air pada fruit leather dengan kondisi penyimpanan tertutup di suhu ruang.
penambahan konsentrasi gum arab 0,3% dan
0,6% dapat disebabkan oleh kemampuan gum 5. Serat Pangan (Dietary Fiber)
arab dalam mengikat air, akan tetapi ikatan Serat pangan (dietary fiber) adalah
yang terbentuk lemah sehingga pada proses bagian dari bahan pangan yang tidak dapat
pemanasan yang cukup lama ikatan hidrogen dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan
dapat terpotong dan melepaskan senyawa air (Muchtadi, 2001). Hampir sebagain besar
dalam bahan. Hal ini juga dipengaruhi oleh serat pangan dalam bahan pangan bersumber
kemampuan pengikatan air (water holding dari jenis bahan nabati. Kandungan serat
capacity) gum arab yang rendah pangan dalam fruit leather nangka dengan
dibandingkan dengan jenis hidrokoloid yang penambahan gum arab dapat dilihat pada
lain. Tabel 3. Dalam fruit leather nangka
Kemampuan mengikat air pada gum kandungan serat pangan berasal dari bahan
arab dipengaruhi oleh adanya senyawa dasar fruit leather yaitu buah nangka dan
protein didalamnya. Semakin berkurangnya sebagian dari gum arab. Santoso (2011)
kandungan air maka jarak antara ikatan menyampaikan bahwa kandungan serat dalam
protein pendek. Hal ini memungkinkan buah nangka (Artocarpus heterophyllus)
naiknya formasi ikatan sehingga memperketat berkisar antara 1,4/100 g buah nangka.
jaringan protein dan meningkatkan Komponen serat pangan dalam buah-buahan
kemampuan pengikatan air (Rustad et al., dan sayuran adalah selulosa, substansi pektat,
1983). Dalam satu gram protein terkandung hemiselulosa dan beberapa jenis glikoprotein.
0,3-0,5 gram air dan sekitar 4-9% dari air Kandungan serat pangan dalam fruit leather
yang berikatan dengan protein teradsorpsi nangka berbeda nyata pada taraf signifikansi
pada permukaan protein. Ikatan air yang 0,05. Kandungan serat pangan pada fruit
teradsorbsi pada permukaan protein bersifat leather nangka tanpa penambahan gum arab

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 77


berkisar 4,1614%. Dengan persentase serat penambahan gum arab 0,9% meningkat
pangan larut 2,8% dan serat pangan tidak larut hingga mencapai 5,99 N. Semakin besar
1,45%. Semakin tinggi konsentrasi penambahan gum arab maka tingkat
penambahan gum arab menyebabkan ketahanan tarik dari fruit leather nangka
kandungan serat pangan dalam fruit leather menjadi semakin tinggi. Salah satu syarat dari
nangka semakin meningkat. Kandungan serat fruit leather adalah memiliki tekstur plastis
pangan dalam fruit leather nangka mengalami sehingga dapat digulung. Tekstur plastis dari
peningkatan rata-rata 0,809% setiap fruit leather nangka dibentuk dari proses
penambahan gum arab 0,3%. Peningkatan pembentukan gel. Proses pembentukan gel
kandungan serat pangan dalam fruit leather dalam fruit leather terjadi selama proses
nangka disebabkan oleh penambahan gum pemanasan dengan adanya pektin, asam, air,
arab. Seperti yang disampaikan Muchtadi dan senyawa hidrokoloid.
(2001) bahwa gum arab termasuk dalam Mekanisme pembentukan tekstur gel
golongan serat pangan larut (SDF). dalam fruit leather dimulai dengan adanya
Penambahan sorbitol dan asam sitrat tidak proses gelasi yang melibatkan (asosiasi)
berpengaruh pada kandungan total serat ikatan silang dari rantai-rantai polimer untuk
pangan dalam fruit leather nangka karena membentuk jaringan tiga dimensi secara
sorbitol dan asam sitrat tidak mengandung kontinyu dan mampu memperangkap cairan,
komponen serat pangan. membentuk tekstur kaku, kokoh dan tahan
saat diberikan suatu tekanan. Proses
6. Kuat Tarik (Tensile Strength) pembentukan gel dipengaruhi oleh ikatan
antara gula, derajat percabangan, derajat
Analisis sifat fisik fruit leather nangka polimerisasi, adanya ion logam, dan
dilakukan dengan instrumen Lloyd hidrokoloid (Rachmawati, 2009). Menurut
Instrument Testing dengan jenis pengujian Astuti (2011), elastisitas yang terbentuk oleh
kuat tarik. Hasil analisis kuat tarik (tensile adanya senyawa hidrokoloid memiliki sifat
strength) pada fruit leather nangka dapat yang baik, namun tidak efisien sebagai
dilihat pada Gambar 1. penahan uap air karena bersifat hidrofil.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu
ditambahkan plasticizer. Sorbitol yang
Tensile Strength (N)

ditambahkan dalam fruit leather memiliki


5,79b 5,99b sifat memperbaiki tekstur plastis. Sorbitol
4,87b memiliki kelebihan untuk mengurangi ikatan
hidrogen internal pada ikatan intermolekul
2,28a
sehingga baik untuk menghambat penguapan
air dari produk (Astuti, 2011). Sorbitol juga
dapat menjaga protein sehingga protein
0 0,3 0,6 0,9 tersebut tidak terdenaturasi dengan cepat
% Gum Arab (Aminudin dkk, 2013). Kekuatan gel yang
terbentuk selain dipengaruhi oleh adanya
Gambar 1. Tensile Strength Fruit leather penambahan senyawa hidrokoloid juga
Nangka dengan Penambahan Gum Arab disebabkan adanya interaksi antara asam dan
protein yang terkandung dalam bahan dan
Kuat tarik diuji dengan cara menarik gum arab. Asam bersifat memperkuat ikatan
fruit leather dengan menggunakan alat Lloyd dalam struktur gel yang terbentuk (Aminudin
Universal Testing Instrument hingga putus. dkk, 2013).
Kuat tarik dihitung berdasarkan gaya (Fmax)
yang dibutuhkan untuk meregangkan fruit Karakteristik Sensoris
leather hingga terputus. Kuat tarik (tensile Analisis karakteristik sensoris pada
strength) fruit leather nangka dengan fruit leather nangka dilakukan dengan uji

78 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


kesukaan metode skoring. Karakteristik Dengan demikian dapat diketahui jika
sensoris yang diujikan meliputi parameter penambahan gum arab menyebabkan warna
warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall. pada fruit leather nangka menjadi coklat.
Dari analisis sensoris yang dilakukan Semakin banyak gum arab yang ditambahkan
oleh 30 orang panelis diketahui jika tingkat maka akan menyebabkan warna pada fruit
penerimaan konsumen pada warna fruit leather nangka menjadi semakin coklat dan
leather nangka tidak berbeda nyata pada taraf menur
signifikansi α=0,05. Rata-rata nilai kesukaan Aroma merupakan salah satu sifat
panelis berkisar antara 3,33- 3,70 (Tabel 4.). sensoris yang ingin dipertahankan dalam fruit
Tingkat penerimaan tertinggi ada pada fruit leather nangka. Fruit leather nangka yang
leather tanpa penambahan gum arab dan diharapkan memiliki aroma khas buah
terendah ada pada fruit leather dengan nangka. Tingkat kesukaan konsumen
konsentrasi penambahan gum arab tertinggi. terhadap fruit leather nangka dengan
Berdasarkan hasil tersebut diketahui jika penambahan gum arab menunjukkan
semakin tinggi penambahan gum arab, maka perbedaan nyata pada taraf signifikansi α =
tingkat kesukaan konsumen pada warna fruit 0,05. Tingkat kesukaan tertinggi pada aroma
leather akan semakin menurun. fruit leather nangka terdapat pada fruit
Warna fruit leather nangka yang leather nangka dengan konsentrasi
disukai oleh konsumen adalah kuning cerah penambahan gum arab 0,9%. Sedangkan
sedangkan fruit leather nangka yang kurang tingkat kesukaan pada aroma fruit leather
disukai berwarna kuning kecoklatan. nangka terendah ada pada fruit leather nangka
Perubahan warna atau pencoklatan yang tanpa penambahan gum arab.
terjadi pada fruit leather nangka disebabkan Semakin tinggi konsentrasi gum arab
oleh adanya reaksi maillard. Reaksi maillard yang ditambahkan dalam fruit leather nangka
terjadi akibat adanya reaksi antara gugus semakin tinggi nilai kesukaan konsumen
amino primer atau bebas dari protein dengan terhadap aroma fruit leather. Gum arab selain
aldehid atau keton dari gula pereduksi dan berfungsi sebagai bahan pengental, gum juga
menghasilkan senyawa berwarna coklat bersifat sebagai mikroenkapsulator. Gum arab
(Suseno dkk, 2008). Terjadinya reaksi memiliki sifat yang baik untuk
maillard dalam fruit leather nangka diduga mempertahankan aroma. Dalam Gliksman
disebabkan oleh adanya protein yang (1979) dikatakan apabila gum arab dapat
terkandung didalam gum arab. Selain adanya melapisi senyawa aroma dari reaksi oksidasi,
kandungan protein, gum arab juga evaporasi, dan absorbsi air dari udara terbuka
mengandung molekul monosakarida yang terutama untuk produk higroskopis.
bersifat sebagai gula pereduksi. Penambahan Rasa pada fruit leather tidak jauh
sorbitol sebagai pemanis dalam fruit leather berbeda antara fruit leather yang ditambahkan
nangka tidak berpengaruh dalam proses gum ataupun tanpa penambahan gum arab.
pencoklatan karena sorbitol merupakan gula Hal ini ditunjukkan pula pada nilai kesukaan
alkohol dan tidak memiliki sifat pereduksi. terhadap rasa yang tidak menunjukkan beda
nyata pada taraf signifikansi 0,05.
Tabel 4. Karakteristik Sensoris Fruit leather Nangka dengan Penambahan Gum Arab
Gum Arab Karakteristik sensoris
(%) Warna Aroma Rasa Tekstur Overall
0,0 3,70a 3,27a 3,67a 3,63ab 3.57a
0,3 3,60a 3,47ab 3,90a 3,27ab 3,50a
0,6 3,62a 3,37ab 3,77a 3,10a 3,53a
a b a ab
0,9 3,33 3,67 3.90 3,20 3,73a
Keterangan: 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = netral, 4 = suka, 5 = sangat suka. Notasi
yang sama menunjukan tidak ada beda nyata pada taraf signifikansi α = 0,05.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 79


Gum arab yang ditambahkan tidak Tekstur yang lembut dan mudah untuk
mempengaruhi rasa pada fruit leather nangka dikunyah merupakan tekstur yang disukai
karena gum arab merupakan komponen yang oleh konsumen sehingga fruit leather yang
tidak memiliki rasa. Rasa khas dari buah paling disukai adalah fruit leather nangka
nangka lebih mendominasi pada rasa yang dengan penambahan gum arab pada
terbentuk pada fruit leather. konsentrasi yang paling rendah.
Fruit leather nangka menggunakan Tingkat kesukaan konsumen tidak
jenis pemanis sorbitol yang memiliki tingkat berbeda nyata antara sampel tanpa ataupun
kemanisan lebih rendah dibandingkan dengan penambahan gum arab. Akan tetapi
kemanisan sukrosa atau gula tebu. tingkat penerimaan tertinggi ada pada fruit
Penambahan sorbitol tidak menjadikan fruit leather nangka dengan penambahan gum arab
leather nangka menjadi terlalu manis karena 0,9%. Secara keseluruhan fruit leather nangka
buah nangka sendiri sudah memiliki rasa dengan penambahan gum arab tertinggi
manis yang cukup kuat. Adanya rasa asam diterima oleh konsumen karena memiliki cita
yang timbul dari penambahan asam sitrat rasa khas buah nangka yang masih
memberikan efek asam yang menyegarkan dipertahankan dan elastisitas yang baik.
dan menyeimbangkan rasa manis dari buah
nangka dan sorbitol. Secara umum fruit
leather nangka memberikan rasa khas buah KESIMPULAN
nangka yang masih kuat sehingga saat
menikmati fruit leather nangka rasa utama Penambahan gum arab pada fruit
yang muncul adalah rasa khas buah nangka. leather nangka berpengaruh pada
Pada fruit leather nangka selain karakteristik fisikokimia fruit leather nangka
dilakukan pengujian ketahanan putus dengan antara lain meningkatkan kuat tarik,
instrumen (tensile strength), juga dilakukan menurunkan nilai aktivitas air,
pengujian tekstur dengan penginderaan untuk meningkatkan kandungan serat pangan, dan
mengetahui tingkat penerimaan konsumen selebihnya tidak berpengaruh secara
pada tekstur fruit leather nangka. signifikan pada kadar abu, kadar air, dan gula
Berdasarkan hasil analisis dengan instrumen reduksi fruit leather nangka. Sedang pada
menunjukkan bahwa semakin besar karakteristik sensoris fruit leather nangka,
persentase penambahan gum arab maka penambahan gum arab berpengaruh secara
tekstur yang terbentuk menjadi semakin liat. signifikan dalam meningkatkan tingkat
Tekstur fruit leather nangka dengan kesukaan pada parameter aroma dan
penambahan gum arab yang terbentuk bersifat menurunkan tingkat kesukaan panelis pada
elastis. Tekstur fruit leather nangka berbeda parameter tekstur. Berdasarkan hasil
nyata berdasarkan tingkat kesukaan pengujian secara fisikokimia dan sensoris
konsumen pada taraf signifikansi α = 0,05. diperoleh tingkat kesukaan terbaik yaitu fruit
Nilai kesukaan tertinggi terhadap tekstur fruit leather nangka dengan penambahan gum
leather nangka adalah 3,27 yaitu fruit leather arab 0,9%.
nangka dengan penambahan gum arab 0,3%.
Penambahan gum arab pada fruit leather
nangka menyebabkan tekstur yang terbentuk DAFTAR PUSTAKA
plastis dan sulit untuk dikunyah. Semakin
tinggi konsentrasi gum arab yang AOAC. 2005. Official Method of Analysis of
ditambahkan menyebabkan tekstur fruit the Association of Official Analytical
leather semakin liat dan sulit untuk dikunyah. Chemist. Benyamin Franklin Station.
Fruit leather nangka pada penambahan gum Washinton, D.C
arab 0,3% memiliki tekstur yang lebih lembut
dibandingkan dengan konsentrasi Aminudin N, Y.S Darmanto dan A.D. Anggo.
penambahan gum arab yang lebih tinggi. 2013. Pengaruh Asam Tanat, Sukrosa

80 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


dan Sorbitol terhadap Kualitas Surimi Kabupaten Magelang. Tesis. Program
ikan Swangi (Priacanthus tayenus) Studi Agribisnis Universitas
Selama Penyimpanan Suhu -5⁰C. Jurnal Diponegoro. Semarang.
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Glicksman, M. 1979. Gum Technology in the
Perikanan Vol.2 No.2. Semarang. Food Industry. Academic Press, Inc.
Ali R. 2008. Sintesis Ester Arabinovanilat London
dengan Metode Fischer Menggunakan Hardman, T.M. 1989. Water and Food
Pelarut Aseton. Skripsi. Departemen Quality. Elsevier Science Publiser
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu LTD. USA. P 145-152.
Pengetahuan Alam Universitas
Indonesia. Depok. Hermawan, Y. 2012. Variasi Penambahan
Tepung Kulit Jeruk Siam Pontianak
Alikonis, J. J. 1979. Candy Technology. The yang Kaya Akan Kandungan Pektin
AVI Publishing Co. Westport- Pada Pembuatan Fruit Lether Buah
Connecticut. Jeruk Siam Pontianak. Proposal
Anggraeni, A. A. 2011. Aktivitas Air dan Program Pre-Mentoring. Politeknik
Aktivitas Mikrobia. Jakarta. Negeri Pontianak. Pontianak.
Anggraini F. 2003. Kajian Ekstraksi dan Historiarsih, R.Z. 2010. Pembuatan Fruit
Hidrolisis Xilan dari Tongkol Jagung leather Sirsak-Rosella. Skripsi.
(Zea mays L.). Skripsi. Fakultas Program Studi Ilmu dan Teknologi
Teknologi Pertanian Institut Pertanian Pangan Fakultas Teknologi Industri
Bogor. Bogor. UPN “Veteran”. Surabaya.
Asp, N.G., C.G. Johanson, H. Halmer, and M. Okilya, S., I.M. Mukisa and A.N. Kaaya.
Siljestrom. 1983. Rapid Enzymatic 2010. Effect of Solar Drying on The
Assay of Insoluble and Soluble Dietary Quality and Acceptability of Jackfruit
Fiber. J. Agric. Food. Chem. (31): 476 Leather. Electronic Journal of
– 482. Environmental, Agricultural and Food
Chemistry 9(1): 101-111.
Astuti, A.W. 2011. Pembuatan Edible Film
dari Semirefine Carrageenan (Kajian Montenegro, M.A., M.L.Boiero., L. Valle and
Konsentrasi Tepung SRC dan Sorbitol). C.D.Borsarelli. 2012. Gum Arabic:
Skripsi. UPN JaTim. Jawa Timur. More Than an Edible Emulsifier.
Products and Applications of
Azeredo, H. M.C., E.S. Brito., G.E.G.,
Biopolymers. Department of Chemical.
Moreira, V.L. Farias, and L.M. Bruno.
Argentina.
2006. Effect Of Driying and Storage
Time on the Physico-Chemical Muchtadi, D. 2001. Sayuran Sebagai Sumber
Properties Of Mango Leather. Serat Pangan untuk Pencegah
International Journal of Food Science Timbulnya Penyakit Degenaratif.
and Technology (41): 635-638. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan,
Vol XII, No.1. Institut Pertanian Bogor.
Babalola S.O., O.A. Ashaye, O.A. Babalola,
Bogor.
J.O. Aina. 2002. Effect of Cold
Temperature Storage on the Quality Murdinah. 2010. Penelitian Pemanfaatan
Characterization of Pawpaw and Rumput Laut dan Fikokoloid untuk
Guava Leathers. Journal Agriculture Produk Pangan Dalam Rangka
Science 1 (2): 61-63. Peningkatan Nilai Tambah dan
Diversifikasi Pangan. Balai Besar Riset
Budiningsih, R. 2010. Faktor-Faktor yang
Pengolahan Produk dan Bioteknologi
Berpengaruh Terhadap Diversifikasi
Kelautan dan Perikanan.
Konsumsi Pangan Non Beras di

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 81


Musfiroh. I., W.Indriyati, Muchtaridi dan Y. Penelitian Departemen Ilmu dan
Setiya. 2009. Analisis Proksimat dan Teknologi Pangan IPB. Bogor.
Penetapan Kadar β-Karoten dalam Qi, Wu., C. Fong and D.T.A.Lamport. 1991.
Selai Lembaran Terung Belanda Gum Arabic Glycoprotein Is a Twisted
dengan Metode Spektrometri Sinar Hairy Rope. Journal of Plant Physiol
Tampak. Jurnal Penelitian Fakultas 9:848-855.
Farmasi Universitas Padjadjaran.
Bandung. Raab C and N. Oehler. 2000. Making Dried
Fruit Leather. Extention Foods and
Ni’mah, A.M. 2013. Kajian Karakteristik Nutrition Specialist. Departement of
Kimia dan Sensoris Fruit Leather Agriculture. Oregon State University.
Beberapa Varietas Pisang (Musa spp.)
dengan Variasi Penambahan Rumput Rachmawati, A.K. 2009. Ekstraksi dan
Laut (Kappaphycus alvarezii). Skripsi. Karakterisasi Pektin Cincau Hijau
Program Studi Ilmu dan Teknologi (Premna oblongifolia. Merr) untuk
Pangan Universitas Sebelas Maret Pembuatan Edible Film. Skripsi.
Surakarta. Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta.
Ningsih, E.S., S. Mulyadi, Y. Yetri. 2012.
Modifikasi Polipropilena sebagai Rahmaniar, P.M. 2006. Pengaruh Sifat Kimia
Polimer Komposit Biodegradabel dan Pertumbuhan Mikrobia pada
dengan Bahan Pengisi Pati Pisang dan Serbuk Buah Nangka (Artocarpus
Sorbitol sebagai Platisizer. Jurnal Integra) Selama Penyimpanan. Jurnal
Fisiska Unand Vol. 1, No. 1, Oktober Penelitian BIPA Vol.17 No. 29.
2012. ISSN 2302-8491. Palembang.
Nugroho. E.S., S.Tamaroh dan A. Setyowati. Rustad, T. and Nesse, N. 1983. Heat
2006. Pengaruh Konsentrasi Gum Arab Treatment and Drying of Capelin
dan Dekstrin Terhadap Sifat Fisik dan Mince, Effect of Water Binding and
Tingkat Kesukaan Temulawak Soluble Protein. Journal Food Science
(Curcuma Xanthoriza Roxb) Madu 48, 1320-2, 1347
Instan. LOGIKA Vol 3 No.2. ISSN: Safitri, A.A. 2012. Studi Pembuatan Fruit
1410-2315 Leather Mangga-Rosella. Skripsi.
Nurlaely, E. 2002. Pemanfaatan Buah Jambu Fakultas Pertanian Universitas
Mete untuk Pembuatan Leather. Hasanudin Makasar. Makasar.
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary
Brawijaya. Malang. Fiber) dan Manfaatnya Bagi
Purwono, W. 1993. Pengaruh Penambahan Kesehatan. Magistra No. 75 Th XXIII.
Gelatin dan Gum Arab Terhadap ISSN 0215-9511. Klaten Jawa Tengah.
Beberapa Sifat Kembang Gula Jenis Santoso, B. 1999. Aktivitas Air dan
Tofee. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Kemunduran Mutu Jackfruit Leather.
Pertanian Universitas Gajah Mada. Thesis. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. Yogyakarta.
Puspasari, K., F. Rusli., S. Mileiva. 2005. Setyaningsih D., Anton A dan Maya P.S.
Formulasi Campuran Flower Leather 2010. Analisis Sensori untuk Industri
dari Bunga Mawar Dengan Ekstrak Pangan dan Agro. IPB Press. Hal 59-
Rempah-Rempah (Cengkeh dan 63
Kayumanis) sebagai Pangan
Fungsional Kaya Antioksidan. Laporan Sudarmadji, S., Bambang H dan Suhardi.
1997. Prosedur Analisa untuk Bahan

82 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


Makanan dan Pertanian. Liberty.
Yogyakarta.
Suseno. T.I.P., N. Fibria dan N. Kusumawati.
2008. Pengaruh Pengganti Sirup
Glukosa dengan Sirup Sorbitol dan
Penggantian Butter dengan Salatrim
terhadap Sifat Fisikokimia dan
Organoleptik Kembang Gula Karamel.
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol
7 No. 1 April 2008. Surabaya.
Tatali, D. 2010. Pembuatan Fruit Leather
dari Campuran Buah Nenas dan Pisang
http://epetani.deptan.go.id/budidaya/pe
mbuatan-fruit-leather-dari-campuran-
buah-nenas-dan-pisang. Diakses pada
25 Januari 2013.
Torio. M.A.O., J.Saez and F.E. Merca. 2006.
Physicochemical Characterization of
Galaktomannan from Sugar Palm
(Arenga saccharifera Labill.)
Endosperm at Different Stages of Nut
Naturity. Philippine Journal of Science
135(1) 19-30 ISSN 0031-7683.
Triyono, A. 2010. Mempelajari Pengaruh
Penambahan Beberapa Asam pada
Proses Isolasi Protein Terhadap
Tepung Protein Isolat Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L.). Seminar
Rekayasa Kimia dan Proses. Balai besar
Pengembangan Teknologi Tepat Guna-
LIPI. ISSN: 1411-4216.
Wardoyo, S, A. 1987. Pengaruh Penambahan
Natrium Bisulfit, Asam sitrat dan
Bahan Pengisi terhadap Mutu Tepung
Konsentrat Pisang. Skripsi. Jurusan
teknologi Pangan dan Gizi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Winarno, F.G. 1996. Kimia Pangan dan Gizi.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 83

Anda mungkin juga menyukai