Anda di halaman 1dari 18

PERSONAL HYGIENE

Diajukan untuk memenuhi tugas Dokumentasi Keperawatan


Diploma III Keperawatan

Dosen : Ns. Isnayati, M.Kep


Disusun Oleh : Kelompok 3

Dwi Meiyanti (16011)


Eka Rahayu (16012)
Fira Mawaddah (16013)
Gina Permatasari (16014)
Gusti Nyoman Ardane (16015)

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI


JAKARTA
Jl. Aipda KS Tubun 92-94 Jakarta Barat
Telp. 021.5484809 Fax. 5485709

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,wr.wb.
Segala puji dan rasa syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah swt. Karena nikmat yang
diberikan, terutama nikmat sehat jasmani dan rohani serta nikmat iman dan islam. Karena
nikmat-Nya itulah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Personal Hygiene”
tepat pada waktunya dengan baik dan benar serta sesuai prosedur.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang di berikan beliau
kepada kami sebagai materi kuliah Dokumentasi Keperawatan yang harus di pahami dan
dimengerti maksudnya.

Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik secara materi
maupun dalam penggunaan kata bahasanya. Oleh sebab itu demi kesempurnaan dan
perbaikan dalam penyusunan makalah ini,kami menerima kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat dalam proses belajar dan mengajar.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, September 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social,
keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan
(dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan
itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien.
Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan
(dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatansecara umum (dalam
Tarwoto & Wartonah 2006).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah konsep personal Hygiene
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
3. Apa macam-macam personal hygiene ?
4. Apa tujuan personal hygiene ?
5. Bagaimana pengkajian personal hygiene ?
6. Bagaimana perencanaan personal hygiene ?
7. Bagaimana diagnosa keperawatan personal hygiene ?
8. Bagaimana evaluasi personal hygiene ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep personal Hygiene
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
3. Untuk mengetahui macam-macam personal hygiene
4. Untuk mengetahui tujuan personal hygiene
5. Untuk mengetahui pengkajian personal hygiene
6. Untuk mengetahui perencanaan personal hygiene
7. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan personal hygiene
8. Untuk mengetahui evaluasi personal hygiene
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Personal Hygiene


Pengertian personal hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli :
a. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin.
1979 (dalam Basyar.2005)
b. Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
c. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
d. Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
e. Poter Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006
)
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya
dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dan kerapian sangat penting dan diperlukan
agar seseorang disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena
kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan
berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan
perawatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau
penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
hygiene.
b. Praktik sosial.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan
praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah,
dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor
yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
c. Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-
bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga
harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari
kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
d. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah
cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali,
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan
hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam
mengurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan
yang perlu.
e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang
berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara
eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam
seminggu.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda
(mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan
hygiene pribadi.
2.3 Macam-Macam Personal Hygiene
2.3.1 Mandi
 Pengertian Mandi
Mandi menghilangkan akumulasi minyak, keringat, sel- sel kulit yg mati dan
beberapa bakteri.

 Tujuan Mandi
 Selain membersihkan kulit, mandi juga merangsang sirkulasi. Mandi air
hangat atau panas mendilatasi arteriol superfisial, membawa lebih banyak
darah dan nutrisi ke kulit. Menggosok secara kuat mempunyai efek yg sama.
Menggosok dengan gerakan halus dan panjang dari bagian distal ke
proksimal ekstremitas( dari titik terjauh ke titik terdekat tubuh) sangat efektif
dalam memfasilitas aliran darah vena.
 Aktifitas memandikan klien memberikan kesempatan yg baik bagi perawat
untuk mengobservasi kondisi kulit seperti area penekanan, mengkaji
kebutuhan psikososial ( orientasi waktu dan kemampuan untuk mengatasi
penyakit , mengkaji kebutuhan belajar seperti pada pasien diabetes.
 Mandi juga dapat memberikan rasa nyaman dan bahagia. Mandi dapat
menyegarkan dan memberikan rasa rileks dan seringkali dapat
meningkatkan rasa percaya diri.
Mandi kebersihan dan Mandi terapeutik
1. Mandi kebersihan :
- Mandi di tempat tidur dengan bantuan total (complete bed bath)
Perawat memandikan seluruh bagian tubuh pasien.
- Mandi di t.tidur dengan bantuan parsial (Self helpbed bath)
Klien tirah baring dapat mandi sendiri tetapi perawat dapat membantu
untuk mengelap punggung dan mungkin bag. Kaki klien.
- Mandi parsial (Parsial bath)
Hanya bagian tubuh yang mungkin menimbulkan ketidak nyamanan atau
bau jika tidak dibersihkan( wajah, tangan, aksila area perineum dan
punggung.
- Mandi handuk (Towel bath)
Adalah mandi di tt dengan menggunakan larutan yg cepat kering,
mengandung desinfektan, agens pembersih dan agens pelembut yg
dicampur dg air. Larutan siap pakai yang komersial ini digunakan pada
suhu 43,4- 48,0°C, mengering dalam beberapa detik, tidak perlu
dikeringkan sehingga mempercepat proses mandi.
- Mandi kantong
Adalah adaptasi dari towel bath. Peralatan yang diperlukan kantong
plastik, 10- 12 waslap dan larutan pembersih yang tidak perlu dibilas dg
air. Larutan dan waslap dihangatkan di microwave selama 1menit tetapi
perawat perlu menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu
yang diinginkan.
- Mandi berendam (tub bath)
lebih dipilih daripada mandi di tt karena lebih mudah. Bantuan yang
diberikan perawat tergantung kebutuhan pasien, bak mandinya khusus
untuk pasien yg dependent.
- Pancuran (shower) Banyak pasien ambulasi dapat menggunakan
fasilitas pancuran dan hanya memerlukan bantuan minimal dari perawat,
sering digunakan untuk pasien perawatan jangka panjang.
2. Mandi terapeutik
- Diberikan untuk mendapatkan efek fisik seperti menyejukkan kulit yang
teriritasi atau mengobati suatu area( mis: perineum ).Obat-obatan dapat
dicampur dengan air.
- Mandi terapeutik umumnya dilakukan dalam sebuah bak mandi berisi
sepertiga atau setengah bak mandi selama  20- 30 menit dengan suhu air
37,7- 46°C untuk suhu mandi orang dewasa dan 40,5°C untuk bayi.

 Anatomi Fisiologi
Kulit memiliki 3 lapisan utama : epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis
(lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan
berbeda dari maturasi. Ini melindungi jaringan yang berada dibawahnya
terhadap kehilangan cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah
masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit. Dermis merupakan
lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen dan serabut elastik
untuk mendukung epidermis. Lapisan jaringan subkutan terdiri dari pembuluh
darah, saraf, limfe, dan jaringan penyambung halus yang terisi dengan sel-sel
lemak. Jaringan subkutan juga memberikan dukungan untuk lapisan atas kulit,
yang memungkinkan untuk menahan stres dan tekanan tanpa cedera.

 Pengkajian
 Kondisi kulit( warna, tekstur dan turgor, adanya bintik-bintik berpigmen,
suhu ,lesi, esksoriasi dan abrasi)
 Keletihan
 Adanya nyeri dan kebutuhan tindakan bantuan (mis : pemberian analgesik)
sebelum mandi
 Semua aspek kesehatan lain yg mempengaruhi proses mandi klien.
 Keutuhan menggunakan sarung tangan disposible selama mandi.

 Masalah Keperawatan
Masalah kulit umum
 kulit kering
 jerawat
 hirsutisme
 ruam kulit dermatitis kontak
 abrasi
Karakteristik kulit normal
 kulit halus dan kering
 kulit utuh dan tidak memiliki abrasi
 kulit terasa hangat ketika dipalpasi
 perubahan yang terlokalisasi
 ada turgor yang baik (elastis dan tetap), dengan kulit yang secara umum
halus dan lembut
 warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh, dengan rentang dari
coklat tua ke merah-muda ke merah-muda terang.

Risiko kerusakan kulit


Perawat mencari kondisi tertentu yang menempatkan pasien berisiko kerusakan
integritas kulit
 imobilisasi
seorang klien tidak mampu bergerak bebas karena penyakit atau beberapa
penghalang eksternal berisiko kerusakan kulit.
 Penurunan sensasi
banyak klien yang tidak mampu merasakan cedera pada permukaan kulitnya.
 Perubahan nutrisi dan hidrasi
klien yang dibatasi asupan kalori dan protein merusaksintesis jaringan. Kulit
menjadi lebih tipis, kurang elastis, dan lebih lembut, dengan kejilangan
jaringan subkutan yang berikut, yang dapat mengakibatkan gangguan dan
penundaan penyembuhan.
 Sekresi dan ekskresi pada kulit
keringat, urin, material fekal berair, dan drainase luka dapat
mengakumulasikan pada permukaan kulit, yang menghasilkan kerusakan dan
infeksi.
 Insufisiensi vaskular
pada penyakit vaskular perifer, suplai darah arteri ke jaringan tidak cukup
atau arus balik vena rusak, yang menyebabkan penurunan sirkulasi pada
ekstremitas. Aliran darah yang tidak adekuat pada kulit mengakibatkan
iskemia dan kerusakan.
 Peralatan eksternal
ketika klien memiliki beberapa jenis alat eksternal yang digunakan pada atau
sekitar kulit, alat mengeluarkan tekanan atau friksi terhadap permukan kulit.

 Diagnosa Keperawatan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan :
- Perubahan sirkulasi
- Immobilisasi lama
- Edema
- Inkontinensia urine
- Malnutrisi
 Perencanaan Keperawatan
 Pendelegasian  Perawat sering mendelegasikan ketrampilan memandikan
akan tetapi tetap perawat yg bertanggung jawab untuk melakukan pengkajian
dan perawatan klien.
 Terdapat banyak alasan untuk memberikan perawatan kulit selain
mempertahankan kebersihan. Mandi atau shower membantu klien relaks,
menstimulasi sirkulasi pada kulit, memberikan latihan rentang gerak selama
mandi, meningkatkan citra-diri, dan menstimulasi kecepatan maupun
kedalaman respirasi. Interaksi antara perawat dan klien selama mandi dan
perawatan kulit memberi perawat kesempatan untuk mengembangkan
hubungan yang berarti dengan klien. Kondisi klien mempengaruhi rencana
untuk pemberian perawatan higiene. Klien yang berpenyakit serius biasanya
memerlukan mandi setiap hari karena akumulasi sekresi badan, dan klien
tidak mampu memelihara kebersihan. Tujuan klien yang menerima asuhan
keperawatan kulit termasuk : klien akan memiliki kulit utuh yang bebas bau
badan, klien akan mempertahankan rentang gerak, klien akan mencapai rasa
nyaman dan sejahtera, klien akan berpartisipasi dan memahami metode
perawatan kulit.

 Evaluasi
Evaluasi secara umum menilai kemampuan pasien dalam :
1. Mempertahankan kebersihan perawatan secara efektif, yang ditunjukkan
dengan adanya warna, kelembaban, turgor, tekstur, hilangnya lesi, dll.
2. Mempertahankan ssirkulasi darah, mengendorkan otot dan membuat tubuh
terasa nyaman, dengan ditunjukkan adanya kemampuan pasien dalam
melakukan aktifitas sehari – hari dan pasien terlihat segar.

 Implementasi
 Memandikan orang dewasa
memandikan klien adalah bagian perawatan higienis total. Mandi dapat
dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Keluasan mandi klien
dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik
klien dan kebutuhan tingkat higiene yang diperlukan. Mandi di tempat tidur
yang lengkap diperlukan bagi klien dengan ketergantungan total dan
memerlukan perawatan higienis total. Mandi sebagian di tempat tidur
termasuk memandikan hanya sebagian badan yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi (mis. Tangan, muka, daerah
perinel, aksila)
 Perawatan perineum
biasanya perawatan perineum merupakan bagian dari mandi lengkap. Klien
yang paling butuh perawatan perineum yang teliti adalah klien yang berisiko
terbesar memperoleh infeksi (mis. Klien yang menggunakan kateter urine
tetap), sembuh dari operasi rektal atau genital, atau telah menjalani kelahiran.
 Gosokan punggung
gosokan punggung atau massage punggung biasanya diikuti mandi klien. Hal
ini meningkatkan relaksasi, mengendurkan tensi otot, dan menstimulasi
sirkulasi kulit. Gosokan punggung yang efektif memerlukan waktu 3-5
menit.
 Memandikan bayi
bayi dapat dimandikan dengan cara yang sama seperti orang dewasa, dengan
mandi menggunakan spon atau bak mandi kecil. Akan tetapi, perawat harus
mengambil tindakan pencegahan khusus. Karena mekanisme kontrol
temperatur bayi masih belum matang, pemaparan bagian tubuh bayi yang
lama menyebabkan pendinginan yang cepat.

2.3.2 Rambut
 Pengertian Rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi
serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat di
identifikasi

 Tujuan Perawatan Rambut


 Mencegah infeksi pada kulit kepala dengan cara perawatan rambut, seperti
mencuci rambut, memasang kap kutu, menyisir atau mencukur rambut.
 Meningkatkan konsep diri ( body image ) dengan cara memberikan motivasi
terhadap kemampuan perawatan rambut.

 Anatomi Fisiologinya
Secara anatomis rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, sarung akar,
folikel rambut serta kelenjar sebasea

 Pengkajian
 Kaji warna rambut
 Kaji ukuran,
 Kaji susunan rambut
 Kaji jenis rambut ( berminyak atau kering ).
 Kaji pola pertumbuhan rambut, pola cepat atau lambat.
 Ada rontok atau tidak.
 Kaji aspek perkembangan.
 Factor yang mempengaruhi perawatan rambut, seperti pemakaian minyak
rambut, kemampuan menyisir, frekuensi cuci rambut dan pemakaian shampo.

 Masalah Keperawatan
Masalah – masalah yang terjadi pada rambut antara lain :
1. Kutu
2. Ketombe
3. Botak ( alopecia )
4. Radang pada kulit / rambut ( seborrheic dermatitis ).
 Diagnosa Keperawatan
 Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kutu pada kulit kepala
 Resiko gangguan konsep diri ( body image ) berhubungan dengan kehilangan
rambut ( misalnya ; akibat kemoterapi )

 Evaluasi
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan pasien untuk
mempertahankan kebersihan rambut yang ditandai dengan : rambut bersih dan
pasien terlihat segar dan tidak ada infeksi di kulit kepala.

 Implementasi
 penyikatan dan penyisiran
 bersampo

2.3.3 Oral Hyiene


 Pengertian Oral Hygiene
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannnya
sebab melalui organ ini berbagai kuman dapai masuk.

 Tujuan Oral Hygiene


 Mengurangi nyeri
 Mempertahankan nutrisi yang adekuat.
 Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut.

 Anatomi Fisiologinya
 Banyak organ yang berada dalam mulut. Seperti orofaring, kelenjar
paratiroid, tonsil, uvula, kelenjar sublingual, kelenjar sub maksilaris dan
lidah.
 Membran mulut dilapisi denganmembran mukosa yang terus-menerus pada
kulit. Membran merupakan jaringan epitel yang melapisi dan melindungi
organ, mensekresi mukus untuk menjaga jalan saluran sistem pencernaan
basah dan terminyaki, dan mengabsorbsi nutrien.
 Mulut atau bukal rongga yang terdiri dari bibir sekitar permukaan mulut,
leher sepanjang sisi dinding rongga. Mukosa mulut secara normal berwarna
merah muda terang dan basah. Gigi adalah untuk mengunyah atau mastikasi.
Gigi normal terdiri dari tiga bagian : kepala, leher, dan akar. Membran
periodontal berada pada margin gusi, sekitar gigi, menahan kuat ditempat.
Gigi yang sehat tampak halus, putih, bercahaya dan berjajar rapi.

 Pengkajian
 Warna,
 Keadaan permukaan
 Kelengkapan gigi
 Pada pipi dalam perlu dilihat adanya warna mukosa serta keadaan permukaan
 gusi perlu dilihat warna, tekstur serta kelembabannya.
 Pada lidah dapat dilihat warna, tekstur dan posisi lidah,
 Masalah Keperawatan
Masalah/dan gangguan pada Mulut dan gigi
 Halitosis, bau napas tidak sedap yang dapat disebabkan oleh kuman atau
lainnya.
 Ginggivitas, radang pada daerah gusi.
 Karies, radang pada gigi.
 Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut.
 Peridontal desease ( gusi yang mudah berdarah dan bengkak ).
 Glositis, radang pada lidah
 Chilosis, bibir yang pecah – pecah.

 Diagnosa Keperawatan
 Nyeri berhubungan dengan radang pada daerah gusi/gigi.
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake /
asupan ) yang tidak adekuat ( cukup ) akibat radang gigi/gusi.

 Rencana Tindakan
 Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan mulut
secara teratur.
 Mempertahankan nutrisi akibat radang gigi/gusi dapat dilakukan dengan cara
merawat gigi dan mulut secara teratur

 Perencanaan Keperawatan
Cara merawat gigi dan mulut: Merupakan tindakan keperawatan pada pasien
yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan cara
membersihkan serta menyikat gigi dan mulut secara teratur.

 Evaluasi
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan gigi dan mulut serta kemampuan untuk mempertahankan status
nutrisi. Yang ditandai dengan keadaan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada
tanda radang dan intake yang adekuat

 Implementasi
 Higiene mulut
Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi.
Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan
higiene bergantung kondisi rongga mulut klien.
 Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan makan,
mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu
makan.
 Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari setelah makan dan
waktu tidur) adalah dasar program higiene mulut yang efektif.
2.3.4 Genetalia
 Pengertian Vulva Hygiene
Vulva Hygiene adalah perawatan pada organ eksterna wanita

 Tujuan Vulva Hygiene


 Mencegah terjadi infeksi.
 Mempertahankan kebersihan daerah vulva

 Anatomi Fisiologinya
yang terdiri atas mons veneris, terletak di depan simpisis pubis, labia mayora,
yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva; labia minora, yang
merupakan dua lipatan kecil di antara atas labia mayora; klitoris (sebuah
jaringan erektil yang serupa dengan penis laki-laki); kemudian bagian yang
terkait di sekitarnya, seperti uretra,vagina,perineum, dan anus

 Pengkajian
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin ( vulva higiene), antara
lain adalah
 Ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya,
 Adanya pendarahan, mukus, lokhea, kateterisasi, luka jahitan pada pasien
pascapartum,
 Serta kebersihannya.

 Diagnosa Keperawatan
Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan atau
kebersihan pada daerah vulva

 Rencana Tindakan
Mencegah terjadi infeksi dan mempertahankan daerah vulva dengan cara
melakukan perawatan vulva.

 Perencanaan Keperawatan
 Vulva HigieneMerupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak
mampu membersihkan vulva sendiri.
 Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga
kebersihan vulva.

 Evaluasi
 Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan daerah vulva.
 Hal ini ditandai dengan kebersihan pada daerah vulva, tidak tampak iritasi,
dan tidak ada tanda-tanda radang
2.3.5 Kuku
 Pengertian Kuku
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke
dalam tubuh melalui kuku. Oleh karena itu kuku seharusnya tetap dalam
keadaan sehatdan bersih.

 Tujuan Perawatan Kuku


 Memelihara kebersihan kuku dan rasa nyaman pasien.
 Mempertahankan integritas kuku dan mencegah infeksi.

 Anatomi Fisiologinya
Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku,
kantung kuku, akar kuku dan lunula. Kondisi normal kuku ini dapat terlihat
halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku berwarna merah muda.

 Pengkajian
 Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang keadaan warna,
bentuk, dan keadaan kuku.
 Adanya jari tubuh dapat menunjukkan penyakit pernapasan kronis atau
penyakit jantung dan bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukkan
adanya cedera, defisiensi besi dan infeksi.

 Masalah Keperawatan
Masalah – masalah / gangguan pada kuku :
 Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh – tumbuh dan diarasakan sakit
pada daerah tersebut.
 Paronychia, radang di sekitar jaringan kuku.
 Ram’s horn nail, gangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang lambat
disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi.
 Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.

 Diagnosa Keperawatan
 Resiko terjadi luka( infeksi ) berhubungan denfan proses masuknya kuman
akibat garukan dari kuku.
 Pengkajian kondisi kaki dan kuku klien menyatakan batasan karakteristik
adanya masalah kesehatan aktual atau potensial. Faktor yang berhubungan
menyebabkan masalah kesehatan klien (mis. Penurunan sirkulasi atau praktik
higiene yang bururk) mengarahkan perawat untuk melakukan tindakan
preventif.

 Rencana Tindakan
Lakukan pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara perawatan kuku.
 Perencanaan Keperawatan
 Merawat Kuku merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak
mampu merawat kuku sendiri.
 Tujuannnya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka
atau infeksi akibat dari garukan kuku.

 Evaluasi
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan kuku, ditandai dengaan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda
radang disekitar kuku, pertumbuhan baik dan tidak ada bau yang khas dari kuku.

 Implementasi
Perawatan kaki dan kuku termasuk perendaman untuk melembutkan kutikula
dan lapisan sel tanduk, pembersihan dengan teliti, pengeringan, dan pemotongan
kuku yang tepat.

2.4 Tujuan Personal Hygiene


Tujuan perawatan personal hygiene adalah
a. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan
bakteri
b. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
c. Memelihara integritas permukaan kulit
d. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
e. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
f. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
g. Meningkatkan percaya diri seseorang
h. Menciptakan keindahan
i. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006).

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap
orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan
dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangi dan diterima dalam
pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.

3.2 Saran
Bagian akhir dari makalah ini, kami sarankan mahasiswa/i diharapkan dapat
melakukan tindakan personal hygine yang benar dan sesuai langkah-langkah yang sesuai
dengan teori, pendokumentasian yang baik perlu dilakukan dan setiap tindakan yang akan
dilakukan perlu dilatih karena dapat dijadikan petunjuk dasar atas keberhasilan tindakan yang
telah dilakukan pada klien. Meningkatkan potensi keahlian personal hygine sangat penting
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang baik. Serta diharapkan memiliki pemahaman
yang mendalam tentang Personal Hygine.
Daftar Pustaka

Perry&Potter. 2005. “Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik”,


EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai