Anda di halaman 1dari 10

UPAYA KOMANDO KEWILAYAHAN

DALAM PENANGANAN KONFLIK PILPRES DAN PILEG TA. 2019


DI WILAYAH KODIM 0727/KARANGANYAR

1. Pendahuluan.

Pelaksanaan tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 akan
diselenggarakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang melibatkan
14 partai politik yang sudah ditetapkan sebagai peserta pemilu mendatang dengan nomor
urutnya. 1: Partai Kebangkitan Bangsa, 2: Partai Gerindra, 3: Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, 4: Partai Golkar, 5: Partai Nasdem, 6: Partai Garuda, 7: Partai Berkarya. Lalu,
8: Partai Keadilan Sejahtera, 9: Partai Perindo, 10: Partai Persatuan Pembangunan, 11:
Partai Solidaritas Indonesia, 12: Partai Amanat Nasional, 13: Partai Hanura, dan 14: Partai
Demokrat. Sejak 17 Februari 2018 semua peserta pemilu dilarang melakukan kegiatan
kampanye hingga 23 September 2018. Masa kampanye pemilu baru akan berlangsung
mulai 23 September 2018 sampai 13 April 2019. Dari uraian diatas maka pemilu legislatif
dan pemilu Presiden tahun 2019 cenderung lebih besar adanya Potensi KonflikSosial.TNI
sebagai unsur lembaga yang turut serta dalam penanganan konflik sosial sesuai dengan
UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosialdansangat kecil kemungkinan
terjadinya Penyalahgunaan kewenangan oleh TNI, karena dalam perundang-undangan
yang berlaku, perbantuan TNI tidak dapat serta merta dilakukan begitu saja. Banyak
tahapan yang harus dilakukan pemerintah untuk melibatkan TNI dalam penanganan
masalah non-pertahanan termasuk konflik sosial.Dengan tujuan menciptakan kehidupan
masyarakat yang aman, tenteram, damai dan sejahtera, memelihara kondisi damai dan
harmonis dalam hubungan sosial kemasyarakatan, meningkatkan tenggang rasa dan
toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, memelihara keberlangsungan
fungsi pemerintah, melindungi jiwa, harta benda serta sarana dan prasarana umum,
memberikan perlindungan dan pemenuhan hak korban, serta memulihkan kondisi fisik dan
mental masyarakat. Penanganan Konflik Sosial dilakukan melalui tiga tahapan yaitu
Pencegahan Konflik, Penghentian Konflik dan Pemulihan Pasca Konflik. Pencegahan
Konflik dilakukan melalui upaya memelihara kondisi damai dalam masyarakat,
mengembangkan penyelesaian secara damai, meredam potensi Konflik dan membangun
sistem peringatan dini. Penanganan Konflik saat terjadi Konflik dilakukan melalui upaya
penghentian kekerasan fisik, penetapan Status Keadaan Konflik, tindakan darurat
penyelamatan dan perlindungan korban.
2

Wilayah Kodim 0727/Karanganyar merupakan salah satu daerah yang akan


menyelenggarakan pemilu legislatif dan pemilu Presiden tahun 2019 bersamaan dengan
sejumlah Provinsi, Kota dan Kabupaten lain yang ada di Indonesia.Nuansa persiapan
menjelang pemilu legislatif dan pemilu Presiden tahun 2019 sudah mulai terasa di wilayah
Kodim 0727/Karanganyar, seluruh Pihak yang pemilu legislatif dan pemilu Presiden tahun
2019 Serentak Tahun 2018.KPU Kabupaten Karanganyar telah melaksanakan Sosialisasi
Tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 dan Penjelasan Teknis
Pembentukan Badan Penyelenggara di Tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahankepada
Camat dan Kades/Lurah Se-Kabupaten Karanganyar. Tahapan Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden Tahun 2019 sendiri saat ini sudah pada tahapankampanye calon angota
DPR, DPD, dan DPRD serta pasangan calon presiden dan wakil presiden selanjutnya
tanggal 22 September 2018-2 Mei 2019 laporan dan audit dana kampanye, tanggal 14
April 2019-16 April 2019 masa tenang, tanggal 8 April 2019-17 April 2019 pemungutan dan
penghitungan suara, tanggal 18 April 2019-22 Mei 2019 rekapitulasi penghitungan suara,
tanggal 23 Mei 2019-15 Juni 2019 penyelesaian sengketa hasil pemilu presiden dan wakil
presiden dan bulan Juli-September 2019 peresmian keanggotaan serta bulan Agustus-
Oktober 2019 pengucapan sumpah/janji.

Wilayah Kodim 0727/Karanganyar meliputi 17 Koramil dengan luas ± 77.378,64 Ha


secara umum terdiri dari daerah-daerah pegunungan dataran tinggi lereng Gunung Lawu,
dataran rendah dan daerah aliran sungai. Selain aspek yang sangat penting bagi
kelestarian lingkungan hidup mengandung bahan tambang tras, galian dan hutan juga
merupakan medan kritik yang baik bagi pertahanan. Dengan batas wilayah sebagai berikut
Sebelah utara perbatasan dengan Kab. Sragen (Kodim 0725/Sragen), Sebelah timur
perbatasan dengan Kab. Magetan (Kodim 0804/Magetan) Jatim, Sebelah selatan
perbatasan dengan Kab. Sukoharjo dan Wonogiri (Kodim 0726/Sukoharjo dan Kodim
0728/Wonogiri) dan sebelah barat perbatasan dengan Kota Surakarta dan Kab. Boyolali
(Kodim 0735/Surakarta dan Kodim 0724/Boyolali). Jumlah Penduduk Kab. Karanganyar ±
840.171 orang, terdiri dari Laki-laki ± 415.574jiwa dan Perempuan ± 424.597jiwa.Mata
pencaharian sebagian besar penduduk wilayah Kab. Karanganyar adalah tani, buruh tani,
berternak, pedagang, sebagian kecil sebagai pegawai negeri dan pengusaha. Perdagangan
didominasi oleh WNI keturunan terutama Cina. Sementara ini di wilayah Kab.
Karanganyar masih dapat mempertahankan dan meningkatkan swasembada pangan dan
pada umumnya dapat menjadi logistik wilayah.
3

Kodim 0727/Karanganyar sebagai Komando Kewilayahan


telahmelakukanpemetaanpotensi konflikdenganpendekatanintelijen, hasil dari pemetaan ini
akan membantu untuk mencegah konflik, menanggulangi konflik, atau melakukan
penanganan pasca konflik. Pendekatan intelijen dilakukan karena analisis intelijen mampu
menghasilkan informasi yang disajikan dalam suatu sistem deteksi dini dan peringatan dini
sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.Potensi konflik yang terdeteksi dapat menjadi
suatu peringatan kepada pemerintah untuk segera melakukan penanganan guna
mencegah konflik terjadi. Kesiapsiagaan dalam tanggap darurat saat konflik akan sangat
berguna mencegah konflik meluas dan mencegah adanya korban. Perencanaan pemulihan
jika terjadi konflik akan mencegah konflik terulang dan perdamaian dapat segera tercipta
kembali.AparatKomandoKewilayahanperlumewaspadaidaerahdengan karakteristik tertentu
yang cenderung berpotensi konflik. Daerah dengan potensi konflik yang patut diwaspadai
adalah daerah dengan karakteristik di bawah ini.

Pertama adalah daerah yang pada Pemilu sebelumnya pernah terjadi konflik.
Karakteristik sumbu pendek, atau mudah meledak jika terjadi gesekan, biasanya akan
terjadi berulang, namunpemerintah perlu memberikan perhatian khusus kepada daerah
yang masyarakatnya pernah mengalami konflik Pemilu. Selain karena karakteristik sumbu
pendek, maka bibit-bibit dendam atas konflik lama bisa terjadi dilampiaskan pada Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019, untuk wilayah Kab. Karanganyar sendiri pada
Pemilu-Pemilu terdahulu baik Pemilu legislatif dan Pemilu eksekutif tidak terjadi konflik
horisontal di masyarakat yang bersifat anarkhis dan bentrokan fisik.

Kedua adalah daerah yang terdapat calon kepala daerah dari kaum minoritas atau
bukan dari penduduk asli. Kepala daerah dari kaum minoritas atau penduduk asli jika
menang bisa menyulut kebencian atau sentimen kelompok yang merasa sebagai mayoritas
atau putra daerah. Isu minoritas dan pendatang akan mudah dihembuskan menjadi
kebencian dan konflik. Adapun daerah Kab. Karanganyar menurut data perolehan suara
dalam Pilkada tahun 2014 dapat dipetakan sebagai berikut : daerah kantong suara P.
Golkar dan beberapa partai koalisinya di wilayah Kec. Karanganyar, Kec. Tasikmadu, Kec.
Jaten, Kec. Kebakkramat,Kec. Karangpandan, Kec. Ngargoyoso, Kec. Matesih, Kec.
Jenawi, Kec. Mojogedang dan Kec. Kerjo. Sedangkan PDIP memiliki kantong suara
terbesar di daerah Kec. Jatipuro, Kec. Jatiyoso, Kec. Jumantono, Kec. Colomadu, Kec
Tawangmangu dan Kec. Gondangrejo.
4

Ketiga adalah daerah yang kemungkinan calon petahanakalah. Calon kepala daerah
petahana mempunyai kekuatan dalam struktural pemerintah dan loyalis di masyarakat. Jika
kalah maka dengan mudah calon kepala daerah akan menggerakkan kekuatan untuk
melakukan aksi sebagai wujud kekecewaannya, diwilayah Kab. Karanganyar calon Pentaha
yang akan maju dalam Pileg 2019 memiliki dukungan beberapa Partai yang mempunyai
basis massa besar dan beberapa Ormas besar sehingga kemungkinancalon Petahana
masih berpeluang kuat dalam memenangkan Pileg Kab. Karanganyar Tahun 2019.

Selain Pemetaan ketiga kemungkinan terjadinya konflik tersebut diatas ada


beberapa Ormas yang masuk dalam kegiatan politik untuk mendukung salah satu calon
dalam Pileg Kab. Karanganyar, dukungan Ormas terhadap calon anggota Legislatif bisa
berpotensi menimbulkan Konflik dalam kegiatan Pileg TA. 2019 karena kepentingan Politik
dalam pemberian dukungan terhadap calon. Diwilayah Kab. Karanganyar Ormas-ormas
besar seperti NU, Muhammadiyah, MTA, LDII, PSHT (Persaudaran Setia Hati Teratai) yang
memiliki anggota cukup besar bisa di manfaatkan oleh para calon untuk kepentingan
kampanye dan dukungan hal ini sangat rawan adanya perpecahan di dalam Ormas itu
sendiri dan adanya benturan dengan Ormas lain pendukung calon tertentu.

Di wilayah Kab. Karanganyar juga terdapat kelompok kelompok yang dianggap


Radikal, Eks Napiter dan Ponpes terindikasi Radikal dapat dipetakan sebagai berikut
kelompok Radikal : MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) sekertariat di Kec. Kebakkramat, FPI
(Forum Pembela Islam) sekertariat di Kec. Matesih, JAS (Jamaah Anshorut Syariah)
sekertariat di Kec. Tawangmangu, Eks Napiter ada 8 (delapan) orang yang tersebar di
beberapa wilayah di Kab. Karanganyar dan 3 (tiga) Ponpes terindikasi Radikal yaitu Ponpes
Isy Karima di Kec. Karangpandan, Ponpes Salman Alfarisi 1 di Kec. Karangapandan dan
Ponpes Salman Alfarisi 2 di Kec. Tawangmangu, dari hasil monitoring dan pengawasan
terhadap kelompok Radikal di wilayah kab. Karanganyar sampai dengan saat ini bahwa
aspirasi dari mereka masih berpengaruh.

Dari daerah-daerah yang berpotensi konflik di atas, maka dapat disusun analisis
risiko konflik. Setiap daerah menghitung kekuatan massa yang berpotensi melakukan
konflik, identifikasi juga perlu dilakukan terhadap pihak-pihak luar yang mempunyai
kepentingan tertentu.Jika potensi ancaman dapat diidentifikasi dan dinilai risikonya maka
Kodim 0727/Karanganyar dapat menyusun rencana untuk pencegahan, penanganan, dan
pemulihan konflik sesuai dengan typologiwilayahnya.
5

2. PencegahanKonflik.

Kodim 0727/Karanganyarsudahmempunyaistrategiuntukmengantisipasikonflik yang


akanterjadiselamaPemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 melalui penyelidikan
dan analisis situasi yang menghasilkan sistem deteksi dini dan peringatan dini. Konflik
biasanya tidak datang tiba-tiba. Banyak konflik yang terjadi karena “by design”. Intelijen
menjadi garda terdepan dalam fase pencegahan konflik ini untuk menyajikan informasi
yang akuratdan menugaskan unit intelijen untuk melakukan pendekatan dan penggalangan
kepada kelompok-kelompok yang berpotensi sebagai pelaku konflik. Selain menugaskan
Unit Intelijen Personil Kewilayahan juga dikerahkan guna mendeteksi dan lapor cepat
apabila terjadi indikasi konflik, Kodim 0727/Kra sebagai Komando Kewilayahan dalam
rangka pencegahaan konflik sudah melakukan kegiatan - kegiatan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan masyarakat karanganyar seperti : Melakukan penguatan
kerukunan umat beragama melalui FKUB (Forum Komunikasi Antar Umat Beragama),
Melakukan kegiatan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan baik kepada Siswa, Pelajar
dan Mahasiswa, Ormas serta masyarakat, Intensif melakukan pembinaan wilayah,
Pendidikan agama dan penanaman nilai-nilai kebangsaan kepada Masyarakat dan
Bersama Polres melaksanakan giat sadar hukum. Inti dari tahap pencegahan adalah Kodim
0727/Karanganyar mempunyai sistem deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman konflik
dan segera melakukan tindakan supaya konflik tersebut tidak terjadi.Persiapan jika terjadi
konflik telahdilakukan,. Ada atau tidak ada potensi konflik, semua penyelenggara Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 harus menyiapkan skenario penanganan
konflik.Jika konflik benar-benar terjadi maka dalam situasi konflik/darurat Kodim
0727/Karanganyarharus tetap dapat mengendalikan situasi. Skenario situasi darurat harus
disiapkan untuk mengantisipasi adanya pihak-pihak yang sengaja menginginkan situasi
darurat terjadi guna menguntungkan tujuannya sendiri.Sistem deteksi dini dan peringatan
dini yang dilakukan oleh Unit Intelijen dan aparat kewilayahan harus dikomunikasikan
dengan pemerintah daerahuntuk saling melengkapi informasi dan bekerja sama dengan
satu tujuan menciptakan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 yang aman dan
demokratis.Dengan kerjasama Kodim, Polres, pemerintah daerah, partai politik serta
masyarakat maka akan dihasilkan suatu kewaspadaan dan kepedulian terhadap potensi
konflik. Jika hal ini dapat terwujud tentu akan sangat membantu, terutama bagi daerah yang
mempunyai karakteristik rawan konflik. Kerjasama yang erat, dilandasi dengan semangat
demokrasi yang dewasa diharapkan dapat membawa Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019 ini berjalan dengan lancar. SelainitupadaKodim
6

0727/Karanganyartelahmengikutirapat koordinasi simulasi tahapan dan persiapan


penyusunan anggaran Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 bersama instansi
terkait yang terdiri dari Kepolisian Resort Karanganyar, Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol) Kabupaten Karanganyar, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kabupaten Karanganyar dan bagian pemerintahan Sekretaris Kabupaten Karanganyar.KPU
Kabupaten Karanganyar telahmemberikan gambaran terkait simulasi program dan tahapan
dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019. Bahwa Rencana program dan
simulasi tahapan dan persiapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden TA. 2019 sudah
disampaikan dalam bentuk draft sebagai dasar dan pertimbangan instansi terkait/stake
holder dalam merancang program, kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan oleh masing–
masing instansi/stake holder untuk mendukung pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019. KPU juga telah memetakan tahapan-tahapan krusial yang perlu
diantisipasi bersama.

3. PenghentianKonflik.

Sesuai Peraturan Pemerintah No 2 tahun 2015 keterlibatan TNI dalam penanganan


konflik sosial, bantuan pengerahan kekuatan TNI untuk penghentian konflik dilaksanakan
setelah adanya penetapan status keadaan konflik oleh pemerintah daerah atau pemerintah
pusat, bantuan penggunaan dan pengerahan kekuatan TNI dilakukan untuk menghentikan
kekerasan fisik, melaksanakan pembatasan dan penutupan kawasan konflik untuk
sementara waktu. Kodim 0727/Karanganyardalammengoptimalkan
penangananKonflikPemilu Tahun 2019dengan langkah operasional adalah sebagai berikut
Pertama, membuat regulasi dan menerapkan Perencanaan Pengamanan (Renpam) yang
mampu mengantisipasi berbagai potensi pelanggaran hukum, tindak pidana dan anarkisme
ketika tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 digelar.

Kedua, menyusun dan menerapkan Perencanaan Operasi yang mampu


mengintegrasikan StafKodimdan Koramiljajaran sehingga akan mampu menggelar operasi
di lokasi-lokasi strategis ketika tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019
digelar.Ketiga, menyusun dan menerapkan Perencanaan Kontijensi (Renkon) yang mampu
mendeteksi, mencegah, dan menangkal berbagai gerakan, tindakan, dan radikalisme
massa saat Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 di langsungkan untuk
mengantisipasi resiko terburuk apabila terjadi hal yang demikian parah.Keempat,
menyiapkan dukungan personil, kemampuan materiil, dan alokasi anggaran dari setiap
program dan kegiatan pengamanan tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun
7

2019 sehingga akan berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka kualitas hasil Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019.Kelima, Menyusun job description, uraian tugas,
gambaran tanggungjawab dan penetapan peran masing-masing StafKodimdan
Koramiljajaran khususnya personil di lapangan ketika melaksanakan tugas operasi
pengamanan tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019.Keenam,
mendorong komunikasi dan koordinasi yang intensif antar StafKodimdan
Koramiljajaransehingga akan dapat menyepakati tentang siapa berbuat apa, bagaimana
dan kapan dilakukan, termasuk penetapan subyek, obyek dan metode, dalam rangka
penggelaran operasi pengamanan tahapan. Melalui berbagai langkah optimalisasi
penanganan konflik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 di atas, maka dapat
dikatakan bahwa proses penegakkan hukum akan terwujud. Tidak dapat dibayangkan
apabila AparatKeamanan lemah dalam menindak tegas para pihak yang terlibat dalam
konflik sehingga akan memberikan peluang kepada semua pihak di masyarakat untuk
melakukan pelanggaran hukum dan tindak pidana Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden
Tahun 2019.

Dengan ketegasan personil Kodim 0727/Karanganyar dalam menangani, mengusut,


dan mengungkap setiap pengaduan masyarakat dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019 yang dilakukan secara adil, jujur, profesional, transparan dan
akuntabel, maka masyarakat akan merasa aman dengan adanya Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden Tahun 2019, sebagai aparat kewilayahanharus berani menindak siapa
saja yang terlibat dalam konflik. Ketegasan dalam menangani setiap kasus hukum,
khsususnya konflik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019, sangat penting.
Hukum dapat ditegakkan di tengah masyarakat apabila terdapat aparat penegak hukum
yang tegas, berani dan professional. Selanjutnya, setiap konflik Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden Tahun 2019 harus diselesaikan melalui cara-cara hukum, dan bukan
melalui cara jalanan yang cenderung anarkis dan berbau premanistik.

PenghentianKonflikPemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 yang


disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan diantara
kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakatyaitudengan meningkatkan komunikasi
dan saling pengertian antara kelompok-kelompok yang mengalami konflikdan
mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang
ada di dalamnya. Konflik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 yang
disebabkan oleh prinsip-prinsip yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang
8

konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflikyaitudengan membantu pihak-pihak yang


mengalami konflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu,
dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-
kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetapserta melancarkan proses
pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua
pihak.SedangkanKonflikPemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 yang
disebabkankarena identitas terancam yang sering berakar pada hilangnya penderitaan
dimasa lalu yang tidak terselesaikanyaitudenganmemberikanfasilitas untuk
mempertemukan pihak yang bertikai diharapkan dapat mengidentifikasi ancaman, meraih
kesempatan bersama melalui kebutuhan identitas pokok semua pihak.

Beberapa sumber konflik horizontal yang berujung pada tindak kekerasan dalam
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 disebabkan beberapa hal diantaranya :
1. Adanya rasa
ketidakpuasandaripasangancalonataupendukungpasangancalonketikagugurdalamtahappen
calonan.
2. Adanya rasa ketidakpuasanpasangancalonterhadaphasilpenghitunganPemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019.Tahapan pendaftaran pemilih yang amburadul
inilah yang mengakibatkan konflik pada pemungutan dan penghitungan suara.Pengalaman
Pilkada selama ini menunjukan bahwa ketika pemutahiran data pemilih tidak maksimal dan
mengakibatkan banyaknya warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih tetap, maka
kemungkinan besar terjadi protes dan konflik ketika hari H. Karena pendataan pemilih yang
kurang valid, pada saat penetapan pemenang biasanya akan terjadi kekisruhan. Fenomena
yang sering muncul adalah pihak yang kalah apalagi mengalami kekalahan dengan angka
tipis selalu mengangkat isu penggelembungan suara, banyak warga yang tidak terdaftar
dan persoalan pendataan pemilih lainnya sebagai sumber utama kekalahan. Massa yang
merasa tidak mendapatkan hak pilihnya biasanya memprotes dan dimanfaatkan oleh
pasangan yang kalah.
Selain itu, pemicu lain yang biasanya memunculkan konflik dalam Pemilu Legislatif
dan Pemilu Presiden Tahun 2019 adalah tidak bersedianya DPRD menetapkan hasil Pileg.
Meskipun tidak memiliki dampak yuridis terhadap hasil Pileg, namun penolakan DPRD
tersebut memunculkan sengketa politik berkepanjangan pasca Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019.

4. PemulihanPascaKonflik.
9

Pemulihan Pasca Konflik adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan


keadaan dan memperbaikai hubungan yang tidak harmonis dalam masyarakat akibat
konflik melalui kegiatan rekonsiliasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Konflik massa sering kali
menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Jika hal ini terjadi maka akan muncul
kekecewaan, sakit hati, dan kebencian bagi pihak yang menjadi korban dan mengalami
kerugian. Skenario pemulihan korban dan keluarganya termasuk orang yang mengalami
kerugian harus disiapkan untuk mencegah konflik lanjutan sebagai balas dendam.Fase
pemulihan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan, tetapi
juga menjadi tanggung jawab calon kepala daerah dan partai politik pengusungnya, baik
yang menang maupun yang kalah. Pemulihan konflik juga harus melibatkan segenap
lapisan masyarakat sehingga tidak ada yang merasa ditinggalkan atau
diabaikan.SelainituKodimsebagaiKomandoKewilayahanmelaksanakankegiatan patroli
rutinguna memberikan rasa aman kepada masyarakat dan melaksanakan pembinaan
teritorial kepada masyarakat. Patroli yang dilakukan dengan instansi lain ataupun patroli
bersama akan dapat meningkatkan rasa aman di kalangan masyarakat.

Dalam mengantisipasi Konflik yang akan terjadi dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019 maka Kodim 0727/Karanganyar bekerjasama dengan Polres
Karanganyar sudah membuat rencana pengamanan dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019 Kab. Karanganyar, Penyiapan Personel dalam pengamanan Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 oleh Polres Karanganyar, pada saat hari
pemungutan suara maka personil Babinsa akan melaksanakan pengamanan dan
monitoring di wilayah desa binaan masing-masing sedangkan di Makodim terdapat 1 Ton
siaga Makodim dan 1 SSK Yonif 408/Raider yang siap bergerak setiap saat apabila ada
kejadian di wilayah.

5. Kesimpulan.

Konflik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 yang biasanya diawali
dari tahapan pendaftaran pemilih, tahapan kampanye, tahapan pemungutan dan
penghitungan suara, sampai dengan pelantikan kepala daerah terpilih sering terjadi serta
adanya konflik antar partai politik, konflik simpatisan partai politik, konflik satgas partai
politik, konflik pendukung calon kepala daerah karena adanya mobilisasi massa di tingkat
grass root / masyarakat bawah / masyarakat akar rumput yang memerlukanpenanganan
yang optimal.
10

Proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden TA. 2019


merupakan dampak dari perkembangan politik dan demokrasi. Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019 sebagai wujud nyata dari kedaulatan rakyat di era reformasi dalam
kenyataannnya seringkali diwarnai oleh adanya konflik yang mengarah pada pelanggaran

hukum dan tindak pidana. Kodim sebagai KomandoKewilayahanharus melakukan langkah


optimalisasi penanganan konflik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019
sehingga tidak akan ragu mengatasi setiap konflik. Dalam melaksanakan penanganan
konflik itu, perlu kerja sama terpadu Instansiatau lembaga lainnyaserta penekanan
optimalisasi peran tim terpadu tersebut melibatkan tokoh agama, masyarakat, dan adat
setempat untuk langkah deteksi dan cegah diniagar dapat membantu kinerja pemerintah
daerah.

Anda mungkin juga menyukai