Esay Pilkadaok
Esay Pilkadaok
1. Pendahuluan.
Pelaksanaan tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 akan
diselenggarakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang melibatkan
14 partai politik yang sudah ditetapkan sebagai peserta pemilu mendatang dengan nomor
urutnya. 1: Partai Kebangkitan Bangsa, 2: Partai Gerindra, 3: Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, 4: Partai Golkar, 5: Partai Nasdem, 6: Partai Garuda, 7: Partai Berkarya. Lalu,
8: Partai Keadilan Sejahtera, 9: Partai Perindo, 10: Partai Persatuan Pembangunan, 11:
Partai Solidaritas Indonesia, 12: Partai Amanat Nasional, 13: Partai Hanura, dan 14: Partai
Demokrat. Sejak 17 Februari 2018 semua peserta pemilu dilarang melakukan kegiatan
kampanye hingga 23 September 2018. Masa kampanye pemilu baru akan berlangsung
mulai 23 September 2018 sampai 13 April 2019. Dari uraian diatas maka pemilu legislatif
dan pemilu Presiden tahun 2019 cenderung lebih besar adanya Potensi KonflikSosial.TNI
sebagai unsur lembaga yang turut serta dalam penanganan konflik sosial sesuai dengan
UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosialdansangat kecil kemungkinan
terjadinya Penyalahgunaan kewenangan oleh TNI, karena dalam perundang-undangan
yang berlaku, perbantuan TNI tidak dapat serta merta dilakukan begitu saja. Banyak
tahapan yang harus dilakukan pemerintah untuk melibatkan TNI dalam penanganan
masalah non-pertahanan termasuk konflik sosial.Dengan tujuan menciptakan kehidupan
masyarakat yang aman, tenteram, damai dan sejahtera, memelihara kondisi damai dan
harmonis dalam hubungan sosial kemasyarakatan, meningkatkan tenggang rasa dan
toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, memelihara keberlangsungan
fungsi pemerintah, melindungi jiwa, harta benda serta sarana dan prasarana umum,
memberikan perlindungan dan pemenuhan hak korban, serta memulihkan kondisi fisik dan
mental masyarakat. Penanganan Konflik Sosial dilakukan melalui tiga tahapan yaitu
Pencegahan Konflik, Penghentian Konflik dan Pemulihan Pasca Konflik. Pencegahan
Konflik dilakukan melalui upaya memelihara kondisi damai dalam masyarakat,
mengembangkan penyelesaian secara damai, meredam potensi Konflik dan membangun
sistem peringatan dini. Penanganan Konflik saat terjadi Konflik dilakukan melalui upaya
penghentian kekerasan fisik, penetapan Status Keadaan Konflik, tindakan darurat
penyelamatan dan perlindungan korban.
2
Pertama adalah daerah yang pada Pemilu sebelumnya pernah terjadi konflik.
Karakteristik sumbu pendek, atau mudah meledak jika terjadi gesekan, biasanya akan
terjadi berulang, namunpemerintah perlu memberikan perhatian khusus kepada daerah
yang masyarakatnya pernah mengalami konflik Pemilu. Selain karena karakteristik sumbu
pendek, maka bibit-bibit dendam atas konflik lama bisa terjadi dilampiaskan pada Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019, untuk wilayah Kab. Karanganyar sendiri pada
Pemilu-Pemilu terdahulu baik Pemilu legislatif dan Pemilu eksekutif tidak terjadi konflik
horisontal di masyarakat yang bersifat anarkhis dan bentrokan fisik.
Kedua adalah daerah yang terdapat calon kepala daerah dari kaum minoritas atau
bukan dari penduduk asli. Kepala daerah dari kaum minoritas atau penduduk asli jika
menang bisa menyulut kebencian atau sentimen kelompok yang merasa sebagai mayoritas
atau putra daerah. Isu minoritas dan pendatang akan mudah dihembuskan menjadi
kebencian dan konflik. Adapun daerah Kab. Karanganyar menurut data perolehan suara
dalam Pilkada tahun 2014 dapat dipetakan sebagai berikut : daerah kantong suara P.
Golkar dan beberapa partai koalisinya di wilayah Kec. Karanganyar, Kec. Tasikmadu, Kec.
Jaten, Kec. Kebakkramat,Kec. Karangpandan, Kec. Ngargoyoso, Kec. Matesih, Kec.
Jenawi, Kec. Mojogedang dan Kec. Kerjo. Sedangkan PDIP memiliki kantong suara
terbesar di daerah Kec. Jatipuro, Kec. Jatiyoso, Kec. Jumantono, Kec. Colomadu, Kec
Tawangmangu dan Kec. Gondangrejo.
4
Ketiga adalah daerah yang kemungkinan calon petahanakalah. Calon kepala daerah
petahana mempunyai kekuatan dalam struktural pemerintah dan loyalis di masyarakat. Jika
kalah maka dengan mudah calon kepala daerah akan menggerakkan kekuatan untuk
melakukan aksi sebagai wujud kekecewaannya, diwilayah Kab. Karanganyar calon Pentaha
yang akan maju dalam Pileg 2019 memiliki dukungan beberapa Partai yang mempunyai
basis massa besar dan beberapa Ormas besar sehingga kemungkinancalon Petahana
masih berpeluang kuat dalam memenangkan Pileg Kab. Karanganyar Tahun 2019.
Dari daerah-daerah yang berpotensi konflik di atas, maka dapat disusun analisis
risiko konflik. Setiap daerah menghitung kekuatan massa yang berpotensi melakukan
konflik, identifikasi juga perlu dilakukan terhadap pihak-pihak luar yang mempunyai
kepentingan tertentu.Jika potensi ancaman dapat diidentifikasi dan dinilai risikonya maka
Kodim 0727/Karanganyar dapat menyusun rencana untuk pencegahan, penanganan, dan
pemulihan konflik sesuai dengan typologiwilayahnya.
5
2. PencegahanKonflik.
3. PenghentianKonflik.
2019 sehingga akan berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka kualitas hasil Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019.Kelima, Menyusun job description, uraian tugas,
gambaran tanggungjawab dan penetapan peran masing-masing StafKodimdan
Koramiljajaran khususnya personil di lapangan ketika melaksanakan tugas operasi
pengamanan tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019.Keenam,
mendorong komunikasi dan koordinasi yang intensif antar StafKodimdan
Koramiljajaransehingga akan dapat menyepakati tentang siapa berbuat apa, bagaimana
dan kapan dilakukan, termasuk penetapan subyek, obyek dan metode, dalam rangka
penggelaran operasi pengamanan tahapan. Melalui berbagai langkah optimalisasi
penanganan konflik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 di atas, maka dapat
dikatakan bahwa proses penegakkan hukum akan terwujud. Tidak dapat dibayangkan
apabila AparatKeamanan lemah dalam menindak tegas para pihak yang terlibat dalam
konflik sehingga akan memberikan peluang kepada semua pihak di masyarakat untuk
melakukan pelanggaran hukum dan tindak pidana Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden
Tahun 2019.
Beberapa sumber konflik horizontal yang berujung pada tindak kekerasan dalam
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 disebabkan beberapa hal diantaranya :
1. Adanya rasa
ketidakpuasandaripasangancalonataupendukungpasangancalonketikagugurdalamtahappen
calonan.
2. Adanya rasa ketidakpuasanpasangancalonterhadaphasilpenghitunganPemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019.Tahapan pendaftaran pemilih yang amburadul
inilah yang mengakibatkan konflik pada pemungutan dan penghitungan suara.Pengalaman
Pilkada selama ini menunjukan bahwa ketika pemutahiran data pemilih tidak maksimal dan
mengakibatkan banyaknya warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih tetap, maka
kemungkinan besar terjadi protes dan konflik ketika hari H. Karena pendataan pemilih yang
kurang valid, pada saat penetapan pemenang biasanya akan terjadi kekisruhan. Fenomena
yang sering muncul adalah pihak yang kalah apalagi mengalami kekalahan dengan angka
tipis selalu mengangkat isu penggelembungan suara, banyak warga yang tidak terdaftar
dan persoalan pendataan pemilih lainnya sebagai sumber utama kekalahan. Massa yang
merasa tidak mendapatkan hak pilihnya biasanya memprotes dan dimanfaatkan oleh
pasangan yang kalah.
Selain itu, pemicu lain yang biasanya memunculkan konflik dalam Pemilu Legislatif
dan Pemilu Presiden Tahun 2019 adalah tidak bersedianya DPRD menetapkan hasil Pileg.
Meskipun tidak memiliki dampak yuridis terhadap hasil Pileg, namun penolakan DPRD
tersebut memunculkan sengketa politik berkepanjangan pasca Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019.
4. PemulihanPascaKonflik.
9
Dalam mengantisipasi Konflik yang akan terjadi dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019 maka Kodim 0727/Karanganyar bekerjasama dengan Polres
Karanganyar sudah membuat rencana pengamanan dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden Tahun 2019 Kab. Karanganyar, Penyiapan Personel dalam pengamanan Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 oleh Polres Karanganyar, pada saat hari
pemungutan suara maka personil Babinsa akan melaksanakan pengamanan dan
monitoring di wilayah desa binaan masing-masing sedangkan di Makodim terdapat 1 Ton
siaga Makodim dan 1 SSK Yonif 408/Raider yang siap bergerak setiap saat apabila ada
kejadian di wilayah.
5. Kesimpulan.
Konflik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 yang biasanya diawali
dari tahapan pendaftaran pemilih, tahapan kampanye, tahapan pemungutan dan
penghitungan suara, sampai dengan pelantikan kepala daerah terpilih sering terjadi serta
adanya konflik antar partai politik, konflik simpatisan partai politik, konflik satgas partai
politik, konflik pendukung calon kepala daerah karena adanya mobilisasi massa di tingkat
grass root / masyarakat bawah / masyarakat akar rumput yang memerlukanpenanganan
yang optimal.
10