Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tugas ini merupakan bagian dari materi kuliah Studi Kelayakan Proyek dan
merupakan mata kuliah pilihan pada program studi Teknik Sipil.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orangtua kami, Bapak Ir. Syahrudin, M.T. selaku dosen mata kuliah
Studi Kelayakan Proyek, serta teman-teman yang telah memberikan bantuan dan
partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materil untuk keberhasilan dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat
bagi para pembaca. Aamiin.

Pontianak, Mai 2019

(Kelompok II)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

I.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

II.1 Aspek Kebutuhan ..................................................................................... 3

II.2 Aspek Teknis ............................................................................................ 3

II.3 Aspek Sosial dan Budaya ......................................................................... 4

II.4 Aspek Lingkungan ................................................................................... 5

II.5 Aspek Hukum ........................................................................................... 6

II.6 Aspek Manajemen .................................................................................... 8

II.7 Aspek Ekonomi/Finansial ...................................................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 23

III.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 23

III.2 SARAN ................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Studi kelayakan merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau proyek yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut
dijalankan (Syahyunan, 2014). Lebih lanjut menurut Syahyunan (2014),
analisis kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk melakukan
penilaian terhadap proyek-proyek yang akan dikerjakan pada masa
mendatang.Terutama dalam pembangunan jembatan.
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan
jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat
berupa jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Perkembangan
trasportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik berupa
pembangunan jalan maupun jembatan yang berfungsi untuk memperlancar
arus kendaraan sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.

Analisis kelayakan proyek ini dilakukan dalam konteks untuk


mengetahui seberapa besar manfaat atau keuntungan yang diperoleh suatu
proyek terhadap pembangunan jembatan yakni pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, pelebaran ruas maupun peningkatan. Sesuai dengan
sifatnya, maka Pembanguanan yang direncanakan harus ditinjau
kelayakannya dari sisi manfaatnya kepada masyarakat atau lebih dikenal
sebagai analisis ekonomi (economic feasibility).
Dalam kajian ekonomi, pemerintah cenderung menilai suatu investasi
dalam kerangka ekonomi di mana tujuan utama kebijakan investasi dipakai
sebagai alat untuk menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat. Dalam
hal ini komponen biaya dikaji dalam kerangka jumlah sumber daya
(resource) yang harus dikeluarkan oleh pemerintah termasuk biaya

1
konstruksi, penggunaan lahan milik pemerintah, dan kemudahan biaya
lainnya.
Sedangkan komponen pengembalian biaya dipakai pendekatan
manfaat (benefit), khususnya pengurangan biaya sistem transportasi
(pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu tempuh) dan manfaat-
manfaat lainnya bagi masyarakat.
Kelayakan ekonomi didefinisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak
yang memanfaatkan, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kaitannya dengan analisis ekonomi, manfaat yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hasil analisis kelayakan ini
akan sangat menentukan dalam pengambilan keputusan apakah proyek
rencana ini akan dilaksanakan atau tidak. Untuk memperoleh hasil tersebut
diperlukan analisis terhadap aspek-aspek studi kelayakan yang mencakup
aspek kebutuhan, aspek ekonomi, aspek teknis, aspek lingkungan, aspek
manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial dan budaya.

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah menganalisa studi
kelayakan proyek terutama dalam pembanguna jembatan. Selain itu data-
data yang digunakan dalam menganalisis aspek tersebut.

I.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah menganalisa aspek-
aspek apa saja yang digunakan dalam studi kelayakan proyek jembatan
dan mengetahui data yang digunakan dalam menganalisis aspek tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Aspek Kebutuhan


Aspek kebutuhan dianalisis berdasarkan kepentingan masyarakat terhadap
jembatan, yaitu :
1. Kepentingan masyarakat yaitu pejalan kaki atau pengendara untuk
terhubung ke daerah seberang dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Misalnya dalam mendistribusikan barang/jasa.
2. Kepentingan masyarakat dalam pertukaran budaya antar daerah.
3. Dengan adanya jembatan sebagai penghubung ini maka terjadi
pemerataan ekonomi di kedua daerah tersebut.

II.2 Aspek Teknis


Pengkajian aspek teknis bertujuan untuk memberikan batasan-batasan
garus besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan
fisik proyek. Dalam aspek teknis terdapat beberapa bagian didalamnya
yang penting digunakan dalan pengkajian, terutama pembangunan
jembatan. Aspek teknis pembanguna jembatan terdiri dari 5 tinjauan :

1. Topografi

Secara topografi dalam pembangunan jembatan yang harus diperhatikan


adalah peta topografi untuk penentuan rute dan prakiraan biaya proyek
yang berkaitan dengan kemungkinan pembebebasan lahan, realokasi
penduduk dan jenis bangunan pelengkap jembatan.

2. Geometri

Aspek geometri terdapat 3 tinjauan, yaitu:

• Segi kecepatan rencana dan kelas jalan yang akan digunakan untuk
jembatan tersebut.

3
• Segi Lebar jalur dan jumlah lajur lalu lintas ditetapkan untuk
mengefiensikan dan memaksimalkan kinerja dari jembatan.

• Jenis persimpangan jalan, dan metode pengendaliannya ditetapkan


sesuai dengan volume lalu lintas rencana yang akan melewati jembatan
tersebut.

3. Geologi/Geoteknik

Dalam pembangunan jembatan dibutuhkan daya dukung tanah dasar


yang dapat menahan struktur jembatan. Daya dukung tanah dasar
mempengaruhi jenis pondasi untuk jembatan, baik untuk kepala jembatan
(abutment), maupun untuk pilar.

Pondasi jembatan dapat berupa pondasi dangkal, pondasi langsung


atau pondasi dalam seperti tiang pancang atau tiang bor. Daya dukung
didapatkan dari data sekunder, bila tidak ada data sekunder maka dapat
dilakukan penyondiran pada beberapa titik di lokasi.

4. Hidrologi/Drainase

Dalam perencanaan drainase diperlukan survey hidrologi untuk


mendapatkan data pola curah hujan, sungai, daerah tadah hujan, daerah
rawan banjir, pola pasang surut dalam merencanakan saluran drainase

5. Struktur Jembatan

Terdiri dari struktur bagian bawah dan struktur bagian atas yang
dipakai untuk melintasi aliran air jalur rel, ataupun jalur jalan. Perlu
diperhatikan alinyemen jalan yang lebih baik akan menghasilkan biaya
operasi kendaraan dan waktu pernjalanan yang lebih kecil. Selain itu
elevasi jembatan juga harus ditentukan oleh bentuk alinyemen memanjang
dari geometri jalan dan dari tinggi bebas muka air rencana.

II.3 Aspek Sosial dan Budaya


Dalam pembangunan jembatan terdapat aspek sosial yang perlu
diperhatikan, yaitu pengaruh sosial pembangunan jembatan untuk

4
masyarakat disekitar. Pembangunan Jembatan mempunyai dampak positif
dan negatif terhadap masyarakat.

Dampak Positif :

1. Arus lalu lintas menjadi lancar karena kedua daerah telah terhubung
dengan baik .

2. Merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian oleh masyarakat


dikedua daerah.

3. Dengan adanya jembatan maka terjadi percepatan penyediaan


infrastruktur karena akan memudahkan akses ke daerah yang akan
dibangun infrastrukturnya.

Dampak Negatif :

1. Menurunnya Pendapatan Industri Jasa Penyeberangan di sekitar


Jembatan yang dibangun.

2. Pertumbuhan PKL kurang terkendali yang merusak keindahan


lingkungan jembatan khususnya.

3. Dampak majunya suatu daerah akan berpengaruh pada budaya lokal


yang lama-kelamaan tergusur oleh budaya baru.

II.4 Aspek Lingkungan


Dibagi menjadi 3 waktu :

1. Prakonstruksi

- Adanya pembebasan lahan yang mengakibatkan berkurangnya tumbuhan

- Pembebasan lahan tersebut juga mengganggu kehidupan fauna disekitar


lokasi

2. Semasa Kontruksi

- Terjadi pencemaran udara dari pekerjaan yang dilakukan, seperti asap


dari alat pemancangan

5
- Pencemaran tanah dan air akibat oli dari alat yang digunakan selama
masa konstruksi

3. Pasca Kontruksi

- Material pekerjaan yang tersisa dari proyek konstruksi. Harus ada


penanganan lebih lanjut dari material sisa ini, misalnya dilakukan
penjualan kembali sisa-sisa material seperti kayu atau baja.

II.5 Aspek Hukum


Aspek Hukum yang dimaksud disini adalah aspek hukum yang
berkaitan dengan bangunan (konstruksi), baik sebagai proyek konstruksi
atau sebagai investasi dibidang konstruksi. Beberapa aspek hukum dalam
konstruksi :

1. Aspek Hukum Keperdataan

Menyangkut sahnya suatu perjanjian yang berkaitan dengan kontrak


pekerjaan jasa konstruksi, yang memenuhi legalitas perusahaan, perizinan,
sertifikasi dan kelengkapan hukum para pihak dalam perjanjian.

Sahnya suatu perjanjian adalah suatu perjanjian yang memenuhi Pasal


1320 KUH Perdata, mengatur tentang empat syarat sahnya suatu perjanjian
yaitu :

 Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya ;

 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan ;

 Suatu hal tertentu ;

 Suatu sebab yang diperkenankan.

2. Aspek Hukum Administrasi Negara

Menyangkut tantanan administrasi yang harus dilakukan dalam


memenuhi proses pelaksanaan kontrak dan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang konstruksi.

6
Hukum Administrasi Negara diaplikasikan dalam peraturan
berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan perundang-
undangan, meliputi :

 Peringatan tertulis

 Penghentian sementara pekerjaan konstruksi.

 Pembatasan kegiatan usaha dan atau profesi.

 Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi dikenakan


bagi pengguna jasa.

 Pembekuan Izin Usaha dan atau Profesi.

 Pencabutan Izin Usaha dan atau Profesi.

3. Aspek Hukum Ketenagakerjaan

Hukum Ketenaga Kerjaan adalah aturan hukum yang mengatur


mengenai praktek pekerjaan dilapangan, sistem & program K3, sistem
pengupahan, hak bekerja, dan hubungan pekerja.

Beberapa peraturan mengenai ketenaga kerjaan antara lain :

 No. 1/1970 : Keselamatan Kerja

 No. 3/1992 : Jamsostek

 No. 20/1999: Pengesahan konvensi ILO no. 138

 No. 12/2003 : Ketenagakerjaan

 Peraturan Pemerintah No. 28/2002 : penyelenggaraan program


Jamsostek.

 Keputusan Presiden No. 21/1993 : penyakit yang timbul akibat


hubungan kerja.

 Peraturan Menteri Naker Trans.

 No. 01/MEN+/1980 : K3 pada konstruksi bangunan.

7
 No. Per-05/MEN/1993 : Juknis pendaftaran, pembayaran iuran &
santunan Jamsostek.

4. Aspek Hukum Pertahanan

Menyangkut kepemilikan tanah yang digunakan dalam pembangunan


konstruksi.

5. Aspek Hukum Pendanaan

Menyangkut pendanaan yang digunakan untuk membiayai pekerjaan


konstruksi.

6. Aspek Hukum Lingkungan

Menyangkut masalah lingkungan disekitar konstruksi.

II.6 Aspek Manajemen


Aspek Manajemen terbagi menjadi 7 bagian :

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat dikategorikan
sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian kategori
ini dimaksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya
dapat maksimal dengan beban ekonomis yang memadai.

Tenaga kerja/karyawan yang berstatus tetap biasanya dikelola


perusahaan dengan pembayaran gaji tetap setiap bulannya dan diberi
beberapa fasilitas lain dalam rangka memelihara produktivitas kerja
karyawan serta rasa kebersamaan dan rasa memiliki perusahaan.

Hal ini dilakukan agar karyawan tetap sebagai aset perusahaan dapat
memberikan karya terbaiknya serta memberikan keuntungan bagi
perusahaan sesuai dengan keahlian yang dimiliknya.

Adanya tenaga kerja tidak tetap dimaksudkan agar perusahaan tidak


terbebani oleh pembayaran gaji tiap bulan bila proyek tidak ada atau

8
jumlah kebutuhan tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek dapat
disesuaikan dengan jumlah yang seharusnya.

2. Manajemen Sumber Daya Peralatan

Dalam penentuan alokasi sumber daya peralatan yang akan digunakn


dalam suatu proyek, kondisi kerja serta kondisi peralatan perl diidentifikasi
dahulu. Beberapa yang perlu diidentifikasi adalah :

• Medan Kerja, identifikasi ini untuk menentukan kondisi medan kerja


dari tingkat mudah, sedang,atau berat.Kapasitas peralatan yang
digunakan dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi tersebut.

• Cuaca, identifikasi ini perlu dilakukan khususnya pada proyek dengan


keadaan lahan terbuka.Cuaca basah/hujan cenderung menyulitkan
pengendalian peralatan,baik mobilisasinya atau manuver-manuver
yang akan dilakukan dilokasi setempat.

• Mobilitas peralatan ke lokasi proyek perlu didrencanakan dengan detail,


khususnya untuk peralatan berat. Akan ada kesulitan bila rute
perjalanan menuju proyek bila tidak didukung oleh keadaan jalan atau
jembatan kecil atau tidak memadai.

• Komunikasi yang memadai antar-operator pengendali dengan


pengendali pekerjaan harus terjalin baik, denga perlatan komunikasi
yang cukup dan harus tersedia agar langkah-langkah pekerjaan yang
dilakuka sesuai rencana.

• Fungsi peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk


menghidari tingkat pemakaian yang tidak efektif dan efisien.

• Kondisi peralatan harus layak pakai agar pekerjaan tidak tertunda


karena peraltan rusak. Bila perlu tenaga mekanikal harus disiapkan
guna mengatasi kerusakan-kerusakan alat.

3. Manajemen Sumber Daya Material

9
Dalam pengelolaan material dibutuhkan beragam informasi tentang :

• Kualitas material yang dibutuhkan menggunakan tipe tertentu dengan


mutu harus sesuai dengan persyaratkan dalam spesifikasi proyek.

• Spesifikasi teknik material, merupakan dokumentasi persyaratan teknis


material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk pemenuhan
kebutuhan maerial.

• Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok adalah


dengan memilih harga yang paling murah dengan kualitas material
terbaik.

• Waktu pengiriman/delivery menyesuaikan dengan jadwal pemakaian


material, biasanya beberpa material dikrim sebelum pekerjaan dimulai.

• Pajak penjualan material, dibebankan pada pemilik proyek yang telah


dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga proyek
keseluruhan.

• Termin pembayaran logistik material harus disesuaikan dengan


cashflow proyek agar likuiditas keuangan proyek tetap aman.

• Pemasok material adalah rekanan terpilih, telah bekerja sama dengan


baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek
sebelumnya.

• Gudang penimbunan material harus cukup untuk menampung material


yang siap dipakai, sehingga kapasitas dan lalu lintas materialnya harus
diperhitungkan.

• Harga material dapat naik sewaktu-waktu saat proyek dilaksanakan,


sehngga eskalasi harga harus dimasukan dalam komponen harga satuan.

• Jadwal penggunaan material harus sesuai, antara kebutuhan proyek


dengan waktu pengiriman material dan pemasok. Oleh karena itu,
penggun subschedule material yang untuk tiap-tiap item pekerjaan

10
mutlak dilakukan agar tidak mempengaruhi ketersediaan material dalam
proyek.

4. Manajemen Keuangan

Dalam mengelola suatu proyek, dibutuhkan perencanaan matang


dalam hal aliran kas masuk dan kas keluar, yang disebut Aliran Kas
(Cashflow). Aliran kas memuat penggunaan dana selama proyek
berlangsung, berupa :

• Kas keluar, seperti : penggunaan modal, pembayaran tenaga kerja dan


staff kantor, pembelian material, sewa/beli peralatan, pembayaran
subkontraktor dan pemasok pembayaran pajak, pembayaran asuransi,
retensi, pembayaran pinjaman serta bung bank serta biaya overhead.

• Kas masuk, seperti: modal awal, pinjaman dari bank,uang muka


proyek, penerimaan termin pembayaran.

5. Manajemen Mutu

Jaminan mutu (quality assurance) dapat diperoleh dengan melakukan


proses berdasarkan kriteria material atau kerja yang telah ditetapkan
hingga didapat standar produk akhir, dapat pula dengan melaukukan suatu
proses prosedur kerja yang berbentuk sistem mutu hingga didapat standar
sistem mutu terhadap produk akhir.

Pengendalian tiap-tiap proses (quality control) dimaksudkan untuk


menjamin mutu material atau kerja yang diperoleh sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang diterapkan.

6. Manajemen Waktu

Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan


kegiatan proyek beserta durasi dan penggunaan sumber daya. Dari semua
informasi dan data yang telah diperoleh, dilakukan proses penjadwalan
sehingga akan ada output berupa format-format laporan lengkap mengenai
indikator progres waktu, sebagai berikut :

11
• Barchart

• Network Planning

• Kurva S

7. Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

K3 merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran


tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu
tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat
berupa tingkat kecelakaan kerja yang tinggi.

Integrasi diperlukan untuk memastikan bahwa tugas menjalankan


program K3 dapat dicapai sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan.

II.7 Aspek Ekonomi/Finansial


Dalam aspek ini dibahas mengenai pembangunan proyek bagi
sektor perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan. Penggunaan
sumber daya oleh suatu proyek ada pengorbanan (opportunity cost). Oleh
karena itu manfaat yang dihasilkan oleh proyek harus lebih besar dari
pengeluaran proyek sehingga memberikan manfaat bafi masyarakat dan
perekonomian.

Indikator penilaian dalam analisis untuk menentukan kelayakan


ekonomi,yaitu Nilai Sekarang Bersih, Rasio Manfaat Biaya, dan Tingkat
Bunga Pengembalian ekonomi. Dalam indikator ini digunakan perhitungan
nilai sekarang (present value) atas arus benefit dan biaya selama umur
proyek (Gray, 2007).

1. Nilai Bersih Sekarang


Metode NPV membandingkan semua komponen biaya dan manfaat
dari suatu usulan alternatif pada acuan yang sama, sehingga dapat
diperbandingkan satu dengan lainnya. Dalam hal ini yang digunakan adalah
besaran netto (setelah diskon) dan secara matematis diformulasikan seperti
pada persamaan 2.1 (Puslitbang Jalan dan Jembatan, 2005).

12
NPV = ∑({Bt – Ct}/{ 1 +i}t)
T=0
Dengan:
Bt = besaran total dari komponen manfaat pada tahun ke n
(~PV manfaat)
Ct = besaran total dari komponen biaya pada tahun ke n (~PV
biaya)
i = opportunity cost of capital (tingkat suku bunga yang berlaku)

t = Tahun (0,1,2,3,..., n)

n = waktu yang ingin dicari

Dari persamaan tersebut maka NPV merupakan selisih antara total PV


manfaat dan total PV biaya, untuk menghitung nilai sekarang terlebih dulu
ditentukan tingkat bunga relevan. Suatu rencana rencana proyek dianggap
layak jika nilai NPV lebih besar dari nol. Ketika nilai NPV sama dengan nol
maka dikatakan balik modal dan jika NPV lebih kecil dari nol maka
investasi tersebut merugi dan harus ditolak atau dikaji kembali dengan
melakukan perpanjangan masa konsesi atau asumsi suku bunga yang
diturunkan.

2. Rasio Manfaat Biaya


Metode rasio manfaat biaya (Benefit Cost Ratio) diperoleh dengan
membandingkan nilai sekarang (Present Value) dari arus
pendapatan/manfaat dengan nilai sekarang biaya.

∑ Bt / (1 + i)t

BCR = ∑ Ct / (1+i)t dengan :


Bt = besaran total dari komponen manfaat pada tahun ke n (~PV
manfaat)
Ct = besaran total dari komponen biaya pada tahun ke n (~PV
biaya)
i = opportunity cost of capital (tingkat suku bunga yang berlaku)
t = Tahun (0,1,2,3,..., n)

13
n = waktu yang ingin dicari

Suatu proyek dinyatakan layak bilamana nilai BCR-nya adalah lebih


besar dari satu (BCR>1) atau minimal sama dengan 1. Dalam hal ini jika
BCR = 1 dapat pula diartikan sebagai pendapatan sama dengan biaya.

3. Tingkat Bunga Pengembalian Ekonomi


Metode tingkat bunga pengembalian ekonomi (Economic Internal
Rate of Return) adalah menghitung tingkat bunga yang menyamakan
nilai sekarang proyek (NPV Cost) dengan nilai sekarang manfaat (NPV
Benefit) yang diperoleh dimasa-masa mendatang atau dengan kata lain
pada saat suku bunga berapa diperoleh NPV sama dengan nol atau
tingkat suku bunga berapa diperoleh BCR sama dengan satu. Bila tingkat
bunga EIRR lebih besar daripada tingkat bunga yang relevan atau tingkat
kelayakan yang disyaratkan, maka investasi dinyatakan layak dan
demikian pula sebaliknya bila lebih kecil daripada tingkat kelayakan
yang disyaratkan, maka dinyatakan tidak layak. Biasanya tingkat bunga
yang disyaratkan berdasarkan suku bunga pinjaman perbankan yang
berlaku dipasaran (Opportunity Cost of Capital).
Pada biaya dan manfaat tahunan konstan perhitungan EIRR dapat
dilakukan dengan dasar tahunan tetapi bila tidak konstan maka dilakukan
dengan dasar nilai sekarang (present value) yang dihitung dengan cara
trial and error menggunakan persamaan dan gambar dibawah ini

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 1. Interpolasi IRR

14
dengan :

NPV1 = NPV bernilai positif

NPV2 = NPV bernilai negatif

EIRR1 = Suku bunga pertama

EIRR2 = Suku bunga kedua

4. Identifikasi Biaya dan Manfaat


Komponen biaya (cost) dan manfaat (benefit) merupakan faktor utama dalam
analisis kelayakan ekonomi sehingga perlu diidentifikasi untuk mengetahui apa
saja yang signifikan dan yang tidak signifikan yang akan muncul selama masa
pelayanan (time horison) proyek.

Komponen biaya proyek yang biasanya diperhitungkan dalam analisis terdiri


dari : Biaya pengadaan tanah; biaya konstruksi meliputi perkerasan berbutir,
perkerasan aspal, struktur, pengembalian kondisi dan pekerjaan minor serta
pekerjaaan pemeliharaan; dan biaya penanganan Jembatan Batu Tatal.

Pembangunan jembatan juga membawa berbagai macam keuntungan


untuk masyarakat, baik secara langsung (direct benefits) maupun tidak langsung
(direct benefits).

Keuntungan langsung merupakan manfaat langsung dan nampak jelas dari


hasil adanya suatu proyek. Manfaat ini bisa berupa :

a. Adanya kenaikan dari nilai output fisik dari kegiatan yang ditangani
proyek.
b. Kenaikan nilai dari pada output yang disebabkan karena adanya
perbaikan kualitas.

15
c. Kenaikan nilai output karena adanya perubahan bentuk
d. Penurunan biaya yang disebabkan oleh adanya mekanisasi.
e. Penurunan biaya yang disebabkan oleh penurunan biaya pengangkutan.
f. Penurunan biaya yang disebabkan terhindar dari adanya kerugian,
seperti kerusakan dan lain sebagainya.
Keuntungan yang terkait dengan pemakai jalan secara tidak langsung
digolongkan dalam keuntungan yang terdiri dari (Karmawan, 1976) :

1) Penghematan biaya perjalanan


2) Penghematan waktu perjalanan
3) Keselamatan dan kenyamanan perjalanan.

Dari ketiga keuntungan tersebut dalam studi kelayakan keuntungan


penghematan biaya perjalanan dan penghematan waktu perjalanan.
Penghematan biaya perjalanan dapat dihitung dengan nilai uang secara
nyata. Jalan baru yang baik dapat mempercepat perjalanan, mengurangi
kerusakan kendaraan, menaikan kapasitas angkutan, jadi akan menurunkan
biaya operasi kendaraan (BOK) dan ongkos angkutan akan lebih murah.

Sedangkan untuk menghitung waktu perjalanan adalah dengan


mengkuantitatifkan nilai waktu yaitu dengan menggambarkan nilai waktu
sebagai opportunity cost yang dihasilkan akibat hilangnya kesempatan
produktif karena adanya suatu perjalanan. Dalam perhitungan nilai waktu
digunakan metode pendapatan (income method) yang hanya membutuhkan dua
faktor yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per - kapita dan jumlah
jam kerja dalam setahun dengan asumsi waktu tersebut yang menghasilkan
PDRB.

5. Biaya Operasi Kendaraan


Biaya Operasi Kendaraan (BOK) merupakan semua biaya yang diperlukan
untuk mengoperasikan kendaraan melalui suatu kondisi lalulintas dan kondisi
jalan tertentu per - kilometer jarak tempuh (Puslitbang Jalan dan Jembatan,

16
2005). BOK terdiri dari dua komponen utama, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (running cost).

Biaya tetap adalah biaya yang terjadi pada awal dioperasikannya suatu
sistem angkutan umum yang harus dikeluarkan secara tetap meskipun armada
kendaraan perusahaan tersebut belum atau tidak beroperasi. Komponen biaya
tetap meliputi biaya depresiasi kendaraan, biaya awak kendaraan, biaya
asuransi kendaraan, dan biaya overhead yang kesemuanya harus dihitung
dalam penentuan tarif kendaraan.

Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan
beroperasi yang besarnya tergantung dari penggunaan kendaraan tersebut.
Komponen - komponen biaya tidak tetap meliputi biaya konsumsi bahan bakar,
biaya konsumsi oli, biaya konsumsi suku cadang, biaya upah tenaga
pemeliharaan kendaraan, dan biaya konsumsi ban.

6. Nilai Waktu Uang


Untuk menghitung biaya (cost) dan manfaat (benefit) suatu rencana
proyek harus diperhitungkan nilai untuk waktu tertentu terhadap suatu mata
uang. Hal yang sangat penting dalam nilai waktu uang adalah pertambahan
nilai uang (growth of money) dan inflasi. Bila mempunyai sejumlah uang pada
saat ini kemudian uang tersebut ditabung atau diinvestasikan pada suatu usaha,
maka akan mendapatkan bunga atau tambahan uang sebagai hasil usaha pada
suatu saat yang akan datang, pertambahan inilah yang disebut sebagai
pertambahan nilai uang (Nasution, 2003). Adanya inflasi menyebabkan daya
beli sejumlah uang pada saat ini lebih tinggi dari pada daya beli uang tersebut
dimasa yang akan datang.
Contoh analisa ekonomi dalam pembangunan jembatan.

Analisis Ekonomi
Dalam studi ini analiais dilakukan dengan menggunakan 1 (satu)
kombinasi tingkat suku bunga yaitu : 12%, laju inflasi dengan asumsi rata-rata
inflasi Kabupaten Lamandau sebesar 7,9% dan pertumbuhan kendaraan
dengan tingkat pertumbuhan sedang sebesar 3% (negara berkembang).

17
Analisis ini didasarkan pada komponen biaya (Tabel 4) dan manfaat (PBPJ).

Dengan menggunakan rumus Pn=Po*(1+Inflasi)n-1 maka dapat dihitung


proyeksi BOK dan penghematan biaya pemakai jalan (PBPJ) untuk
menentukan proyeksi manfaat selama 30 tahun. Berikut rekapitulasi
perhitungan analisa pembangunan Jembatan Batu Tatal selama 50 tahun

18
Rekapitulasi Perhitungan Analisa Ekonomi Pembangunan Jembatan Batu Tatal

Pembebasa Pemeliharaan Jembatan Nilai Sekarang


Pembangu
n DR
Tahun nan Rutin Berkala Total Biaya Total Manfaat Biaya Manfaat
12%
Lahan
0 1 2 3 4 5=1+2+3+4 6=Tabel 4.28 7 8=5 x 7 9=6 x 7

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

2016 1842893140 18 500 681 1850068140


71 750 000 0 400 7597455598 1,00 0 7597455598
1988481698 19 884 816 1775430087
1 981 8672252448 0,893 6 7743082543
375683339,9 375 683 340 9609117112 0,797 299492458,5 7660329330

405362323,8 405 362 324 10647428791 0,712 288528895,3 7578629504

437385947,4 437 385 947 11798196962 0,636 277966676,8 7497967462

471939437,2 471 939 437 13073628402 0,567 267791110,9 7418327857

2022 2546113264 2 546 113 264 14487257662 0,507 1289940217 7339695592

549451242,3 549 451 242 16054091776 0,452 248543838,3 7262055818

592857890,5 592 857 890 17790770764 0,404 239445358,5 7185393924

639693663,8 639 693 664 19715745680 0,361 230679948,1 7109695542

690229463,2 690 229 463 21849476090 0,322 222235414,3 7034946535

2027 3723787954 3 723 787 954 24214649131 0,287 1070500054 6961132994

19
Pembebasa Pemeliharaan Jembatan Nilai Sekarang
Pembangu
n DR
Tahun nan Rutin Berkala Total Biaya Total Manfaat Biaya Manfaat
12%
Lahan
0 1 2 3 4 5=1+2+3+4 6=Tabel 4.28 7 8=5 x 7 9=6 x 7

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

2061 5330101835 53 301 018


7 357 895160353806 0,005 290206051,2 4873845931
1150235976 11 502 359
1 761 992757445269 0,005 55916487,36 4826097452
1241104618 12 411 046 110101458118
3 183 2 0,004 53869544,52 4778900435
1339151883 13 391 518 122109807108
1 831 5 0,004 51897534,41 4732247325
2066 1444944881 14 449 448 135430202991
9 819 7 0,003 49997713,95 4686130685
4805401949 31090962075
PW 8 5

26285560125
NPV 8

BCR 6,47

20
Perhitungan IRR Pembangunan Jembatan Batu
Tatal

Internal Rate Tahun Faktor Bunga


Tahun Total Biaya Total Manfaat Nilai Sekarang
of Return Ke Majemuk
(IRR) Biaya Manfaat
1 2 3 4 5 6 7=2 x 6 8=3 x 6
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp)

2016 18 500 681 400 7597455598 44,62% 0 1,00 18500681400 7597455598

2017 19884816981 8672252448 44,62% 1 0,6915 13749700581 5996578930

2018 375683339,9 9609117112 44,62% 2 0,4781 179624355,1 4594378511

2019 405362323,8 10647428791 44,62% 3 0,3306 134016511,6 3520137864

2020 437385947,4 11798196962 44,62% 4 0,2286 99988809,33 2697132072

2021 471939437,2 13073628402 44,62% 5 0,1581 74600971,7 2066590129

2022 2546113264 14487257662 44,62% 6 0,1093 278296392,1 1583492611

2023 549451242,3 16054091776 44,62% 7 0,0756 41527009,7 1213353203

2024 592857890,5 17790770764 44,62% 8 0,0523 30983019,96 929753680,5

2025 639693663,8 19715745680 44,62% 9 0,0361 23116220,81 712455908,7

2026 690229463,2 21849476090 44,62% 10 0,0250 17246855,38 545955764,5

2027 3723787954 24214649131 44,62% 11 0,0173 64338808,45 418375506,7

2061 9879706832 807172165737 44,62% 45 0,0000 608,7906639 49738,20449

2062 53301018357 895160353806 44,62% 46 0,0000 2271,072903 38141,38052

2063 11502359761 992757445269 44,62% 47 0,0000 338,8864143 29248,95568

2064 12411046183 1101014581182 44,62% 48 0,0000 252,8408526 22430,13694

2065 13391518831 1221098071085 44,62% 49 0,0000 188,6428433 17201,29098

2066 14449448819 1354302029917 44,62% 50 0,0000 140,7451445 13191,60594

22
BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Dalam pembangunan jembatan terdapat beberapa aspek yang harus ditinjau
yaitu:

1. Aspek kebutuhan
2. Aspek teknis
 Topografi
 Geometri
 Geoteknik
 Hidrologi
 Struktur Jembatan
3. Aspek sosial
4. Aspek lingkungan yang terdapat 3 tinjauan yaitu:
 Prakontruksi
 Semasa kontruksi
 Pasca kontruksi
5. Aspek hukum yang ditinjau yaitu:
 Hukum Perdata
 Hukum Administrasi Negara
 Hukum Ketenagakerjaan
 Hukum Pertanahan
 Hukum Lingkungan
 Hukum Pendananaan
6. Aspek Manajemen yang dikaji yaitu:
 Manajemen sumber daya manusia
 Manajemen sumber daya peralatan
 Manajemen sumber daya material
 Manajemen keuangan
 Manajemen mutu
 Manajemen waktu
 Manajemen K3
7. Aspek Ekonomi yang harus diperhitungkan dalam mengkaji aspek
ekonomi adalah:
 NPV
 Rasio manfaat biaya
 Tingkat bunga pengembalian ekonomi
 Identifikasi biaya dan manfaat
 Biaya operasi kendaraan
 Nilai waktu uang

Dari hasi perhitungan analisa kelayakan ekonomi dapat disimpulkan bahwa


pembangunan Jembatan Batu Tatal tersebut laya kuntuk dibangun, dengan
hasil sebagai berikut:

1. Net Present Value (NPV)


Suku bunga 12 %, didapat NPV = Rp. 262.855.601.258,00

2. Benefit Cost Ratio (BCR)


Suku bunga 12 %, didapat BCR = 6,47

3. Internal Rate of Return (IRR), sebesar 44,62 %


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai