Anda di halaman 1dari 14

Percepatan Penerbitan Akta Kelahiran Setelah Berlakunya Permendagri Nomor 9

Tahun 2016 Tentang Percepatan Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran


(Studi Pada Masyarakat Adat Karuhun Urang, Kelurahan Cigugur, Kecamatan
Cigugur, Kabupaten Kuningan)

JURNAL HUKUM
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna
menyelesaikan Program Sarjana (S1) Ilmu Hukum

Oleh :
GILANG PRATAMA VIRGIANA
NIM : 11010111130124

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

Percepatan Penerbitan Akta Kelahiran Setelah Berlakunya Permendagri Nomor 9


Tahun 2016 Tentang Percepatan Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran
(Studi Pada Masyarakat Adat Karuhun Urang, Kelurahan Cigugur, Kecamatan
Cigugur, Kabupaten Kuningan)

JURNAL HUKUM
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna
menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Ilmu Hukum

Oleh :
GILANG PRATAMA VIRGIANA
NIM : 11010111130124

Jurnal Hukum dengan judul di atas telah disahkan dan disetujui untuk diperbanyak

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. SUKIRNO,S.H., M.Si Hj.SRI SUDARYATMI, S.H.,M.HUM


NIP. 196409241990011001 NIP. 195309201987032001

ii
Percepatan Penerbitan Akta Kelahiran Setelah Berlakunya Permendagri Nomor 9
Tahun 2016 Tentang Percepatan Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran
(Studi Pada Masyarakat Adat Karuhun Urang, Kelurahan Cigugur, Kecamatan
Cigugur, Kabupaten Kuningan)

Gilang Pratama Virgiana, Sukirno, Sri Sudaryatmi


Program Studi S1 Ilmu Hukum,Fakultas Hukum,Universitas Diponegoro
E-mail : pratamavirgiana@gmail.com

Abstrak

Kepemilikan Akta kelahiran merupakan hak dasar bagi setiap anak karena dalam akta ini
memuat status dan identitas diri anak. Masih rendahnya tingkat cakupan kepemilikan akta kelahiran di
Indonesia mendorong Pemerintah menetapkan peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan
kepemilikan akta kelahiran. Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
9 Tahun 2016 tentang Percepatan Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran. Akan tetapi
dalam implementasinya terhadap masyarakat penghayat kepercayaan masih terbentur dengan berbagai
macam persoalan. Salah satu masyarakat penghayat kepercayaan yang masih kesulitan dalam
pemenuhan haknya perihal percepatan peningkatan cakupan kepemilikan Akta Kelahiran adalah
masyarakat Adat Karuhun Urang (AKUR) di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Dengan
adanya Permendagri tersebut masih belum memberikan kemudahan bagi masyarakat AKUR dalam
pemenuhan haknya. Dalam penelitian ini berupaya menyingkap problem-problem yang
melatarbelakangi kesulitan yang dialami masyarakat AKUR dalam pembuatan Akta Kelahiran
berdasarkan Permendagri No.9 Tahun 2016. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode pendekatan yang bersifat yuridis empiris dengan spesifikasi penelitian deskriptif
analitis. Data primer dan data sekunder dibutuhkan dalam metode pengumpulan data. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa Permendagri tersebut tidak dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kuningan pada masyarakat AKUR. Hal tersebut
dikarenakan menurut Dinas terkait Permendagri tersebut tidaklah digunakan untuk masyarakat adat
tetapi untuk masyarakat umum. Akan tetapi sebagai perbanding, Disdukcapil Kabupaten Lebak telah
melaksanakan Permendagri tersebut terhadap masyarakat adat Baduy. Oleh karena itu diharapkan
adanya kelonggaran dari Disdukcapil Kabupaten Kuningan terhadap masyarakat AKUR demi
pemenuhan haknya sebagai bagian dari warga Negara Indonesia.

Kata kunci : Akta Kelahiran, AKUR, Masyarakat Adat, Penghayat Kepercayaan

Abstract

Ownership A birth certificate is a basic right for every child because in this deed contains
the status and identity of the child. The low level of coverage of birth certificates in Indonesia
encourages the Government to enact a regulation aimed at increasing the coverage of birth certificate

iii
ownership. The regulation is stipulated in the Regulation of the Minister of Home Affairs No. 9 of
2016 on Acceleration of Increasing the Coverage of Birth Certificate Ownership. However, in its
implementation of the believer community still collided with various problems. One of the believer
community that still difficulties in fulfilling their right concerning acceleration of increasing the scope
of ownership of Birth Certificate is Indigenous Karuhun Urang (AKUR) in Cigugur District, Kuningan
Regency. With the Permendagri is still not providing facilities for the AKUR people in the fulfillment
of their rights. In this research is trying to uncover the problems underlying the difficulties experienced
by AKUR community in making Birth Certificate based on Permendagri No.9 of 2016. The method
used in this research is empirical juridical approach method with analytical descriptive research
specification. Primary data and secondary data are required in data collection methods. The results of
this study indicate that the Permendagri is not implemented by the Department of Population and Civil
Registration (Disdukcapil) Kuningan District in the community AKUR. This is because according to
the Permendagri related Office is not used for indigenous people but for the general public. However,
as a comparison, Disdukcapil Lebak District has implemented the Permendagri against Baduy
indigenous people. Therefore, it is expected that there will be a leeway from Disdukcapil of Kuningan
Regency to the AKUR people for the fulfillment of their rights as part of Indonesian citizens.

Keywords: Birth Certificate, AKUR, Indigenous Peoples, Believers of Faith

I. PENDAHULUAN mereka diakui keberadaannya? Atau


bahkan dilarang keberadaanya?
Indonesia merupakan sebuah Dalam Konstitusi telah dijelaskan
negara religius yang mengakui akan mengenai kebebasan memeluk agama
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, hal yang tertuang dalam Pasal 28E ayat
ini jelas disebutkan dalam dasar negara (1), 28E ayat (2), 28I ayat (1) dan 29
yaitu Pancasila sila pertama yang ayat (2) UUD 1945.
berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Akan tetapi adanya Undang-
Dalam penjelasan Pasal 1 Undang- Undang Nomor 1/PNPS/1965, seolah-
Undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang olah menimbulkan adanya batasan-
Pencegahan Penyalahgunaan dan atau batasan tertentu bagi seseorang dalam
Penodaan Agama dinyatakan bahwa hal memeluk agama selain keenam
agama-agama yang dipeluk oleh agama yang disebutkan. Sementara
penduduk Indonesia ialah Islam, yang pada dasarnya merupakan
Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan “agama” asli dari Indonesia yang telah
Khong Hu Cu. Akan tetapi, pada hidup bahkan sebelum Indonesia
kenyataanya hidup berbagai macam merdeka seolah-olah terpinggirkan.
kepercayaan adat atau kepercayaan Hal tersebut menimbulkan
lokal yang tersebar di berbagai penjuru diskriminasi terhadap para penganut
Indonesia diluar dari enam agama agama diluar keenam agama tersebut
tersebut. Lalu, bagaimanakah terutama pada para penganut
kedudukan para pemeluk kepercayaan kepercayaan lokal. Salah satu
lokal tersebut dimata hukum? Apakah masyarakat lokal yang hingga saat ini

1
masih mengalami kesulitan dalam hal perkawinan,2 maka dengan
pemenuhan hak-hak sipil mereka diberikannya identitas diri anak sejak
adalah kepercayaan Adat Karuhun anak tersebut dilahirkan, merupakan
Urang (AKUR) yang terdapat di suatu bentuk perlindungan hukum
Kecamatan Cigugur Kabupaten yang paling mendasar bagi anak.
Kuningan Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian, apabila dalam suatu
AKUR atau yang dulunya biasa perkawinan telah memperoleh
disebut Agama Djawa Sunda keturunan, maka tujuan perkawinan
merupakan salah satu kepercayaan dianggap telah tercapai dan proses
lokal di Nusantara yang dipercayai untuk melanjutkan generasi dapat
oleh sejumlah masyarakat yang ada di berjalan.3 Oleh sebab itu, semestinya
Cigugur, Kuningan beserta beberapa semenjak seorang anak dilahirkan
daerah lainnya yang ada di Jawa Barat. haruslah mempunyai identitas yang
Agama Djawa Sunda ini didirikan oleh jelas sehingga kelak tidak menghambat
Pangeran Sadewa Alibassa Widjaja perkembangannya dimasa yang akan
Ningrat atau biasa disebut Kyai datang.
Madrais pada abad ke-19.1 Dalam Pasal 3 Undang-Undang
Diskriminasi terhadap masyarakat Nomor 23 Tahun 2006 tentang
komunitas AKUR masih dirasakan Administrasi Kependudukan
hingga saat ini. Meski demikian, dinyatakan bahwa “setiap penduduk
masyarakat komunitas AKUR sebagai wajib melaporkan peristiwa
salah satu agama lokal terus kependudukan dan peristiwa penting
memperjuangkan hak-haknya sebagai yang dialaminya kepada instansi
warga negara. pelaksana dengan memenuhi
Kesulitan yang dialami persyaratan yang diperlukan dalam
masyarakat AKUR dimulai dari tidak pendaftaran penduduk dan pencatatan
dicatatkannya perkawinan mereka sipil”, yang berarti bahwa setiap anak
yang disebabkan karena tidak yang lahir haruslah segera dilakukan
diakuinya agama mereka sehingga pencatatan kelahiran. Selain itu
Dinas Kependudukan dan Catatan menurut Undang-Undang Nomor 35
Sipil tidak dapat mengeluarkan akta Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
perkawinan bagi mereka. Hal tersebut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
berimbas pula terhadap keturunan 2002 tentang Perlindungan Anak
mereka dalam meperoleh akta dalam Pasal 3 dinyatakan
kelahiran. Padahal pada dasarnya “perlindungan anak bertujuan untuk
memperoleh keturunan yang sah menjamin terpenuhinya hak-hak anak
merupakan tujuan dari sebuah
2
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam Dan
1
Tendi, Sejarah Agama Djawa Sunda Di Undang-Undang Perkawinan, Yogyakarta :
Cigugur Kuningan 1939-1964, (Tesis Magister Liberti, 1999, hlm 13.
3
Humaniora, Fakultas Adab Dan Humaniora Soerjono Soekanto, hukum adat indonesia,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012, hlm
Jakarta, 2015), hlm 6. 251.

2
agar dapat hidup, tumbuh, kepemilikan akta kelahiran, karena
berkembang, dan berpartisipasi secara bagaimanapun juga mereka tetaplah
optimal sesuai dengan harkat dan anak-anak penerus bangsa yang sudah
martabat kemanusiaan, serta mendapat seharusnya diakui dan dilindungi
perlindungan dari kekerasan dan keberadaannya.
diskriminasi, demi terwujudnya anak Berdasarkan uraian diatas, maka
Indonesia yang berkualitas, berakhlak penulis bermaksud untuk memaparkan
mulia, dan sejahtera”. Dalam hal ini mengenai “Percepatan Penerbitan Akta
dapat dilihat bahwa begitu pentingnya Kelahiran Setelah Berlakunya
pencatatan kelahiran anak bagi Permendagri Nomor 9 Tahun 2016
perlindungan dan tumbuh kembang Tentang Percepatan Peningkatan
anak. Fungsi utamanya adalah untuk Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran
menunjukan hubungan antara anak (Studi Pada Masyarakat Adat Karuhun
dengan orangtuanya secara hukum.4 Urang, Kelurahan Cigugur, Kecamatan
Mengingat pentingnya akta Cigugur, Kabupaten Kuningan)”.
kelahiran ini, maka seorang anak Dengan rumusan masalah :
haruslah memilikinya, hal ini di 1. Bagaimana implementasi Peraturan
karenakan akta kelahiran merupakan Menteri Dalam Negeri Nomor 9
sebuah akta otentik yang akan menjadi Tahun 2016 tentang Percepatan
alat bukti atau dasar hukum yang kuat Peningkatan Cakupan Kepemilikan
jika terjadi masalah dikemudian hari. Akta Kelahiran pada Masyarakat
Masih rendahnya kepemilikan akta Adat Karuhun Urang oleh Dinas
kelahiran sebagai wujud pengakuan Kependudukan dan Catatan Sipil
Negara atas identitas anak pada Kabupaten Kuningan?
komunitas AKUR ini mulai 2. Apa respon dan hambatan yang
mendapatkan angin segar dengan dialami oleh Masyarakat Adat
ditetapkannya Peraturan Menteri Karuhun Urang dalam
Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2016 implementasi Peraturan Menteri
tentang Percepatan Peningkatan Dalam Negeri tersebut?
Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran.
Diharapkan dengan ditetapkannya
peraturan tersebut lebih dapat II. METODE
mengakomodir dan mempermudah Metode pendekatan yang
dalam proses untuk memperoleh akta digunakan dalam penulisan hukum ini
kelahiran, khususnya bagi masyarakat sendiri adalah yuridis empiris.
yang memeluk aliran kepercayaan Menurut Ronny Hanitijo Soemitro
sesuai dengan tujuan peraturan pendekatan yuridis empiris adalah
tersebut yaitu untuk meningkatkan pendekatan kepustakaan yang
berpedoman pada peraturan-peraturan,
4
Victor M. Situmorang dan Cormentyna buku-buku, atau literatur-literatur
Sitanggang, Aspek Hukum Akta Catatan Sipil di hukum serta bahan-bahan yang
Indonesia, Ed.1, Cet 2, Jakarta : Sinar Grafika, mempunyai hubungan permasalahan
1996, hlm 3.

3
dengan pembahasan dalam penulisan dihayati dengan hati namun juga
hukum ini dan pengambilan data dengan kesadaran dan keyakinan
langsung pada objek penelitian.5 terhadap Gusti Si Kang Sawiji-wiji
Untuk memperoleh data yang yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
diperlukan dalam penelitian ini, maka Kosmologi mistisisme Jawa dikenal
penulis menggunakan jenis penelitian "Sangkan Paraning Dumadi" yaitu
deskriptif, yaitu suatu penelitian yang suatu pandangan yang menyadarkan
dimaksudkan untuk memberikan tentang asal-usul kehidupan,
gambaran tentang keadaan subyek perkembangan dan juga tujuan hidup
dan/atau objek penelitian sebagaimana manusia.7
adanya. Sehingga penelitian diskriptif Agama Djawa Sunda didirikan
ini bertujuan untuk memberikan data oleh Pangeran Sadewa Alibasa
seteliti mungkin secara sistematis dan Kusuma Wijaya Ningrat yang dikenal
menyeluruh mengenai proses dengan Pangeran Madrais atau Kyai
perolehan akta kelahiran pada Madrais, putra Pangeran Alibasa
masyarakat Adat Karuhun Urang. (Pangeran Gebang yang ke sembilan)
dari pernikahannya dengan R. Kastewi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN keturunan kelima dari Tumenggung
Jayadipura Susukan.8
A. Sejarah AKUR Madrais dilahirkan di Susukan
Ciawi Gebang pada tahun 1822.
AKUR atau yang lebih dikenal Kemudian pada tahun 1825 dia
masyarakat dengan Agama Djawa dititipkan kepada Ki Sastra Wedana
Sunda maupun Sunda Wiwitan, seorang Kuwu di Cigugur, dengan
merupakan suatu kepercayaan yang harapan kelak dapat meneruskan
hidup terpusat di Kecamatan Cigugur, perjuangan leluhurnya dalam usaha
Kabupaten Kuningan. Sunda wiwitan menentang penjajahan.9
adalah sebuah aliran kepercayaan Masyarakat sekitar kemudian
orang-orang Sunda terdahulu. Mereka menamainya Agama Djawa Sunda
meyakini kepercayaan tersebut sebagai karena Kyai Madrais sering mengupas
kepercayaan Sunda asli / kepercayaan dan mengajarkan nila-nilai kebangsaan
masyarakat asli Sunda.6 Adat Karuhun dalam tradisi spiritual Jawa dan Sunda.
Urang merupakan budaya spiritual
yang berisikan tuntunan-tuntunan 7
Selu Margaretha Kushendrawati, Sebuah
luhur mengenai bagaimana manusia Fenomena Religiositas Masyarakat di
harus berperilaku. Apa yang dimaksud Kuningan Jawa Barat, Jurnal Studi
dengan hukum suci yang harus Pembangunan Interdisiplin Vol XXIII No 1,
2004, hlm 40
8
Djatikusuma, Spiritual Culture of Karuhun
5
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Urang Tradition, (Kuningan: Cagar Budaya
Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Nasional, 1999), hlm. 1.
9
Indonesia, Jakarta, 2001, hlm 10. Djatikusuma, Paseban Tri Panca Tungal,
6
Roger L Dixon, Sejarah Suku Sunda, jurnal (Kuningan: Cagar Budaya Nasional, 1979),
veritas, Oktober, 2000, hlm 203 hlm.5.

4
Sebenarnya Kyai Madrais mendirikan sekitar 1600 orang pengikutnya.11
ADS mempunyai maksud terselubung, Akibatnya timbul kekhawatiran dari
yaitu untuk membangkitkan kesadaran pihak Pastor akan kembalinya
masyarakat Cigugur khususnya dan penganut Katolik ke Agama Djawa
Kuningan Jawa Barat umumnya untuk Sunda. Maka untuk menghormati
melawan penjajahan Belanda. Pastor Pangeran Djatikusuma
Akibatnya Kyai Madrais pernah melarang bekas pengikutnya yang
ditangkap dan dibuang oleh Belanda sudah beragama (Katolik) untuk
ke Boven Digul Papua Barat pada kembali ke ADS kecuali jika secara
Tahun 1901.10 Kyai Madrais pun resmi sudah menyatakan keluar dari
meninggal dunia pada tahun 1939 dan agama Katolik. Rupanya hal tersebut
dimakamkan di Pasir Cigugur. malah menjadi bumerang. Pangeran
Sepeninggalannya Kyai Madrais, Djatikusuma telah dituduh menyuruh
bimbingan kepada pengikutnya murtad massal terhadap mantan
dilanjutkan oleh putranya Pangeran pengikutnya yang telah memeluk
Tejabuana Alibasa. Namun sekitar agama lain. Selanjutnya PACKU
tahun 1964, pada masa Indonesia dengan surat dari Kejari No. 44 tahun
dalam transisi dari pemerintahan Orde 1982 telah dibubarkan lagi oleh
Lama ke Orde Baru, ADS dibubarkan. pemerintah. Maka sejak dilarangnya
ADS dianggap sebagai bentuk agama PACKU dia menyebut ajarannya
baru diluar agama yang sudah ada di dengan Adat Karuhun Urang yang
Indonesia. Masyarakat ADS pada disingkat menjadi AKUR. Dengan
akhirnya dianjurkan masuk dalam AKUR ini ia masih dapat
salah satu agama seperti Kristen, mengembangkan ajarannya dengan
Katolik, Islam, Hindu, Budha ataupun leluasa.
Konghucu.
Pada akhirnya, kebanyak pengikut
Madrais kemudian lebih memilih B. Implementasi Permendagri
masuk agama Katolik. Terdapat 1770 Nomor 9 Tahun 2016 tentang
orang pengikut Madrais memeluk Percepatan Peningkatan
agama Katolik. Setelah 17 tahun Cakupan Kepemilikan Akta
memeluk agama Katolik (1964-1981), Kelahiran pada Masyarakat
Pangeran Djatikusuma (anak Pangeran Adat Karuhun Urang oleh Dinas
Tejabuana) pada tanggal 11 Juli 1981 Kependudukan dan Pencatatan
menyatakan diri keluar dari Agama Sipil Kabupaten Kuningan
Katolik, dan kembali mendirikan
PACKU (Paguyuban Adat Cara Pelayanan administrasi
Karuhun Urang) yang diikuti oleh kependudukan merupakan bagian dari
urusan wajib Pemerintah Daerah yang

10 11
Selu Margaretha Kushendrawati, Sebuah Saidi, Anas, Abdul Aziz dkk, Menekuk
Fenomena Religiositas Masyarakat di Agama, Membangun Tahta (Kebijakan Agama
Kuningan Jawa Barat, hlm 367 Orde Baru),: Desantara, 2004, hlm.312.

5
dilaksanakan oleh Dinas secara resmi pada Direktorat
Kependudukan dan Catatan Sipil. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Dinas Kependudukan dan Catatan Maha Esa berdampak luas pada aspek
Sipil mempunyai tugas dalam administrasi kependudukan, selain itu
memberikan pelayanan pencatatan Permendagri tersebut ditujukan bukan
peristiwa kependudukan yang yang untuk masyarakat adat akan tetapi
diatur sesuai dengan Undang-Undang masyarakat umum”. Tidak tercatatnya
No. 23 Tahun 2006 jo Undang-Undang perkawinan mereka pada KK juga
Nomor 24 Tahun 2013 tentang berdampak pada sulitnya mengurus
Administrasi Kependudukan dan akta kelahiran bagi anak mereka.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Dalam Permendagri tersebut,
Nomor 28 Tahun 2005 tentang dijelaskan dapat digantinya Akta
Pedoman Penyelenggaraan Perkawinan dengan SPTJM, dalam
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Pasal 4 ayat (2) Permendagri Nomor 9
Sipil di Daerah. Dalam menjalankan dijelaskan bahwa :
pemerintahan pejabat negara memakai
hukum sebagai istrumen mewujudkan “Dalam hal persyaratan berupa akta
tujuan negara. Di Kabupaten nikah/kutipan akta perkawinan
Kuningan, pelayanan penerbitan Akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
Kelahiran dilakukan oleh Dinas ayat (1) huruf b tidak terpenuhi,
Kependudukan dan Pencatatan Sipil pemohon melampirkan SPTJM
(Disdukcapil) khususnya menjadi kebenaran sebagai pasangan suami
tugas pokok Bidang Pelayanan isteri”.
Pencatatan Sipil.
Berkaitan dengan implementasi Akan tetapi, karena masyarakat
Permendagri Nomor 9 Tahun 2016, AKUR tidak dapat mencatatkan
oleh Disdukcapil Kuningan telah perkawinannya di KK selanjutnya
dilaksanakan sesuai dengan amanat dalam Pasal 5 ayat (1) ditegaskan
yang terkandung dalam Permendagri bahwa:
tersebut. Perihal implementasinya
terhadap masyarakat AKUR, “Dalam hal persyaratan berupa akta
dinyatakan bahwa masyarakat AKUR nikah/kutipan akta perkawinan
yang belum terdaftar sebagai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
organisasi pada Direktorat ayat (1) huruf b tidak terpenuhi, dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang status hubungan dalam keluarga pada
Maha Esa tidak dapat sepenuhnya KK tidak menunjukkan status
mempergunakan Permendagri tersebut hubungan perkawinan sebagai suami
sebagai dasar hukum untuk pembuatan isteri, dicatat dalam register akta
Akta Kelahiran mereka. Hal ini kelahiran dan kutipan akta kelahiran
diungkapkan oleh Kepala Bidang dengan elemen data sebagaimana
Pelayanan Pencatatan Sipil Iwan tercantum dalam lampiran yang
Dradjat Santana, SH bahwa “tidak merupakan bagian tidak terpisahkan
terdaftarnya Komunitas AKUR ini dari Peraturan Menteri ini”.

6
Apabila dilihat dari formulasi Maha Esa. Meskipun pada dasarnya
kalimat kutipan akta kelahiran yang Disdukcapil Kabupaten Kuningan
terdapat dalam lampiran Permendagri tidaklah salah dalam penerapan aturan,
tersebut, dapat disimpulkan bahwa akan tetapi tidak ada salahnya untuk
anak hanya memiliki hubungan hukum lebih lunak terhadap masyarakat
dengan ibunya saja karena masyarakat pengahayat kepercayaan seperti apa
AKUR tidak dapat menunjukan bukti yang dilakukan oleh Disdukcapil
perkawinannya dan tidak tercatat Kabupaten Lebak. Hal tersebut demi
dalam KK. melindungi hak-hak sipil masyarakat
Sebagai perbandingan, hal AKUR yang bagaimanapun juga tetap
sebaliknya terjadi pada masyarakat merupakan bagian dari warga Negara
Kanekes atau yang lebih dikenal Indonesia yang harus diperhatikan
dengan Suku Baduy, pengahayat pemenuhannya walaupun masih
Sunda Wiwitan yang desanya berada dengan adanya batasan-batasan
sekitar 38 km dari ibu kota Kabupaten tertentu.
Lebak, Rangkasbitung.
Berdasarkan pemaparan salah satu C. Respon dan Hambatan Yang
Penghayat Sunda Wiwitan yang biasa Dialami Oleh Masyarakat Adat
dipanggil Kang Sarpin, bahwa Karuhun Urang dalam
masyarakat Pengahayat Sunda Implementasi Peraturan Menteri
Wiwitan disini dapat mengurus Akta Dalam Negeri Nomor 9 Tahun
Kelahirannya dengan menggunakan 2016
STPJM di Disdukcapil Kabupaten
Lebak. Hal tersebut disebabkan karena
pencantuman status perkawinan yang Diskriminasi masih menjadi
menunjukan adanya hubungan suami hambatan utama bagi masyarakat
isteri dalam KK cukup dengan AKUR dalam hal pemenuhan hak-hak
menggunakan surat keterangan nikah mereka. Yang menjadi pokok
masyarakat Sunda Wiwitan. permasalahan disini adalah berkenaan
Berdasarkan perbandingan tersebut dengan pencatatan kelahiran. Adanya
dapat terlihat bahwa Dinas Permendagri No. 9 Tahun 2016 dirasa
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sama sekali tidak mengakomodir
Kabupaten Lebak lebih tolerir terhadap kebutuhan mereka terkait pencatatan
masyarakat pengahayat kepercayaan kelahiran. Padahal disebutkan dengan
dibandingkan dengan di Kabupaten jelas didalam konsideran, Permendagri
Kuningan. Hal tersebut berdampak tersebut dibuat demi meningakatkan
pada timbulnya kembali kesan cakupan kepemilikan akta kelahiran
diskriminatif pada masyarakat AKUR. yang tentu saja peraturan tersebut
Padahal Sunda Wiwitan di Kanekes haruslah mengakomodir seluruh
pun statusnya masih sama seperti lapisan masyarakat tanpa terkecuali
AKUR yang belum terdaftar sebagai demi menghindarai adanya kesan
organisasi pada Direktorat diskriminatif.
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

7
Hukum disini berperan sebagai adalah karena tidak terdaftarnya
instrumen dalam mewujudkan tujuan AKUR sebagai Organisasi pada
dari Negara. Dalam mewujudkan Direktorat Kepercayaan terhadap
pemerintahan yang baik, seharusnya Tuhan Yang Maha Esa. Adapun alasan
Permendagri tersebut sebagai suatu mereka enggan mendaftarkan diri ini
instrumen hukum haruslah dapat adalah karena adanya rasa trauma dari
mengakomodir seluruh lapisan masa lalu dikarenakan pada Tahun
masyarakat, karena setiap kelemahan 1964 dan juga Tahun 1982 telah dua
sistem hukum akan memberikan kali dibubarkan. Sehingga ada rasa
influence terhadap kinerja pemerintah takut terulang kembali pembuburan
secara keseluruhan.12 apabila mereka mendaftarkan diri
Akibatnya adalah timbul kesan dari sebagai organisasi.
masyarakat AKUR yang beranggapan Namun demi ketertiban hukum,
Permendagri tersebut bersifat memang alangkah baiknya apabila
diskriminatif. Dampaknya mereka AKUR didaftarkan sebagai organisasi.
malah merasa semakin terbebani Organisasi Penghayat Kepercayaan itu
karena merasa terpinggirkan dimana sendiri adalah suatu wadah Penghayat
lagi-lagi kebijakan pemerintah sama Kepercayaan yang terdaftar di
sekali dirasa tidak dapat memenuhi Departemen Dalam Negeri dan
hak-hak mereka sebagai bagian dari terinventarisasi di Departemen
warga Negara Indonesia. Kebudayaan dan Pariwisata. Tanda
Dalam pelaksanaan Permendagri Inventarisasi adalah bukti organisasi
No.9 Tahun 2016, masyarakat AKUR Penghayat Kepercayaan telah
yang tidak dapat membuktikan terinventarisasi pada Departemen
perkawinannya secara hukum ataupun Kebudayaan dan Pariwisata.
yang dalam KK tidak menunjukan Adapun syarat agar suatu Kepercayaan
hubungan suami isteri maka dalam dapat terdaftar sesuai dengan yang
Akta Kelahirannya hanyalah mengikuti tertuang dalam Pasal 5 Peraturan
garis keturunan ibunya saja. Imbasnya Bersama Menteri Dalam Negeri dan
muncul kekecewaan dari masyarakat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
AKUR karena meskipun telah muncul Nomor 43 dan Nomor 41 Tahun 2009
peraturan tentang peningkatan cakupan tentang Pedoman Pelayanan kepada
kepemilikan akta kelahiran, peraturan Penghayat Kepercayaan terhadap
tersebut sama sekali tidak berdampak Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
positif bagi mereka. Pasal 5
Hambatan utama yang menjadi
(1) Gubernur menerbitkan SKT
kendala bagi masyarakat AKUR dalam organisasi Penghayat
memperoleh pemenuhan hak nya Kepercayaan untuk provinsi.
dalam bidang pencatatan kelahiran
(2) Penerbitan SKT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan
12
Soeprapto Hartono Hadi, Pengantar Tata persyaratan sebagai berikut:
Hukum Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 2008,
hlm 7.

8
a. akte pendirian yang dibuat
oleh Notaris; Dengan demikian diharapkan
b. program kerja ditandatangani apabila telah terdaftarnya AKUR pada
ketua dan sekretaris; Direktorat Kepercayaan terhadap
c. Surat Keputusan Pendiri atau Ketuhanan Yang Maha Esa segala hak-
hasil musyawarah nasional hak nya dapat terpenuhi karena telah
atau sebutan lainnya yang mengikuti prosedur yang ada.
menyatakan susunan
kepengurusan; IV. KESIMPULAN
d. SKT minimal di 3 (tiga)
Kabupaten/Kota; 1. Berkenaan dengan implementasi
e. Foto copy Surat Keterangan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Terinventarisasi; Nomor 9 Tahun 2016 tentang
f. Riwayat hidup (biodata), pas Percepatan Cakupan Kepemilikan
foto berwarna ukuran 4 X 6 Akta Kelahiran tidaklah
cm, foto copy Kartu Tanda memberikan kemudahan bagi
Penduduk (KTP) pengurus masyarakat AKUR dalam
provinsi yang terdiri dari mengurus Akta Kelahiran mereka.
ketua, sekretaris, dan Permendagri tersebut tidak
bendahara masing-masing dilaksanakan oleh Dinas
sebanyak 1 lembar: Kependudukan dan Pencatatan
g. formulir isian; Sipil Kabupaten Kuningan pada
h. data lapangan; masyarakat AKUR dengan alasan
i. foto tampak depan dengan bahwa Permendagri itu tidak
papan nama alamat digunakan untuk masyarakat adat
kantor/sekretariat; tetapi untuk masyarakat umum.
j. Nomor Pokok Wajib Pajak; Alasan tersebut tidaklah berdasar,
k. Surat Keterangan Domisili karena Disdukcapil Kabupaten
ditandatangani oleh lurah dan Lebak justru telah melaksanakan
camat; Permendagri tersebut untuk
l. surat kontrak /izin pakai masyarakat Adat Baduy. Dengan
tempat bermaterai cukup; demikian ada perbedaan
m. surat keterangan organisasi implementasi antara Disdukcapil
tidak sedang terjadi konflik Kabupaten Kuningan dengan
internal dengan bermaterai Kabupaten Lebak.
cukup yang ditandatangani 2. Negara memiliki kewajiban untuk
ketua dan sekretaris; dan melindungi pemenuhan hak dari
n. surat keterangan bahwa tiap warga negaranya. Salah
organisasi tidak berafiliasi satunya caranya adalah dengan
dengan partai politik dengan menjadikan hukum sebagai alat
bermaterai cukup yang untuk mengatur kehidupan
ditandatangani ketua dan masyarakat. Oleh karena itu hukum
sekretaris. haruslah dapat memenuhi setiap

9
kebutuhan masyarakat dan juga Saidi, Anas, Abdul Aziz dkk,
harus dapat mengakomodir setiap “Menekuk Agama, Membangun Tahta
lapisan masyarakat. Adapun respon (Kebijakan Agama Orde Baru)”,(
secara umum dari masyarakat Desantara, 2004)
AKUR perihal Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 9 Tahun Soemiyati, “Hukum Perkawinan Islam
2016 tentang Percepatan Cakupan Dan Undang-Undang Perkawinan”,
Kepemilikan Akta Kelahiran, (Yogyakarta : Liberti, 1999)
sebenarnya masyarakat AKUR
telah mengetahui perihal adanya Selu Margaretha Kushendrawati,
Permendagri tersebut. Akan tetapi “Sebuah Fenomena Religiositas
dalam pelaksanaannya terhambat Masyarakat di Kuningan Jawa Barat”,
oleh Dinas Kependudukan dan dimuat dalam Jurnal Studi
Pencatatan Sipil Kabupaten Pembangunan Interdisiplin Vol XXIII
Kuningan yang tidak mau No 1, 2004,
melayani pengurusan Akta
Kelahiran dari masyarakat AKUR, Soeprapto Hartono Hadi, “Pengantar
sehingga Permendagri ini tidak Tata Hukum Indonesia”, (Yogyakarta,
bisa memberikan kemudahan bagi Liberty, 2008)
masyarakat AKUR untuk
mengurus Akta Kelahiran anaknya. Soerjono Soekanto, “Hukum Adat
Indonesia”, (Jakarta : RajaGrafindo
V. DAFTAR PUSTAKA Persada, 2012)
Djatikusuma, “Paseban Tri Panca Victor M. Situmorang dan Cormentyna
Tungal”, (Kuningan: Cagar Budaya Sitanggang, “Aspek Hukum Akta
Nasional, 1979) Catatan Sipil di Indonesia”, Ed.1, Cet
2, ( Jakarta : Sinar Grafika, 1996)
Djatikusuma, “Spiritual Culture of
Karuhun Urang Tradition”, Tendi, “Sejarah Agama Djawa Sunda
(Kuningan: Cagar Budaya Nasional, Di Cigugur Kuningan 1939-1964”,
1999), (Tesis Magister Humaniora, Fakultas
Adab Dan Humaniora Universitas
Roger L Dixon, “Sejarah Suku Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Sunda”, dimuat dalam jurnal veritas, Jakarta, 2015)
Oktober, 2000
Instrumen Hukum dan Peraturan
Ronny Hanitijo Soemitro,
“Metodologi Penelitian Hukum dan
Perundang-undangan
Jurimetri”, (Ghalia Indonesia, Jakarta,
2001) Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945

10
Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965
tentang Pencegahan Penyalahgunaan
dan atau Penodaan Agama
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 35 Tahun


2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak

Undang-Undang 23 Tahun 2006 jo


Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013 tentang Administrasi
Kependudukan

Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun


2008 tentang Persyaratan dan Tatacara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil

Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun


2004 tentang Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan

Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Percepatan Peningkatan Cakupan
Kepemilikan Akta Kelahiran

Peraturan Bersama Menteri No. 43/41


Tahun 2009 tentang Pedoman
Pelayanan Kepada Penghayat
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa

Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun


2007 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan

11

Anda mungkin juga menyukai