Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ASN

DAN PENCEGAHAN PUNGLI

Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Jakarta, 30 November 2016

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan


Outline :

1. Amanah UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN;


2. Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas;
3. Perlindungan dimasa Aktif;
4. Jaminan setelah Purna Tugas;
5. Pencegahan Pungli.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 2


1. Amanah UU No. 5 Tahun 2014

1. Lahirnya UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah mengubah sistem
manajemen SDM Aparatur, yaitu dari Sistem Prestasi Kerja dan Karir (Patronage
System) menjadi Sistem Kompetensi dan Kinerja (Merit System).
2. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai ASN, dalam UU No.
5 Tahun 2014 secara tegas disebutkan bahwa kepada para pegawai ASN diberikan :
a. Remunerasi yang terdiri dari Gaji, Tunjangan Kinerja, dan Tunjangan Kemahalan;
b. Perlindungan dimasa aktif terdiri dari Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, dan Bantuan Hukum;
c. Jaminan setelah purna tugas terdiri dari Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian Remunerasi, Perlindungan dimasa aktif,
dan Jaminan setelah Purna Tugas diatur dalam Peraturan Pemerintah.
4. Progres sampai dengan saat ini :
a. Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Gaji, Tunjangan dan Fasilitas masih
dalam proses pembahasan.
b. Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari
Tua masih dalam proses pembahasan.
c. Peraturan Pemerintah untuk Jaminan Kesehatan dan Peraturan Pemerintah untuk
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian telah ditetapkan.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 3


2. Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas

PASAL 79 UU No. 5 Tahun 2014 ttg ASN


(1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin
kesejahteraan PNS.
(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan beban kerja,
tanggungjawab, dan resiko pekerjaan.
(3) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
(4) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada APBN.
(5) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada APBD.

PASAL 80 UU No. 5 Tahun 2014 ttg ASN


(1) Selain gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, PNS juga menerima tunjangan dan
fasilitas.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan
kemahalan.
(3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai pencapaian
kinerja.
(4) Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai dengan
tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing
(5) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada APBN.
(6) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada APBD.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 4


a. Gaji
Prinsip sesuai UU ASN:
• Gaji diberikan memperhatikan aspek keadilan dengan besaran yang layak untuk dapat menjamin kesejahteraan PNS;
• Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan;
• Perubahan Gaji baik besaran maupun sistemnya dilakukan secara bertahap.

TAHAP I TAHAP II
Perubahan Sistem Gaji Menuju Sistem Merit Perubahan Besaran Gaji utk mewujudkan Penigkatan
Kualitas Hidup PNS sesuai Kemampuan Keuangan
Kegiatan: Negara
1. Penyederhanaan komponen-komponen penghasilan PNS
untuk meningkatkan akuntabilitas penghasilan PNS; Kegiatan:
2. Gaji Pokok, Tunjangan Jabatan, Tunjangan yang melekat 1. Pengkonversian pangkat, golongan/ruang, dan masa
pada Gaji Pokok diintegrasikan menjadi GAJI, namun track kerja menjadi berdasarkan grade sesuai hasil
atas Gaji Pokok masih dapat diidentifikasi sebagai dasar evaluasi jabatan;
perhitungan iuran pensiun; 2. Penetapan besaran gaji berdasarkan beban kerja,
3. Kementerian Keuangan, Kementerian PANRB, dan BKN tanggungjawab, dan resiko pekerjaan dengan
melakukan evaluasi jabatan untuk persiapan konversi diharmonisasikan pada sistem pensiun yang baru;
pangkat, golongan/ruang, dan masa kerja menjadi grade; 3. Perbaikan rasio Gaji terendah : Gaji tertinggi yang
4. Desain yang disusun, peringkat jabatan (grade) sebanyak semula 1 : 3,7 menuju 1: 10;
27 grade; 4. Penghapusan honor-honor yang merupakan
5. Pada saat bersamaan, skema pensiun perlu dilakukan pelaksanaan tugas dan fungsi suatu jabatan.
perubahan;
6. Tahap I ini diharapkan selesai dalam jangka waktu 2 tahun.
5
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan
b. Tunjangan Kinerja
PRINSIP: dibayarkan sesuai dengan capaian kinerja (Perfomance related Pay)

TUNJANGAN KINERJA ATAS TUNJANGAN KINERJA ATAS TUNJANGAN KINERJA


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI CAPAIAN KINERJA PNS TERTENTU
• Diukur berdasarkan atas capaian • Diukur berdasarkan atas • Diberikan karena adanya
kinerja organisasi (menentukan capaian target kinerja individu capaian kinerja atas tugas
procentage table); PNS; tertentu yang belum
• Diukur dari capaian : (1) kinerja • Diberikan apabila K/L telah diapresiasi dengan Tunjangan
RB, (2) Kinerja Keuangan Pmrth, memiliki Manaj Kinerja yg dpt Kinerja atas Capaian Kinerja
(3) Akuntabilitas instansi Prmth, mengukur capaian kinerja Organisasi dan Tunjangan
(4) Kinerja penganggaran; individu sec obyektif, Kinerja Atas Capaian Kinerja
transparan dan akuntabel; PNS Yang Luar Biasa;
• Dibayarkan per bulan kpd PNS
berdasarkan kontribusi • Dibayarkan per tahun sbg • Memberi ruang diskresi
kinerjanya; bonus/insentif; kepada Presiden selaku
Kepala Pemerintahan;
• Ditetapkan dg Perpres; • Besaran Tunjangan ditetapkan
dalam PP; • Mengatasi penurunan
• Pada Tahap I, besaran Tunjangan penghasilan;
Kinerja Organisasi adalah sama • Alokasi anggaran dapat
dengan existing Tunjangan dipenuhi dari pengalihan • Ditetapkan dg Perpres.
Kinerja dalam rangka Reformasi reward and punishment
Birokrasi; penyerapan anggaran yang
• Pada Tahap II, semua K/L dibuat berupa penambahan pagu
27 grade. anggaran pada K/L.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 6


c. Tunjangan Kemahalan

 Adalah imbalan yang dibayarkan dalam bentuk uang kepada PNS


sesuai dengan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing;
 Indeks harga yang berlaku didaerah masing-masing adalah indeks
kemahalan konsumsi rumah tangga PNS;
 Terendah Rp. 0;
 Prinsip : Cost of living adjustment Contoh:

TUNJANGAN KEMAHALAN DALAM NEGERI LOMBOK


(110)
• Sumber data : Survey Badan Pusat Statistik (BPS)
• Ditetapkan dalam Perpres atas usul Menteri PANRB
setelah mendapat persetujuan Menkeu
• Dilakukan penyesuaian mengikuti inflasi lokal

JAKARTA
(100)
TUNJANGAN KEMAHALAN LUAR NEGERI
• Sumber data : PBB, World Bank, & sumber data lainnya
• Ditetapkan dalam Perpres atas usul Menteri PANRB
berdasarkan usulan Menteri Luar Negeri, setelah
mendapat persetujuan Menkeu
MOSCOW
• Dilakukan penyesuaian atas usulan Menteri Luar Negeri (220)

7
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan
3. Perlindungan dimasa Aktif

Sesuai amanah yang tertuang di dalam Pasal 92 UU No. 5 Tahun 2014


tentang ASN secara tegas diatur bahwa bagi pegawai ASN dalam
melaksanakan tugasnya (dimasa aktif), berhak mendapatkan :
1. Jaminan Kesehatan;
2. Jaminan Kecelakaan Kerja;
3. Jaminan Kematian; dan
4. Bantuan Hukum.
Untuk Jaminan Kesehatan, perlindungan bagi pegawai ASN telah dimulai
pada tanggal 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan
Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan);
Sedangkan untuk Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian,
perlindungan bagi pegawai ASN telah dimulai pada tanggal 1 Juli 2015
yang diselenggarakan oleh PT Taspen (Persero).

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 8


a. Jaminan Kesehatan

1. Jaminan Kesehatan bagi pegawai ASN diberikan secara otomatis ketika


seseorang telah diangkat menjadi pegawai ASN dan gajinya dibayarkan atas
beban APBN atau APBD.
2. Jaminan Kesehatan yang diberikan kepada pegawai ASN juga termasuk untuk
anggota keluarga (maksimal anak 3 orang).
3. Besaran iuran jaminan kesehatan setiap bulan sebesar 5% dari gaji pokok
ditambah tunjangan keluarga, yang pembebanannya dibagi dengan rincian 2%
dibayar oleh pegawai dan 3% dibayar oleh Pemerintah.
4. Manfaat layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan selaku badan
penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional meliputi perawatan
penyakit berdasarkan indikasi medis termasuk obat-obatan yang telah
ditetapkan dalam daftar obat oleh Menteri Kesehatan.
5. Sedangkan khusus untuk manfaat layanan rawat inap di rumah sakit, fasilitas
kelas perawatan dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
 Bagi pegawai Golongan I dan II : ruang perawatan di Kelas II;
 Bagi pegawai Golongan III dan IV : ruang perawatan di Kelas I.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 9


b. Jaminan Kecelakaan Kerja

1. Definisi Jaminan Kecelakaan Kerja adalah perlindungan atas risiko kecelakaan


kerja atau penyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan dan tunjangan
cacat.
2. Cakupan kecelakaan kerja meliputi kecelakaan kerja yang terjadi :
a. dalam menjalankan tugas kewajiban;
b. dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga
kecelakaan itu disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam
menjalankan tugas kewajibannya;
c. karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai
akibat tindakan terhadap anasir itu dalam melaksanakan tugas;
d. dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya;
dan/atau
e. yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja.
3. Besaran iuran Jaminan Kecelakaan Kerja adalah 0,24% dari Gaji Pokok, yang
pembayarannya ditanggung oleh Pemerintah selaku Pemberi Kerja.
4. Jaminan Kecelakaan Kerja hanya diberikan kepada pegawai ASN yang
bersangkutan tidak termasuk keluarga.
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 10
Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (1)

A. Perawatan B. Santunan C. Tunjangan cacat

1. pemeriksaan dasar dan 1. Biaya pengangkutan peserta, maksimal: • Besaran = %


penunjang; darat/danau/sungai: 1,3 jt; Laut: 1,95 jt; Udara: 3,25 jt; tertentu dari Gaji
2. perawatan tingkat pertama 2. Santunan Sementara Akibat Kecelakaan Kerja: 100% atas berkurangnya
dan lanjutan; gaji terakhir sampai mampu bekerja kembali atau hilangnya
3. rawat inap kelas I RS 3. Santunan cacat: fungsi organ
Pemerintah dan RS swasta a) Sebagian fungsi/kekurangan anatomi: % tabel x 80 tubuh.
yang setara; bln gaji terakhir • Diberikan on-top
4. perawatan intensif; b) total tetap: santunan sekaligus (70% x 80 bln gaji dari hak pensiun
5. penunjang diagnostik; terakhir) dan santunan berkala (250 rb x 24);
6. pengobatan; 4. Penggantian biaya rehabilitasi orthese dan atau
7. pelayanan khusus; prothese: 140% dari harga + biaya rehab medik maks.
8. alat kesehatan dan implant; Rp2,6 jt;
9. jasa dokter/medis; 5. Gigi tiruan maks: Rp3,9 jt;
10. operasi; 6. Santunan kematian kerja = 60% x 80 kali gaji terakhir;
11. transfusi darah; 7. Uang duka tewas: 6 x gaji terakhir.
12. rehabilitasi medik. 8. Biaya pemakaman (peti, makam, angkut jenazah,
penginapan dan transport pengiring) maks. Rp10 jt;
9. Beasiswa : SD Rp 45 jt, SMP Rp 35 jt, SMA Rp 25 jt, S1
sederajat Rp 15 jt.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 11


Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (2)
Perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja
 Cacat Sebagian Anatomis
% Tabel x 80 Gaji
 Cacat Sebagian Fungsi
% Penurunan Fungsi x % Tabel x 80 Gaji
 Cacat Total Tetap
Pelayanan dukun patah
- Santunan Sekaligus 70% x 80 Gaji
Biaya Transportasi - Santunan Berkala Rp250 rb x 24 bulan tulang atau pengobatan
Darat : Rp1.300.000  Pensiun karena cacat alternatif tidak
Laut : Rp1.950.000 % xGaji atas berkurangnya fungsi organ,
ditanggung
Udara : Rp3.250.000 maks 70 %

 Biaya Pengobatan
 Sampai sembuh
 Santunan STMB  Santunan Kematian
100 % Gaji (1,5 th) Kerja
 Biaya Rehab Medik  60% x 80 Gaji
 Rp. 2.6 jt  Uang Duka Tewas Kadaluarsa klaim
 Biaya Ganti Gigi  6 x Gaji
2 Tahun
 Rp. 3.9 jt  Biaya Pemakaman Terhitung sejak
 Rp 10 jt
tanggal kecelakaan
 Beasiswa
 Rp 15 s.d. Rp 45 jt

12
c. Jaminan Kematian

1. Definisi Jaminan Kematian adalah perlindungan atas risiko kematian


bukan akibat kecelakaan kerja berupa santunan kematian.
2. Besaran iuran Jaminan Kematian adalah 0,30% dari Gaji Pokok, yang
pembayarannya ditanggung oleh Pemerintah selaku Pemberi Kerja.
3. Jaminan Kematian hanya diberikan kepada pegawai ASN yang
bersangkutan tidak termasuk keluarga.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 13


Manfaat Jaminan Kematian

Perlindungan atas risiko kematian, bukan akibat kecelakaan kerja

Manfaat Jaminan Kematian


Santunan kematian : Rp 15.000.000,-
Uang Duka Wafat : 3 kalı Gajı
Biaya Pemakaman : Rp 7.500.000,-

Bantuan Beasiswa
Meninggal dunia pada kepesertaan aktif dan
memenuhi masa iur minimal selama 3 tahun
mendapat manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak
sebesar Rp 15 Juta

Kadaluarsa Klaim
2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal
kecelakaan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 14


4. Jaminan Setelah Purna Tugas

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 91 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN


secara tegas diatur bahwa bagi pegawai ASN yang memasuki masa purna
tugas (pensiun), berhak mendapatkan :
1. Jaminan Pensiun; dan
2. Jaminan Hari Tua.
Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai Jaminan Pensiun
dan Jaminan Hari Tua yg merupakan aturan pelaksanaan dari UU No. 5 Tahun
2014 sedang dalam proses penyusunan dan penyelesaian.
Diharapkan ketentuan mengenai sistem jaminan pensiun dan jaminan hari
tua yang baru bagi ASN dapat segera diselesaikan dan dapat diterapkan mulai
tahun 2019.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 15


a. Jaminan Pensiun : Proses Eksisting

PEMERINTAH Gaji

8 % Gaji

APBN
4,75% gaji 3,25% gaji
PENUGASAN
Iuran Iuran
Prog. Pensiun Prog. THT

TASPEN TASPEN
Pembayaran Pensiun Dana Titipan
(Pay As You Go) (Dicadangkan untuk
Fully Funded system)

Formula Manfaat Pensiun

• 2,5% x masa kerja x gaji pokok terakhir


• Minimal 40% & Maksimal 75% dr Gaji Pokok terakhir
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 16
Jaminan Pensiun : Arah Ke Depan

Amanat Perubahan
• Pasal 91 ayat (5) UU No. 5 Tahun 2014 diatur bahwa: Pengelolaan program jaminan pensiun
dan jaminan hari tua PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah.
• Pasal 130 UU No. 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa: Dengan berlakunya UU ini, maka UU No.
11 Tahun 1969 dan peraturan pelaksanaannya tetap berlaku sampai ditetapkannya peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang ini yang mengatur mengenai program pensiun PNS.

Pedoman Perubahan

• PNS diberikan jaminan pensiun apabila: meninggal dunia; atas permintaan sendiri dengan
usia dan masa kerja tertentu; mencapai batas usia pensiun; perampingan organisasi atau
kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau tidak cakap jasmani dan/atau
rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.
• Jaminan pensiun PNS diberikan sebagai perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua,
sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
• Jaminan pensiun PNS mencakup jaminan pensiun yang diberikan dalam program jaminan
sosial nasional.
• Sumber pembiayaan jaminan pensiun PNS berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan
iuran PNS yang bersangkutan.
• Sistem yang dibangun memperhatikan affordability, adequacy, dan sustainability.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 17


b. Jaminan Hari Tua : Kondisi Eksisting

Dasar hukum :
KMK No. 500/KMK.06/2004 tentang Persyaratan dan Besar Manfaat THT PNS sbgmn telah
diganti dengan PMK No. 128/PMK.02/2016 tentang Persyaratan dan Besar Manfaat THT
PNS, yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2017.

Latar Belakang Pokok Perubahan

1. Manfaat THT PNS menggunakan pola manfaat 1. Perubahan formula manfaat THT PNS
pasti yang didasarkan pada penghasilan • Untuk menjamin asas keadilan, serta
terakhir, dengan pola tersebut setiap terjadi mempertimbangkan kemampuan keuangan
kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan negara, perhitungan manfaat THT diubah
Unfunded Past Service Liability (UPSL). menjadi Pola Gabungan, yaitu gabungan pola
Kenaikan gaji PNS tahun 2007-2011 mengaki- Manfaat Pasti dan Iuran Pasti.
batkan UPSL sebesar Rp.19,16 triliun, tahun
2012-2013 sebesar Rp.7,56 triliun dan UPSL • Rumusan Pola Manfaat Pasti mengacu pada tabel
tahun 2014-2015 sebesar Rp.6,8 triliun. gaji PNS tahun 2015. Sedangkan pola Iuran Pasti
digunakan untuk menampung selisih iuran
2. Manfaat THT PNS saat ini menggunakan batas peserta berdasarkan tabel gaji 2015 dan gaji
usia pensiun (BUP) 56 tahun. Sesuai UU No. 5 terakhir.
tahun 2014 batas usia pensiun PNS diubah yang
semula 56 tahun menjadi 58 tahun. 2. BUP yang digunakan dalam perhitungan manfaat
THT diubah menjadi 58 tahun.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 18


Jaminan Hari Tua : Arah Ke Depan

Amanat Perubahan

• Pasal 91 ayat (5) UU No. 5 Tahun 2014 diatur bahwa: Pengelolaan program
jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pedoman Perubahan

• Jaminan Hari Tua PNS diberikan sebagai perlindungan kesinambungan


penghasilan hari tua, sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS;
• Jaminan Hari Tua PNS mencakup jaminan hari tua yang diberikan dalam program
jaminan sosial nasional;
• Sumber pembiayaan jaminan Hari Tua PNS berasal dari pemerintah selaku
pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan;
• Sistem yang dibangun memperhatikan affordability, adequacy, dan sustainability.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 19


5. Pencegahan Pungli

Dengan adanya perubahan sistem dalam manajemen ASN yang diikuti dengan
perbaikan kesejahteraan ASN melalui pemberian remunerasi, perlindungan dan
jaminan diharapkan perilaku pungli dan KKN dilingkungan ASN tidak ada lagi.
Disamping itu, beberapa langkah strategis yang perlu terus dibangun dan
diimplementasikan di setiap unit kerja adalah :
1. Menumbuhkan nilai-nilai integritas bagi setiap insan ASN;
2. Menyiapkan pakta integritas bagi seluruh pegawai ASN dan penetapan kode
etik;
3. Membangun wishtle blowing system untuk memfasilitasi bagi pihak-pihak
yang mau melaporkan adanya tindakan KKN dalam pelayanan.
4. Menetapkan zona integritas dan bebas KKN;
5. Membangun dan mengembangkan sistem teknologi informasi yang
menjamin proses layanan dapat dilakukan secara online sehingga akan
mengurangi kegiatan tatap muka;
6. Membangun dan memperkuat fungsi unit kepatuhan internal.

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 20


TERIMA KASIH

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan 21

Anda mungkin juga menyukai