TINJAUAN TEORI
Nyeri/ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, misal :
trauma bedah/insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/abdomen, efek-
efek anastesi, mulut mungkin kering.
Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler.
Keamanan
Balutan abdomen tampak sedikit noda atau kering dan utuh. Jalur
parental, bila digunakan, paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri
tekan.
Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus. Aliran lokhea sedang
dan bebas bekuan berlebihan/banyak.
Pemeriksaan diagnostik
Jumlah darah lengkap, Hb/Ht : mengkaji perubahan dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
Urinalisis : kultur urine, darah, vaginal dan lokhea : pemeriksaan tambahan
didasarkan pada kebutuhan individual.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Marilyn E. Doenges, 2001 :
417) :
1. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek
anastesi, efek hormonal, distensi kandung kemih atau abdomen ditandai
dengan mengeluh nyeri insisi, kram, sakit kepala, abdomen kembung, nyeri
tekan payudara, perilaku melindungi atau distraksi wajah menahan nyeri
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan atau kulit rusak, penurunan hemoglobin
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan secara oral ditandai
dengan mulut dan membran mukosa kering, perdarahan
4. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan penurunan
tonus otot, efek progesterone
5. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik,
penurunan kekuatan dan tahanan
6. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya
tingkat pengetahuan ibu ditandai dengan ASI belum keluar, mammae terasa
lembek
7. Resiko terhadap perubahan fungsi pernafasan berhubungan
dengan status post anastesi, immobilisasi post operasi dan nyeri
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat,
kesalahan interprestasi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan
a. Tujuan
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa
manajemen pengurangan nyeri selama 30 detik dalam 2 x 24 jam
diharapkan klien dapat beradaptasi nyeri.
b. Kriteria hasil
1) Klien bisa mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk
mengatasi nyeri
2) Klien mengungkapkan berkurangnya nyeri
3) Klien tampak rileks dan mampu istirahat dengan tepat
c. Intervensi
1) Evaluasi TD, nadi, perubahan perilaku
2) Ubah posisi klien
3) Lakukan latihan nafas dalam
d. Rasional
1) Pada banyak klien nyeri dapat menyebabkan gelisah dan TD
meningkat
2) Merelaksasikan otot
3) Nafas dalam meningkatkan upaya pernafasan, pembebatan
menurunkan regangan dan ketegangan areal insisi
2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan trauma pembedahan
a. Tujuan
Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan berupa perawatan luka
operasi selama 30 menit dalam 9 – 14 hari sampai luka sembuh
b. Kriteria hasil
1) Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan resiko
2) Menunjukkan luka bebas dari drainase purulent dengan tanda awal
penyembuhan
3) Tidak demam
c. Intervensi
1) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan
pembuangan kotoran
2) Tinjau ulang Hb/Ht
3) Inspeksi balutan abdominal
d. Rasional
1) Membantu mencegah/membatasi penyebaran infeksi
2) Anemia, DM, dan persalinan lama sebelum kelahiran caesarea
meningkatkan resiko infeksi dan menghambat penyembuhan
3) Balutan steril menutup luka pada 24 jam pertama kelahiran caesarea
membantu melindungi luka dari cidera atau kontaminasi
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan masukan
cairan secara oral.
a. Tujuan
Eliminasi urine kembali normal setelah dilaksanakan tindakan
keperawatan pada pasien berupa penggunaan metode-metode untuk
pengeluaran urine dalam dower kateter dalam 24 jam pertama post partum
b. Kriteria hasil
Klien tetap dalam normotensif dengan masukan cairan dan haluaran urine
seimbang dan Hb/Ht dalam kadar normal
c. Intervensi
1) Perhatikan dan catat jumlah, warna dan konsentrasi drainase urine
2) Perhatikan adanya rasa haus
3) Pantau suhu dan nadi
d. Rasional
1) Oliguri mungkin disebabkan oleh kehilangan cairan
2) Rasa haus merupakan cara homestatis dari penggantian cairan melalui
peningkatan rasa haus
3) Peningkatan suhu dapat memperberat dehidrasi
4. Resiko konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, kelebihan
analgesik, penurunan peristaltik usus
a. Tujuan
Konstipasi tidak terjadi setelah dilaksanakan tindakan keperawatan berupa
anjuran untuk mobilisasi selama 15 menit dalam 24 jam
b. Kriteria hasil
1) Mendemonstrasikan kembalinya motilitas usus dibuktikan oleh bising
usus dan keluarnya flatus
2) Mendapatkan pola eliminasi kembali biasanya
c. Intervensi
1) Auskultasi terhadap adanya bising usus
2) Palpasi abdomen, perhatikan distensi, ketidaknyamanan
3) Anjurkan cairan oral yang adekuat
d. Rasionalisasi
1) Menentukan kesiapan terhadap pemberian makanan per oral
2) Menandakan pembentukan gas akumulasi/kemungkinan ileus paralitis
3) Mencegah konstipasi defekasi
5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
a. Tujuan
Personal hygiene pasien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan
berupa membantu memandikan pasien selama 30 menit dalam 24 jam
b. Kriteria hasil
1) Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri
2) Mengidentifikasi atau menggunakan sumber-sumber yang tersedia
c. Intervensi
1) Kaji status psikologis pasien
2) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan hygiene
3) Kolaborasi pemberian analgetik
d. Rasional
1) Pengalaman nyeri fisik mungkin disertai nyeri mental yang
mempengaruhi keinginan klien untuk mendapatkan otonomi
2) Memperbaiki harga diri meningkatkan sejahtera
3) Menurunkan ketidaknyamanan
6. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya tingkat
pengetahuan ibu
a. Tujuan
Menyusui efektif setelah dilaksanakan tindakan keperawatan berupa
penyuluhan dan teknik menyusui 1 jam dalam 24 jam
b. Kriteria hasil
1) Menyatakan pemahaman tentang proses/situasi menyusui
2) Mendemonstrasikan teknik efektif menyusui
c. Intervensi
1) Kaji pengetahuan klien tentang menyusui sebelumnya
2) Berikan informasi verbal dan tertulis mengenai fisiologi dan
keuntungan menyusui
d. Rasional
1) Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan
mengembangkan rencana keperawatan
2) Membantu suplay susu adekuat, mencegah puting luka, memberi
kenyamanan
7. Resiko terhadap perubahan fungsi pernafasan berhubungan dengan status
pasca anastesi, immobilisasi pasca operasi dan nyeri
a. Tujuan
Fungsi pernafasan tidak berubah setelah dilakukan tindakan keperawatan
berupa batuk efektif selama 1 x 15 menit dalam 24 jam
b. Kriteria hasil
Tidak terjadi penumpukan sputum di tenggorokan
c. Intervensi
1) Anjurkan batuk efektif setiap 2 jam sekali setelah operasi
2) Kaji respirasi dan nadi setiap 2 jam setelah post operasi
3) Mobilisasikan pasien setiap 2 jam post operasi miring kanan/kiri
sebelum ambulasi
d. Rasional
1) Untuk mengeluarkan sputum dari tenggorokan
2) Respiratori dapat berubah jika terjadi perubahan fungsi pernafasan
3) Membantu mengeluarkan sekret dari jalan nafas dan mencegah
kongesti dan mencegah organisme status di jalan nafas
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan
interprestasi.
a. Tujuan
Pengetahuan tentang proses fisiologis post partum terpenuhi setelah
dilakukan tindakan keperawatan berupa pemberian informasi post partum
selama 30 menit dalam 24 jam
b. Kriteria hasil
1) Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologis keutuhan-
kebutuhan individu, hasil yang diharapkan
2) Melakukan aktivitas-aktivitas yang perlu dengan benar
c. Intervensi
1) Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar
2) Berikan rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format
yang distandarisasi
3) Kaji keadaan fisik klien
4) Perhatikan status psikologis dan respon terhadap kelahiran caesarea
serta peran menjadi ibu
d. Rasional
1) Periode post partum dapat menjadi pengalaman positif bila
kesempatan penyuluhan diberikan untuk membantu mengembangkan
pengetahuan ibu, motivasi dan kompetisi
2) Membantu menjamin kelengkapan informasi yang diterima orang tua
dari anggota staf dan menurunkan konfusi klien yang disebabkan oleh
desiminasi nasehat atau informasi yang menimbulkan konflik
3) Ketidaknyamanan berkenaan dengan insisi atau nyeri penyerta,
biasanya berkurang pada hari ketiga pasca operasi, memungkinkan
klien berkonsentrasi lebih penuh dan lebih menerima penyuluhan
4) Ansietas yang berhubungan dengan kemampuan untuk merawat diri
sendiri dan anaknya, kekecewaan pada pengalaman kelahiran dapat
mempunyai dampak negatif pada kemampuan belajar dan kesiapan
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal dan Bayi, Edisi II. Jakarta :
EGC.
Long, BC. 1996. Perawatan Medikal Bedah, Suatu Pendekatan Proses Keperawatan,
Volume 2. Bandung : Yayasan IAPK Padjdjaran.
Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta : Media Aescilapius.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC.
Disusun Oleh :
Ahmad Samsun (08060043)
Penekanan pons
Penekanan Mo
Jaringan terputus Luka insisi Uterus Laktasi
Peristaltik usus
Reflek batuk menurun
terganggu Nyeri Jaringan terputus Kontraksi Isapan bayi
Penumpukan sekret
Gangguan Perdarahan Merangsang
mobilitas Adekuat Tidak adekuat Luka bekas
Pola nafas tidak perlengketan
efektif Hb rendah
plasenta
Penyempitan Kontraksi uterus Hipofisa anterior Hipofisa
Resti Kurang pembuluh darah tidak baik posterior
konstipasi perawatan Resti infeksi
pada luka jahit Lokhea
diri Memproduksi
Perdarahan prolaktin Memproduksi
Nyeri Resti infeksi oxytocin
Resiko volume Inadekuat
cairan kurang Adekuat
Sumber :
Produksi ASI <
Prof. Dr. Ida Bagus Manuaba, 1998 Gangguan Kontraksi otot
sirkulasi polos duktus
Prof. Dr. Rustam Mochtar, 1999 mayor
Ketidakefektifan
Christina S. Ibrahim, 2001 Resti shock menyusui
hipovolemik ASI mengalir