Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

BERFIKIR SISTEM
PROBLEM SOLVING
DEMAM BERDARAH (DBD)

DI SUSUN OLEH :

1. SAMSUAR (004810102018)
2. FITRI ADHICAHYA (004910102018)
3. NIRMALASARI KASMAN (007310102018)
4. MULIATI (007510102018)
5. ALFIA NUR RAHMA (007610102018)
6. FITRIYANI (008210102018)
7. ARIFURAHMAN (008310102018)
8. RIZKI AMALIYAH (008510102018)

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
BAB II
ANALISIS SITUASI................................................................................

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENENTUAN PRIORITAS


MASALAH………………………………………………………………
BAB IV ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DAN PRIORITAS
PEMECAHAN………………………………………………………….
BAB V PLAN OF ACTIONS……………………………………………
BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Berfikir sistem dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada bapak Dr.Andi Surahman Batara,SKM., M.Kes
selaku Dosen mata kuliah Berfikir sistem Program Pasca Sarjana UMI (Universitas
Muslim Indonesia) yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan tentang ilmu Kesehatan Masyarakat. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Makassar, April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Problem solving cycle merupakan proses mental yang melibatkan
penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama dari
pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mecari solusi yang
terbaik dalam menyelesaikan masalah. Problem solving cycle adalah proses
yang terdiri dari langkah - langkah berkesinambungan yang terdiri dari analisa
situasi, perumusan masalah secara spesifik, penentuan prioritas masalah,
penentuan tujuan, memilih alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik
menjadi rencana operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta
mengevaluasi hasil kegiatan (Reed, 2000).

Bentuk problem solving cycle dalam dunia kesehatan salah satunya


adalah siklus manajemen masalah kesehatan. Menurut pengertiannya
manajemen masalah kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya
untuk mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan fungsi – fungsi
manajemen yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta
pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan
antara apa yang diharapkan dan dengan apa yang menjadi kenyataan di bidang
kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan/klien
dalam rangka mencapai tujuan organisasi layanan kesehatan (Sulaeman, 2015).

Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus


yang meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya,
penentuan prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah
dan prioritas pemecahan masalah, pembuatan rencana operasional,
penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan
penilaian (Sulaeman, 2015).

Berdasarkan analisa situasi yang ada di wilayah kerja Puskesmas


Gambirsari tahun 2015 tedapat beberapa masalah antara lain cakupan
kunjungan ibu hamil (K4), Case Detection Rate TBC, Insidence Rate
Demam Berdarah Dangue, dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif, dimana
hasil yang dicapai pada tahun 2015 masih belum sesuai dengan target yag
telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah masalah kesehatan masyarakat yang terpenting di wilayah
Puskesmas Gambirsari?
2. Apakah intervensi terbaik untuk menangani masalah kesehatan masyarakat
tersebut?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi masalah prioritas dalam memilih alternatif
intervensi dan membuat perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui masalah kesehatan dan program yang merupakan prioritas
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari.
b. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Gambirsari.
c. Mengetahui alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah
prioritas tersebut.
d. Menentukan alternative pemecahan masalah yang terbaik untuk dipilih.
e. Mengetahui kekuatan, kelemahan internal, ancaman dan peluang
(SWOT) di lingkungan Puskesmas untuk mengatasi masalah.
f. Mengetahui cara implementasi rencana intervensi masalah kesehatan.
g. Mengetahui system monitoring dan evaluasi terhadap program
intervensi yang direncanakan.

D. Manfaat
1. Diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah mengenai masalah-masalah yang
ada di Puskesmas Gambirsari, Surakarta.
2. Diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah mengenai metode penanganan
masalah-masalah yang ada di Puskesmas Gambirsari.
3. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Gambirsari dalam
menangani masalah kesehatan yang ada di Puskesmas Gambirsari.
BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Analisis Situasi Kependudukan


1. Keadaan Geografis
a. Letak Wilayah
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Gambirsari terletak di
Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.
b. Batas Wilayah
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Gambirsari meliputi:
Utara : Wilayah Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo,
Kabupaten Karanganyar dan Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali
Selatan : Wilayah Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta
Barat : Wilayah Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres
Kota Surakarta
Timur : Wilayah Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta
2. Demografi
a. Data Penduduk dan Sasaran Program
Jumlah penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Gambirsari pada
tahun 2015 adalah sejumlah 49.196 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 14.717 KK.

Tabel 2.1 Penduduk dan Sasaran Program UPTD Puskesmas Gambirsari


Tahun 2015

No. Sasaran Program Jumlah


1 Bayi 785 jiwa
2 Balita 3.760 jiwa
3 Ibu Hamil 863 jiwa
4 Ibu Bersalin 794 jiwa
5 Ibu Nifas 824 jiwa
6 Remaja 8.346 jiwa
7 Wanita Usia Subur 10.811 jiwa
8 Pasangan Usia Subur 9.488 jiwa
9 Pra Lansia (45-59 tahun) 8.060 jiwa
10 Lansia >60 tahun 4.974 jiwa

Data pekerjaan utama masyarakat, yaitu Sektor Informal 15%,


Pedagang 30%, Buruh 35%, Lain-lain – 20% serta angka kemiskinan
adalah 14%, dimana kelurahan Kadipiro termasuk dalam 5 besar
kelurahan dengan penduduk miskin terbanyak di Kota Surakarta.
Data pendidikan, angka putus sekolah di kadipiro 7% lebih
tinggi dari rata-rata Kecamatan yang 5%. Kadipiro memiliki sedikit
SMA, dibutuhkan lebih banyak sekolah untuk mendukung
pembangunan.

b. Data Wilayah
UPTD Puskesmas Gambirsari melingkupi satu kelurahan di
wilayah Kecamatan Banjarsari yaitu Kelurahan Kadipiro. Terdiri dari
219 RT yang terkelompokkan menjadi 34 RW, dengan luas wilayah
808,76 hektar dengan jumlah rumah sebanyak 8.235 buah. Jarak
yang ditempuh untuk sampai ke Puskesmas Gambirsari dari Kantor
Kelurahan Kadipiro adalah sejauh 1 kilometer.

c. Data Peran Masyarakat


UPTD Puskesmas Gambirsari mempunyai kader kesehatan
Posyandu sejumlah 504 orang dan kader POS Lansia sejumlah 485
orang, jumlah kader tersebut cukup untuk menjalankan program
kesehatan agar dapat berjalan efektif dengan kinerja kader yang
relatif baik. Tokoh masyarakat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas sejumlah 98 orang dan seluruhnya aktif.
B. Analisis Situasi Masalah dan Kecenderungan Kesehatan
1. Pola 10 Besar Penyakit
Tabel 2.2. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Tahun 2015

No. Kode Daftar Penyakit Jumlah Kasus

1. J00 Commond Cold 5.159


2. I10 Hipertensi Essensial 4.547
3. K30 Dyspepsia 1.144
4. R51 Headache 763
5. K04.0 Pulpitis 423
6. R53 Malaise and fatigue 369
7. R05 Batuk 352
8. A09 Diare 336
9. K00.6 Persistensi 330
10. K04.1 Nekrosis Pulpa 328

2. Data Kematian
Tabel 2.3. Data Kematian di Wilayah kerja Puskesmas Gambirsari
Surakarta tahun 2015
Jenis Kelamin Kelompok Usia

Balita
Bayi 0-1

PUS

Lansia
Perempuan

Usia Sekolah
Laki2

No. Penyebab Kematian

1. Jantung 21 9 0 0 0 2 28
2. Stroke 14 10 0 0 0 2 22
3. Diabetes Melitus 8 10 0 0 0 0 18
4. Kanker 5 5 0 0 0 1 9
5. Ginjal 0 0 0 0 0 0 0
6. Liver 2 0 0 0 0 1 1
7. TBC 0 0 0 0 0 0 0
8. Hipertensi 2 2 0 0 0 0 4
9. Kecelakaan 0 0 0 0 0 0 0
10. Penyakit tidak menular lainnya 4 3 0 0 0 0 7
Jumlah 56 39 0 0 0 6 89
3. Angka Kematian ibu pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari tidak terdapat kasus kematian ibu.
4. Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari terdapat 1 kasus kematian bayi.
5. Angka Kematian Balita pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari tidak terdapat kasus kematian balita.
6. Kesakitan Penyakit Menular
Tabel 2.4 Penyakit Menular di wilayah kerja Puskermas Gambirsari
Surakarta 2015
No. Jenis Penyakit Menular Jumlah Kasus
1. Acute Flacid Paralysis 0
2. TB Paru 11
3. ISPA 5.402
4. DBD 53
5. Diare 694
C. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan
Tabel 2.5. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 (%) HASIL 2015 (%)


1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) 100 99,65
2 Cakupan Pertolongan Persalingan oleh Nakes 100 100
3 Ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk 100 100
4 Cakupan kunjungan Neonatus (KN1) 100 100
5 Cakupan BBLR yang Ditangani 100 Tidak ada kasus
6 Rumah Tangga sehat utama dan paripurna 75 89,01
7 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 80 76,47
8 Jumlah balita Bawah garis merah 0,52
9 Jumlah balita gizi kurang 1,04
10 Jumlah balita gizi buruk 0
11 Jumlah siswa SD Gemuk 2,34
12 Jumlah Siswa SD Normal 87,64
13 Jumlash Siswa SD Kurus 8,58
14 Jumlah Siswa SD Kurus sekali 2,60
15 Jumlah Ibu Hamil KEK 1.62
16 Kelurahan bebas rawan gizi 100 100

D. Analis Situasi Lingkungan Kesehatan


Tabel 2.6. Analisis Situasi Lingkungan Kesehatan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 (%) HASIL 2015 (%)


1 TUMP sehat 93
2 Keluarga dengan persediaan air bersih 100 100
3 Keluarga yang memilki jamban sehat 90 98
4 Keluarga yang memiliki tempat sampah 35
5 KK yang memilki pengelolaan air limbah 90 98
6 Rumah Sehat 75 73
E. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan

Tabel 2.7. Analisis Program Pelayanan Kesehatan

TARGET 2015 HASIL 2015


NO INDIKATOR KINERJA
(%) (%)

1 Cakupan DDTK balita dan pra sekolah 100 98


2 Cakupan Pemeriksaan kesehatan siswa TK 100 100
3 Cakupan Pemeriksaan kesehatan siswa SD 100 100
4 Cakupan peserta KB baru 80 79,9
5 Cakupan Peserta KB aktif 80 79,9
6 Cakupan UCI 100 100
7 Cakupan Rawat Jalan 18,8 5,89
8 Balita yang datang ditimbang 80 87,20
9 Balita yang Naik Berat badannya 80 85,63
10 Balita bawah garis merah <5 0,52
11 Cakupan bayi mendapat kapsul vit A 1x/th 100 100
12 Cakupan anak balita mendapat vit. A 1x/th 100 100
13 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vit A 100 100
14 Cakupan Ibu hamil medapat tablet Fe 100 98,6
15 Kelurahan mengalami KLM yang ditangani < 24 jam 100 Tidak ada KLB
16 Kasus AFP/100.000 < 15 th <2 0
17 Cure Rate TB 95 92,86
18 Case Detection Rate 98 22,92
19 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 100 Tidak ada kasus
20 Penderita DBD yang ditangani 100 100
21 Incidence Rate DBD < 4/100.000 pdk 12,81
22 CFR DBD <1 1,58
23 Remaja yang mendapat konseling 4 4,15
24 Kader Kesehatan SMP dan SMA 5 4,65
25 Pelayanan kesehatan usila dan pra usila 60 83,49

F. Analiss Sarana dan Prasarana


1. Tenaga Kesehatan
Jenis dan jumlah tenaga yang ada di UPTD Puskesmas Gambirsari
meliputi:

Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Gambirsari


No. Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter Umum 2
2 Dokter gigi 2
3 Perawat Umum 4
4 Bidan 4
5 Asisten Apoteker 3
6 Ahli Gizi 1
7 Sanitarian 1
8 Perawat Gigi 1
9 Tenaga Laboratorium 1
10 Petugas Rekam Medis 1
11 Penyuluh Kesehatan 1
12 Tenaga Umum 6

2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Gambirsari guna
menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi:

Tabel 2.9. Sarana Kesehatan Puskesmas Gambirsari


No. Jenis sarana Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas pembantu 2
3 Posyandu 42
4 Dokter / dokter gigi / BP praktek swasta 15
5 Mobil Pusling 1

3. Unit Pelayanan di UPTD Puskesmas Gambirsari


1. Loket pendaftaran atau penerimaan pasien
2. Poli Kesehatan Ibu dan Anak
3. Pojok Gizi
4. Poli KB
5. Poli umum
6. Poli Gigi
7. Imunisasi
8. Konsultasi Sanitasi
9. Laboratorium
10. Apotek
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam masalah.
Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi dan kondisi yang
terjadi dengan situasi dan kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan yang
dapat diukur antara hasil yang mampu dicapai dengan tujuan dan target yang
ingin dicapai. Masalah juga dapat dirumuskan dalam bentuk hambatan kerja
dan kendala yang dihadapai organisasi layanan kesehatan dalam pelaksanaan
kegiatan dan program. Masalahkesehatan masyarakat antara lain adalah adana
suatu penyakit yang berkembang pada kurun waktu tertentu menyerang
kelompok-kelompok masyarakat di wilayah kerja organisasi layanan kesehatan
(Sulaeman, 2015).
Berdasarkan analisa situasi yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari tahun 2015 tedapat beberapa masalah antara lain cakupan
kunjungan ibu hamil (K4), Case Detection Rate TBC, Insidence Rate Demam
Berdarah Dangue, dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif, dimana hasil yang
dicapai pada tahun 2015 masih belum sesuai dengan target yag telah
ditetapkan.

Tabel 3.1. Identifikasi Masalah yang Ada di Puskesmas


Gambirsari Suararta
No. Masalah Target (%) Hasil (%)
1 Cakuan Kunjungan Ibu Hamil 100 99,65
2 Case Detection Rate TB 98 22,92
3 Insidence Rate DBD <4 12,81
4 Case Fatality Rate DBD <1 1,58
5 Bayi yang mendapat ASI ekslusif 80 76,47

Hasil survey mawas diri dan musyawarah desa di wilayah kerja


Puskesmas Gambirsari Surakarta tahun 2015 yang diselenggarakan di aula
Kelurahan Kadipiro menyatakan masalah penyakit DBD masih menjadi
prioritas di Kelurahan Kadipiro.
Berdasarkan data 10 besar penyakit di Puskesmas Gambirsari pada
tahun 2015, common cold menduduki urutan pertama diagnosis penyakit
terbanyak di Puskesmas Gambirsari. Kemudian disusul dengan hipertensi,
dyspepsia, headache, pulpitis, malaise and faigue, batuk, diare, persistensi,
dan nekrosis pulpa.

B. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan


Menurut Sulaeman (2014) menentukan prioritas masalah kesehatan
disarankan untuk menggunakan tiga pendekatan berikut, yaitu:
1. Menggunakan informasi tentang komitmen global dan nasional, kecuali
terbukti bahwa masalah yang telah menjadi komitmen global dan
nasional tersebut betul-betul tidak ada di wilayah kerja Puskesmas
bersangkutan Oleh sebab itu, masalah yang perlu diberikan prioritas
adalah PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), malaria,
TB, HIV/AIDS, lepra, demam berdarah dangue, dan kurang gizi
(khususnya ibu hamil, bayi, anak balita dan anak sekolah).
2. Kalau tidak ada masalah lain di luar masalah yang termasuk dalam
komitmen global dan nasional tersebut, Puskesmas bisa menggunakan
teknik PAHO untuk menelaah prioritasnya. Misalnya yang bersifat
spesifik lokal seperti filariasis, frambusia, rabies, keracunan pestisida,
kecelakan, penggunaan narkoba, dan lain-lain.
3. Masalah yang menyangkut pembangunan mutu masnusia sejak dini
hendaknya diberi prioritas tinggi. Ini berkaitan dengan upaya untuk
menjamin pertumbuhan otak yang optimal dalam rangka
mempersiapkan SDM berkualitas. Maka masalah yang menyangkut hal-
hal berikut perlu dirioritaska, yaitu kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu
melahirkan, kesehatan bayi, kesehatan ibu nifas, kesehatan anak balita,
dan kesehatan anak sekolah.
Dari beberapa masalah penyakit yang muncul di Puskesmas Gambirsari
Surakarta antara lain cakupan kunjungan ibu hamil (K4), Case Detection Rate
TBC, Insidence Rate Demam Berdarah Dangue, dan bayi yang mendapat ASI
Eksklusif, ditentukan prioritas dengan menggunakan teknik skoring PAHO

Tabel 3.2. Prioritas Masalah dengan Teknik Skoring PAHO


Penyakit M S V C Total
Cakuan Kunjungan Ibu Hamil 2 3 6 5 180
TB 8 8 4 7 1.792
DBD 7 9 6 9 3.402
Bayi yang mendapat ASI 3 3 6 5 270
ekslusif

Urutan prioritas masalah di Puskesmas Gambirsari dengan


menggunakan teknik skoring PAHO adalah (1) DBD, (2) TB, (3) Bayi yang
medapat ASI eksklusif, (4) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil. Dari data
tersebut DBD menjadi prioritas masalah utama di Puskesmas Gambirsari
Surakarta.

Tabel 3.3. Jumlah Kasus DBD bulan Januari – April 2016


Kasus/Bulan Januari Februari Maret April
Jumlah Kasus Tersangka DBD 0 5 10 13
Jumlah Kasus DBD 0 17 20 16
Jumlah Kasus DSS 0 1 6 4

Pada tahun 2016, keberadaan kasus DBD masih belum dapat


disingkirkan. Pada tabel 3.3 terlihat adanya kenaikan angka kejadian DBD
di bulan Februari dan kembali meningkat di bulan Maret.

Tabel 3.4. House Indeks Jentik Januari- April 2016


Program Januari Februari Maret April
Jumlah rumah diperiksa 541 530 617 1324
Jumlah Rumah Positif Jentik 5 273 9 36
House indeks pemukiman (%) 1 5 2 3
Jumlah Sekolah yang diperiksa 3 27 27 27
Jumlah Sekolah positif jentik 0 1 1 2
House indeks sekolah (%) 0 4 4 7

C. Analisis Masalah dengan Diagram Tulang Ikan


Diagram tulang ikan adalah salah satu teknik analisis kausal dengan
cara menempatkan masalah yang ditetapkan pada identifikasi masalah
diletakan pada kepala, kemudian penyebabnya dianalisis dari berbagai
aspek atau unsur yang ditempatkan pada rusuk-rusuk besar, kemudian
ditelusuri masalahh spesifiknya yang diletakkan pada rusuk-rusuk kecil.

INFORMATION MARKET METHOD MINUTE MACHINE MATERIA MONEY MAN


L
Masih Kesadaran
PHBS kurangnya masyarakat untuk
Perkembang- melakukan PSN dan
belum pemanfaatan
biakan vektor menjaga kebersihan
Pengumpulan diterapkan media
yang cepat informasi masih kurang
data kasus baru dengan baik
tidak dapat oleh
dilakukan dengan masyarakat
cepat Dana
Keterbatasan
program
Kurangnya peran item
terbatas
serta masyarakat pemeriksaan
dalam upaya lab untuk
pemberantasan penegakan Ekonom
sarang nyamuk diagnosis i warga
rendah

DBD
Data terbatas
Kurangnya sehingga
evaluasi pembuatan
pelaksanaan POA kurang
program maksimal

Proses Pelayanan P2 P1

Gambar 3.1. Diagram Tulang Ikan Kasus Demam Berdarah Dangue


Beberapa masalah yang dapat menyebabkan DBD dihimpun, seperti
sulitnya pengumpulan data kasus yang dikeluhkan oleh petugas Puskesmas karena
penegekan diagnosis kasus DBD biasanya dilakukan di Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit tersebut tidak melaporkan ke Dinas Kesehatan atau Puskesmas secara
langsung maka kasus baru akan sulit diketahui. Pasien atau keluarganya pun jarang
yang melaporkan secara langsusng ke Puskesmas.
Penerapan Perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih kurang.
Cakupan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari hanya 73%, hal ini
masih kurang dari terget tahun 2015 yaitu 75%. Kami mengamati kurangnya media
promotif untuk sosialisasi mengenai PHBS maupun pencegahan DBD di
lingkungan masyarakat.
Evaluasi Program di Puskesmas Gambirsari dilakukan setiap tahun. Evaluasi
tersebut dilakukan untuk merancang Plan of Action pada tahun berikutnya sehingga
inovasi atau perubahan program dilakukan setahun sekali.
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DAN
PRIORITAS PEMECAHAN

A. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan penyebab-penyebab kasus demam berdatah dangue yang
telah teridentifikasi pada gambar 3.1 dapat ditemukan masalah spesifik yang
akan diangkat untuk dibahas operasionalnya sebagai alternatif jalan keluar,
tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 4.1. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab


Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan
Masalah
DBD 1. Kesadaran - Penyuluhan kepada
masyarakat untuk masyarakat akan bahaya
melakukan PSN dan DBD dan pentingnya
menjaga kebersihan masih melakukan pencegahan
kurang

2. Dana program terbatas - Memaksimalkan


pemberdayaan masyarakat
dalam pelaksanaan program

3. Masih kurangnya - Memanfaatkan media


pemanfaatan media informasi baik elektronik
informasi maupun cetak untuk
memberikan edukasi
mengenai pencegahan DBD
4. Keterbatasan item - Bekerjasama dengan rumah
pemeriksaan laboratorium sakit untuk penegakan
unutk penegakan diagnosis diagnosis
5. Perkembangan vektor - Menghimbau warga
yang cepat masyarakat untuk
melakukan PSN secara rutin
6. Kurangnya peran serta - Melakukan PJB sekaligus
masyarakat dalam upaya memberikan edukasi
pemberantasan sarang kepada warga masyarakat
nyamuk yang didatangi rumahnya
7. PHBS belum - Penyuluhan mengenai
diterapkan dengan baik oleh PHBS
masyarakat
8. Pengumpulan data - Menjalin kerjasama yang
kasus baru belum dapat baik dengan dinas
dilakukan dengan cepat kesehatan, rumah sakit yang
berada di wilayah
Surakarta, serta
menghimbau masyarakat
agar melaporkan apabila
keluarganya terdiagnosis
DBD.
9. Kurangnya evaluasi - Evaluasi program dilakuakn
pelaksanaan program secara berkala setiap 3
bulan sekali

10. Data terbatas sehingga - Memaksimalkan


pembuatan POA kurang pengumpulan data dengan
maksimal menjalin kerjasama lintas
sektoral.

B. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik


Alternatif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari beberapa
sudut pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi yang terbaik.
Pemilihan intervensi terbaik dari berbagai alternatif jalan keluar atas masalah
kasus demam berdarah dangue di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari tersaji
dalam tabel berikut:

Tabel 4.2. Prioritas Alternatif Intervensi


Prioritas
Efektivitas
Efisiensi =
No Cara Pemecahan Masalah
M I V (C) MxIxV
C
Penyuluhan kepada masyarakat akan
1 bahaya DBD dan pentingnya melakukan 4 4 3 2 24
pencegahan
Pelatihan kader agar dapat mengedukasi
2 masyarakat sekitarnya dengan lebih 3 4 4 2 24
interaktif
Melakukan PJB sekaligus memberikan
3 edukasi kepada warga masyarakat yang 5 5 4 2 50
didatangi rumahnya
Memanfaatkan media informasi baik
elektronik seperti sosial media maupun
4 cetak seperti spanduk, pamfel, leaflet, 3 3 3 5 5.4
untuk memberikan edukasi mengenai
pencegahan DBD

Kriteria efektivitas :
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)

Kriteria efisiensi :
C = Efficiency – Cost (semakin besar biaya yang diperlukan semakin tidak
efisien)

Prioritas Pemecahan masalah yang kami pilih adalah melakukan PJB


sekaligus memberikan edukasi kepada warga masyarakat yang didatangi
rumahnya.

C. Analisis SWOT Program Demam Berdarah Dangue

Analisis SWOT adalah suatu akronim dari strength (kekuatan),


weakness (kelemahan) dari lingkungan internal organisasi, serta opportunity
(kesempatan/peluang) dan threat (ancaman/rintangan) dari lingkungan
eksternal organisasi. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan
antara faktor eksternal dengan faktor internal organisasi untuk
memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini berguna untuk
menganalisis faktor-faktor internal organisasi layanan kesehatan yang
memberi andil terhadap kualitas layanan kesehatan atau salah satunya
komponennya dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal organisasi
layanan kesehatan.
Unsur-unsur dari analisis SWOT sebagai berikut (Azwar, 1996) :
1) Kekuatan
Kekuatan (Strength) adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas
yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila dimanfaatkan akan
berperan besar dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh puskesmas itu
sendiri.
2) Kelemahan
Kelemahan (Weakness) adalah berbagai kelemahan yang bersifat
khas, yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila diatasi akan
berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh puskesmas tetapi juga dalam mencapai tujuan
yang dimiliki oleh puskesmas.
3) Kesempatan
Kesempatan (Opportunity) adalah peluang yang bersifat positif
yang dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila dapat dimanfaatkan
akan besar peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.
4) Hambatan
Hambatan (Threat) adalah kendala yang bersifat negatif yang
dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila berhasil diatasi akan besar
peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.

Tabel 4.3Analisis SWOT Program Demam Berdarah Dangue


Strength (S) Weakness (W)
 PJB dilaksanakan rutin  PJB belum bisa
SW

OT
oleh kader dan tokoh dilaksanakan oleh
masyarakat seluruh masyarakat
 Petugas kesehatan cukup  Keterbatasan item
pemeriksaan lab DBD

Opportunity (O) SO WO
 Jejaring dengan kader  Meningkatkan kesadaran  Advokasi ke stake
dan kelurahan masyarakat tentang holder tentang
 Program Jumat sehat bahaya DBD terutama pentingnya
pencegahannya pemberdayaan
 Meningkatkan masyarakat untuk
kemampuan petugaas pencegahan DBD
dalam menggerakkan  Meningkatkan
PSN dengan kerjasama dengan
menggunakan metode Dokter Praktek swasta
yang variatif dan inovatif dan kader kesehatan
 Menggalakan kerja bakti  Meningkatkan
sekurang-kurangnya kerjasama dengan
seminggu sekali Rumah Sakit

Threat (T) ST WT
 Sebagian masyarakat  Penyuluhan di posyandu  Optimalisasi
tidak peduli dengan lansia dan balita pemasangan media
lingkungannya  Penyuluhan di sekolah- promosi DBD di fasilitas
 Masih lekatnya sekolah umum
paradigma sakit  Meningkatkan sosialisasi
dibanding paradigma paradigma sehat
sehat  Meningkatkan advokasi
stake holder
 Menambah metode
dalam menggerakkan
PSN
BAB V
PLAN OF ACTIONS

Dari hasil pemilihan prioritas jalan keluar dipilih bentuk kegiatan


berupa Pemantauan Jentik Berkala Teliti dan Menyeluruh sekaligus
memberikan edukasi kepada warga masyarakat yang didatangi rumahnya.
Pemantauan Jentik Berkala Teliti dan Menyeluruh ini dilakukan dengan
pemantauan jentik yang dilakukan tidak hanya pada bak mandi atau ember
penampungan air, tapi juga tempat-tempat penampungan lain seperti air minum
burung, tempat penampungan air bawah dispenser, dll. Selain bertujuan untuk
mengevaluasi house index secara berkala juga dapat sebagai motivasi warga
masyarakat untuk rajin melakukan PSN. Kita dapat melakukan edukasi
mengenai pencegahan demam berdarah maupun mengenai PHBS kepada setiap
rumah yang didatangi.
Berikut ini merupakan rencana persiapan yang dibutuhkan:

1. Tujuan : Meningkatkan kualitas PJB dan mengevaluasi house


index secara berkala serta mendorong masyarakat untuk
melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
2. Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Gambirsari
3. Metode : Pelakukan pemantauan jentik nyamuk dengan
mengunjungi rumah-rumah warga sembari melakukan
edukasi mengenai pencegahan DBD dan mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Waktu : 1 minggu 2 kali
5. Lokasi : Wilayah RW diama terdapat waraga yang terjangkit
DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gambirsari
6. Pelaksana : Dokter muda IKM 518 Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret

7. Biaya :
Tabel 5.1 Perkiraan Biaya yang Diperlukan
No. Pengeluaran Satuan Harga Jumlah
1 Leaflet 100 Rp500,00 Rp50.000,00
2 Senter 2 Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Jumlah Rp110.000,00

8. Mekanisme Kegiatan : Mengumpulkan para kader yang berada di suatu


wilayah RW, bekerjasama dengan tim dari Kelurahan,
untuk bersama-sama melakukan pemantauan jentik
nyamuk ke rumah-rumah warga. Pemantauan dilakukan
secara teliti dan menyeluruh di tempat-tempat yang
mungkin menjadi sarang nyamuk seperti bak mandi atau
ember penampungan air, tempat-tempat penampungan
lain seperti air minum burung, tempat penampungan air
bawah dispenser, dll. Pemantauan diselingi dengan
edukasi mengenai pencegahan DBD dan PHBS kepada
warga yang dikunjungi.
BAB VI
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan analisi prioritas masalah di Puskesmas Gambirsari Surakarta
didapatkan bahwa penyakit demam berdarah dangue menjadi prioritas
utama. Setelah dilakuakan analisis penyebeb dan berbagai alternatif jalan
keluar maka didapatkan alternatif jalan keluar terbaik yaitu dengan
melakukan Pemantauan Jentik Berkala sekaligus memberikan edukasi
kepada warga masyarakat yang didatangi rumahnya yang kemudian
ditetapkan Plan of Action dengan tujuan untuk mengevaluasi hoause index
secara berkala sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan
pemberantasan sarang nyamuk.

B. Saran
1. Melaksanakan PJB secara rutin dengan turut serta memberdayakan
kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari disertai
edukasi kepada tiap warga yang dikunjungi mengenai pencegahan
DBD dan PHBS
2. Melakukan kerja bakti secara rutin dalam rangka melakukan
pemberantasan sarang nyaruk sekalikus memupuk jiwa gotong
royong.
3. Menjalin kerjasama yang baik dengan stake holder, Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit- rumah sakit yang ada di wilayah
Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar (1996).Pengantar administrasi kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Bina


Aksara.
Reed SK (2000). Problem solving. In A. E. Kazdin (Ed.), Encyclopedia of
psychology. Washington DC: American Psychological Association and Oxford
University Press. Pp. 71-75.

Sulaeman, ES (2015). Manajemen Masalah Kesehatan: Manajemen Strategik dan


Operasional Program serta Organisasi Layanan Kesehatan. Cetakan 1.
Surakarta: UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai