Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)

STIKES INTERVENTIONS TO ASSIST THE HOMELESS

WIDYAGAMA
HUSADA MALANG
NO. DOKUMEN: NO. REVISI: HALAMAN:
ISSN: 2442-4480 1-154
TGL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
PROSEDURE
2016 Betha Dwidinanti Zefianningsih, Budhi
TETAP
Wibhawa, & Hadiyanto A. Rachim
PENGERTIAN Homeless atau gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam
masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan
pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di
tempat umum. Sedangkan pengemis adalah orang-orang yang
mendapatkan penghasilan dengan memintaminta di muka umum dengan
pelbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang
lain.
TUJUAN 1. Mengatasi masalah mental yang ada pada homeless
2. Mengatasi masalah kesehatan pada homless
3. Meningkatkan derajat kesehatan pada homeless
INDIKASI 1. Gelandangan.
2. Pengemis. Keluarga maupun individu
3. Anak Jalanan.
KONTRAINDIKASI -
PERSIAPAN KLIEN 1. Tempat Pertemuan
2. Memposisikan klien sesuai kebutuhan.
PERSIAPAN ALAT 1. Flipchart.
2. Buku kerja dan bulpoint.
3. Kursi
4. Meja
PERSIAPAN 1. Persiapan kolaborasi dengan dinas social dalam mengatasi
PERAWAT masalah mental tunawisma
2. Menyiapkan kondisi mental perawat dan kemampuan perawat
dalam menguasai situasi.
3. Perawat dapat menguasai tindakan yang akan diberikan kepada
klien.
4. Mengedentifikasi apa yang di ketahuinya tentang masalah yang
terjadi dan,
5. Mengidentifikasi kemampuan klien dan sumber pendukung yang
ada pada diri klien.
PERSIAPAN 1. Menjaga lingkungan agar tetap nyaman dan bersih.
2. Menjaga privasi klien.
LINGKUNGAN
CARA KERJA 1. Mengkaji klien masalah klien dan keluarga dengan
menggunakan tahap 1 dan tahap 2 sesuai dengan (5 tugas
kesehatan keluarga).
2. Bimbingan mental
Bimbingan mental ini dilakukan secara intensif oleh pihak dinas
sosial kepada para PMKS. Bagian ini merupakan bagian yang
sangat penting guna menumbuhkan rasa percaya diri serta
spiritualitas para gelandangan dan pengemis. Karena pada
dasarnya mereka memiliki semangat dan rasa percaya diri yang
selama ini tersimpan jauh di dalam dirinya. Selain itu mereka
juga mempunyai potensi yang cukup besar, hanya saja belum
memiliki penyaluran atau sarana penghantar dalam
memanfaatkan potensi-potensi tersebut. Pada saat pertama kali
para gelandangan dan pengemis (gepeng) yang tercakup dalam
razia, keadaan mereka sangat memprihatinkan, ada yang
memasang muka memelas ada juga yang dengan santainya
mengikuti semua proses dalam therapy ini, dalam therapy
individu dilakukan pengecekan terhadap semua gelandangan
dan pengemis (gepeng) satu persatu secara psikis.
3. Bimbingan kesehatan
Sebelum pihak dinas kesehatan melakukan bimbingan
kesehatan, terlebih dahulu para penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) diberikan fasilitas penanganan
kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan bagi mereka yang
sedang sakit. Kemudian kegiatan bimbingan kesehatan dimulai
dengan penyadaran tentang pentingnya kesehatan badan atau
jasmani. Mulai dari hal kecil seperti pentingnya mandi, gosok
gigi dan memakai pakaian bersih. Melihat selama ini kehidupan
di jalanan yang sangat keras dan serba tidak sehat, para
gelandangan dan pengemis (gepeng) tentu masih merasa
kesulitan untuk menerapkan gaya hidup sehat sehingga apa yang
diperoleh dalam bimbingan kesehatan tidak diterapkan
sepenuhnya dalam kehidupan mereka.
4. Bimbingan keagamaan
Bimbingan keagamaan dilakukan secara intensif oleh pihak
dinas sosial, guna untuk menguatkan kembali spiritualitas para
gelandangan dan pengemis.
1) Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Membacakan doa pembuka
c. Memperkenalkan diri terapis dan peserta
d. Menanyakan perasaan peserta hari ini
e. Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat.
2) Kerja
a. Memahami masalah.
b. Cara untuk menyelesaikan masalah.
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah.
Prinsip kerja :
1. Mendiskusikan masalah yang dihadapi berdasarkan
daftar masalah. Bila ada masalah baru, kelompok
menulis pada daftar masalah.
2. Mendiskusikan cara mengatasi permasalahan yang
terjadi berdasarkan daftar masalah yang sudah
dibuat.
3. Mendiskusikan cara penyelesaian masalah yang lain
yang ditulis dalam daftar cara penyelesaian
masalah.
4. Mendiskusikan tindakan lain yang dapat dilakukan
saat keinginan kembali ke jalanan terjadi.
3) Terminasi
a. Menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti
pertemuan.
b. Meminta setiap peserta melakukan cara yang sudah
dianjurkan.
c. Kesepakatan untuk waktu, tempat dan topik pertemuan
berikutnya.
Doa penutup dan Mengucapkan salam penutup.
EVALUASI 1. Merapikan kembali lingkungan dan klien
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5. Evaluasi perasaan klien (merasa aman, nyaman, dan tanggung
jawab )
6. Kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya (jika ingin
melakukan kunjungan lagi).
HASIL Setelah dilakukan tindakan Homeless berkurang dan mengikuti
kegiatan-kegiatan positif yang dapat mebantu ,emgatasi masalah mental
dan kesehatan pada individu maupun keluarga dan/ pulang ke kampung
halaman
HAL-HAL YANG 1. Pertemuan dalam penerapan ini tidak boleh memaksakan harus
HARUS sesuai dengan kesepakatan kelompok.
DIPERHATIKAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)

INTERVENTIONS TO ASSIST THE HOMELESS


Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Keluarga

OLEH

Marzella Inriany Clarita Milla

(1608.14201.498)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2019

Anda mungkin juga menyukai