Anda di halaman 1dari 23

ABSES SEREBRI

A. Definisi

Abses
Abses serebri
serebri adalah
adalah infeks
infeksii purule
purulen
n pada
pada parenk
parenkim
im otak
otak yang
yang diikut
diikutii

kerusakan jaringan dan edema di sekitarnya serta terdapat lesi desak ruang 1. Pada

umumnya soliter tetapi ada kalanya terdapat abses multilokular akibat emboli

septic dari bronkiektasi


bronkiektasis.
s. Kebanyakan
Kebanyakan abses terletak di hemisfer serebri, 20-0!

 berlokasi di serebelum dan hampir tidak pernah bersarang di batang otak 2.

B. Etiologi

Kira-kira "#! dari semua abses serebri berkembang sebagai penjalaran

dari otitis, mastoiditis, sinusitis frontalis, atau fraktur tengkorak. $ebih jarang

abses serebri berasal dari osteomielitis tulang tengkorak, atau infeksi gigi-geligi

ataupun infeksi di %ajah. &akteri yang sering ditemukan dalam abses serebri yaitu

streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, proteus, dan '.(oli. Kira-kira "#! dari

abses serebri disebabkan oleh bakteri tersebut, daan 2#! sisanya disebabkan oleh

mikroorganisme lainnya 2.

Abses
Abses serebri
serebri stafilo
stafilokok
kokus
us biasan
biasanya
ya berkem
berkemban
bang
g dari
dari penjala
penjalaran
ran otitis
otitis

medi
mediaa atau
atau frak
fraktu
turr crani
cranii.
i. Abses
Abses strep
strepto
toko
koku
kuss dan
dan pneu
pneumo
moko
koku
kuss serin
sering
g

merupakan komplikasi dari infeksi paru-paru, otitis media atau trauma kapitis.

Abses serebri proteus dan '.(oli berkembang dari penjalaran otitis media atau

mastoiditis. Abses serebri yang dijumpai pada penderita penyakit jantung ba%aan

)tetralogi fallot* pada umumnya disebabkan oleh infeksi streptokokus 2.

+
C. Patogenesis

nfeksi dapat mencapai otak dengan jalan yang berbeda-beda, seperti pada

otitis media, infeksi dapat meluas melalui caum tympani atau melalui mastoid

dan meningen, kemudian mencapai jaringan otak. nfeksi meluas melalui ena-

ena
ena dalam,
dalam, menyeb
menyebabk
abkan
an trombo
trombosis
sis ena.
ena. rombo
rombosis
sis mengha
menghamba
mbatt sirkula
sirkulasi
si

serebral, sehingga terjadi iskemia dan infark yang mempercepat terjadinya infeksi

lokal.
lokal. /etiap
/etiap robeka
robekan
n pada
pada durama
duramater
ter akibat
akibat trauma
trauma merupa
merupakan
kan sumber
sumber yang
yang

 potensial untuk terjadinya infeksi pada otak .

ula-mu
ula-mula
la terjadi
terjadi perada
peradanga
ngan
n supura
supuratif
tif pada
pada jaringa
jaringan
n otak.
otak. &iasany
&iasanyaa

terdapat di bagian substansia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai

darah
darah.. Pros
Proses
es perad
peradan
anga
gan
n ini
ini memb
memben
entu
tuk
k eksu
eksuda
dat,
t, tromb
trombos
osis
is septi
septik
k pada
pada

 pembuluh-pembuluh darah, dan agregasi leukosit yang sudah mati .

i daerah yang mengalami peradangan tadi timbul edema, perlunakan, dan

konges
kongesti
ti jaring
jaringan
an otak
otak disert
disertai
ai perdar
perdaraha
ahan
n kecil.
kecil. i sekeli
sekelilin
ling
g abses
abses terdapa
terdapatt

 pembuluh-pembuluh darah dan infiltrasi leukosit. &agian tengah kemudian

melunak dan membentuk ruang abses. ula-mula dindingnya tidak begitu kuat,

kemudian terbentuk dinding yang kuat membentuk kapsul yang konsentris. i

sekeli
sekelilin
ling
g abses
abses terjad
terjadii infilt
infiltrasi
rasi leukos
leukosit
it polimo
polimorfn
rfnukl
uklear
ear,, sel-sel
sel-sel plasma
plasma dan

limfosit. /eluruh proses ini memakan %aktu lebih kurang dua minggu. Abses

dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam entrikulus atau ruang

subaraknoid yang dapat mengakibatkan meningitis .

3
D. Gejala klinis

Pada permulaan terdapat gejala-gejala yang tidak khas seperti infeksi

umum, kemudian timbul tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial berupa

nyeri kepala yang makin lama makin hebat, muntah-muntah, demam, penglihatan

kabur, kejang umum atau fokal, tidak ada nafsu makan, dan akhirnya kesadaran

menurun. Pada funduskopi tampak adanya edema papil .

4ejala defisit neurologi bergantung pada lokasi dan luas abses, antara lain

defisit neri kranial, hemiparesis, reflek tendon meningkat, afasia, kaku kuduk,

hemianopia, nistagmus, ataksia, dan sebagainya .

E. Pemeriksaan Penunjang (1,2,,!"

# $eukosit ) 5 10.000 sel6mm*

# $aju 'ndap arah )$'* meningkat pada 70! kasus

# ( reactie protein meningkat +#-30!

# Kultur darah6 abses

# /canning

# Arteriografi

(1"
$. Penatalaksanaan

1. erapi konseratif yaitu dengan antibiotik -+ minggu, bila pasien dalam

kondisi imunosupresi dapat diberikan antibiotik sampai 1 tahun.

2. indakan bedah ada 2 cara 8 eksisi atau drainase dengan cara steriotaktik

untuk menghindari kerusakan sekecil mungkin. &iasanya ukuran abses lebih

dari 2,# cm atau menimbulkan lesi desak ruang.

10
. Peran steroid untuk meredakan edema di sekitar abses diberikan selama -"

hari tapering off dan nilai per indiidu.

. anitol dapat diberikan bila tekanan intra kranial meningkat, dengan dosis

a%al 0,#-1 gr6kgbb selama lebih dari 10 menit, kemudian diikuti dengan

dosis 0,2#-0,# gr6kgbb tiap 7 jam.

11
I%&S'RASI AS&S

/eorang pasien laki-laki, usia 1 tahun, masuk ke bangsal 9eurologi :/

r. . jamil Padang pada tanggal 1 ;uni 200", dengan 8

A)A*)ESIS 8 Alloanamnesis

elu+an &tama 8

 9yeri kepala sejak 1minggu yang lalu

Ria-at Pen-akit Sekarang  8

•  9yeri kepala sejak 1 minggu yang lalu, nyeri kepala makin lama makin

hebat, muntah )<*, tidak terus menerus, penglihatan ganda )<*, menjalar ke

 bagian belakang kepala

•  9yeri kepala sudah dirasakan sejak  minggu yang lalu, a%alnya nyeri

kepala dirasakan pada bagian kiri, tidak terus menerus, muntah )-*, aura)-*,

 penglihatan ganda )-*, kira-kira # menit kemudian hilang, dan tiba-tiba

muncul kembali tanpa ada faktor pencetus tertentu

•  9yeri dada sebelah kanan, nyeri bertambah bila batuk dan bila berbaring

ke sebelah kanan

• Kelemahan anggota gerak tidak ada

• emam )-*, Kejang )-*, perubahan status mental )-*

• &A& dan &AK biasa

• Pasien sudah dira%at di :/ kerinci 1 minggu yang lalu, dengan nyeri

kepala dan nyeri dada sebelah kiri dan pernah dipasang =/, selama

12
dira%at pasien mendapat obat >A dan kemudian di rujuk ke :/ r. 

jamil Padang oleh spesialis saraf untuk pemeriksaan ( /can.

Ria-at Pen-akit Da+ulu 8

• idak ada ri%ayat hipertensi, iabetes ellitus, penyakit jantung dan

stroke.

Ria-at Pen-akit eluarga  8

• idak ada keluarga pasien yang menderita hipertensi, iabetes ellitus,

 penyakit jantung dan stroke.

Ria-at Pekerjaan an Sosial Ekonomi  8

• Pasien adalah seorang pega%ai dinas kesehatan

• Pasien mempunyai kebiasaan merokok.

PE*ERISAA) $ISI  8

Status Generalis

Keadaan ?mum 8 sedang

Kesadaran 8 sadar, gelisah

Keadaan 4i@i 8 sedang

ekana arah 8 10630 mmg

 9adi 8 +B 6menit

Pernapasan 8 1+B 6menit

/uhu 8 "C(

1
Status Internus

Kulit 8 idak ada kelainan


K4& 8 idak ada kelainan
Kepala 8 idak ada kelainan
ata 8 Anemis )-*, ikterik )-*
elinga 8 idak ada kelainan
idung 8 idak ada kelainan
ulut 8 idak ada kelainan
$eher 8 ;DP E # - 2 cm2>
Paru 8  8 tidak simetris kiri kanan
P 8 Fremitus melemah di kanan ba%ah
P 8 redup di kanan ba%ah
A 8 /uara napas esikuler melemah, ronkhi -6-, %hee@ing -6-
;antung 8  8 ctus tidak terlihat
P 8 ctus teraba 1 jari medial $(/ :( D
P 8 &atas-batas jantung 8
/ atas 8 :( 
/ kanan 8 $/
/ kiri 8 1 jari medial $(/ :( D
A 8 rama jantung murni, teratur, 1 5 2, P2 G A2
&ising )-*
Abdomen 8  8 Perut tidak membuncit
P 8 epar dan lien tidak teraba
P 8 impani
A8 &ising usus )<* 9
Alat Kelamin 8 idak diperiksa
angan 8 idak ada kelainan
ungkai dan kaki 8 idak ada kelainan

1
Status )eurologikus

• 4(/ 8 ' 1 7D# E 1#

 4

$ihat bagaimana 4erakan membuka mata pada pasien, kalau spontan E ',
klu matanya tertutup dan tbuka dengan rangsangan suara 8E ', kalau matanya
yang tertutup tidak terbuka dengan rangsangan suara 6 dipanggil, maka diberi
rangsangan nyeri, kalau terbuka E '2, kalau tidak tbuka E '1

/ E sikap tubuh E oement


Kalau dengn rangsangan nyeri tidak ada gerakan apapun E1
Kalau dengan rangsangan nyeri tangannya ekstensi E 2
Klu dengan rangsangan nyeri tangannya fleksi E 
Klu menolak 6 %ithdra%al E 
Kalau melokalisir nyeri E #
Klu gerakan spontan E 7

 ( E (akap
Kalau dia tidak bersuara sedikitpun 8 D1
Kalau bersuara tapi hanya menggumam E D2
Kalau bersuara tapi hanya bisa satu kata E D
Klu bisa mengucapkan kalimat tapi bingung E D
Klu bisa mengucaokan kalimat dan ada orientasi spt org 9 E D#

• anda rangsangan meningeal 8 kaku kuduk )-*, &rud@insky  )-*,  )-*,

Kernig )-*

Kaku kuduk / nuchal rigidity

Nuchal berarti belakang leher

Penyebab kaku kuduk : refleks spasme otot nucha

1#
Akibat : iritasi meingen / ruang subarachnoid

Mekanisme : bila ada rangsangan nyeri (ingat, meningen merupakan

struktur yang peka nyeri), timbul mekanisme perlindungan tubuh

untuk melokalisir nyeri dengan cara mengadakan spasme m

ekstensor leher (nucha)

Cara : penderita tidur telentang, pemeriksa berdiri di kanan

penderita, tangan kiri di bawah kepala, tangan kanan di atas dada,

menaga tubuh agar tidak terangkat, ayunkan kepala ke kiri!ke

kanan dengan gentle supaya leher relaksasi" #emudian fleksikan

leher sampai menyentuh dagu" Penilaian ($) bila dagu tidak

menyentuh dada

%rud&in&ky '

Cara : pasien tidur telentang, pemeriksa berdiri di sebelah kanan

pasien, tangan kiri di bawah kepala, tangan kanan di atas dada,

fleksikan kepala secara pasif sehingga dagu menyentuh dada" est

($) bila gerak pasif tadi disusul dengan gerak fleksi sendi lutut dan

tungkai secara refleks, kadang  kadang hanya satu tungkai bila

pasien mengalami hemiparese"

17
%rud&insky ''

Cara : pasien tidur telentang, dengan salah satu tungkai diangkat,

fleksi sendi panggul dan ekstensi sendi lutut" est ($) bila pada

tungkai kontralateral timbul fleksi reflektoir " bila responsnya

ekstensi sendi panggul dan lutut kontralateral maka disebut

brud&insky reciprocal contralateral leg sign

#ernig sign

Cara :

Penderita tidur telentang, fleksikan sendi panggul tegak lurus

tubuh, ekstensikan sendi lutut

est ($) bila sendi lutut tidak bisa diekstensikan *+- deraat

karena nyeri / spasme otot hamstring sehingga sendi panggul ikut

fleksi"

est uga ($) %ila teradi flleksi in.olunter pada lutut kontralateral

• anda peningkatan intrakranial 8 muntah proyektil )<*, sakit kepala

 progresif )<*.

•  9eri cranialis 8

 9.  8 sukar dinilai

 9.  8 sukar dinilai

1"
 9. , D, D 8 pupil isokor kanan dan kiri, bulat, H  mm, reflek

cahaya )<6<*, gerakan bola mata bebas ke segala arah

 9. D 8 raut muka simetris, plica nasolabialis kanan E kiri

 9. D 8 fungsi pendengaran baik 

 9. I, I 8 arcus faring simetris, uula ditengah, nadi teratur, reflek

muntah )<*

 9. I 8 gerakan mengangkat bahu baik 

 9. I 8 lidah tidak deiasi dan tidak atrofi

• otorik 8 &aik 

• /ensorik 8 sensibilitas halus dan kasar baik 

• >tonom 8 &A& dan &AK terkontrol

• :eflek fisiologis 8 <6<

• :eflek patologis 8 -6-

0ASI% %ABRA'RI&* 

• arah 8 • ?rine 8

b 8 17,2 gr! Protein 8 )<*

$eukosit 8 1#."006mm :eduksi 8 )-*

$' 8 +1 mm6jam $eukosit 8 <<<

t 8 3 ! 'ritrosit 8 )<*

4P 8 "3 mg! /ilinder 8 )-*

( 8 062626"#6176# Kristal 8 )-*

rombosit 8 2"3.0006mm 
'pitel 8 )-*

1+
'ritrosit 8 #, juta6mm  &ilirubin 8 )-*

Kolesterol total 8 13 mg! ?robilin 8 )<*

$ 8 3 mg!

$$ 8 11 mg!

rigliserida 8 172 mg!

?reum 8 1 mg!

Kreatinin 8 2, mg!

Asam urat 8 7,1 mg!

K 8 2, m'J6$

 9a 8 10 m'J6$

(l 8 107 mg6dl

Konsul paru, ja%aban 8

Kesan efusi pleura kanan e.c 

anjuran 8 ra%at bersama dengan bagian paru

F>/ 8 papil batas tidak tegas, %arna pucat.

 Aa8 E  8 2

Kesan 8 papil edema

DIAG)SIS 

iagnosis Klinik 8 sefalgia < papil edema bilateral

iagnosis opik 8 intrakranial

iagnosis 'tiologi 8 />$

iagnosis sekunder 8 pleural efusi deBtra

13
'ERAPI 

?mum 8

• DF :$ 12 jam6kolf 

• iet & KP

Khusus 8

• etil prednisolon 2B  mg po

• Kaltrofen 2B100 mg

PE*ERISAA) A)3&RA) 

1. :o foto cranium

2. ''4

. pungsi cairan pleura

. &rain ( scan

dilakukan pleural pungsi

hasil 8 cairan )-*

kesan 8 penebalan pleura

anjuran 8 foto lateral decubitus deBtra

$%%4 &P 

1 3uni 2556

Anamnesis

 9yeri kepala berkurang, tidur bisa, penglihatan ganda )-*, muntah )-*

20
Pemeriksaan Fisik 

Keadaan ?mum 8 /edang  9adi 8 +2B6menit

Kesadaran 8 sadar, kooperatif    9afas 8 22B6menit

ekanan arah 8 10630 mmg /uhu 8 7,#C(

/tatus 9eurologikus

• 4(/ 8 ' 1 7D# E 1#

• anda rangsangan meningeal 8 kaku kuduk )-*, &rud@insky  )-*,  )-*,

Kernig )-*

• anda peningkatan intrakranial 8 muntah proyektil )-*, sakit kepala )-*.

•  9eri cranialis 8 pupil isokor kanan dan kiri, bulat, H  mm, reflek

cahaya )<6<*, gerakan bola mata bebas ke segala arah, raut muka simetris,

 plica nasolabialis kanan E kiri, fungsi pendengaran baik, lidah tidak

deiasi dan tidak atrofi.

• otorik 8 laterisasi )-*

• /ensorik 8 baik 

• >tonom 8 &A& dan &AK terkontrol

• :eflek fisiologis 8 <6<, :eflek patologis 8 -6-

:o thoraB lateral decubitus deBtra 8

 paru 8 tampak perselubungan homogen di hemithoraB lateral kanan K'/A9

 jantung 8 db9

ks 8 efusi pleura deBtra

iagnosis Klinik 8 cephalgia < udem papil bilateral

iagnosis opik 8 intrakranial

21
iagnosis 'tiologi 8 />$

iagnosis sekunder 8 penebalan pleura

erapi 8

Kaltrofen aff, ganti dengan asam mefenamat B1

Alpra@olam 2 B 0,# mg

1! 3uni 56

Anamnesis

/akit kepala bertambah, tidur susah, muntah tidak ada, batuk kering )<*

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan ?mum 8 /edang  9adi 8 "+B6menit

Kesadaran 8 sadar, kooperatif    9afas 8 20B6menit

ekanan arah 8 10630 mmg /uhu 8 7,#C(

/tatus 9eurologikus

• 4(/ 8 '7D# E 10

• anda rangsangan meningeal 8 kaku kuduk )-*, &rud@insky  )-*,  )-*,

Kernig )-*, $aseJue )-*.

• anda peningkatan intrakranial 8 muntah proyektil )-*, sakit kepala )<*.

•  9eri cranialis 8 pupil isokor kanan dan kiri, bulat, H  mm, reflek

cahaya )<6<*

• otorik 8 laterisasi )-*

22
• /ensorik 8 baik 

• >tonom 8 &A& dan &AK terkontrol

• :eflek fisiologis 8 <6<, :eflek patologis 8 -6-

enunggu hasil ( /can

iagnosis Klinik 8 cephalgia < papil udem bilateral

iagnosis opik 8 intrakranial

iagnosis 'tiologi 8 />$

iagnosis sekunder 8 efusi pleura deBtra

erapi 8

rip tramadol 1 amp dalam :$ 12 jam6kolf 

Alpra@olam 2B 0,# mg po

ekstrometorphan syr Bcth 

eBamethason K: B1 amp i

:anitidin B1 amp i

Ampicilin 7B2 gr i

Kemicetin B1 gr i

17 3uni 56

Anamnesis

/akit kepala bertambah, muntah )-*, batuk )<*

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan ?mum 8 /edang  9adi 8 "+B6menit

Kesadaran 8 sadar, kooperatif    9afas 8 1+B6menit

ekanan arah 8 10630 mmg /uhu 8 7,+C(

/tatus 9eurologikus

2
• 4(/ 8 '7D# E 1#

• anda rangsangan meningeal 8 kaku kuduk )-*, &rud@insky  )-*,  )-*,

Kernig )-*, $aseJue )-*.

• anda peningkatan intrakranial 8 muntah proyektil )-*, sakit kepala )<*.

•  9eri cranialis 8 pupil isokor kanan dan kiri, bulat, H  mm, reflek

cahaya )<6<*

• otorik 8 laterisasi )-*

• /ensorik 8 baik 

• >tonom 8 &A& dan &AK terkontrol

• :eflek fisiologis 8 <6<, :eflek patologis 8 -6-

'K4 8 dalam batas normal

enunggu hasil ''4 , ( /can, dan ro foto thoraB lateral decubitus

iagnosis Klinik 8 sephalgia < papil udem bilateral

iagnosis opik 8 intrakranial

iagnosis 'tiologi 8 />$

iagnosis sekunder 8 efusi pleura deBtra

erapi 8 erapi lanjut

18 juni 2556

Anamnesis 8

/akit kepala berkurang, muntah )-*, batuk )<*

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan ?mum 8 /edang 9adi 8 "+B6menit

2
Kesadaran 8 sadar, kooperatif    9afas 8 1+B6menit

ekanan arah 8 106100 mmg /uhu 8 7,+C(

/tatus internus 8

Paru 8

/tatus 9eurologikus

• 4(/ 8 '7D# E 1#

• anda rangsangan meningeal 8 kaku kuduk )-*, &rud@insky  )-*,  )-*,

Kernig )-*

• anda peningkatan intrakranial 8 muntah proyektil )-*, sakit kepala )-*.

•  9eri cranialis 8 pupil isokor kanan dan kiri, bulat, H  mm, reflek

cahaya )<6<*

• otorik 8 laterisasi )-*

• /ensorik 8 baik 

• >tonom 8 &A& dan &AK terkontrol

• :eflek fisiologis 8 <6<, :eflek patologis 8 -6-

iagnosis Klinik 8 sephalgia < papil udem bilateral

iagnosis opik 8 intrakranial

iagnosis 'tiologi 8 />$

iagnosis sekunder 8 penebalan pleura

erapi 8

kaltrofen 2B100 mg po

tramadol 2B#0 mg po aff 

alpra@olam 2 B 0,# mg

2#
menunggu ''4 dan ro foto lat decubitus deBtra

11.00

A6 8 sakit kepala terus menerus, muntah <, banyak tidur 

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan ?mum 8 /edang  9adi 8 +7B6menit

Kesadaran 8 sadar, kooperatif    9afas 8 1+B6menit

ekanan arah 8 1#06100 mmg /uhu 8 " C(

hy 8

rip tramadol dalam :$ 1 amp 12 jam6kolf 

etoclopramid 1 amp i jika muntah

:'9(A9A

&rain ( scan

1.00

A6 8 sakit kepala berkurang, muntah -

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan ?mum 8 /edang  9adi 8 +7B6menit

Kesadaran 8 sadar, kooperatif    9afas 8 1+B6menit

ekanan arah 8 1#06100 mmg /uhu 8 " C(

Brain C' s9an 

assa hipodens di fronto occipito occipital deBtra , midline shief ke kiri

Kesan 8 abses serebri mutiple

hy 8

hy lanjut, ditambah 8

27
eBamethasone kir B1 amp i

:anitidin B1 amp i

Kemicetin B1 gram i

:encana 8 konsul bedah saraf 

1: juni 2556

Anamnesis 8

/akit kepala berkurang, muntah )-*, demam )-*

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan ?mum 8 /edang  9adi 8 "+B6menit

Kesadaran 8 sadar, kooperatif    9afas 8 1+B6menit

ekanan arah 8 1706100 mmg /uhu 8 7,#C(

/tatus 9eurologikus

• 4(/ 8 '7D# E 1#

• anda rangsangan meningeal 8 kaku kuduk )-*, &rud@insky  )-*,  )-*,

Kernig )-*

• anda peningkatan intrakranial 8 muntah proyektil )-*, sakit kepala )-*.

•  9eri cranialis 8 pupil isokor kanan dan kiri, bulat, H  mm, reflek

cahaya )<6<*

• otorik 8 laterisasi )-*

• /ensorik 8 baik 

• >tonom 8 &A& dan &AK terkontrol

• :eflek fisiologis 8 <6<, :eflek patologis 8 -6-

2"
iagnosis Klinik 8 sephalgia < udem papil bilateral

iagnosis opik 8 intrakranial

iagnosis 'tiologi 8 abses serebri multipel

iagnosis sekunder 8 penebalan pleura

erapi 8 lanjut

1.00 8 ja%aban konsul bedah saraf 8

Ks 8 abses serebri multipel

Anjuran

drainase abses serebri multipel bila K? memungkinkan besok pagi

Konsul penyakit dalam

DIS&SI

elah dilaporkan seorang pasien laki-laki berumur 1 tahun yang dira%at

di bangsal 9eurologi :/ r..jamil Padang, dengan diagnosis klinis a%al

sefalgia dan udem papil bilateral.

iagnosis klinis ditegakkan dari anamnesisi dan pemeriksaan fisik. ari

anamnesisi didapatkan bah%a pasien mengalami nyeri kepala yang makin lama

2+
semakin hebat namun tidak terus menerus, muntah )<*, penglihatan ganda )<*.

/etelah dilakukan funduskopi didapatkan hasil

DA$'AR P&S'AA

1. onam. 200. Panduan iagnosis dan Penatalaksanaan lmu Penyakit /yaraf.

FK?. ;akarta.

2. ardjono , /idharta P. 13+3. 9eurologi Klinis asar, ed #. P. ian :akyat.

;akarta.

23
. /ilia A Price. 133#. Patofisiologi, jilid 2. '4(. ;akarta.

. arsono. 1333. &uku Ajar 9eurologi Klinis, ed 1. 4adjah ada ?niersity

Press. Logyakarta.

#. arsono. 2000. Kapita /eekta 9eurologi. 4adjah ada ?niersity Press.

Logyakarta.

0

Anda mungkin juga menyukai