Paper Asl
Paper Asl
1. Latar Belakang
Seperti halnya kehidupan yang terus mengalami perubahan, berbagai industri di dunia pun
mengalami perubahan. Industri yang pada mulanya tampil sebagai pengeruk keuntungan sebesar-
besarnya, kini mulai memperhatikan dampak keberadaan perusahaan bagi kehidupan sosial dan
lingkungan. Pemahaman yang mencoba menyeimbangkan antara keuntungan, kehidupan sosial,
dan lingkungan ini lazim dikenal dengan istilah Triple Bottom Line yaitu people, planet dan
profit.
Konsep Triple Bottom Line mengimplikasikan bahwa selain memperhatikan para shareholder
(pemegang saham), perusahaan juga perlu memperhatikan kepentingan para stakeholder, yaitu
semua pihak yang terlibat dan terkena dampak dari kegiatan yang dilakukan perusahaan. Sebab
saat ini, mengutamakan profit tak lagi menjamin bisnis perusahaan terus berjalan dengan baik.
Dengan demikian para pelaku bisnis tidak dapat terus beranggapan bahwa keuntungan yang
diraih oleh perusahaan adalah satu-satunya hal yang harus diperhatikan. Sementara peran
lingkungan dan sosial masyarakat tidak masuk dalam hitungan. Ketidakmengertian pada konsep
ini membuat sebuah perusahaan akan terus mengeksploitasi sumber daya alam tanpa
memperhatikan keseimbangan lingkungan dan kepentingan sosial. Pada akhirnya bencana tak
dapat dihindari. Banyak perusahaan lambat namun pasti akan merugi, bangkrut, dan akhirnya
dapat menyebabkan industri tertentu punah. Timbullah kesadaran bahwa faktor internal
perusahaan seperti modal, investasi, pegawai, manajemen, sistem, dan prosedur hanyalah bagian
dari ekosistem bisnis yang mendukung keberadaan pabrik pengolahan paus yang gulung tikar.
Akhirnya habislah industri penangkapan paus Amerika Utara. Berkaca industri penangkapan paus
ini, akhirnya banyak pelaku usaha yang menjalankan Triple Bottom Line (TBL ) secara
konsisten. TBL memberikan peluang bagi perusahaan untuk terus bertahan dan berkembang
bahkan juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan terutama di bidang sosial kemasyarakatan.
2. PEMBAHASAN
3. Penutup
Konsep TBL memiliki fondasi dasar yang mengacu pada tiga aspek yaitu people, planet,
dan profit. Aspek people menekankan pentingnya perusahaan untuk mendukung kepentingan
sumber daya manusia. Misalnya dengan memperhatikan lingkungan kerja yang aman, jam kerja
yang dapat ditoleransi, mencegah eksploitasi pekerja atau bahkan eksploitasi anak di bawah
umur. Sementara secara lebih luas, konsep ini menjadi dasar pengembangan program-program
CSR yang bertujuan memberdayakan masyarakat.