Anda di halaman 1dari 9

GENETIKA POPULASI

Oleh :
Nama : Farhan Ibnu Zamil
NIM : B1A017059
Rombongan : III
Kelompok :E
Asisten : Indrawati

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Data Perhitungan Rombongan
3
FREKUENSI GOLONGAN DARAH A = 25 = 0,12

9
FREUKENSI GOLONGAN DARAH B = 25 = 0,36

2
FREKUENSI GOLONGAN DARAH AB = 25 = 0,08

11
FREKUENSI GOLONGAN DARAH 0 = 25 = 0,44

 MENGHITUNG FREKUENSI ALEL


Asumsikan:
IA = p
IB = q
IO = r
Rumus :
p+q+r=1
(p+q+r)2=p2+2pr+q2+2qr+2pq+r2=1

p2+2pr→Frekuensi A
q2+2qr→ Frekuensi B
2pq→ Frekuensi AB
r2→ Frekuensi O

MENGHITUNG FREKUENSI ALEL I0:

Alel Io→r→√r2 =√0,44=0,66

MENGHITUNG FREKUENSI ALEL IB:

Alel IB→q →p+q+r= 1


(p+r)2= (1-q)2
p2+2pr+r2= (1-q)2
√0,12+0,44= 1-q
1-√0,12+0,44= q
1-0,74= q
0,26= q

MENGHITUNG FREKUENSI ALEL IA:

Alel IA→p →p+q+r= 1


p= 1-q-r
p= 1-0,26-0,66
p= 0,08

MENGHITUNG FREKUENSI GENOTIPE IAIA:

IA IA=p2 = (0,08)2= 6,4×10-3

MENGHITUNG FREKUENSI GENOTIPE IAI0:

IAI0=2pr = 2(0,08)(0,66)= 0,1056

MENGHITUNG FREKUENSI GENOTIPE IBIB:

IBIB= q2= (0,26)2= 0,0676

MENGHITUNG FREKUENSI GENOTIPE IBI0:

IBI0= 2qr= 2(0,26)(0,66)= 0,3432

MENGHITUNG FREKUENSI GENOTIPE IAIB:

IAIB= 2pq= 2(0,08)(0,26)= 0,0416

MENGHITUNG FREKUENSI GENOTIPE I0I0:

I0I0=r2= (0,66)2= 0,4356

Tabel 1. Data Golongan Darah ABO


Jumlah Rombongan
Golongan I II III IV V VI VII VIII
Darah
A 5 6 3 7 5 5 5 2
B 7 8 9 3 4 6 7 7
AB 3 1 2 4 1 1 4 2
O 10 10 11 10 9 14 9 9
Total 25 25 25 24 19 26 25 20
Tabel 2. Frekuensi Fenotipe
Frekuensi Rombongan
Fenotipe I II III IV V VI VII VIII
A 0,2 0,24 0,12 0,292 0,26 0,192 0,2 0,1
B 0,28 0,32 0,36 0,125 0,21 0,231 0,28 0,35
AB 0,12 0,04 0,08 0,166 0,05 0,083 0,16 0,1
O 0,4 0,4 0,44 0,416 0,47 0,538 0,36 0,45

Tabel 3. Frekuensi Alel


Frekuensi Rombongan
Alel I II III IV V VI VII VIII
IA 0,14 0,17 0,08 0,2 0,17 0,12 0,15 0,07
IB 0,23 0,2 0,26 0,16 0,15 0,15 0,25 0,26
IO 0,63 0,63 0,66 0,64 0,68 0,73 0,6 0,67

Tabel 4. Frekuensi Genotipe


Frekuensi Rombongan
Genotip I II III IV V VI VII VIII
IAIA 0,0196 0,0289 0,0064 0,04 0,0289 0,0144 0,0225 0,0049
IAIO 0,1764 0,2142 0,1056 0,256 0,2312 0,1752 0,18 0,0938
IB IB 0,0529 0,04 0,0676 0,0256 0,0225 0,0225 0,0625 0,0676
IB IO 0,2898 0,252 0,3432 0,2048 0,204 0,219 0,3 0,3484
IAIB 0,0644 0,068 0,0416 0,064 0,051 0,036 0,075 0,0364
IOIO 0,3969 0,3969 0,4356 0,4096 0,4624 0,5329 0,36 0,4489
Grafik 1. Frekuensi Fenotipe Rombongan I – VIII

Frekuensi Fenotipe
0.6

0.5

0.4
frekuensi

0.3

0.2

0.1

0
I II III IV V VI VII VIII
Rombongan

A B AB O

Grafik 2. Frekuensi Alel Rombongan I – VIII

Frekuensi Alel
0.8
0.7
0.6
Frekuensi

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
I II III IV V VI VII VIII
Rombongan

IA IB IO
Grafik 3. Frekuensi Genotipe Rombongan I - VIII

Frekuensi Genotipe
0.6

0.5

0.4
Frekuensi

0.3

0.2

0.1

0
I II III IV V VI VII VIII
Rombongan

IAIA IAIO IBIB IBIO IAIB IOIO


B. Pembahasan

Genetika populasi adalah cabang dari genetika yang mempelajari gen-gen dalam
populasi, yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat
populasi. Adapun populasi ialah suatu kelompok dari satu macam organisme, dan dari
situlah dapat diambil cuplikan (sample). Semua makhluk merupakan suatu masyarakat
sebagai hasil dari perkawinan antara spesies dan mempunyai lengkang gen yang sama.
Lengkang gen (gene pool) adalah jumlah dari semua alel yang berlainan atau
keterangan genetik dalam anggota dari populasi yang membiak secara kawin (Afandi,
1994).
Populasi mendelian adalah sekelompok individu suatu spesies yang bereproduksi
secara seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang sama dan diantara mereka
terjadi perkawinan (interbreeding) sehingga masing-masing akan memberikan
kontribusi genetik ke dalam lungkang gen (gene pool), yaitu sekumpulan informasi
genetik yang dibawa oleh semua individu di dalam populasi. Di dalam populasi
tertentu terdapat tiga macam genotip yaitu AA, Aa dan aa, maka proporsi atau
persentase genotip AA, Aa dan aa akan menggambarkan susunan genetik populasi
tempat mereka berada (Campbell et al, 2002).
Hukum Hardy-Weinberg mengemukakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi,
kecuali jika ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Prinsip
tersebut dalam arti lain menyatakan bahwa pergeseran seksual alel akibat meiosis dan
fertilisasi acak tidak mempengaruhi keseluruhan struktur genetic pada populasi.
Keadaan kumpulan gen dalam suatu populasi yang berada dalam keadaan seimbang
dinyatakan sebagai kesetimbangan Hardy-Weinberg. Keadaan-keadaan tersebut
diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan Hardy-Weinberg dalam populasi.
Hukum Hardy-Weinberg berlaku pada populasi yang berukuran besar karena tidak
akan terjadi hanyutan genetik yang dapat mengubah frekuensi alel.Populasi harus
terisolasi dari populasi lain agar tidak terjadi migrasi yang dapat mengubah kumpulan
gen. Populasi juga tidak mengalami mutasi dan seleksi alam karena kumpulan gen juga
dapat berubah karena kedua peristiwa tersebut. Perkawinan yang dilakukan oleh
individu-individu pada populasi tersebut harus dilakukan secara benar-benar acak agar
menghasilkan kombinasi alel yang reproduktif (Campbell et al, 2002).
Gene drift merupakan perubahan frekuensi alel pada suatu populasi kecil karena
terjadinya kejadian acak. Contoh kejadian acak yaitu kebakaran, pembangunan jalan,
dan gunung meletus. Gene drift diumpamakan sebagai bottle neck effect dan founder
effect. Bottle neck effect merupakan kondisi ketika hanya beberapa individu yang
bertahan hidup akibat suatu kejadian acak. Individu yang mampu bertahan hidup
diumpamakan sebagai individu yang dekat dengan bagian leher suatu botol. Jika isi
botol ditumpahkan, maka yang keluar terlebih dahulu adalah individu yang berada di
dekat mulut botol atau leher botol. Individu yang tidak mampu bertahan hidup
diumpamakan sebagai individu yang berada di bagian bawah botol dan jauh dari
bagian leher botol. Jika isi botol ditumpahkan, maka individu yang berada di bagian
paling bawah dari botol akan kesulitan untuk keluar. Bottle neck effect menyebabkan
pergantian frekuensi alel antara populasi sebelum dan sesudah terjadinya bottle neck
effect (Purves et al, 1998).
Hasil pengamatan dan perhitungan rombongan III menunjukan frekuensi golongan
darah O lebih banyak dari golongan darah lainya, yaitu frekuensi golongan darah O
sebanyak 11, golongan darah A sebanyak 3, golongan darah B sebanyak 9, dan
golongan darah AB hanya sebanyak 2. Hal yang sama pun terjadi pada rombongan
lain, golongan darah O lebih banyak dibandingkan golongan darah lainnya. Hal
tersebut disebabkan oleh banyaknya frekuensi alel Io. Alel Io yang ada pada hampir
semua genotip golongan darah menyebabkan peluang munculnya golongan darah O
persilangan antara golongan darah menjadi lebih banyak, hal ini lah yang
menyebabkan banyaknya frekuensi golongan darah O lebih banyak dari pada golongan
darah lainya. Frekuensi golongan darah paling sedikit pada rombongan III adalah
golongan darah AB, begitupun dengan rombongan lainya yang golongan darah AB
nya lebih sedikit dibanding golongan darah lainya. Hal tersebut diakibatkan oleh
peluang munculnya alel IAIB dari suatu persilangan golongan darah lebih sedikit
dibandingkan golongan darah lainya.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M., 1994. Dasar-Dasar Genetika Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G., 2002. Biologi Edisi kelima Jilid 1.
Terjerjemahan dari Biology oleh Lestari, R. Jakarta: Erlangga.
Purves, W.K., Orian, G.H., Heller, H.C., & Sadava, D., 1998. Life: the science of
biology. USA: Courier companies.

Anda mungkin juga menyukai