Anda di halaman 1dari 10

BAURAN PEMASARAN

(Marketing Mix)

TUGAS INDIVIDU

Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Karya Ilmiah Tata Tulis Laporan

Disusun oleh:

DYAN OCTA R SIREGAR

NIM 1605094008

PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN 2018
BAURAN PEMASARAN
(Marketing Mix)

Product Promotion Place Price Physical People Procces


Evidence

Definisi Pemasaran: adalah suatu proses kegiatan secara menyeluruh dan secara terpadu dan
terencana, yang dilakukan oleh sebuah institusi/organisasi dalam menjalankan usaha agar
dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan cara membuat produk yang memiliki nilai jual,
menetapakan harga, mengkomunikasikan, dan harus mendistribusikannya melalui kegiatan
pertukaran untuk dapat memuaskan konsumen dan perusahaan.

Marketing mix atau yang diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi bauran pemasaran
adalah suatu strategi penjualan atau promosi serta penentuan harga yang bersifat unik serta
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan untuk pasar yang
dituju.

1) Product

Pengertian Produk Menurut Para Ahli

a) Pengertian produk Menurut Fandy Tjiptono (1999:95), Produk adalah segala


sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminya, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.

b) Pengertian produk menurut Stanton (1996:222), Produk adalah kumpulan dari


atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk didalamnya kemasan,
warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan.

c) Pengertian produk menurut Swastha dan Irawan (1990:165), Produk adalah


suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk
bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan
pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

d) Sedangkan Pengertian produk Menurut Kotler dan Amstrong ((2001: 346),


Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki, digunakan atau pun
dikonsumsi sehingga mampu memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk
di dalamnya berupa fisik, tempat, orang, jasa, gagasan, serta organisasi.

e) William J. Stanton dalam bukunya Fundamental of Marketing


(1997) menyebutkan pengertian produk sebagai berikut, produk secara sempit
dapat diartikan sebagai sekumpulan atribut fisik yang secara nyata terkait
dalam sebuah bentuk dapat diidentifikasikan. Sedangkan secara luas, produk
merupakan sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya
mencakup warna, kemasan, harga, presise pengecer, dan pelayanan dari pabrik
dan pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sebuah hal yang
dapat memberikan kepuasan atas keinginannya.

Yang dimaksud Produk adalah hasil proses produksi yang dilakukan oleh
produsen atau perusahaan yang nantinya akan dijual kepada konsumen yang
membutuhkan. Sebagian besar pendapatan suatu perusahaan berasal dari
produk yang dijualnya kepada para konsumen, konsumen akan membeli
produk tersebut untuk keperluannya sehari-hari, maupun untuk memenuhi
kepuasannya. Saat ini banyak sekali perusahaan yang berpendapat bahwa
konsumen lebih menyukai produk yang harganya relatif murah tapi memiliki
kualitas yang baik.

Karakteristik produk
a. Intangibility (Tidak Terwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau
benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses,
kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat,
dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi
para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena
terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi
pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan
bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui
sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
Barang bisa dimiliki jasa hanya dapat dinikmati dalam jangka waktu tertentu.
Jasa yang memiliki sifat intangibility tidakberwujud, berbau, dan diraba.
misalnya jasa tour dan travel.

b. Inseperavility (Tidak dapat Dipisahkan)


Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Berbeda dengan
jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
Inseperavility membuat seorang konsumen harus membayar terlebih dahulu,
baru dilakukan proses produksi dan konsumsi secara bersamaan. Misalnya
jasa event organizer, klien harus membayar sejumlah uang yang telah
disepakati kemudian pada hari H pelaksanaan acara maka klien baru dapat
menikmti hasilnya.
c. Variability (Berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output. Artinya,
banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis bergantung kepada siapa, kapan dan
di mana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur
manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa
diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
Jasa jenis ini bersifat sangat variatif karena jasa yang dihasilkan bias saja
berbeda bergantung kepada siapa,dimana, dan kapan jasa itu dihasilkan.
Misalnya jasa fotografi yang akan melakukan sesi foto selama berapa lama
tergantung dari permintaan klien.

d. Perishability
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong,
kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak
dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
Berkaitan dengan permintaan konsumen. Jasa bisa terus dihasilkan selama
konsumenmenginginkannya.

e. Lack of Ownership (Kurangnya Kepemilikan)


Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada
pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan
manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengonsumsi, menyimpan atau
menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya
kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan). Artinya, jika
seseorang membeli atau menyewa fasilitas jasa, tidak bisa dimiliki seutuhnya
untuk selamanya. Misalnya, saat menonton di bioskop, kita bayar, duduk,
menonton, dan menikmati fasilitas bioskop yang ada selama pemutaran film.
Jika film selesai, jasa yang kita bayar tadi pun selesai dan fasilitas yang ada
tidak bisa kita bawa pulang dan dinikmati selamanya.

2) Promotion
 Iklan (Advertising),
Iklan memiliki keunggulan cepat dalam menyebarkan informasi dan
kemampuan iklan untuk diingat dalam waktu singkat. Selain itu
untuk membuat suatu iklan harus dilakukan transaksi pembayaran (bayar)
Contoh : iklancetak,elektronik, film, brosur, poster, selebaran,dan billboard .

 Tatap muka (Personal selling),


Komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk
memeprkenalkan suatu produk.
Contoh : perusahaan menggunakan SPG, penjulan dengan jasa sales, penjulan
lewat toko , persentasi penjualan.
 Promosi penjualan (Sales promotion)
Bentuk persuasif secara langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang
dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengansegera dan atau
meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen.
Contoh : undian berhadiah, diskon, sampel produk,coba gratis, hadiah bagi
langganan.
 Publisitas (Publicity)
Bentuk penyajian, promosi, penyebaran ide, barang dan jasa yangdilakukan
oleh pihak atau organisasi lain yang bukan produsen dari produk tersebut
(promosisecara cuma-cuma).
Contoh : bisnis atau produk yang diiklankan oleh majalah atau televisi karena
kelebihannya (wisata kuliner), acara seminar, pidato dan sebagainya.

 Hubungan Masyarakat ( Public Relation / PR )


Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikandan/atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya

 Penjualan langsung ( Direct Selling )


Direct Selling (Penjualan Langsung) adalah : Metode penjualan barang
dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi
eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha
dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran
keanggotaan yang wajar.
Contoh : Multilevel marketing adalah bagian dari direct selling. Ada single
level, unlimited level, dan multilevel. Keseluruhannya disebut direct selling.
Pada direct selling, keuntungan atau keberhasilan mitra usaha ditentukan dari
hasil kerja dalam bentuk produk atau jasa yang bernilai dan berguna untuk
konsumen. Sementara dalam sistem piramida, keuntungan atau keberhasilan
anggota ditentukan dari seberapa banyak yang bersangkutan merekrut orang
lain yang menyetor sejumlah uang sampai terbentuk satu format piramida. Ini
jelas artinya bahwa pada MLM, keberhasilan didapat dari menjual barang.
Sementara dalam sistem piramida, keberhasilan terletak pada merekrut orang.
Kalau kita mengambil istilah dari World Federation Direct Selling
Association, dikatakan bahwa pendapatan utama dalam direct selling harus
didapatkan dari penjualan barang atau jasa. Bukan dari merekrut orang saja.
Pada direct selling, keuntungan yang didapat mitra usaha dihitung
berdasarkan hasil penjualan dari setiap anggota jaringannya. Artinya,
keuntungan didapat dari hasil penjualan dia sendiri dan dari seluruh grupnya.
Kelebihan dari penjualan langsung ini adalah mampu
meningkatkan jumlah penjualan dengan segera. Sedangkan, kelemahannya
adalah hanya dapat dilakukan pada konsumen yang sudah menggunakan
produk tersebut dan bukan untuk menarik pengguna baruSistem penjualan
langsung seperti ini tidak dapat mewujudkan kesetiaan (loyalitas) konsumen
terhadap suatu merek produk

 Media social ( Social Media )


Pemasaran Media Sosial adalah bentuk pemasaran internet yang
memanfaatkan si tus / website jejaring sosial sebagai alat pemasaran. Tujuan
dariPemasaran Media Sosial / Social Media Marketing (SMM) adalah untuk
menghasilkan konten yang akan disebarluaskan dengan cara berbagi
dengan jaringan sosial mereka untuk membantu meningkatkan eksposur merek
perusahaan dan memperluas jangkauan pelanggan. Salah satu komponen kunci
pada pemasaran media sosial / social media marketing (SMM
) adalah Optimisasi Media Sosial yang dalam bahasa Inggris dikenal
dengan Social Media Optimization (SMO). Seperti Optimisasi Mesin
Pencari yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan Search Engine
Optimization ( SEO ), Optimisasi media sosial / social media optimization
(SMO) adalah strategi untuk menarik pengunjung baru pada sebuahwebsite.

 Event sponsorship
Event sponsorhip dimana pihak marketer dari suatu perusahaan bekerja sama
dengan pihak EO yang menciptakan suatu acara yang dibalik acara tersebut
sebenarnya mengikkalankan suatu produk dari perusahaan tersebut
Contoh : kecap bango yang sering mengadakan event bango kuliner.

3) Place
Sebagian besar kesuksesan dipengaruhi oleh bagus tidaknya lokasi atau tempat yang
kita pilih untuk mendirikan sebuah usaha. Tempat usaha memiliki andil dalam
menyiapkan calon pembeli atau konsumen dan juga menyiapkan berbagai sumber
daya lain yang kita butuhkan.

Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan pertimbangan


strategi memilih lokasi usaha atau bisnis.
1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi
2. Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi
3. Memperhatikan tingkat keramaian lalu lalang kendaraan yang lewat
4. Banyaknya bisnis yang mendukung lokasi tersebut
5. Sesuaikan dana dengan lokasi bisnis yang akan
dipilih
6. Pilih lokasi bisnis yang tingkat kompetisinya rendah
7. Perhatikan pula akses menuju lokasi bisnis
8. Tingkat keamanan yang mendukung
9. Perhatikan kebersihan lokasi bisnis
4) Price

Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa Strategi
penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan tarif premium pada saat
permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun.
Strategi penentuan tarif diantaranya:
a. Penetapan harga dengan diskon
Penetapan harga dibawah harga standar. Oleh sebab itu perusahaan jasa memerlukan
perantara, agen, dimana mereka layak mendapatkan komisi.
b. Penetapan harga rugi
Harga awal ditetapkan pada harga yang murah dengan tujuan jangka pendek yaitu
memposisikan diri dalam sebuah pasar dan untuk menurunkan tingkat masuknya
pesaing ke dalam pasar.
c. Penetapan harga cost-plus
Penetapan harga dilakukan dengan menambah atau menaikkan (mark up) harga sekian
persen dari total biaya yang dikeluarkan perusahaan.
d. Penetapan harga dengan jaminan
Penetapan harga dimana penyedia jasa memberikan jaminan atas produknya, namun
dengan harga yang relatif lebih mahal.
e. Penetapan harga berdasarkan nilai
Penetapan harga ditentukan atas dasar nilai jasa yang dipersepsikan oleh konsumen
tertentu. Penetapan ini disebut pendekatan pasar, dimana tindakan yang dilakukan
untuk memperkuat posisi dan manfaat jasa yang diterima konsumen.
f. Penetapan harga relasional
Harga didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atas seluruh jasa yang disediakan
untuk pengguna jasa dan potensi keuntungan dimasa yang akan datang.
g. Penetapan harga dengan mempertahankan harga yang tinggi
Pemberi layanan jasa berani memberikan harga yang tinggi, karena jika harga turun
maka reputasi perusahaan akan turun
h. Penetapan harga paritas pesaing
Penetapan harga ditentukan berdasarkan harga yang ditentukan oleh pemimpin pasar,
yaitu penetapan harga yang dibuat sama dengan harga rata-rata pesaing.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008, 346), ada dua faktor umum yang perlu
dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu:
a. Faktor internal perusahaan meliputi: tujuan pemasaran, perusahaan, strategi bauran
pemasaran, biaya produksi.
b. Faktor eksternal perusahaan meliputi: sifat pasar dan permintaan, adanya persaingan,
kebijaksanaan dan peraturan pemerintah.
5) Physical Evidence

Lingkungan fisik (physical evidence) adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga
termasuk suasana. Karakteristik lingkungan merupakan segi paling nampak dalam
kaitannya dengan situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi
geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca,
peletakkan dan layout yang nampak sebagai objek.
Physical evidence merupakan lingkungan dimana suatu perusahaan memberikan
layanannya dan lokasi dimana perusahaan dapat berinteraksi dengan konsumen, serta
berbagi komponen yang tampak (tangible) dalam menunjang kinerja dan kelancaran
pelayanan (Zeithaml, Bitner, dan Gremler, 2006).
Ada 3 cara mengelola bukti fisik yang strategis:
a. An attention-creating medium
Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik
semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya.
b. As a massage-creating medium
Menggunakan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada
audiens mengenai kekhususan kualitas produk atau jasanya.
c. An effect-creating medium
Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu
yang lain dari produk atau jasa yang ditawarkan.
Unsur-unsur yang termasuk dalam Physical Evidence antara lain:
a. Bangunan Fisik
b. Peralatan
c. Perlengkapan
d. Logo
e. Desain dan Tata ruang
f. Kartu Nama
g. Brosur
h. Kemasan
6) People
Orang (People), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang
adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan
karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh
terhadap keberhasilan penyampaian jasa.
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan maju tidaknya sebuah perusahaan.
Tak dapat kita pungkiri bahwa faktor ini berperan penting dalam membuat suatu
kemajuan atau bahkan kemunduran dari suatu perusahaan. Inilah mengapa berbagai
perusahaan berlomba-lomba untuk mencari kandidat pekerja terbaik, mereka bahkan
rela membayar lebih untuk menyewa pihak pencari kerja independen yang sudah ahli
dalam mencarikan kandidat pekerja bagi perusahaan. Selain itu, persaingan yang
semakin ketat juga menuntut tiap perusahaan memperlakukan para pegawai atau
karyawannya sebagai asset perusahaan yang berharga. Kultur kerja yang menarik dan
cenderung santai biasanya dijadikan nilai lebih yang dibanggakan oleh suatu
perusahaan untuk membuat para pekerjanya loyal dan maksimal dalam bekerja.

Berikut adalah perlakuan yang diterapkan oleh perusahaan yang berkultur kerja baik.
Anda mungkin juga ingin menerapkannya di perusahaan Anda agar pekerja Anda
lebih loyal dan maksimal dalam bekerja bagi perusahaan:

 Perusahaan menyediakan sarana dan pimpinan-pimpinan tim yang mampu


meningkatkan atau mengembangkan kemampuan kerja karyawannya, tidak hanya
memacu karyawan untuk memenuhi target
 Perusahaan berlaku adil terhadap setiap karyawan tanpa kecuali
 Perusahaan melakukan kewajibannya dan menghargai hak karyawannya
 Perusahaan memberikan apresiasi bagi karyawan yang telah bekerja dengan baik

Hasil yang akan didapatkan oleh setiap perusahaan dengan menjadikan para
karyawannya sebagai aset berharga adalah mendapatkan performa yang baik maupun
loyalitas tanpa batas dari karyawannya. Hal ini yang akan menjadikan suatu
perusahaan kokoh (kuat teamwork-nya) dan mendapatkan citra baik pula di
masyarakat. Selain itu, kultur kerja yang baik juga dapat jadi daya tarik tersendiri bagi
calon pekerja potensial lainnya.

7) Process
Proses yang dimaksud adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait
yang kemudian bersama-sama mengubah masukan menjadi keluaran. Pada
perusahaan produsen, pelaksanaan ini dapat dilaksanakan oleh manusia atau mesin
dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada. Apa yang perlu diperhatikan
dari proses adalah kesabaran, konsistensi, dan kontinuitas Anda dalam mengelola atau
mengembangkan bisnis Anda. Selain itu, ada satu elemen penting dalam
pengembangan bisnis Anda yang tak kalah penting, yaitu pembuatan SOP yang jelas
bagi sistem kerja di perusahaan Anda dan Anda perlu mengkomunikasikannya dengan
baik pada seluruh pegawai Anda agar mereka dapat melaksanakan seluruh SOP-nya
dengan baik tanpa kendala.

Anda mungkin juga menyukai