Anda di halaman 1dari 12

PT.

BENGKULU KARYA
KONTRAKTOR DAN SUPLIER
PRE JOB
JL. Bhakti husada I No. 93 A Bengkulu
ACTIVITY
POTENSI JUDUL PEKERJAAN : PEMASANGAN INSTALASI
SUPPLY LISTRIK UNTUK
AREAL DERMAGA TBBM
BAHAYA PULAU BAAI
LOKASI : TBBM Pulau Baai

POTENSI BAHAYA
Setiap pekerjaan memiliki tahapan pekerrjaan dan memiliki potensi bahaya yang berbeda, maka
karena itu kami lampirkan potensi bahaya dan prosedur penanganannya, antara lain terdiri dari :
1. PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH NON B3
2. PROSEDUR PENGERJAAN PEMASANGAN KABEL
3. PROSEDUR PENGECATAN
4. BAHAYA CAT
5. JHSEA PEKERJAAN

Bengkulu,09 Januari 2019


PT. Bengkulu Karya
Direktur

YANTO
BAHAYA CAT

Pada umunya cat apapun yang kita gunakan ( cat tembok, cat kayu, dan cat sejenisnya ) Terbuat
dari berbgai jenis koponen seperti pelarut, pelekat, pewarna, dan juga berbagai jenis bahan
tambahan lainnya.

Berikut bahaya yang bisa ditimbulkan akibat menghirup bau cat bagi kesehatan tubuh,

1. Gangguan Pernapasan
Bahaya menghirup bau cat yang pertama adalah tejadinya gangguan pernapasan. Bau cat yang
cukup menyengat dihasilkan oleh VOC. VOC tersebut hampir ada didalam bahan cat agar cat
lebih mudah mengering jika di aplikasikan k dinding. VOC tersebut menguap ke udara dan jika
terhirup akan membuat pernapasan terganggu.

2. PUSING
Selain gangguan sistem pernapasan, bahaya lain yang ditimbulkan akibat mengirup bau cat
adalah pusing jika komponen VOC yang ada di udara terhirup ketika melaukan penapasan tentu
kadar oksigen rendah, akibatnya suply oksigen ke otak juga akan menurun.

3. MATA PERIH
Partikel VOC tersebut tidak hanya berdampak langsung pada pernapasan dan juga rasa pusing
aja, mata juga akan terasa perih karena iritasi yang ditimbulkan oleh VOC. Maka jangan heran
jika orang orang melakukan pengecatan tembok, kayu dan lainnya menggunakan kacamata untk
melindungi kornea mata mereka.

4. IRITASI PADA KULIT


Iritasi kulit biasanya juga akan berdampak langsung pada orang orang yag memilii kulit sensitif
dan juga alergi terhadap bahan kimia yang terkandung dalam cat, kandungan senyawa kimia
yang ada dalam cat bisa diserap oleh pori pori kulit dan menyebabkan komplikasi.
5. KANKER
Dalam jangka panjang bau cat yang terhirup juga bisa menyebabkan perkembangan sel kanker
dalam tubuh dan juga disebabkan menempel cat di kulit, ketika cat menempel paritikel dan
bahan kimia pada cat akan menyerap melalui pori kulit dan meyebabkan koplikasi.

6. KERUSAKAN FUNGSI HATI


Partikel VOC yang masuk dalam tubuh terus menerus akan mengikuti aliran darah dan dalam
Jangka waktu lama akan menyebabkan kerja hati makin berat, jika terjadi terus menerus tentu
Kondisi tersebut akan memicu kerusaan hati.

7. KERUSAKAN SARAF
Zat kimia yang mnyebabka kerusakan saraf tersebut ialah pigment. Pigment merupakan berguna
sebagai zat pewarna dan juga berguna menciptkan daya tutup pada cat, zat kimia tersebut bisa
menyebabkan kerusakan saraf , kondisi tersebut akan semakin berbahaya jika terjadi pada wanita
yang sedang hamil.

8. PENYAKIT GINJAL
Meskipun tergolong jarang partikel zat kimia dalam cat juga bisa menyebabkan gangguan fungsi
ginjal. Hal tersbut terjadi karena beberapa jenis cat mengandung bahan berbahaya seperti timbal
dan merkuri, kandungan timbal di dalam cat biasanya sangat tinggi terutama pada cat yang
berwarna kuning dan orange. Penambahan bahan timbal tersebut biasanya berlaku pada cat
minyak. Dampak bahaya keracunan timbal bagi kesehatan tubuh manusia bisa beranekaragam.
Sementara itu beberapa jenis cat juga mengandung merkuri. Merkuri berguna untuk mencegah
munculnya jamur ketika cat diaplikasikan ditembok atau benda lainnya. Merkuri merupakan bahan
logam berat yang sangat berbahaya apabila terhirup dan masuk kedalam tubuh,bahaya merkuri
akan ikut mengintai bagi anda yang terlalu sering menghirup bau cat
PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

I. Pengertian
Limbah B3adalah sisa usaha daan kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun
Yang karena sifat atau konsentrasinya /jumlahya baik secara langsung dan tidak langsung,
Dapat mencemarkan ligkungan hidup. Contoh limbah B3 antara lain adalah : oli bekas dan
Wadahnya, kaleng atau wadah penyimpaan bekas minyak cat dll.

II. Tujuan
Prosedur ini bertjuan untuk memebeikan tata cara dalam penanganan limbah B3yang
Dihasilkan dari lingkungan perusahaan untuk melindungi lingkungan dan memenuhi
Peraturan lingkngan hidup.

III. Prosedur
1. seluruh pekerja wajib mengetahui jenis bahan yang termasuk dalam kategori jenis limbah B3
2. Limbah B3 dilarang dibuang langsung ke lingkungan tanpa adanya penanganan
3. Perusahaan sebelumnya telah memiliki izin penyimpanan sementara limbah B3 dan pihak
berwenang
4. Perusahaan mennyediakan tempat penampungan sementara dan bak sampah B3
5. Semua fungsi dalam kegiatan menghasilkanlimbah B3 harus mengidentifikasi dan
melaporkannya ke petugas HSE perusahaan menggunakan formulir serah terima limbah B3
yang ditandatangani oleh pengawas fungsi terkait
6. Petugas HSE menyimpan limbah di TPS B3 sesuai jenis limbahnya, padat atau cair dalam
rentang waktu yang di izinkan sesuai dengan keterangan berlaku
7. Untuk sisa pekerjaan yang terkontanminasi bahan B3 di masukan ke bak sampah B3 berwarna
hitam, kemudian petugas kebersihan memindahkan ke tempat penyimpanan sementara B3
dengan terlebih dahulu melaporkan ke petugas HSE.
8. Petugas HSE bertanggung jawab dalam penanganan limbah B3 termasuk segala pelaporan dan
perizinan ke pihak yang berwenang.
9. Setiap limbah keluar dan masuk TPS B3 harus dicatat dan direkam dengan baik.
10. apabila TPS B3 tidak mampu lagi nampung limbah, maka perusahaan akan menunjuk
Pihak ketiga yang memiliki izin untuk mengangkut dan mengolah limbah B3, disertakan
dengan berita acara serah terima limbah B3.
Metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. Membersikan lokasi pekerjaan


2. Mempersiapkan Peralatan dan Material Pekerjaan
3. Memasang Rambu / Tanda Bahwa sedang ada aktifitas pekerjaan
4. Memeriksa Kembali Volume pekerjaan
5. Memastikan APD sudah lengkap dan siap untuk digunakan.
6. Mempersiapkan Material Pekerjaan di minggu pertama
7. Koordinasi dengan pihak terkait agar dapat memindahkan peralatan oprasional .
8. Koordinasi dengan HSE Terkait Untuk Pekerjaan Pengelasan
9. Koordinasi dengan Pihak Pertamina Terkait Aktifitas Dermaga
10. Memulai Membuat Talud di minggu Kedua
11. Memulai Instalasi Kelistrikan setelah bangunan tertutup
12. Melakuka Tes Terhadap pekerjaan yang telah di kerjaan
13. Membersihkan kembali lokasi kerja
Berikut Metode Yang kami Gunakan Untuk Pekerjaan PEMASANGAN INSTALASI SUPPLY
LISTRIK UNTUK AREAL DERMAGA TBBM PULAU BAAI :

Bagian tiang yang harus ditanam di bawah permukaan tanah


adalah 1/6 dari panjang tiang. Jadi kedalaman lubang
tergantung panjang/tinggi tiang yang akan dipasang. Pada
tanah yang lembek bagian bawah tiang harus di pasang
bantalan (beton blok) agar bagian tiang yang tertanam
dalam tanah tetap 1/6 panjang tiang.
Dari gambar tampak bahwa untuk panjang tiang 13 meter
bagian yang berada diatas tanah adalah 10,2 meter, untuk
panjang tiang 11 meter bagian yang berada diatas tanah
adalah 9,2 meter, dan untuk panjang tiang 9 meter bagian
yang berada diatas tanah adalah 7,5 meter.
Pekerjaan mendirikan tiang beton diawali dengan
menyiapkan gambar rencana penempatan tiang. Dari
gambar rencana dapat ditentukan jumlah tiang yang
diperlukan dan ditentukan pula letak dimana tiang akan
didirikan (ditandai dengan patok). Selanjutnya untuk
mendiri-kan tiang dapat dilakukan langkah–langah sebagai
berikut:
1) Mempersiapkan alat-alat kerja dan perlengkapan yang
diperlukan untuk mendirikan tiang tersebut,
2) Mendistribusikan tiang-tiang tersebut ke lokasi dimana
letak tiang akan didirikan,
3) Menggali lubang pada setiap tempat yang akan didirikan
tiang,
4) Jika galian sudah siap, maka kegiatan mendirikan tiang
dapat dilakukan.

Mendirikan tiang beton tegangan rendah (9 meter) dapat


dilakukan dengan dua cara; pertama secara manual (konvensional), yaitu menggunakan derek-
tangan dan dengan menggunakan penyangga (tangga). Cara ini dilaksanakan terutama pada
lokasi-lokasi penanaman tiang yang sulit dijangkau dengan mobil derek. Pada tiang tegangan
rendah (9 meter) hal ini sangat mungkin terjadi.
Mendirikan tiang dengan cara manual dilakukan sebagai berikut:
1) Sebelum tangga untuk penyangga tiang ditinggikan, terlebih dahulu tiang beton diangkat
dengan derek-tangan,
2) Mengikatkan rantai derek-tangan pada bagian tengah tiang. Derek-tangan ini digantungkan
pada besi kaki tiga yang disiapkan untuk pekerjaan ini.
3) Jika tiang beton sudah mulai dinailkkan, maka diikuti dengan tangga atau penopang yang lain
untuk mendorong ke atas.
4) Disamping itu untuk mengendalikan arah tiang beton pada saat diangkat, dipasang tali tampar
sebanyak 4(empat) atau 3(tiga) direntangkan ke arah berbeda, diikatkan pada posisi (15-20) %
dari ujung atas tiang, untuk mengendalikan arah tiang pada saat diangkat.
5) Selanjutnya tiang ditarik/didorong ke atas sambil dikendalikan dari arah tali tampar tersebut,
sampai bagian pangkal tiang mendekati dan masuk lubang.
6) Untuk tiang beton bertulang sebelum diuruk tanah, perhatikan arah lubang baut untuk
penempat an croos arm.
7) Jika arah lubang belum sesuai putarlah tiang dengan mengikatkan tali pada tiang, kemudian
tiang diputar sesuai dengan arah lubang tempat baut yang diinginkan.
Selanjutnya uruk dengan tanah pada sekitar tiang sampai padat. Untuk tanah yang lembek pada
pangkal tiang perlu dipasang pondasi atau diberi bantalan.
1.2.1 Presedur Kerja
A. Metode kerja pengecoran balok dan pelat lantai
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti berikut.

1. Pemeriksaan bekisting meliputi:


a) Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).
b) Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.

Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan pengecekan
elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok dengan alat theodolite.
Pengecekan elevasi bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut.

1. Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass dimana tinggi
alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan pelat lantai di bawahnya).
2. Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).
3. Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek dengan alat waterpass.

Apabila pembacaan alat waterpass belum menunjukkan elevasi yang sesuai dengan gambar
rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau menurunkan posisi bottom balok.
c) Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

2. Pemeriksaan sambungan penulangan meliputi:


a) Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.
b) Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang.
c) Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan.
d) Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e) Pemeriksaan decking (tebal selimut beton)

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan
menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, dapat
dilakukan dengan urutan sebagai berikut
3. Pengecoran
1) Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran dihentikan pada jarak
¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok dan pelat lantai
adalah nol.
2) Pengecoran menggunakan metode pengecoran manual
3) Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan calbond (super
bonding agent).
4) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan concrete
vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
5) Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.
6) Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah
ditentukan.
7) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam

5.2.2 Prosedur dan Daftar Peralatan

1. Welding and Cutting

a. Periksalah torch,selang dan alat bantu lain sebelum mulai kerja.


b. Sediakan cairan sabun untuk mendeteksi kebocoran gas.
c. Pindahkan semua material yang mudah terbakar dilokasi kerja untuk mencegah bahaya kebakaran.
d. Tempatkan fire extinguisher disekitar lokasi kerja.
e. Tutuplah valve cylinder selama tidak dioperasikan.
f. Simpan dan oprasikan cylinder gas dalam posisi tegak.
g. Dilarang menggelindingkan dan menjatuh gas cylinder ketika akan memindahkan.
h. Sediakan pelindung gas cylinder untuk mengjaga temperature permukaan dibawah 400c.
i. Tempatka flash back arrestor pada acetylene cylinder.
j. Simpanlah cylinder pada tempat yang cukup ventilasi dan pisahkan antara yang terisi penuh dan
kosong.
k. Gunakan alat pelindung diri yang tepat seperti goggles, dust mask,sarung tangan kulit dll.

2. Bor tangan
a. Pastikan kabel dalam keadaan baik
b. Masukkan mata bor pada tempatnya
c. Pastikan mata bor dalam keadaan lurus dan terpasang kuat
d. Sambungkan kabel ke sumber listrik
e. Setelah selesai digunakan cabut kembali mata bor lalu simpan ke tempatnya semula
3. Gerinda tangan
a. Pastikan kabel dalam keadaan baik
b. Pasang pelindung bagian depan mesin gerinda
c. Pasang piringan gerinda pada tempatnya, yakinkan bahwa sudah kuat
d. Sambungkan kabel ke sumber listrik
e. Setelah selesai digunakan, cabut piringan gerinda dan kembalikan ke tempat semula.
4. Mesin Las
a. Pasang clamp masa pada terminal (-) dan tang pemegang elektroda pada terminal (+).
b. Pilih ampere sesuai benda kerja yang akan dilas. Semakin besak ampere semakin besar juga
panas yang dihasilkan yang membuat benda kerja mudah bolong.
c. Japing elektroda pada tang.
d. Sebelum mengelas gunakanlah kacamata las yang sesuai karena sinar ultraviolet sangat
berbahaya untuk mata. Kacamata las yang benar sangat gelap dan kita tidak bisa melihat
apapun kecuali sinar ultraviolet.
e. Selanjutnya jepit tang massa pada objek yang akan dilas / sambung.
f. Letakan elektroda pada objek untuk memulai pengelasan.
Setelah selesai digunakan, cabut kabel mesin las dan kembalikan ke tempat semula
5. Generator
a. Pastikan bahan bakarnya tersedia cukup
b. Periksa keadaan dan jumlah oli pelumas
c. Hidupkan generator dengan menyambungkan kabel ke sumber listrik dan meneken tombol ON
d. Biarkan generator hidup kira kira 2 menit untuk pemanasan
e. Sambungkan kabel output ke generator
f. Gunakan generator
g. Selesai digunakan matikan generator dengan menekan tombol OFF
h. Cabut kabel dan simpan generator
PROSEDUR PENGECATAN

A. TATA CARA PENGECATAN

1. Mengecat baru berbeda dengan engecat lama . cat baru masih penuh dengan pori pori
Yang bisa mengisap cat. Karena itu untuk menghemat cat, sebaiknya melapisi dengan
Permukaan cat baru itu denga sealer tembok water based yang berkualitas baik
2. setelah dilapis pemukaan akan menjadi lebih halus, rata dan siap untuk dicat
3. Sedangkan pengecatan permukaan lama, apalagi yang sering dicat pori porinya sudah
Sudah tertutup sehingga kadang cat baru sulit menempel dan terlihat menggelembung.
4. kemudian sapukan cat dasar pada pemukaan cat. Dapat menggunakan roller. Cukup
Satu lapis biarkan kering 1-2 jam. Cat dasar juga membantu mencegah serangan alkali
Yang terkandung dalam campuran antara semen, pasir, dan air yang digunakan untuk
Membentuk tembok.
5. campurkan cat eksterior dengan air sebanyak 10% dari jumlah cat.
6. Adukla hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk mengecat. Celupkan roler
Kedala cat,lalu gulingkan roller pada permukaan hingga cat tak menetes untuk tahap akhir,
Sapukan cat pada permukaan tembok.
7. gunakan kuas untuk mengecat pinggiran tembok atau lis. Setelah lapisan pertama
Mengering 2-3 jam lanjutkan mengecat lapisan kedua.
8. mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu kali pengerjaan.
SYSTEM PENGAWASAN POTENSI BAHAYA

System pengawasan potensi bahaya adalah pengendalian bahaya yang dilakukan dengan
memberikan peringatan, intruksi tanda label yang membat orang waspada akan adanya bahaya
dilokasi tersebut. Sangatlah penting bagi semua orang mengetahui dan memperhatikan tanda tanda
peringatan yang ada dilokasi kerja sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang
akan memberikan dampak kepadanya. Aplikasi untuk pengendalian jenis ini antara lain berupa
alarm system, detektor asap, tanda peringatan (penggunaan APD spesifik, jalur evakuasi, area
listrik tegangan tinggi dll).
Pengawasan potensi bahaya dilakukan sejak awal dimulai pekerjaan. Divi HSE
PT.BENGKULU KARYA mengawasi prosedur yang ada sebelum pekerjaan dimulai.
Langkah langkah pengawasan potensi bahaya PT.BENGKULU KARYA yaitu:
1. manager HSE/safety man mengecek engenai kelengkapan prosedur pekerjaan apa saja
yang akan dilakukan di pekerjaan tersebut.
2. menjelaskan potensi bahaya yang akan terjadi disuatu pekerjaan
3. Misal bahaya ketinggian, bahaya galian atau bahkan bahaya yang lainnya.
4. Setiap pekerja yang tidak patuh akan peraturan aspek HSE yang ada dan membuat keadaan
menjadi tidak aman. HSE memiliki wewenang untuk memberhentikan pekerja.
5. Safety man wajib memberikan safety talk mengenai potensi bahaya setiap hari sebelum kerja
6. Safety man wajib mengawasi keadaan potensi bahaya selama pekerjaan .
7. Safety man setiap minggu mengecek dan menguji apakah pekerja memahami setiap potensi
bahaya kerja yang sdah dijelaskan
8. Safety man memberikan laporan secepatnya pada atasan jika terjadi keadaan tidak aman.

Anda mungkin juga menyukai