PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan
daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI eksklusif akan tumbuh dan
berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Menurut kajian Global “The
kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 2 bulan.
Sebanyak 31,36% anak sakit, karena tidak menerima ASI eksklusif (Kemenkes RI,
2016).
anak adalah 1) Mulai segera menyusui dalam 1 jam setelah lahir. 2) Menyusui bayi
secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan. 3) Mulai umur 6 bulan bayi
dan perkembangan anak telah diketahui secara luas namun kesadaran ibu untuk
memberikan ASI eksklusif di Indonesia baru sebesar 14 % saja, itu pun hanya
diberikan sampai bayi berusia 4 bulan.Banyaknya kasus kurang gizi pada anak-anak
berusia di bawah 2 tahun yang sempat melanda beberapa wilayah di Indonesia dapat
1
2
diminimalisir melalui pemberian ASI eksklusif . Oleh karena itu sudah sewajarnya
Indonesia.
menyusui dengan benar serta pemasaran yang di lancarkan secara agresif oleh
menyediakan nutrisi yang mereka butuhkan untuk perkembangan yang sehat dan
memberikan antibodi terhadap penyakit anak yang umum seperti diare dan
pneumonia, dua penyebab utama kematian anak di negara ini. Tapi masih banyak
perempuan dan anggota keluarga yang tidak menyadari manfaat ASI eksklusif
menyusui.Mitos bahwa bayi yang diberi ASI membutuhkan air selain ASI tersebar
luas di negeri ini. Banyak keluarga juga percaya susu formula dapat meningkatkan
2016).
memberikan ASI eksklusif secara maksimal, tetapi cakupan pemberian ASI eksklusif
2
3
Untuk Propinsi Bengkulu cakupan pemberian ASI eksklusif yaitu 32,2 % atau
dari 37.430 bayi yang ada terdapat 12.052 bayi yang diberikan ASI eksklusif. (Dinkes
pemberian ASI eksklusif sebesar 49,2 % atau dari jumlah bayi yang ada yaitu
4.829bayi terdapat 2375 bayi yang diberikan ASI eksklusif (Dinkes Kabupaten
Lebong pada tahun 2016 yang dilakukan pada 4 Puskesmas diperoleh hasil, di
Bayi dengan ASIeksklusif 50,0% dan Puskesmas Talang Rimbo Lama 101 bayi
Pemberian ASI eksklusif yang paling rendah adalah puskesmas Talang Rimbo Lama
Talang Rimbo Lamaterhadap 10 orang ibu yang mempunyai bayi yang berumur 6-12
bulan, terdapat 3bayi yang diberikan ASI eksklusif sedangkan 7 bayi lainnya tidak
diberikan ASI eksklusif. Adapun alasan yang dikemukakan oleh ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif,3 orang ibu merasa perlu memberikan makanan dan
minuman tambahan pada bayi, 2 orang ibu yang mengatakan tidak mengerti tentang
3
4
pemberian ASI eksklusif dan 2 orang Ibu mengatakan bahwa ASI nya tidak
pemberian ASI eksklusif dengan judul penelitian ”Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Ibudengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Puskesmas Talang Rimbo
B. Perumusan Masalah
ASI eksklusif pada bayidi wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
Rejang Lebong.
4
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
eksklusif.
2. Bagi Puskesmas
5
6
yang bermanfaat bagi institusi akademis dan mahasiswa yang lain dalam
4. Bagi Peneliti
selanjutnya.
5. Peneliti Lain
bagi peneliti sendiri dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan pada penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI eksklusif
ASI (Air Susu ibu) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi
karena mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
keuntungan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi tetap juga ASI
makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, kecuali obat dan vitamin. Ada beberapa alasan untuk pemberian ASI
kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, selalu alami dan
bersih, tidak pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan langsung
diminum dan menghindari bayi dari alergi dan diare. (Kemenkes RI, 2012).
2. Kolostrum
Kolostrum (susu awal) adalah air susu ibu yang keluar hari pertama
7
8
karena itu kolostrum jangan dibuang tetapi harus diberikan kepada bayi
a. Sebagai zat yang mengandung zat kekebalan yang sangat berguna bagi
bayi karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan
alergi.
4. Manfaat ASI
segar, tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat, dapat
8
9
payudara, lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap
saat bayi membutuhkan dan menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk
menyusui.
perlu biaya dan waktu untuk perawatan dan mengobati anak karena
sering sakit karena pemberian susu formula dan mengurangi biaya dan
9
10
5. Keuntungan bagi ibu bila memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi
bagi bayi adalah : bayi lebih sehat dan tidak cengeng, bayi tidak sering
sakit dan mengurangi biaya untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi.
– 1 jam)
air teh, madu, pisang dan lain-lain) pada bayi sebelum diberikan
keberhasilan menyusui.
10
11
1) Cara menyusui yang baik adalah : ibu harus duduk atau berbaring
dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu dan jauhkan
payudara dipegang dengan ibu jari di atas, jari yang lain memopong
cara menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting susu
11
12
ibu, dada bayi menempel pada dada ibu yang berada pada payudara
bagian bawah, mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang
terbuka, telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan
puting susu tidak terasa sakit atau tidak lecet. ( Depkes RI, 2005).
menempel pada dada ibu sehingga leher bayi tidak berputar, bayi
12
13
dan sesudah pulang ke rumah dan apabila payudara terasa penuh ASI
tangan, cara ini lebih cepat, efektif dan ekonomis. Oleh karena itu ibu
Cuci tangan dengan sabun dan bilas sampai bersih, pegang cangkir
e. Menyimpan ASI
es batu (yang dibuat dari air matang) akan tahan selama 24 jam, jika
ASI yang telah disimpan dapat diberikan oleh orang lain selain ibu
tangan dengan sabun dan bilas sampai bersih, apabila ASI didmpan
jam) dan apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, cangkir
13
14
serta kurangnya hubungan kasih sayang bayi dan ibu tidak terjalin
secara dini.
dan kanker rahim, waktu inu lebih banyak tersita karena harus
menyiapkan susu botol dan merawat bayi yang sering sakit dan
14
15
bayi, misalnya bayi susah buang air besar atau mencret dan perlu
dalam hal pemberian ASI antara lain : adanya kebiasaan minum jamu
dengan keyakinan bahwa air susu keluar. Apabila hal ini diyakini maka
anaknya.
ibu yang bepergian bisa mendapat ”angin jahat” atau sawan. Makna dari
15
16
ASI tidak boleh dibuang sembarangan karena dalam ASI terdapat ”unsur
manusia”. Makna dari kepercayaan ini bahwa ASI harus diberikan kepada
bayi bukan untuk dibuang dan kebiasaan untuk tidak memisahkan bayi
dan ibunya akan mendekatkan hubungan batin antara ibu dan bayi,
makanan atau minuman lain pada waktu bayi baru lahir atau usia beberapa
hari. Hal ini tidak tepat karena akan menyebabkan bayi merasa kenyang
sehingga bayi tidak menyukainya. Anggapan ini tidak tepat karena ikan
16
17
bulan pertama kehidupan, dianjurkan agar apda masa ini hanya diberikan
a. ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi
c. ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi, bayi selam 6 bulan
f. ASI mengandung garam, kalsium dan postat dalam jumlah yang tepat
a. Persolaan dan kesulitan fisik seperti kelainan puting susu, terlalu besar
17
18
sebaliknya.
anaknya.
yang timbul
intensif dan memberikan kepercayaan dan kebanggaan pad ibu bahwa dia
kesabarab yang lebih untuk menghasilkan yang lebih baik dan bayi yang
18
19
Menurut Retno (2013), pemberian ASI esklusif selama enam bulan pada
mempengaruhi kegagalan ibu memberikan ASI nya secara eksklusif baik dari
Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat
ibu. Selama ini ibu merupaka figur utama dalam keputusan untuk memberikan
ASI atau tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak
faktor dari dalam dan dari luar diri ibu (Widiastuti, 2009).
Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal antara lain
Pengetahuan ibu, umur, pendidikan, motivasi, sikap, pekerjaan ibu, paritas dan
kondisi kesehatan ibu. Sementara itu faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal
antara lain pendapatan keluarga, kondisi kesehatan bayi, pengaruh iklan susu
kurangnya penerangan dan dukungan terhadap ibu dari tenaga kesehatan maupun
orang terdekat ibu seperti, ibu, mertua, suami dan lain-lain (Widiastuti, 2009).
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu itu
sendiri, meliputi ;
a. Faktor Pendidikan
19
20
eksklusif .
b. Faktor Pengetahuan
c. Faktor Sikap/Perilaku
d. Faktor psikologis
2) Tekanan batin.
Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi
20
21
karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama.Sebenarnya jarang sekali ada
f. Faktor Emosional
gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan
pengeluaran ASI.
menyusui dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berati bagi
21
22
memberikan ASI perah, dan memijat bayi. Kecuali menyusui semua tugas
yang menjadi benteng pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari
keluarga terdekat, orangtua atau mertua. Ayah juga harus berperan dalam
karena alasan fisiologis. Jadi, sebagian besar ibu dapat menyusui dengan
baik. Hanya saja ketaatan mereka untuk menyusui eksklusif 4-6 bulan dan
dilanjutkan hingga dua tahun yang mungkin tidak dapat dipenuhi secara
22
23
menyusui.
botol.
pandangan bagi kalangan tertentu, bahwa susu botol sangat cocok buat
bayi dan merupakan makanan yang terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh
23
24
gaya hidup yang selalu berkeinginan untuk meniru orang lain, atau
prestise.
mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air
terus, dan bahkan meningkat tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar
24
25
maka bayi akan malas menghisap putting susu, dan akibatnya produksi
kedokteran yang menekankan pentingnya ASI dan nilai ASI pada umur 2
disebut early initation atau permulaan menyusu dini, yaitu bayi mulai
25
26
C. Pengetahuan
2. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang dapat mengukur bahwa
b. Memahami (Comprehension)
26
27
dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
g. Analisis (Analysis)
h. Sintesis (Synthesis)
i. Evaluasi (Evaluation)
27
28
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
a. Cara Tradisional
28
29
sumber pengetahuan
pengetahuannya.
b. Cara Modern
29
30
D. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap ini tidak langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tetutup. Sikap
tertentu.
yaitu : Kepercayaan (Keyakinan), ide atau konsep terhadap suatu objek kehidupan
(total attitude). Dalam pembentukan sikap yang utuh ini., pengetahuan, berfikir,
1. Menerima (receiving)
diberikan.
2. Merespon (Responding)
yang diberikan.
3. Menghargai (Valving)
30
31
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan resiko
minuman baik susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih. Menurut data pada
tahun 2010 yang diambil pada data Riset Kesehatan Dasar, persentase bayi yang
karena kurang nya pengetahuan ibu, Sikap ibu, kurangnya dukungan dari
lingkungan dan praktisi kesehatan, pemberian makanan dan minuman terlalu dini
serta maraknya promosi susu formula untuk bayi (Mariane Wowor, 2013)
faktor predisposisi yang meliputi umur, paritas, pendidikan, sikap dan faktor
pendorong yaitu peran keluarga, peran tokoh masyarakat dilingkungan ibu dan
Menurut Sri haryati (2006), Sikap atau attitude merupakan pola perilaku,
atau secara sederhana, sikap juga merupakan respon terhadap stimulasi sosial
31
32
Pengetahuan yang baik dari ibu tentang ASI eksklusif akan berpengaruh
terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Ibu yang
kemungkinan yang lebih besar dalam memberikan ASI secara eksklusif kepada
Sikap ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya dipengaruhi oleh
posyandu, pengetahuan yang mereka miliki hanya didapat dari media televisi dan
perkembangan kecerdasan anak, karena menurut penelitian anak yang tidak diberi
eksklusif dipengaruhi atau terbentuk dari persepsi yang timbul dari tingkat
(Pengetahaun) dalam arti ibu memahami tentang pemberian ASI pada bayi.
32
33
akan bersifat labih langgeng long lasting dibandingkan dengan perilaku yang
bersikap kurang mendukung pemberian ASI. Hal ini salah satunya disebabkan
zaman sekarang ini semakin banyak promosi susu formula yang dianggap praktis
F. Kerangka Konseptual
Pengetahuan Ibu
ASI Eksklusif
Sikap Ibu
33
34
G. Definisi Operasional
34
35
H. Hipotesis
Ha : Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi
35
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
dinamika korelasi antara faktor resiko dan faktor efek melalui pendekatan,
observasi serta pengumpulan data dilakukan sekali waktu pada saat yang
bersamaan.
1. Populasi
orang.
38
39
2. Sampel
Simple Random Sampling, yaitu setiap anggota atau unit dari populasi
sebagai berikut :
N
𝑛=
1 + N(𝑑 2 )
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah Sampel
N
𝑛=
1 + N(𝑑 2 )
204
𝑛=
1 + 204(0,12 )
204
𝑛=
3,04
𝑛 = 67,1
𝑛 = 67.
39
40
1. Data Primer
2. Data Sekunder
sebagai berikut:
1. Editing
belum.
2. Coding
data angka atau bilangan. Hasil yang ada dalam bentuk yang telah
40
41
dalam penelitian.
Software computer.
1. Analisa Univariat
distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti, baik variabel bebas dan
2. Analisa Bivariat
41
42
42
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
tidak jauh dari perkotaan dengan jarak tempuh ±8 km dari ibu kota kabupaten
Rejang Lebong, dengan jumlah desa binaan sebanyak 2 ( dua ) desa dan 2 (dua )
dimiliki puskesmas Talang Rimbo Lama antara lain Puskesmas induk 1 buah
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah Puskesmas Talang
Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun 2017, berikut disajikan hasil
Jumlah Persentase
Umur (tahun)
(orang) (%)
a. 20-25 27 40.30
b. 26-30 25 37.31
c. 31-35 11 16.42
d. 36-40 4 5.97
Total 67 100
43
44
Jumlah Persentase
Jenis Pekerjaan
(orang) (%)
Pekerjaan
a. IRT 56 83.58
b. PNS 3 4.48
c. Swasta 7 10.45
d. Petani 1 1.49
Total 67 100
44
45
b. Variabel Penelitian
Tabel 5
Variabel Penelitian Tingkat Pengetahuan
Persentase
Variabel Frekuensi
(%)
Tingkat Pengetahuan
a. Baik 35 52,2
b. Cukup 24 35,8
c. Kurang 8 11,9
Total 67 100
Tabel 6
Variabel Penelitian Sikap Reponden
Persentase
Variabel Frekuensi
(%)
Sikap Responden
a. Mendukung 47 70,1
b. Tidak Mendukung 20 29,9
Total 67 100
45
46
2. Analisis Bivariat
Tabel 7
Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
bayi di wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Tahun 2017
Memberikan Asi
Ekslusif
Tingkat p-
Ya Tidak Total X2 C
pengetahuan Ibu value
f % f %
Kurang 2 25,0 6 75,0 8
Jumlah 40 27 67
Eksklusif dan 2 orang ibu yang memberikan ASI Eksklusif, dari 24 ibu
orang ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif dan 31 orang ibu
46
47
47
48
Tabel 8
Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di
wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Tahun 2017
Jumlah 40 27 67
48
49
B. Pembahasan
1. Pembahasan Univariat
menyusui tersebut diduga dapat berasal dari banyak sumber, antara lain dari
tenaga kesehatan di puskesmas, media massa atau media sosial, atau dari
tangga, maka peluang untuk berkomunikasi antar responden akan lebih besar.
Selain itu, tingkat pendidikan yang didominasi oleh lulusan SMA dan
pengetahuan responden.
49
50
eksklusif, kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika
kesehatannya. Oleh sebab itu, ibu dengan pendidikan tinggi akan cenderung
memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI Eksklusif, dan sebaliknya ibu
b. Gambaran Sikap ibu menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi
50
51
sumber informasi yang mudah diperoleh dari berbagai media informasi yang
dapat diakses.
pada zaman sekarang ini semakin banyak promosi susu formula yang
situasi sosial atau secara sederhana, sikap juga merupakan respon terhadap
51
52
informasi yang dapat diperoleh ibu dan keluarga terkait pentingnya pemberian
ASI eksklusif kepada bayi. Selain itu dengan dengan ketersediaan tenaga
memudahkan bagi ibu untuk memperoleh bimbingan dan konseling pada saat
Hal ini sesuai teori yang dikemukakan oleh widiastuti, 2009 bahwa
memberikan dot karena akan terjadi bingung puting pada bayi, berikan susu
52
53
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di
wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Tahun 2017
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari 8 orang ibu
dengan memberikan Asi Ekslusif anak bayi jadi jarang terkena penyakit
disamping itu juga bisa menghemat uang karena bila membeli susu
yang memberikan Asi Ekslusif dan 17 orang ibu tidak memberikan Asi
cukup yang yang memberikan Asi ekslusif diketahui bahwahal ini dapat
mengetahui semua kandungan zat gizi yang terkandung dalam Asi, karena
sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga jadi ibu selalu
mempunyai waktu untuk memberikan Asi kepada bayi nya dan ibu juga
53
54
memberikan Asi Ekslusif kepada bayi nya dan 4 orang ibu tidak
diketahui bahwa hal ini dapat terjadi karena pengetahuan yang dimiliki
pengetahuan ibu sudah baik akan tetapi karena penyakit infeksi yang
yang spesifik dengan gangguan pertumbuhan anak seperti diare dan ispa
sebaliknya.
54
55
ibu merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan Pemberian Asi
Bahu Kota Manado tahun 2013, dimana hasil analisis bivariat diperoleh p
kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak
ekslusif pada bayi , terdapat 2 orang ibu yang memberikan Asi Ekslusif
dan 18 orang ibu yang tidak memberikan Asi Ekslusif. Berdasarkan hasil
55
56
dan memberikan Asi Ekslusif diketahui bahwa walaupun ibu dengan sikap
informasi dari teman, tetangga dan dari saudara nya dengan memberikan
Asi Ekslusif anak bayi jadi jarang terkena penyakit, bisa berhemat karena
tidak perlu membeli susu formula, produksi Asi ibu banyak sehingga
yang memberikan Asi Ekslusif dan 9 orang ibu tidak memberikan Asi
mendukung tetapi tidak memberikan Asi ekslusif diketahui bahwa hal ini
tetapi ibu terkendala kesehatan ibu yang sering sakit sehingga produksi
Asi ibu menjadi tidak maksimal sehingga Asi yang diberikan kepada anak
Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 0,00 (α < 0,05) berarti
pada bayi di wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Tahun 2017, dengan
56
57
Bahu Kota Manado tahun 2013, dimana hasil analisis bivariat diperoleh p
value = 0,036 < 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan
bahwa banyak ibu yang bersikap kurang mendukung pemberian ASI, hal
ini semakin banyak promosi susu formula yang dianggap praktis oleh ibu-
ibu.
57
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan
dan sikap ibu dengan pemberiuan ASI eksklusif pada bayi diwilayah Puskesmas
Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun 2017, dapat disimpulkan
bahwa :
2017.
tahun 2017
58
59
2017
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Talang Rimbo Lama agar dapat
3. Bagi Akademik
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu untuk menambah wawasan dan bahan
59
60
4. Bagi Peneliti
masyarakat.
pengukuran status gizi yang berbeda dan atau meneliti faktor lain yang
60