Anda di halaman 1dari 23

TUGAS INTEGRASI DAN PEMELIHARAAN SDM

HUBUNGAN INDUSTRIAL

DISUSUN OLEH:
HIOE NOVITA ALICE YUNARTO 16.D1.0062
CINDY NABILA SETIAWAN 16.D1.0077
AINYS HARDIMAN 16.D1.0099
EVITA UTOYO 16.D1.0123
TROY INDRA WIJAYA 16.D1.0125
EVITA SENJAYA 16.D1.0141
EVAN ADRIAN 16.D1.0156

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HUBUNGAN INDUSTRIAL

A. Pengertian Dasar Hubungan Industrial

Pengertian dasar hubungan industrial adalah sistem hubungan yang terbentuk dianalisa
pelaku proses produksi barang dan jasa yaitu pekerja, pengusaha, dan pemerintah.

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan hubungan industrial tersebut, adalah pekerja


(buruh), pengusaha (majikan), serta organisasi masing-masing yaitu organisasi buruh (Serikat
Pekerja) dan organisasi pengusaha (Organisasi Majikan), secara rinci:

1. Pekerja dan Organisasinya

a. Buruh → Pekerja (Pegawai, Karyawan)


Pegawai: orang yang bekerja bagi pemerintah → Pegawai Negeri.
Karyawan: setiap orang yang melakukan karya (istilah yang umum) → karyawan buruh,
karyawan pengusaha, karyawan angkatan bersenjata.

Jadi pekerja (luas), setiap orang yang melakukan pekerjaan baik dalam hubungan
pekerjaan, maupun di luar hubungan pekerjaan.

Buruh (dulu), orang yang bekerja di bawah perintah orang lain, dengan menerima upah
karena dia melakukan pekerjaan di perusahaan.

Di jaman penjajahan (feodal), buruh identik dengan pekerja kasar → Blue Collar (kuli
angkut, tukang montir, dan lain-lain. White Collar (administrasi, di belakang meja).

Penggantian istilah buruh ke pekerja di Indonesia, karena:

1) Istilah buruh kurang menguntungkan


2) Untuk memasyarakatkan HIP

b. Serikat Pekerja: asosiasi para pekerja (para penerima upah) yang bersifat sukarela dan
berkesinambungan dan memiliki tujuan jangka panjang untuk melindungi para
anggotanya (para pekerja/buruh) dalam kerja maupun meningkatkan taraf hidup mereka
Di Indonesia : ada SPSI (pusat), di perusahaan ad SP SSP tertentu.
2. Pengusaha dan Organisasinya

a. Pengusaha, (dulu majikan): seseorang yang bebas memperkerjakan orang lain dengan
memberi upah untuk bekerja di perusahaannya.
b. Asosiasi Pengusaha: organisasi para pengusaha, sebagai wadah kesatuan para pengusaha
yang ikut serta untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dalam usaha melalui kerja sama
yang terpadu, serasi antara pemerintah, pengusaha, pekerja.

Di Indonesia disebut APINDO, yang dulu bernama PUSPI (31 Januari 1952)

B. Ruang Lingkup Hubungan Industrial serta Perkembangannya

Hubungan industrial tidak hanya membahas masalah-masalah antar pekerja, pengusaha. Tetapi
lebih luas lagi, menyangkut masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain-lain.

Boleh dikatakan ruang lingkupnya antara lain sebagai berikut:

1. Syarat-syarat kerja
2. Pengupahan
3. Jam kerja
4. Jaminan sosial
5. Keselamatan dan kesehatan kerja
6. Masalah organisasi pekerja, organisasi pengusaha
7. Penyelamatan keluh kesah
8. Peraturan, persyaratan kerja
9. UU Ketenagakerjaan
10. Bi Partite / Tri Partite

PERKEMBANGAN DAN MACAM HUBUNGAN INDUSTRIAL, PERKEMBANGAN


HUBUNGAN INDUSTRIAL

Model hubungan antara pelaku-pelaku dalam hubungan industrial mengalami beberapa


tahap perkembangan, sebagai berikut:

1. Tahap masyarakat primitif


Embrio dari tumbuhnya sistem hubungan industrial.
Mereka masih primitive, serba sederhana. Tidak ada batas yang jelas antara majikan dan
anggota kelompok
2. Tahap masyarakat pertanian
Masyarakat sudah mengenal pola bercocok tanam, berternak.
Majikan disebut Tuan → pekerja, pelayan.
Modal utamanya untuk berkuasa adalah hak milik tanah yang luas.

3. Tahap masyarakat pengrajin


Masyarakat yang semula bertani, lebih terampil, menjadi pengrajin yang semula tak
punya ikatan (hubungan kerja).
Evolusi kariernya: Murid/pekerja magangan → pengrajin bebas → majikan.
Muncul: serikat buruh perdagangan, serikat buruh pengrajin.
Pada tahap ini mulai tampak hubungan perburuhan yang lengkap.

4. Tahap masyarakat industri


Melalui revolusi industri terjadi perubahan besar-besaran proses produksi dari home
industri/pabrik dan selanjutnya mampu mengubah sistem hubungan industrial.
Pada tahap ini Serikat Pekerja mengalami perkembangan dan banyak berperan dalam
perundingan dengan pihak pengusaha maupun pemerintah.

5. Tahap pertumbuhan yang berkelanjutan


Pada tahap ini hubungan industrial semakin berkembang dan komplek, mengikuti
perkembangan masyarakat industri. Namun, perkembangannya dipengaruhi oleh struktur
ekonomi dan paham yang dianut oleh setiap negara sehingga muncul berbagai corak
hubungan industrial.

6. Macam-macam corak hubungan industrial


Hubungan industrial atas dasar faedah (utility system)
a. Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Pekerja faktor produksi
- Pekerja dan pengusaha dan pihak yang berbeda
- Bebas membuat perjanjian tanpa ada campur tangan
- Berlaku sepenuhnya hukum permintaan dan penawaran
- Penyelesaian perbedaan pendapat melalui adu kekuatan.
Pekerja – mogok
Pengusaha – lock out (penutupan perusahaan)
Berkembangnya setelah revolusi industri akhir abad ke 19.
Di Indonesia pada waktu zaman Belanda.

b. Hubungan Industrial atas dasar Perjuangan Kelas.


Dasar falsafah: Marxist / Komunis

Ciri-cirinya sebagai berikut:


- Pekerja dan pengusaha 2 pihak yang bertentangan
- Pengusaha mengekploitir pekerja
- Diatasi melalui perjuangan oleh pekerja
- Saling menghancurkan (konfrontatif)

c. Hubungan Industrial atas dasar demokrasi (liberal)


Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Pekerja dan pengusaha beda kepentingan
- Beda pendapat melalui adu kekuatan (tawar-menawar)
- Pekerja sebagai makhluk pribadi/sosial
- Pekerja berpartisipasi dalam membuat kebijaksanaan perusahaan
- Kebebasan tidak lagi seperti sebelumnya

Hubungan industrial ini merupakan perkembangan dari hubungan industrial atas


dasar faedah. Hubungan industrial 2 dan 3 di Indonesia pernah dilaksanakan sejak
tahun 50-an saat demokrasi liberal/parlementer, maupun yang lain.

d. Hubungan Industrial ala Jepang, yang dasarnya adalah hubungan industrial


demokrasi liberal tapi telah disesuaikan dan ekonomi masyarakat Jepang.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Bekerja seumur hidup
- Upah menurut senioritas
- Serikat pekerja berorientasi pada perusahaan

Pekerja dinilai bukan dari hasil kerja tapi dari lamanya bekerja dan hasil kerja
kelompok.

PERANAN SERIKAT PEKERJA DALAM PERUSAHAAN

A. Teori Gerakan Buruh dan Serikat Buruh

Muncul dan tumbuhnya organisasi buruh tak dapat dilepaskan dengan proses
industrialisasi. Organisasi buruh tersebut berusaha mempengaruhi dan memperjuangkan hak-hak
para buruh dan hal-hal lain yang terkait seperti kondisi kerja, kebijaksanaan dan praktik
manajemen serta kebijaksanaan pemerintah.

Pengusaha juga membentuk organisasi untuk mengimbangi dan membatasi pengaruh


organisasi buruh. Gerakan buruh adalah seluruh aktivitas para penerima upah untuk memperbaiki
kondisi maupun kehidupan mereka, yang dapat bersifat sementara maupun permanen, dan
akhirnya berkembang menjadi serikat buruh/ serikat pekerja (John Suprihanto, 1988).

Serikat buruh/serikat pekerja adalah asosiasi para penerima upah yang bersifat sukarela
dan berkesinambungan dan memiliki tujuan jangka panjang untuk melindungi para anggotanya
dalam bekerja maupun mengikatkan taraf hidup.

1. Teori Gerakan Buruh

 Teori revolusi, teori ini muncul dari pergerakan buruh sosialis dan komunis yang terkenal
dengan pandangannya “sejarah adalah tentang perjuangan kelas”. Kelas pekerja tercipta
oleh indrustrialisai. Mereka akan berusaha menciptakan dunia tanpa kelas-kelas dalam
masyarakat. Revolusi yang dipicu, dalam rangk merespon kesewenangan kepada
kapitalis.

 Teori demokrasi indrustri, bahwa perkembangan serikat buruh dalam dalam hubungan
kerja indrustri sejajar dengan pertumbuhan demokrasi dalam pemerintahan.

 Teori business unionism, teori ini lebih menggunakan aspek ekonomis daripada aspek
politis. Karyawan bersedia bergabung dalam serikat buruh agar dapat mewakili dalam
perudingan dan tawar menawar tentang syrat-syarat kerja,kondisinya,komtrak,dan
pengawasan hubungan kerja sehari-hari. Dibentuknya serikat buruh, lebih pada sarana
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 Teori sosiopsikologis, menganggap bahwa serikat buruh adalah wadah untuk memenuhi
berbagai kebutuhan dan keinginan. Faktor pendorong/motivasi partisipasi buruh
disamping politis,ekonomis,juga kepuasan.

 Teori perubahan, tujuan serikat buruh akan senatiasa berubah seiring dengan berubahnya
kondisi kerja dalam perusahaan dan perubahan masyarakat.

Selig Permas menyatakan bahwa gerakan buruh ditentukan oleh faktor berikut:

a) Resistensi pengusaha

b) Kekuasaan intelektual terhadap gerakan buruh


c) Kematangan mentalis serikat buruh

Karena itu, progam serikat buruh selalu berubah sesuai dengan perubahan faktor-
faktor penentu.

2. Teori Serikat Buruh

 Teori kemakmuran umum, para pemimpin serikat buruh beranggapan bahwa apa yang
baik bagi serikat buruh, bai pula bagi bangsa.

 Teori labour marketing, kondisi kerja para pekerja banyak ditentukkan oleh kekuatan dan
pengaruh di pasaran tenaga kerja. Maka dari itu, serikat buruh berperan sebagai agen
ekonomi di pasaran tenaga kerja untuk menjaga keseimbangan permintaan dan
persediaan tenaga kerja.

 Teori produktivitas, upah amat ditentukkan oleh tingkat produktivas pekerjaan.

 Teori bargainning, upah ditentukkan oleh kekuatan tawar-menawar antara pekerja dengan
majikan. Menurut teori bargaining modern baik karyawan maupun majikan dalam masuk
ke pasar tenaga kerja tanpa harga yang pasti.

 Teori oposisi loyal terhadap manajemen, teori ini menganjurkan serikat buruh untuk
menolak tanggung jawab manajemen. Karena serikat buruh berpandangan bahwa fungsi
manajemen adalah mengelola serikat buruh, mengawasi, mengendalikan kualitas
manajemen. Karena pihak manajemen dipaksa kerja sebaik baikny, terutama di bidang
pemakaian tenaga kerja.

B. Perkembangan dan Tanggung Jawab serta Wewenang Serikat Buruh (SB)

Tujuan utama kehadiran SB adalah menciptakan dan mempertahankan suatu SB yang


yang mempunyai wewenang dan kuat sehingga dapat berbicara atas nama anggota dan
melaksanakan persetujuan yang telah dicapai.

Perkembangan tanggung jawab dan wewenang SB dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:


1. Union Security

Dalam perkembangan SB terhadap beberapa tahap pengakuan majikan terhadap SB

a. Anti union shop: SB tak diakui oleh perusahaan dan menolak untuk memberikan
kerja kepada anggota SB

b. Open shop: majikan masih tetap belum mengakui dan berhubungan langsung
dengan buruh secara individual

c. Exclusive bargaining agent: SB diakui sebagai satu-satunya wakil SB


bertanggung jawab atas segala perundingan dengan majikan, termasuk yang tak
menjadi anggota.

d. Preferential shop: majikan memprioritaskan buruh yang menjadi anggota SB

e. Maintenance of membership: buruh tetap menjadi anggota selama jangka waktu


persetujuan kerja.

f. Agency shop: semua karyawan membayar iuran anggota SB meskipun belum


menjadi anggota.

g. Union shop: semua karyawan harus menjadi anggota SB. Majikan dapat
mempekerjakan orang-orang yang bukan anggota,tetapi setelah diterima harus
menjadi anggota SB

h. Closed shop: hanya anggota SB yang dapat diterima sebagai karyawan.

i. Check of: iuran SB dipotongkan oleh majikan dari upah karyawan.

2. Sarana menghadapi Majikan

Dalam hal ini SB mempunyai 3 sarana sebagai berikut:

A. Pemogokan:

1. Economic strike : memaksa menaikan upah.


2. Union labor practice-strike: menghentikan kerja, protes terhadap kesewenang-
wenangan majikan, melarang masuk SB, diskriminasi pengangkatan
karyawan.

3. Sympathetic strike: menghentikan kerja untuk toleransi/mendukung anggota


SB yang sedang mengadakan pemogokan di perusahaan lain.

4. General strike: perluasan dari sympathetic strike yang meliputi seluruh/


sebagian besar anggota SB dalam suatu kelompok atau wilayah tertentu.

5. Outlaw strike: pemogokan liar, yang dijalankan tanpa adaya instruksi/kuasa


pimpinan SB.

6. Flash strike of quckie: tergolong pemogokan liar, anggota tertentu dari SB


berhenti kerja tanpa pemberitahuan.

7. Sitdown strike: menghentikan kerja, tanpa meninggalkan tempat kerja


sehingga tetap menguasai fasilitas produksi.

8. Slow strike: pemogokan berupa pengurngan kecepatan kerja.

B. Pemagangan

Para wakil SB bergerombol dimuka pintu masuk sambil membawa poster-poster


untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa sedang terjadi perselisihan
perburuhan dan mengharap dukungan masyarakat dan mampu dipakai untuk
menghentikan operasi perusahaan

C. Boikot

Menghalangi majikan menjual jasa/barang produksinya dengan menganjurkan


kepada anggota-anggota SB untuk tidak membeli hasil produksi perusahaan
melalui majalah-majalah SB.
 Boikot primer: ditujukan kepada perusahaan yang tidak mau memenuhi
tuntutan SB.

 Boikot sekunder: melibatan pihak ketiga seperti misalnyapemborong


bangunan yang memakai bahan-bahan yang dihasilkan.

3. Internal Control and Discipline

A. Meliputi pematuhan terhdap anggaran dasar SB yang menantang bisa didenda,


dipecat dari keanggotaan SB.

B. “perjanjian kolektif” antara majikan dan SB.

Pendahuluannya berisikan tentang penjelasan/persyaratan tentang maksud


diadakannya persetujuan.
Kemudian diikuti serangkaian klausula tentang kondisi kerja meliputi aspek
berikut:

1. Upah dan gaji

2. Jam kerja

3. Jaminan sosial

4. Pengakuan terhadap SB

5. Hak-hak pimpinan perusahaan

6. Displin yang jelas dan tegas

7. Keluhan

8. Kesehatan dan keselamatan kerja

C. Sejarah Gerakan Buruh dan Serikat Buruh di Indonesia

John Suprihanto membagi sejarah gerakan buruh dan SB di Indonesia sbb :


- Periode sebelum kemerdekaan (1945)
Tujuan organisasi lebih bersifat politis. Titik beratnya pada keinginan untuk merdeka
dan lepas dari penjajahan bangsa Belanda.
Organisasi pekerja yang pertama muncul yaitu Persatuan Pergerakan Kaum Buruh
(1919 )tak lama terjadi pertentangan yang berpangkal pada falsafah politik yang
bersifsat keislaman antar kaum komunis. Lalu pada tahun 1992 berdiri organisasi
Persatuan Vak boond Hindia (PVH) organisasi ini hanya berumur 4 tahun.

- Periode antara tahun 1945-1972


Tujuan organisasi pekerja tetap berpangkal politis. Titik beratnya pada kepentingan
antar golongan.
Organisasi yang terbentuk :
1. BBI (Barisan Buruh Indonesia) 19 September 1945
Bertujuan mempersatukan kaum pekerja di Indonesia karena perbedaan persepsi,
yang 1 ke ekonomi dan 1 nya ke politik dan akhirnya pecah.
2. Ratusan serikat buruh hadir pada tahun 1950. Karena lebih menitikberatkan
politik lalu pecah.
3. OPPI (Organisasi Persatuan Pekerja Indonesia) tahun 1960
Bertujuan menggalang persatuan. Organisasi ini gagal karena ditentang oleh
SOBSI/PKI.

- Hubungan Industrial
Tanggal 21-28 Oktober MPBI (Majelis Permusyawaratan Buruh Indonesia)
berseminar yang merupakan titik awal terbentukanya organisasi buruh tingkat
nasional yang tunggal.
Tanggal 24-26 Mei MPBI menyusun Deklarasi Persatuan Buruh Seluruh Indonesia
(FBSI)
- Periode setelah berdirinya FBSI
Denga lahirnya FBSI ide persatuan kesatuan FBSI bukan semata-mata persamaan
persepsi politis, tetapi lebih menekankan pada perjuangan sosial ekonomi.
Pada tahun 1983 Menteri Tenaga Kerja Sudomo merubah istilah buruh resmi
FBSI menjadi SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia).
Menjelang berakhirnya rezim orde baru muncul organisasi pemburuh yang
dimotori oleh Moctar Pakpahan yaitu Serikat Buruh Sejahtera Indonesia. Ketikan
rezim orde baru tumbang eksistensi SBSI semakin nyata.
Hingga kini di jakarta (di tingkat nasional) telah beridir kurang lebih 20 serikat
kerja.

1. Pengertian dan Tujuan Hubungan Industrial Pancasila


Pengembangan Hubungan Industrial Pancasila sebagai suatu sistem Hubungan Industrial
Indonesia merupakan hal yang strategis dalam pemerintahan orde baru sekarang ini.
1. Pemerintahan orde baru mempunyai tekad untuk melaksanakan UUD 1945 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen. Yang berarti setiap aspek kehidupan bangsa
harus ditata sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 karena itu hubungan industrial
sebagai tata kehidupan pergaulan di tempat kerja harus ditata sesuai dengan isi dan
jiwa Pancasila dan UUD 1945.
2. Sebelum pemerintahan orde baru dilaksanakan bermacam-macam sistem hubungan
industrial (demokrasi liberal dan perjuangan kelas dari karl max dan lenin). Kedua
sistem ini mempunyai pandangan kepentingan yang berbeda antara kelas pekerja dan
pengusaha, maka selalu mereka mempertahankan kepentingannya masing-masing.
Di samping itu praktik hubungan sosial lebih banyak berorientasi pada sosial politik
daripada sosial ekonomi sehingga aksi industrial lebih bertujuan politis daripada
ekonomi.
3. Salah satu faktor penting yang menunjang stabilitas nasional adalah stabilitas di
sektor produksi barang dan jasa. Dan untuk menunjang stabilitas tersebut dibutuhkan
ketenagan kerja dan ketenangan usaha yang akan tercipta bila ditempat kerja terdapat
tata kehidupan harmonis dan dinamis. Untuk itu hubugan industrial panacasila
menciptakan Industrial Peace tersebut.

Berdasar 3 hal tsb Pemerintah orde baru bertekad mengembangkan suatu sistem
hubungan industrial sendiri yaitu HIP (Hubungan Industrial Pancasila).
Langkah yang diambil :
1. Menyatukan serikat pekerja dalam satu wadah (20 februari 1973)
2. Melaksanakan pertemuan besar dalam bentuk seminar (Des 1974) yang dihadiri
oleh wakil serikat kerja, pengusaha, pemerintah, dan cendekiawan universitas dan
menghasilkan konsensus :
a. Kesepakatan melakukan hubungan industrial yang berdasar pancasila.
b. Menetapkan pokok-pokok dari hubungan industrial pancasila
c. Melakukan seminar-seminar, lokarya, diskusi lanjutan untuk menjabarkan
pokok-pokok konsepsi hubungan pancasila.

Pada tahun 1978 lahir TAP MPR no II mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4).

Hubungan industrial telah mendapat dukungan kuat karena apa yang telah dirumuskan
hubungan industrial pancasila ternyata sangat sesuai dengan P4.

Namun dalam pelaksanaanya diadakan penyempurnaan dalam hubungan industrial


pancasila tersebut. Salah 1 penyempurnaan yang sangat penting adalah mengeluarkan
pedoman pelaksanaan hubungan industrial pancasila yang bertujuan untuk memberikan
tuntunan bagaimana cara untuk melaksanakan hubungan industrial pancasila dalam
praktik sehari-hari di tempat kerja .

Pengertian dan Tujuan Hubungan Industrial Pancasila

1. Pengertian hubungan industrial pancasila

suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
dan jasa (pekerja , pengusaha, dan pemerintah ) yang didasarkan atas nilai-nilai yang merupakan
manifestasi dari keseluruhan sila-sila dari Pancasila dan UUD'45 yang tumbuh dan berkembang
di atas kepribadian bangasa dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Tujuan hubungan industrial pancasila

`mengembankan cita-cita proklamasi kemerdekaan negara republik indonesia 17 agustus


1945 di dalam pembangunan nasional ikut mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur ,serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan ,perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

hal ini dapat dicapai dengan penciptaan ketenangan ,ketentraman ,ketertiban ,kegairahan kerja
serta ketenangan usaha dan meningkatkan produksi dan kesejahteraan pekerja .

Ruang lingkup hubungan industrial pancasila


Ruang lingkup cakupan ,pada dasarnya mencakup seluruh tempat-tempat kerja, di tempat
para pekerja dan pengusaha bekerjasama dalam hubungan kerja untuk mencapai tujuan usaha.

Ruang lingkup masalah adalah seluruh masalah yang berkaitan langsung atau tidak
langsung dengan hubungan para pekerja . contoh masalah : syarat-syarat kerja, upah kerja, jam
kerja, dan lain-lain.

Pendekatan hubungan industrial pancasila

Pengetahuan dan pengalaman sejarah adalah guru terbaik, Sejarah hubungan industrial
indonesia tidak dapat terpisah jauh dari sejarah perjuangan bangsa indonesia. Setelah Indonesia
Merdekan terdapat Perbedaan faham yang menyebabkan keanekaragaman baik dari sistem yang
dianut maupun dari praktik hubungan industrial sehari-hari , penyelesaian perbedaan pendapat
dengan jalan adu kekuatan antara pekerja dan pengusaha telah merupakan hal yang biasa terjadi.
Pada saat itu sukar sekali untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian antar pekerja dalam
hubungan industrial.

Pendekatan fahalah

Indonesia memilih Pancasila sebagai Fahalah yang merupakan pandangan hidup manusia
untuk mencapai kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan ,keserasian ,dan
keseimbangan dalam kehidupan individu maupun masyarakat. Pancasila harus menjadi pedoman
bagi setiap anggota masyarakat dalam hidup bernegara dan bermasyarakat termasuk didalamnya
pekerja ,pengusaha . mereka merupakan pejuang dan merupakan bagian dari kekuatan nasional .

Pendekatan pembangunan

pelaksanaan hubungan industrial pancasila akan dapat mendorong terciptanya pemerataan


hasil-hasil pembangunan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan gairah
dan produktivitas kerja . Hubungan industrial pancasila juga akan dapat mendorong terciptanya
stabilitas nasional yang mantap melalui penciptaan stabilitas di sektor produksi.

C. Landasan Asas dan Ciri-ciri Hubungan Industrial Pancasila

1. Landasan Hubungan Industrial Pancasila


Pancasila, sebagai landasan riil. Hubungan Industrial Pancasila keseluruhan sila-silanya harus
secara utuh dan bulat, tidak boleh menonjolkan yang satu lebih dari yang lain.

UUD 1945, sebagai landasan konstitusional. Hubungan Industrial Pancasila berlandaskan pula
pada UUD 1945 mulai pembukaan hingga penjelasan.

Ketetapan MPR No.11 Tahun 1978, sebagai landasan struktural dan operasional. Landasannya
adalah TAP MPR No. II Tahun 1978 yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P4).

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), sebagai landasan operasional. GBHN ditetapakan
setiap 5 tahun sekali, karena itu penyesuaian-penyesuaian dalam kebijaksanaan operasional perlu
diadakan paling lama 5 tahun sekali.

Hubungan Industrial Pancasila juga berlandaskan kepada peraturan perundang-undangan dan


kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah sesuai dengan Trilogi Pembangunan Nasional, sesuai
dengan martabat manusia.

2. Asas-asas Hubungan Industrial Pancasila

a. Hubungan Industrial Pancasila berdasarkan pada asas-asas pembangunan untuk mencapai


tujuannya, sebagai berikut:
 Asas Manfaat, segala usaha dan kegiatan pembangungan harus dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat.
 Asas Usaha Bersama dan Kekeluargaan, usaha mecapai cita-cita dan aspirasi-aspirasi
harus dilakukan secara bersama-sama (gotong royong dan kekeluargaan).
 Asas Demokrasi. penyelesaian masalah dalam bidang politik, social dan ekonomi harus
ditempuh dengan musyawarah untuk mufakat.
 Asas Adil dan Merata, hasil dari pembangunan harus dinikmati bersama secara adil dan
merata.
 Asas Perikehidupan dalam Keseimbangan, keseimbangan kepentingan antara dunia dan
akhirat, material dan spiritual, jiwa dan raga, individu dan masyarakat.
 Asas Kesadaran Hukum, setiap warga negara harus taat dan sadar kepada hokum dan
mewajibkan negara menegakan hukum.
 Asas Kepercayaan pada diri sendiri, pembangunan berdasarkan pada kepercayaan akan
kemampuan sendiri.
b. Ada dua asas penting saat pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila: Asas
Kekeluargaan dan gotong royong dan Asas Musyawarah untuk Mufakat.
c. Hubungan Industrial Pancasila berdasarkan pada 3 asas kerjasama atas dua asas penting
sebelumnya, yaitu:
- Tanggung Jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Tanggung Jawab kepada bangsa dan negara
- Tanggung Jawab kepada masyarakat sekelilingnya
- Tanggung Jawab kepada pekerja serta keluarganya
- Tanggung Jawab kepada perusahaan tempat mereka bekerja
d. Ciri-ciri khusus Hubungan Industrial Pancasila
HIP mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakaannya dengan HIP lainnya;
1) HIP mengakui dan meyakini bahwa bekerja buku hanya bertujuan sekedar untuk
mencari nafkah saja.
2) HIP menganggap pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi belaka, tetapi
sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya.
3) HIP melihat adntara pekerja dan pengusahaa bukanlah mempunyai kepentingan
yang bertentangan tetapi kepentingan yang sama yaitu memajukan perusahaan.
4) HIP melihat perbedaan antara pekerja dan pengusahaa harus diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mufakat dengan cara kekeluargaan.
5) HIP terdapat asas keseimbangan (balance of power) antara kedua belah pihak
dalam perusahaan atas dasar rasa keadilan dan kepatuhan.

D. Hubungan Industrial Pancasila dalam Pandangan Hidup Bangsa

Tujuan dan Pandangan Hidup Bangsa sebagai berikut;

1. Pancasila sudah berurat nadi dalam kebudayaan Indonesia. Suatu kebudayaan yang
mengajarkan bahwa hidup manusia akan berarti dan akan mencapai kebahagiaan dan
keserasiaan dalam hidup manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dalam mengejar
kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rokhaniah.
2. Pancasila tumbuh dalam suatu proses yang amat Panjang yang mengandung nilai-nilai
persatuan dan kebersamaan. Nilai-nilai budaya di Indonesia akan berbeda dengan bangsa
lain karena Indonesia memiliki Pancasila dengan kekhasannya sendiri.
3. Budaya bangsa Indonesia adalah beraneka ragam, yang terdiri dari berbagai suku bangsa
namun merupakan suatu kesatuan budaya yang dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika.
Sama dengan Hubungan Industrial Pancasila dalam perusahaan, pengusaha dan pekerja
yang berbeda pendapat akan disatukan dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.
4. Hubungan Industrial Pancasila merupakan tatanan yang tumbuh dan berkembang dalam
bangsa Indonesia serta merupakan hubungan antara pelaku dalam proses produksi barang
dan jasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung didalam sila Pancasila dan UUD 1945.

Sikap mental dan sikap sosial Hubungan Industrial Pancasila merupakan wujud pengamalan dari
kelima sila Pancasila. Berikut adalah hubungan antara kegiatan-kegiatan dalam hubungan
industrial dan pengamalan sila Pancasila :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Berarti perintah dan amanat Tuhan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Bekerja adalah
amanat Tuhan. Oleh karena itu maka kerja diakui sebagai pengabdian manusia sehingga
dalam hubungan kerja sifat yang dibenarkan menurut agama senantiasa menjadi
landasan.
Wujud pengamalan sila ini :

 Menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama, seperti : secara bersama-


sama ikut merayakan hari raya keagamaan.

 Menghormati kebebasan menjalankan ibadah agama masing-masing, seperti :


menyediakan tempat untuk beribadah bagi pekerja.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Wujud pengamalan sila ini :

 Mengakui persamaan derajat sebagai manusia, setiap pekerja dan pengusaha pasti
mempunnyai hak dan kewajiban yang berimbang.

 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja,


seperti : memberikan rasa aman, membantu untuk mempertahankan hidup,
membantu pekerja agar dapat mencapai cita-cita.

 Tidak semena-mena terhadap pihak lain.

 Membantu rekan kerja apabila sedang terkena musibah/kesulitan.

3. Persatuan Indonesia
Wujud pengamalan sila ini :

 Menempatkan persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi atau golongan.

 Kemajuan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa Bhinneka Tunggal Ika.

4. Kerakyatakan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /


Perwakilan

Wujud pengamalan sila ini :

 Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat. Dalam mengadakan


perundingan sebaiknya memperhatikan kepentingan yang luas yaitu Negara dan
masyarakat.

 Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Akan lebih baik jik


akan memutuskan sesuatu harus melalui musyawarah sehingga keputusan yang
diambil mendapat dukungan dari beberapa pihak agar pelaksana keputusan
melaksanakan lebih mantap.

 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Wujud pengamalan sila ini :

 Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban

Dengan ini maka pengusaha akan melaksanakan kewajiban yang merupakan


tanggung jawab, seperti : membayar gaji tepat waktu.

 Suka bekerja keras dan bersikap adil

Sudah sepantasnya pekerja menunjukkan kinerjanya dengan bekerja keras dan


selalu mengusahakan produktivitas mereka sehingga mendapatkan gaji yang
tinggi sesuai dengan peranan mereka.
Upaya kondisi yang serasi, seimbang dan selaras dalam pengamalan Pancasila
pada HIP :

a. Kondisi yang serasi antara pekerja dan pengusaha, hal ini memungkinkan
apabila kondisi pekerja cukup dan dilain pihak perusahaan dapat lestari
dan berkembang. Perusahaan juga perlu untuk meningkatkan biaya tenaga
kerja.

b. Seimbang. Disamping mengusahakan kemajuan, pimpinan juga harus


memperhatikan kesejahteraan para pekerja.

c. Selaras. Walaupun pekerjaan tiap anggota berbeda-beda tetapi masih


mempunyai tujuan yang sama untuk memajukan usaha agar dapat
meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Untuk melaksanakan sikap mental, sikap sosial perwujudan Pancasila dan perilaku dalam
HIP maka setiap unsur perlu memperhatikan kepemimpinan Pancasila.

Peranan kepemimpinan dari semua unsur dalam HIP ini sangat tidak penting untuk
menghayati dan mengamalkannya secara nyata. Oleh karena itu, penonjolan sikap dan tindak
seorang pemimpin, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial yang
mencerminkan nilai-nilai moral Pancasila akan tetapi, memberikan pengaruh yang sangat besar
pada lingkungan kerja.

Kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila ialah kepemimpinan yang memiliki jiwa


Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya mampu untuk membawa serta dan memimpin
masyarakat lingkungannya ke dalam kesadaran kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

Semangat kekeluargaan adalah salah satu unsur penting dari kepemimpinan Pancasila.
Oleh karena itu, unsur pemerintah, pengusaha, dan unsur pimpinan serikat pekerja harus selalu
berpedoman pada semangat kekeluargaan ini dalam memecahkan masalah yang ada.

Setiap unsur perlu menghayati dan mengamalkan beberapa prinsip utama dan
kepemimpinan Pancasila, yaitu:
Pertama: Ing ngarso sung tulodo, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu melalui
sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya panutan dari orang-orang dipimpinannya.

Kedua: Ing madyo mangun karso, yang berarti bahwa setiap pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat swakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.

Ketiga: Tut wuri handayani, yang artinya bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong
orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan di depan, berinisiatif, berprestasi, dan sanggup
bertanggung jawab.

Untuk mendukung ketiga prinsip utama di atas maka setiap unsur kepemimpinan dalam HIP
perlu memiliki sikap sebagai berikut:

a. Berwibawa, terutama karena integrasi pribadinya yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur
Pancasila;
b. Jujur dan terpercaya baik terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap
pelaksanaan tugas;
c. Bijaksana, mengayomi dan berani mawas diri;
d. Mampu melihat jauh ke depan;
e. Berani dan mampu mengatasi kesulitan;
f. Bersikap wajar, tegas dan bertanggung jawab atas putusan yang diambil;
g. Sederhana, penuh pengabdian terhadap tugas;
h. Berjiwa besar dan mempunyai sifat ingin tahu (sebagai suatu pendorong untuk
kemajuan).

Penjabaran Sikap Mental dan Sosial Hubungan Industrial Pancasila

Berikut ini dipaparkan mengenai penjabaran sikap mental dan sosial Hubungan Industrial
Pancasila sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila; yang kemudian
dilanjutkan dengan pelaku utama proses HIP.

Sikap Sosial

Untuk dapat mewujudkan hubungan yang dicita-citakan, diperlukan satu sikap sosial yang
mencerminkan persatuan nasional serta kesatuan, serta sifat kegotong-royongan, toleransi,
tenggang rasa, terbuka, bantu membantu dan mampu mengendalikan diri.
Sikap Mental

Untuk mewujudkan hubungan yang dicita-citakan disamping sikap sosial, diperlukan pula sikap
mental para pelaku proses produksi sebagai teman seperjuangan yang saling menghormati,
masing-masing mengerti kedudukan serta peranannya masing-masing, masing-masing
memahami hak dan kewajiban dalam keseluruhan proses produksi. Dengan demikian masing-
masing pihak dituntut mempunyai dan mengembangkan sikap mental sebagai berikut:

Pekerja atau Serikat Pekerja

a. Hubungan Industrial Pancasila berperan dan berusaha mendorong dan timbul dan
berkembangnya sikap mental pekerja yang sesuai dengan Tridharma dan sikap mental
pengusaha “memanusiakan manusia”.

Sikap mental Tridharma yaitu:

1.) Merasa ikut memiliki (rumongso melu handarbeni)


2.) Ikut memlihara dan mempertahankan (melu hangrungkebi), dan
3.) Terus menerus mawas diri (melu sariro hangrosowani).
b. Serikat pekerja bukan saja penyalur aspirasi pekerja dengan hak-haknya seperti hak
berorganisasi, hak secara kolektif menyatakan pendirian dan pendapatan mengenai segala
masalah yang menyangkut kondisi kerja, hak untuk mengadakan Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) dan hak perlindungan lainnya, juga berkewajiban membawa pekerja
berperan serta dalam tugas-tugas pembangunan.

Pengusaha

a. Sikap mental pengusaha yang diinginkan oleh HIP adalah sikap mental “memanusiakan
manusia”, yaitu:
1.) Kesadaran bahwa pekerja itu adalah manusia yang mempunyai martabat, harkat, dan
harga diri.
2.) Kesadaran bahwa meningkatkan derajat, martabat, harga diri dan kesejahteraan
pekerja adalah merupakan kewajiban dan tugas kemanusiaan.
b. Pihak pengusah disamping diakui hak-haknya seperti hak miliki (walaupun mempunyai
fungsi sosial dalam penggunaannya), hak untuk dapat mengembangkan usaha serta laba
usaha, hak untuk mengelola modalnya, (walaupun kepentingan semua pihak dalam
masyarakat harus diperhatikan), juga kewajiban memberikan sahamnya serta konstruktif
terhadap peningkatan kesejahteraan pekerja serta membina asas-asas manajemen yang
baik, dalam rangka pembangunan nasional secara keseluruhan.

Pemerintah

Pihak pemerintah dalam hal ini, menempati posisi dan mempunyai peranan sebagai pengayom,
pembimbing, pelindung dan pendamai yang secara singkat berperan sebagai pengayom bagi
seluruh pihak dalam masyarakat pada umumnya dan pihak-pihak yang tersebut dalam proses
produksi pada khususnya.

Sarana-sarana Hubungan Industrial Pancasila

Dalam rangka mewujudkan suasana yang bernuansakan Hubungan Industrial Pancasila perlu
diciptakan sarana-sarana untuk itu mencapai tujuan tersebut.

Paling tidak ada 6 sarana untuk itu, yakni sebagai berikut:

a. Badan kerjasama, meliputi lembaga tripartitie yang unsur-unsur nya terdiri dari:
1.) Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja baik yang dipusat ataupun daerah
(Kantor Wilayah Propinsi dan Kantor Departemen di Kabupaten/Kota);
2.) Pengusaha dalam hal ini direpresentasikan oleh KADIN atau Asosiasi Pengusaha
Indonesia (APPINDO) baik dipusat atau di daerah provinsi;
3.) Pekerja (karyawan), dalam hal ini diwakili oleh Serikat Pekerja baik di pusat-pusat
ataupun di propinsi

Di samping lembaga tripartitie ada lembaga bipartitie diharapkan bisa memperlancar


komunikasi antara unsur-unsur/pelaku-pelaku proses produksi.

b. Pembakuan hak dan kewajiban. Pembakuan hak dan kewajiban 2 pihak (pihak pekerja
dan pihak pengusaha) dapat diwujudkan melalui:
1.) Perjanjian kerja (antara pekerja dengan pengusaha;
2.) Peraturan perusahaan; dan
3.) Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
c. Mekanisme penyelesaian keluh kesah/perselisihan. Penyelesaian keluh kesah/perselisihan
perlu dicarikan mekanismenya, pertama kalau bisa dan lebih baik diselesaikan di dalam
perusahaan kedua, bila secara internal gagal dengan mengundang perantara dalam hal ini
pihak Depnaker. Ketiga, bila perantara juga tak berhasil baru diselesaikan melalui
peradilan apakah P4D dan selanjutnya P4P. P4P adalah singkatan Panitia Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan yaitu suatu lembaga yang akan menangani perselisihan
perburuhan dan PHK pada perusahaan swasta. Lembaga itu terdiri dari tingkat pusat
(P4P) berkedudukan di ibu kota negara (Jakarta), dan tingkat daerah (P4D) yang
berkedudukan di ibukota propinsi.
Keanggotaannya terdiri dari 3 unsur (5 orang pemerintah, 5 orang Apindo, dan 5 orang
dari kalangan pekerja).
d. Peraturan/perundang-undangan. Peraturan ataupun perundang-undangan adalah
pelindung hak-hak fundamental 2 pihak (pekerja maupun pengusaha) namun perlu
mendapatkan dukungan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.
Melalui peraturan dan perundang-undangan tingkat masing pihak akan merasa tenang
aman dan bebas dari tekanan-tekanan yang tak perlu.
e. Pendidikan dan penyuluhan. Suasana yang kondusif dalam hubungan industrial bisa pula
diciptakan melalui pendidikan maupun penyuluhan baik di tempat kerja maupun tempat
lainnya yang relevan.
f. Kegiatan-kegiatan yang bersifat kekeluargaan. Menciptakan suasana hubungan industrial
yang kondusif bisa juga dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat
kekeluargaan seperti:
1.) Koperasi
2.) Olahraga
3.) Rekreasi
4.) Perayaan-perayaan HUT perusahaan
5.) Total Quality Control

Anda mungkin juga menyukai