Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Erosi karena perlukaan hanya pada bagian
mukosa. ( Iin Inayah, 2004 : 57 )

2.2 Etiologi gastritis akut


1. Obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin
2. Bahan kimia, misalnya lisol
3. Merokok
4. Alkohol
5. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat
6. Refluks usus lambung
7. Endotoksin
( Iin Inayah, 2004 : 58 )
- Analgetik antiinflamasi/aspirin
2.3 PATHWAY - Bahan kimia/ lisol
- Merokok
- Alkohol
- Refluk asam lambung

Stres fisik

Difusi balik ion H+ Kerusakan mukosa barrier

infark Perfusi mukosa lambung terganggu

Jumlah asam lambung meningkat

Iritasi mukosa lambung

Nyeri Hematomesis Rasa nausea dan vomitus


2.4 Tanda dan gejala
Gastritis akut erosif sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik
sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat,
gejala yang sangat mencolok adalah :
1. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi
renjatan karena kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan –
keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya ringan dan tidak dapat
ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada
tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan
etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang
mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala
gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin,
takikardia sampai gangguan kesadaran.

2.5 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : pada awalnya CM ( compos mentis), perasaan tidak berdaya.
b. Respirasi : tidak mengalami gangguan.
c. Kardiovaskuler : hypotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis,
kulit/membrane mukosa berkeringat ( status syok, nyeri akut).
d. Persyarafan : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, nyeri epigastrium.
e. Pencernaan : anoreksia, mual, muntah oleh karena luka duodenal, nyeri ulu
hati, tidak toleran terhadap makanan ( coklat, pedas), membrane mukosa
kering. Faktor pencetus : makanan, rokok, alcohol, obat-obatan dan stressor
psikologi.
f. Genetourenaria : biasanya tidak mengalami gangguan.
g. Muskuloskletal : kelemahan, kelelahan.
h. Intergritas ego : factor stress akut, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya
tanda ansietas : gelisah, pucat, berkeringat.

2. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium
1) Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
2) CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosis H.pylori
3) Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
4) Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis
b. Pemeriksaan radiologi
1) Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya
2) Eritematous / eksudatif
3) Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
b. Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung dimana
hasilnya meliputi:
1) Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylor
2) Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan predomonasi
antrum atau korpus.
3) Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia intestinal,
Helicobacter pylori.

2.6 Komplikasi Gratitis akut


1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2. Ulkus, jika prosesnya hebat.
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2.7 Terapi gastritis akut

Faktor utamanya adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung


dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam
lambung, berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.
Keluhan akan mereda bila agen-agen penyebab dapat dihilangkan. Obat antimuntah
dapat diberikan untuk meringankan mual dan muntah, jika keluhan diatas tidak
mereda maka koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD. Pemberian
penghambat H2 ( ranitidine), antacid dapat berfungsi untuk mengurangi sekresi asam.

2.8 Penatalaksanaan medis


a. Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
b. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan.
c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran
gastromfestinale. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
e. Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
f. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
perforasi.
g. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnesa meliputi:
a. Identitas pasien: nama, usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, alamat, suku/bangsa,
agama, tingkat pendidikan(bagi orang yang tingkat pendidikan rendah mendapat
pengetahuan tentang gastritis khususnya gastritis akut maka akan menganggap
remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebaggai sakit perut biasa
dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah
penyakit ini.
b. Riwayat sakit dan kesehatan yang meliputi: keluhan utama, riwayat penyakit saat
ini dan riwayat penyakit dahulu.
2. Kaji tanda dan gejala pasien yang mengalami nyeri pada ulu hati.
3. Tidak dapat makan dikarenakan mual dan muntah.
4. Tanda yang diketahui pada saat pemeriksaan fisik yang mencangkup: nyeri tekan
abdomen, perubahan turgor kulit, dan membran mukosa kering.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebi(mual dan muntah).
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake asupan gizi.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.
C. Intervensi keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi rasional


kriteria hasil
1 Nyeri Akut Tujuan: 1. Catat keluhan 1.
berhubunga Kriteria hasil: nyeri, termasuk
n dengan menyatakan
iritasi nyeri hilang
mukosa
lambung
2 Defisit Tujuan: 1. Penuhi 2. Menggantikan
volume mencegah kebutuhan kehilangan cairan
cairan output yang tubuh. Anjukan dan memperbaiki
kurang dari berlebih pasien untuk keseimbangan
kebutuhan minum cairan dalam fase
tubuh Kriteria hasil: 2. Intake cairan segera.
berhubunga mampu yang adekuat
n dengan mempertahanka akan
output n volume cairan mengurangi
cairan yang adekuat dengan resiko dehidrasi
berlebi(mua dibuktikan pasien.
l dan dengan mukosa 3. Berikan cairan 3. Menunjukkan
muntah). bibir lembab, tambahan IV status dehidarasi
turgor kulit baik, sesuai indikasi. atau kebutuhan
pengisian untuk peningkatan
kapiler berwarna penggantian
merah muda, cairan.
input dan output
seimbang. 4. Awasi tanda- 4. Cimetidine dan
tanda vital, ranitidin
evaluasi turgor berfungsi untuk
kulit, pengisian menghambat
kapiler dan sekresi asam
membran lambung
mukosa.

5. Kolaborasi 5.
pemberian
cimetidine dan
ranitidine.
3 Perubahan Tujuan: 1. Reduksi stress 1. Stress
nutrisi gangguan nutrisi dan menyebabkan
kurang dari teratasi farmakoterapi peningkatan
kebutuhan seperti produksi asam
tubuh Kriteria hasil: Cytoprotective, lambung untuk
berhubunga 1. Antoprometri penghambat pasien gastritis
n dengan : berat badan, pompa proton, penggunaan
penurunan lingkar anatasida. penghambat
intake lengan atas pompa proton
asupan gizi. kembali membantu untuk
normal mengurangi asam
2. Albumin, lambung dengan
hemoglobin cara menutup
normal pompa asm dalam
3. Klinis: sel lambung
terlihat segar penghasil asam.
4. Porsi makan Kemudian untuk
habis penggunaan
cytoprotective
agent membantu
untuk melindungi
jaringan yang
melapisi lambung
dan usil kecil.
Pada pasien
dengan gastritis
antasida berfungsi
untuk menetralisir
asam lambung
dan dapet
mengurangi rasa
sakit.
2. Kolaborasi 2. Dengan transfusi
tranfusi albumin albumin
diharapkan kadar
albumin dalam
darah kembali
normal normal
sehingga
ketubuhan nutrisi
kembali normal.
3. Kalori atau 3. Dengan berbagai
kebutuhan perhitungan yang
nutrisi berbeda, perlu
bantuan dalam
perencanaan diet
yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Tambahan 4. Mencegah
vitamin seperti terjadinya anemia.
B12
5. Batasi makanan 5. Keragu-raguan
yang untuk makan
menyebabkan mungkin
peningkatan diakibatkan oleh
asam lambung takut makan yang
berlebih, dorong menyebabkan
pasien untuk terjadinya gejala.
menyatakan
perasaan
masalah tentang
makan diet.
6. Berikan nutrisi 6. Program ini
melalui IV mengistirahatkan
sesuai indikasi. saluran
pencernaan
sementara dan
memenuhinutrisi
sangat penting
dan dibutuhkan.
4 Intoleransi Tujuan: 1. Tingkatkan tirah 1. Tirah baring dapat
aktivitas intoleransi baring atau meningkatkan
berhubunga aktifitas teratasi duduk dan stamina tubuh
n dengan berikan obat pasien sehingga
kelemahan Kriteria hasil: sesuai dengan pasien dapat
fisik. klien tidak indikasi. beraktifitas
dibantu oleh kembali.
keluarga dalam 2. Berikan 2. Lingkungan yang
beraktifitas. lingkungan nyaman dan
yang tenang dan tenang dapat
nyaman. mendukung pola
istirahat pasien.
3. Ajarkan pasien 3. Pasien dapat
metode beraktifitas secara
penghematan bertahap sehingga
energi untuk tidak terjadi
aktifitas (lebih kelemahan.
baik duduk dari
pada berdiri saat
melakukan
aktifitas).
5 Kurang Tujuan: 1. Beri pendidikan 1. Pengkajian/evalua
pengetahua informasi tepat kesehatan si secara periodik
n tentang dan efektif (penyuluhan) meningkatkan
penyakit tentang pengenalan/
berhubunga Kriteria hasil: penyakit. Beri pencegahan dini
n dengan pasien dapat kesempatan terdapat
kurangnya menyebutkan pasien atau komplikasi seperti
informasi. pengertian, keluarga untuk ulkus peptik dan
penyebab, tanda bertanya tentang pendarahan pada
dan gejala, obat-obatan lambung.
perawatan, untuk
pencegahan dan kesembuhan
pengobatan. pasien.
2. Evaluasi tingkat 2. Memberikan
pengetahuan pengetahuan dasar
pasien. dimana pasien
dapat membuat
pilihan informasi
tentang kontrol
masalah
kesehatan.
Keterlibatan orang
lain yang telah
mendapat masalah
yang sama dapat
meningkatkan
koping, dapat
meningkatkan
terapi dan proses
penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai