Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOTAMOBAGU
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2
1.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa,
jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat juga
disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat dan tinggi
badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol dan lebih
fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan
penelitian telah membuktikan banyak sekali remaja yang mengalami masalah gizi, masalah
tersebut antara lain Anemia (berkisar 40%) dan IMT kurang dari batas normal atau kurus
(berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, tetapi dengan
mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya
penanggulangannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, kami bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang “Peran
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Mengetahui peran zat gizi bagi remaja, Mengetahui pentingnya nutrisi pada remaja,
mengetahui akibat dari kelebihan dan kekurangan gizi pada usia remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang
beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh
baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan
yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang,
sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging,
susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya
3
1.2 Tujuan Pemberian Gizi Pada Remaja
Nutrisi yang tepat itu sangat penting untuk menjaga kesehatan anak remaja, agar mereka bisa
tumbuh dan berkembang dengan normal. Pola makan yang sehat juga membantu para remaja
untuk berpartisipasi lebih aktif disekolah dan beraktivitas fisik. Pada beberapa tahun
belakangan ini, telah terjadi penurunan status nutrisi dan kesehatan pada remaja. Hasil survey
menunjukkan bahwa setidaknya 18% anak-anak dan remaja yang berusia 6 - 10 tahun
Ditahun 2000, lebih dari 16% populasi yang berusia dibawah 18 tahun hidup dalam
kemiskinan, dan sebagai akibatnya, seringkali mereka tidak mendapat nutrisi yang cukup.
Banyak remaja yang mengkonsumsi kalori lebih dari yang mereka butuhkan, namun tidak
mendapat jumlah nutrisi harian yang cukup seperti yang direkomendasikan. Salah satu
keprihatinan utama mengenai anak dan remaja adalah level kalsium, potassium, serat,
Pola makan yang tidak sehat akan mengarah pada status nutrisi yang buruk dan bisa
penyebab ketiga terbesar dari berbagai penyakit kronis yang mempengaruhi sekitar 5% gadis
remaja.
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan dan nutrisi pada remaja bukan cuma bisa
mempengaruhi berat badannya, namun juga kesehatannya dimasa-masa yang akan datang.
Sebagai contoh, kekurangan kalsium pada usia remaja bisa memperbesar resiko osteoporosis
saat mereka dewasa. Yang terakhir, nutrisi pada remaja itu penting karena sebagian remaja
Diabetes type 1, atau juvenile diabetes, di diagnosa pada sebanyak 13.000 anak dalam satu
tahun, seringkali selama mereka masih berusia remaja. Hal ini membutuhkan pengontrolan
faktor-faktor diet dan gaya hidup yang bisa jadi cukup sulit untuk remaja yang sibuk. Yang
mengejutkan, peningkatan dalam obesitas berarti bahwa diabetes type 2, yang dimasa lalu
4
hanya di alami oleh orang dewasa, saat ini frekuensinya juga semakin meningkat pada
remaja.
Jadi tujuannya adalah untuk memperbaiki keadaan gizi remaja serta mengembangkan ilmu
gizi dan memupuk kesadaran gizi bagi remaja. Sehingga akan menyadari bahwa makanan
yang cukup diperlukan oleh tubuh, cukup dalam memilih makanan yang memenuhi
Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu algizzai yang artinya sari pati makanan. Pola makan
dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidak
seimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Keadaan gizi
atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama.
Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal, maupun gizi lebih.
Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi,
dan bila kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih
menyebabkan badan cepat merasa lelah. Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi
kerja dan prestasi belajar, selain turunnya ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Sedangkan kekurangan vitamin A dapat menyebabkan terjadinya buta senja dan turunnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keadaan nutrisi usia sekolah dan remaja:
1. Psikologis.
2. Lingkungan sekolah.
5
4. Pilihan terhadap makanan.
Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi remaja. Di
samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan
alcohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban para
remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari
masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekuranga berat
badan. Masalah ini berpangkal pada “kegemaran yang tidak lazim, lupa makan, dan
kehabisan cadangan besi, sementara 75% menderita kekurangan. Penelitian lain terhadap
masyarakat miskin di Kairo menunjukan asupan besi sebagian besar remaja wanita tidak
mencukupi kebutuhan harian yang dianjurkan. Di Negara yag sedang berkembang, ekitar
27% remaja laki-laki dan 26% remaja wanita menderita anemia; sementara di Negara maju
angka tersebut hanya berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak 44%
wanita di Negara berkembang (10 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia) mengalami
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan olahan,
seperti yang ditayangkan di iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini, meski dalam iklan
diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banyak gula serta lemak, di samping
zat aditif. Konsumsi makanan sejenis ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat
gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja
6
1. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energy dan zat gizi
2. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energy
kebutuhan energy dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja yang makan secara
Hampir 50% remaja (Daniel, 1977) terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan. Penelitian
lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini jika sarapan memang penting.
Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya 60%. Remaja putri malah melewatkan dua
kali waktu makan, dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya kalori,
tetapi sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu
makan. “Makanan Sampah” (junk food) kini semakin digemari oleh remaja, baik hanya
sebagai kudapan maupun “makan besar”. Disebut makanan sampah karena sangat sedikit
(bahkan ada yang tidak sama sekali) mengandung kalsium, besi, riboflavin, asam folat,
vitamin A dan C; sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium tinggi. Proporsi
lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50% total kalori yang terkandung dalam makanan
itu.
Masalah lain yang mungkin dapat memengaruhi gizi ialah anoreksia. Kelainan ini pada
umumnya diderita oleh remaja putri, terbanyak pada usia 14 dan 18, karena “kegilaan”
mereka hendak melangsingkan badan. Penderita kelainan ini meningkat terus dari tahun ke
tahun. Gambaran khasnya ialah kehilangan nafsu makan yang berat dan parah yang disertai
oleh amenore kronis. Anoreksia terkait dengan penyusutan berat badan serta gangguan
ovarium.
7
1.5 Kebutuhan Akan Zat Gizi Pada Usia Remaja
Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Recommended
kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi remaja kurang dari jumlah yang
dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai
secara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi,
Banyaknya energy yang dibutuhkan remaja dapat diacu pada table RDA. Secara garis besar,
remaja putra memerlukan lebih banyak energy ketimbang remaja putri. Pada usia 16 tahun
remaja putera membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi 2.900 pada
usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usai 12 tahun (2.550 kkal),
kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada
penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan akan energy yang lebih
baik. Perkiraan energy untuk remaja putera berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm,
sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.
Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan usia
kronologis. Untuk remaja putera, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0.29-0.32 g/cm tinggi
badan. Sementara remaja putri hanya 0.27-0.29 g/cm. Kebutuhan akan semua jenis mineral
juga meningkat. Penigkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok karena kedua
mineral ini merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang
Peningkatan kebutuhan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan vitamin di atas
kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan niacin harus ditambah
sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin ini diketahui berperan dalam proses pelepasan
8
vitamin B6, B12 dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan
DNA. Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru tidak cepat rusak, asupan vitamin A, C, dan
E juga perlu ditingkatkan disamping vitamin D karena perannya dalam proses pembentukan
tulang. Kadar vitamin C dalam serum remaja cukup rendah (Dep. Perranian AS, Guenter dkk,
1986), terutama mereka yang mematangkan sayur dan buah serta perokok.
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang yang
kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah, pengaruh dari lingkungan
pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi
yang optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi
dan gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua
masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya, karena
remaja putri membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri
Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja
perempuan. “Kurus itu indah”, kata mereka dan sering merupakan moto bagi remaja
perempuan. Body image kurus itu indah dan cantik, merupakan salah satu penyebab anorexia
nervosa dan bulimia (keduanya merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus, sehingga
menolak makan atau memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan), khususnya
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada remaja serta hormon testosteron
pada remaja pria terjadi dengan pesat pada masa ini. Jika tidak diimbangi dengan perawatan
tubuh yang baik, terutama kebersihan badan dan asupan nutrisi yang baik, peningkatan kadar
hormon tersebut bisa mengakibatkan munculnya jerawat yang sering kali mengganggu
penampilan. Hal ini terjadi akibat kurangnya mengkonsumsi Vitamin A, C, dan E yang
9
Dan sering makan makanan gula dan makanan kaya akan asam lemak seperti susu, mentega,
minyak nabati. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya serat. Remaja yang tak
memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada buah-buahan dan ikan lebih rentan terhadap
kondisi paru-paru yang dibawah normal, sakit asma, batuk dan sesak nafas. Remaja dengan
asupan dan terutama vitamin C paling rendah memiliki paru-paru yang lebih lemah
dibandingkan dengan yang lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang
terdapat pada minyak nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja yang
mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3 lebih mungkin
Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI adalah anemia gizi.
Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-hari yang kurang
mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicunya. Anemia, terjadi pula karena
peningkatan kebutuhan pada tubuh seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan,
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah, khususnya
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah
10
b. Program Suplementasi Gizi
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa terjadi.
Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke konsumsi makanan
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan
vitamin A.
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan tujuan agar
masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat gizi yang
ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara bersangkutan atau
berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.
11
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat tersebut terjadi
pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada
remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya
tulang, dan perubahan aktifitas fisik.BKebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah
gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain program edukasi gizi, program suplementasi
gizi melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A,
program fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada
tepung.
1.2 Saran
Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah remaja di klinik
pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat mensahkan dan membenarkan adanya
kesehatan, mempermudah dalam memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan akan
menyempurnakan hasil penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://lingkupanilmu.blogspot.com/2016/09/makalah-gizi-remaja.html
https://www.google.co.id/search?q=latar+belakang+makalah+gizi+pada+remaja&oq=latar+b
elakang+makalah+gizi+pada+remaja&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://rentinasmawati.wordpress.com/2016/06/12/gizi-seimbang-pada-remaja/
13