Anda di halaman 1dari 10

Analisa Program KUR (Kredit Usaha Rakyat) terhadap

Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha

Oliandes Sondakh1*, Hendrik Yulius Pian2, Amelia3

Business School, Universitas Pelita Harapan, Surabaya, Indonesia1*


oliandes_sondakh@yahoo.com
Business School, Universitas Pelita Harapan, Surabaya, Indonesia2
Business School, Universitas Pelita Harapan, Surabaya, Indonesia3

This paper was presented at:


2011 Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis

Abstrak
Setiap tahun puluhan ribu sarjana lulus dari pendidikan tinggi di Indonesia.
Banyaknya lulusan sarjana tersebut di satu pihak merupakan kabar yang
menggembirakan karena mencerminkan bahwa masyarakat semakin sadar akan
pentingnya pendidikan tinggi untuk masa depan, namun dilain pihak juga
menimbulkan masalah baru. Tidak seimbangnya antara jumlah lulusan dan
lapangan kerja yang tersedia menyebabkan tingginya angka pengangguran.
Jumlah lulusan yang ada tidak bisa sepenuhnya terserap oleh pasar. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran adalah dengan
berwirausaha. Namun, persoalan modal sering menjadi alasan bagi para
mahasiswa dalam memulai usaha. Dilain pihak, pemerintah terus berupaya dalam
mempercepat pengembangan sektor riil dan memberdayakan UMKM guna
menanggulangi kemiskinan dan memperluas kesempatan kerja. Salah satunya
dengan program KUR (Kredit Usaha Rakyat). KUR sendiri sebenarnya bukan
merupakan program baru. KUR telah diluncurkan pemerintah sejak tahun 2007,
namun gaungnya mungkin baru terasa akhir-akhir ini sejak iklan KUR banyak
seliweran di media televisi. Program KUR ini dapat menjadi jawaban atas
permasalahan permodalan yang dihadapi oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah para mahasiswa sudah merasa sesuai dengan program
KUR, dan apakah dengan adanya program KUR, minat mahasiswa untuk menjadi
wirausaha semakin meningkat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
memberikan sumbangan bagi para pihak terkait mengenai keberadaan KUR
ataupun dapat dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan untuk program
selanjutnya.
Kata kunci: Kredit Usaha Rakyat, Minat Wirausaha, UMKM

1|9
Pendahuluan
Setiap tahunnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia
mewisuda mahasiswa dalam jumlah puluhan, ratusan bahkan ribuan dan angka
tersebut dipastikan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Dengan jumlah angka lulusan mahasiswa yang semakin bertambah, hal ini berarti
bahwa tingkat pencari kerja di Indonesia pun akan semakin bertambah dan apabila
tidak ditangani dengan segera, akan timbul masalah baru, yaitu pengangguran.
Padahal jumlah lowongan kerja di Indonesia tidak dapat dipastikan jumlahnya
akan bertambah, dan bahkan sebaliknya justru menunjukkan tren yang semakin
menurun, akibat dari adanya otomatisasi, sedangkan jumlah pencari kerja
khususnya dari kalangan mahasiswa yang lulus dipasti akan bertambah setiap
periode (http://suaramerdeka.com). Salah satu solusi untuk menyelesaikan
masalah pengangguran yang mungkin akan dialami oleh para mahasiswa
perguruan tinggi adalah dengan malakukan wirausaha mandiri. Berwirausaha
mandiri dapat menjadi solusi untuk pengangguran karena dengan berwirausaha,
mahasiswa dapat secara individu maupun berkelompok memulai suatu usaha yang
justru pada akhirnya dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi pencari kerja.
Penyerapan tenaga kerja melalui pengembangan sektor riil dan
pemberdayaan UMKM telah diprogramkan oleh pemerintah dalam rangka
mengurangi pengangguran dan kemiskinan. UMKM sangat berperan dalam
pembangunan ekonomi nasional karena dapat mengurangi tingkat pengganguran
di Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja. Penciptaan UMKM juga sangat
didukung oleh pemerintah karena modal investasinya yang relevan kecil sehingga
dengan anggaran yang disediakan oleh pemerintah diharapkan dapat menciptakan
jumlah UMKM yang banyak dan bervariasi (Kadin Indonesia, 2008). Dalam
perkembangannya, banyak UMKM yang terhambat proses pendiriannya
dikarenakan oleh faktor investasi awal atau permodalan. Permodalan yang hendak
diajukan oleh pewirausaha mandiri mendapat banyak halangan dalam proses
realisasinya. Sebut saja faktor-faktor penghambat seperti ketersediaan informasi
tentang permodalan, pihak penyalur dana, jumlah dana yang diberikan, tipe
agunanan, jenis dan tingkat bunga dan lain sebagainya. Meskipun penyalur dana
permodalan di Indonesia telah banyak bermunculan baik yang dikelola oleh
lembaga keuangan swasta maupun negeri, namun hal ini tidak berarti bahwa
tingkat kepercayaan calon pewirausaha mandiri terhadap penyalur sumber modal
juga tinggi, hal ini karena banyaknya lembaga pemberi modal yang kurang
terjamin.
Pada tanggal 5 November 2007, Presiden Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjaminan
bernama KUR (Kredit Usaha Rakyat) melalui Inpres Nomor 5 Tahun 2008
tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 untuk menjamin implementasi atau
percepatan pelaksanaan kredit usaha rakyat ini (Retnadi, 2008). Kredit Usaha
Rakyat (KUR) mendapat fasilitas penjaminan kredit dari pemerintah melalui PT.
Askrindo dan Perum Jamkrindo. Penyaluran KUR dilaksanakan oleh beberapa
bank pelaksana yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI,

2|9
Bank BTN dan Bank Bukopin. KUR ini merupakan fasilitas pembiayaan yang
dapat dipergunakan oleh UMKM dan koperasi terutama yang memiliki usaha
produktif yang layak atau feasible namun belum bankable. Realisasi dari program
KUR yang telah dicanangkan sejak tahun 2007 ini sejatinya dapat menambah
minat pewirausaha mandiri dalam hal ini mahasiswa untuk menciptakan lapangan
kerja baru yang dapat menyerap angkatan pencari kerja. Ditambah lagi, dengan
fasilitas pemberian KUR, mahasiswa diharapkan untuk dapat lebih berminat untuk
mengelola, mengembangkan dan melembagakan usaha mandiri mereka.
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik permasalahan yang hendak diteliti
dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah program KUR (Kredit Usaha Rakyat)
mempunyai pengaruh terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha?”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan adanya
program KUR, minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha semakin meningkat.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi memberikan sumbangan bagi
para pihak terkait mengenai keberadaan KUR ataupun dapat dijadikan dasar bagi
pengambilan keputusan untuk program selanjutnya.

Tinjauan Literatur
Penelitian Terdahulu
Penelitian sehubungan dengan minat berwirausaha sebelumnya telah
diteliti oleh Machmudun (2010) yang melakukan penelitian minat berwirausaha
siswa SMK Negeri 6 Surakarta dan juga penelitian Mery (2009) yang meneliti
mengenai pilihan yang dapat ditempuh di dalam mendorong pilihan karir
berwirausaha pada mahasiswa dalam pengentasan pengangguran terdidik di
Indonesia. Selain itu, terdapat pula penelitian Retnadi (2008) yang melakukan
penelitian sehubungan dengan harapan dan tantangan yang dihadapi Kredit Usaha
Rakyat. Penelitian yang menggunakan variable KUR sangat jarang dilakukan,
terutama yang dihubungkan dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha. Hal ini
dikarenakan selama ini program KUR cenderung dihubungankan dengan
masyarakat secara luas, terutama kalangan UMKM, karena itu diharapkan
penelitian ini dapat memberi perspektif baru dalam upaya meningkatkan minat
mahasiswa dalam melakukan wirausaha.

Kredit Usaha Rakyat


Menurut buku tanya jawab seputar Kredit Usaha Rakyat (KUR) (2010),
Kredit Usaha Rakyat adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi
kepada UMKMK di bidang usaha yang produktif dan layak namun belum
bankable yang sebagian dijamin oleh perusahaan penjamin. Tujuan
diluncurkannya KUR (Retnadi, 2008) adalah (i) untuk mempercepat
pengembangan sektor riil dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan
Koperasi; (ii) untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil,

3|9
Menengah dan Koperasi; dan (iii) untuk penanggulangan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja.
Menurut kumpulan terbaru Kredit Usaha Rakyat (2010), sumber dana
penyaluran KUR adalah 100% (seratus persen) besumber dari dana Bank
Pelaksana. KUR yang disalurkan oleh Bank Pelaksana dijamin secara otomatis
(automatic cover) oleh Perusahaan Penjamin dengan nilai Penjaminan sebesar
70% (tujuh puluh persen) dari plafon KUR. Bank pelaksana yang ikut
menandatangani Nota Kesepahaman Bersama Penjaminan Kredit/Pembiayaan
kepada UMKMK yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank
Tabungan Negara (Persero), PT. Bank Bukopin Tbk, PT. Bank Syariah Mandiri,
serta bank yang lainnya yang secara sukarela mengikatkan diri dan tunduk kepada
Nota Kesepahaman Bersama tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada
Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi.
Untuk dapat mengakses KUR, UMKM harus memenuhi beberapa
persyaratan umum seperti:
1. tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan modal kerja dan atau
investasi dari perbankan dan/atau yang tidak sedang menerima Kredit
Program dari Pemerintah, yang dibuktikan dengan hasil Sistem Informasi
Debitur Bank Indonesia pada saat permohonan kredit/pembiayaan
diajukan;
2. dapat sedang menerima kredit konsumtif (Kredit Kepemilikan Rumah,
Kredit Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit dan kredit konsumtif lainnya);
3. dalam hal UMKMK masih memiliki baki debet yang tercatat pada Sistem
Informasi Debitur Bank Indonesia, tetapi yang bersangkutan sudah
melunasi pinjaman, maka diperlukan Surat Keterangan Lunas/Roya
dengan lampiran cetakan rekening dari Bank Pelaksana/ pembiayaan
sebelumnya;
4. untuk UMKMK yang akan meminjam KUR Mikro, baik yang disalurkan
secara langsung maupun tidak langsung, tidak diwajibkan untuk dilakukan
pengecekan Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia.

Tinjauan tentang Minat


Minat atau aktivitas yang mendapat perhatian akan cenderung dilakukan
oleh seseorang secara terus-menerus. Dengan adanya rasa suka atau sikap positif
terhadap suatu hal maka situasi tersebut akan menciptakan minat atas aktivitas
tersebut. Hal ini juga dikemukan oleh Slamento (1995:180) yang menguraikan
minat sebagai:
“Rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa
ada yang menyuruh dan minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu
hubungan antara lain diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat dan
dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat yang dimiliki.”

4|9
Joko Sudarsono (2003: 8) menjelaskan minat sebagai “bentuk sikap
ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari
pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut”.
Dari bermacam pendapat mengenai minat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan suatu perasaan personal dan subjektif yang muncul
terhadap objek, aktivitas atau kegiatan yang disebabkan oleh adanya reaksi positif
atau suka dan menyenangkan akan hal tersebut.
Pada proses terbentuknya minat Winkel (1983) menyatakan bahwa minat
hanya akan tumbuh dan terbentuk dengan adanya sikap dan perasaan positif
terhadap objek minat. Slameto (1995) menjelaskan pembentukan minat sebagai
suatu hasil belajar dan merupakan faktor pendukung proses belajar
selanjutnya.Dengan adanya minat akan sesuatu, seseorang akan cenderung untuk
mencari tahu dan mempelajari hal-hal yang ada atau berhubungan dengan
minatnya. Ini juga diperkuat dengan kenyataan bahwa minat merupakan suatu hal
yang nyata dan dirasakan secara sadar oleh seseorang yang akan membuat orang
tersebut melakukan atau merealisasikan apa yang menjadi minat mereka.

Tinjauan tentang Minat Wirausaha


Meredith (2002: 3) menyatakan wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang ada dan mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan
kesuksesan. Dari pengertian tersebut, dapat terlihat bahwa wirausaha merupakan
suatu pihak baik individual maupun kelompok yang menciptakan suatu usaha baru
yang akan sangat bermanfaat bagi golongan maupun sekelompok orang dengan
menciptakan sumber-sumber keuangan baru dari aktivitas produksi, pemasaran
dan penjualan produk baru.
Fungsi wirausaha yang menjadi pokok penting dalam penelitian ini juga
dapat dilihat dari pengertian Salim Siagian & Asfahani (1995:11) yaitu suatu
usaha untuk mengenali lingkungan dalam rangka mencari dan menciptakan
peluang serta untuk mengendalikan lingkungan kearah yang menguntungkan.
Dapat disimpulkan dari pendapat tersebut, bahwa dengan berwirausaha ekonomi
dan pembangunan suatu negara secara umum akan menjadi lebih berkembang dan
masyarakat secara khusus akan sangat terbantu dengan adanya penambahan
jumlah lapangan kerja baru yang dapat mengurangi tingkat pengangguran di
masyarakat.
Untuk memulai suatu wirausaha mandiri, terdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi seorang pewirausaha. Menurut Winardi (2003:76), faktor-faktor
yang mempengaruhi minat berwirausaha ada dua yaitu (1)faktor non-ekonomi dan
(2)faktor ekonomi. Faktor non-ekonomi mempunyai pengertian yaitu faktor yang
tidak memilik keterkaitan dengan perubahan ekonomi, contohnya: mobilitas
sosial, struktur hukum dan lainnya. Sedangkan faktor ekonomi merupakan faktor

5|9
yang berisi segala sesuatu yang berkaitan dengan perubahan ekonomi. Faktor
ekonomi ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Adanya persediaan modal, artinya dengan adanya ketersediaan modal akan
mendorong berdirinya perusahaan, modal di sini berfungsi untuk mendanai
segala aktivitasnya
2. Adanya perangsang pasar, artinya dengan adanya kebutuhan sosial,
wirausaha dapat mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan para
pelanggan.
Dari faktor-faktor yang dikemukan oleh Winardi (2003:76) tersebut,
penelitian ini akan lebih terfokus pada faktor ekonomi yang menyatakan adanya
persediaan modal, dimana dengan adanya ketersediaan modal maka akan
mendorong berdirinya suatu wirausaha mandiri untuk mendanai segala
aktivitasnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan hipotesis sebagai
berikut:

H1: KUR mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini target populasi yang dipilih adalah seluruh mahasiswa
di Surabaya yang mengetahui tentang program KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Penelitian ini menggunakan data primer, dimana data diperoleh dari hasil
pembagian kuesioner kepada responden yang sesuai dengan karakteristik populasi
yang telah ditetapkan. Penyebaran kuesioner ini di universitas baik negeri maupun
swasta selama bulan Juli 2011. Dari 120 kuesioner yang disebarkan, kuisioner
yang dikembalikan dan layak untuk digunakan sebagai data primer adalah
sebanyak 101 kuesioner.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah aras pengukuran interval.
Jenis skala yang digunakan adalah Summated Likert, dengan pernyataan yang
memiliki jangkauan dari 1 = sangat tidak setuju sampai 6 = sangat setuju, yaitu
skala dimana responden memberikan penilaian atas pernyataan mengenai objek
yang diteliti. Dimana semakin tinggi skor atau angka yang dipilih menunjukkan
penilaian yang semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan Linier Regression di dalam melakukan
pengujian antar variabel. Alat analisis statistik yang digunakan yaitu SPSS 15
untuk menjawab permasalahan penelitian. Data yang digunakan merupakan data
primer, yaitu kuisoner yang disebarkan kepada mahasiswa di Surabaya.

6|9
Setelah dilakukan tabulasi data, sebelum melangkah pada pengujian Linier
Regression, maka dilakukan uji Reliabilitas dan Validitas, yang bertujuan untuk
menguji butir-butir pernyataan yang diajukan pada kuisioner adalah valid dan
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Tabel 1. Hasil Pengujian Reabilitas KUR dan Minat Berwirausaha

Sumber: hasil pengolahan data


Dari tabel 1, pengujian reliabiltas data pada variabel KUR dan minat
masing-masing menghasilkan nilai cronbach alpha 0.848, dan 0.915, dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0,60, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa butir–butir pernyataan yang menyusun variabel-variabel tersebut dapat
dinyatakan konsisten/reliable dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas KUR dan Minat Berwirausaha

Sumber: hasil pengolahan data


Dari tabel 2, hasil pengujian validitas data pada variabel KUR dan minat
menghasilkan nilai communalities extraction lebih besar dari 0,40 (kecuali pada
butir pernyataan no 7 dan 8 pada variable KUR). Dengan demikian butir–butir
pernyataan yang menyusun variabel-variabel tersebut dapat dikatakan valid.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Koefisien Determinan R Square

Sumber: hasil pengolahan data


Dari tabel 3, berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien determinan R
Square (R2) yang dihasilkan adalah sebesar 0.279, yang berarti pengaruh variable
KUR terhadap variabel minat adalah berwirausaha sebesar 27.9%, sedangkan
sisanya sebesar 72.1% dipengaruhi oleh faktor lain.

7|9
Tabel 4. Hasil Uji t

Sumber: hasil pengolahan data


Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa variabel
bebas KUR (Kredit Usaha Rakyat) secara signifikan mempengaruhi minat
berwirausaha. Suatu variabel dikatakan berpengaruh signifikan jika nilai sig pada
uji t nya lebih kecil dari 0,05.

Diskusi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa
variabel KUR (Kredit Usaha Rakyat) mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap minat berwirausaha mahasiswa di Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa
bagi mahasiswa di Surabaya, program KUR dapat menjadi jawaban bagi
kebutuhan mereka akan modal untuk memulai berwirausaha. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Winardi (2003:76) yang menyatakan bahwa
ketersediaan modal akan mendorong berdirinya suatu wirausaha mandiri dimana
modal berfungsi untuk mendanai segala aktivitas wirausaha.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan penelitian, yaitu penelitian
ini tidak meneliti intervening variable, dan sampel yang digunakan terbatas di
Surabaya. Pada penelitian selanjutnya, disarankan agar dilakukan penambahan
sampel yang digunakan sehingga dapat lebih tergeneralisasi. Kedua, dapat pula
digunakan intervening variable untuk semakin memperkuat penelitian. Ketiga,
dapat mempertimbangkan isu-isu lain seperti faktor socio-demographic di dalam
hubungan antara ketersediaan program KUR di daerah yang belum terjangkau.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa minat mahasiwa
untuk berwirausaha cukup besar. Namun, selama ini terbentur dengan masalah
modal, di mana program KUR yang saat ini digalakkan oleh pemerintah dapat
menjadi salah satu solusi nyata. Di sisi lain, program-program pembiayaan yang
dilakukan pemerintah saat ini kurang terarah pada sektor mahasiswa. Program
pembiayaan yang ada saat ini lebih cenderung diarahkan pada sektor Usaha Mikro
Kecil dan Menengah. Padahal kalangan mahasiswa sebenarnya merupakan pasar
yang besar, dan merupakan generasi penerus bangsa yang penuh dengna ide
inovatif dan kreatif, sehingga apabila program KUR dapat lebih diarahkan kepada
mahasiswa, maka dana program KUR dapat menjadi salah satu wadah yang dapat

8|9
digunakan oleh mahasiswa untuk berwira usaha dengan mengembangkan ide
kreatif dan inovatif yang dimiliki.
Ke depannya, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
perspektif baru bagi para pengambil keputusan, bahwa program KUR yang telah
ada selama ini dapat lebih dikembangkan dengan mengarahkan target KUR ke
kalangan mahasiswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengadakan sosialisasi ke kampus-kampus mengenai program KUR. Selain itu,
pemerintah juga dapat membuat sub-program KUR yang lebih dikhususkan untuk
kalangan mahasiswa, sehingga dengan demikian, mahasiswa merasa lebih
tertantang dan minat untuk berwirausaha semakin tinggi. Dari pihak kampus,
dapat juga menggalakkan minat untuk berwirausaha melalui program KUR,
dengan rajin mengadakan sosialisasi baik berupa seminar, penyuluhan, ataupun
media lainnya, sehingga informasi mengenai KUR semakin mudah diperoleh.

Daftar Pustaka
Joko Sudarsono. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kadin Indonesia. 2008. Rangkuman Hasil Musyawarah Nasional V Kamar
Dagang dan Industri. Tersedia di:
http://www.kadin-indonesia.or.id/id/doc/20%20-
%20Rangkuman%20Hasil%20Munas%20V%20Kadin.pdf (diakses 28 Juli
2011).
Machmudun. 2010. Analisis Minat Siswa Berwirausaha di SMK Negeri 6
Surakarta. Skripsi, Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Meredith, G.G. at all. 1996. Kewirausahaan, Teknik dan Praktek, Hakikat dan
Ciri Wirausaha, Perencanaan dan Pengendalian Keuangan, Penggunaan
Sumber Daya. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Retnadi, Djoko. 2008. Kredit Usaha Rakyat (KUR), Harapan dan Tantangan.
Economic Review No. 212 Juni 2008.
Salim Siagian & Asfahani. 1995. Kewirausahaan Indonesia Dengan Semangat.
Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suara Merdeka. 2011. Kampus Bukan Pabrik Pengangguran. Tersedia di:
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/04/148614/Ka
mpus-Bukan-Pabrik-Pengangguran (diakses 28 Juli 2011).

9|9
Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha
Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi. 2010. Buku Tanya Jawab Seputar
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tersedia di:
http://www.ekon.go.id/media/filemanager/2011/01/31/b/u/buku_tanya_jaw
ab_seputar_kur.pdf (diakses pada 27 Juli 2011).
Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha
Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi. 2010. Kumpulan Peraturan
Terbaru Kredit Usaha Rakyat (KUR ) Tersedia di:
http://www.ekon.go.id/media/documents/2011/01/31/f/i/file.pdf (diakses
pada 27 Juli 2011).
Winardi. 2003. Kreatifitas dan Teknik-Teknik Pemikiran Kreatif dalam Bidang
Managemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Winkel, S.W. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia.

10 | 9

Anda mungkin juga menyukai