Anda di halaman 1dari 117

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta hidayah-
Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Keputusan Inspektur Jenderal tentang Kertas
Data Audit, Kertas Kerja Audit, dan Program Kerja Audit di Lingkungan Inspektorat Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Keputusan Inspektur Jenderal ini merupakan integral yang tidak bisa dipisahkan dalam
penyusunan pelaksanaan pengawasan serta meningkatkan kualitas layanan di lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Kami mengucapkan banyak terimakasih bagi pihak-pihak yang terlibat baik secara
langsung maupun tidak atas selesainya Keputusan Inspektur Jenderal ini.
Kami menyadari bahwa Keputusan Inspektur Jenderal ini masih perlu untuk di kaji
kembali, untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sebagai pembelajaran
dikemudian hari.

-i-
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
KERTAS DATA AUDIT ............................................................................... 1
KERTAS KERJA AUDIT ........................................................................... 28
PROGRAM KERJA AUDIT........................................................................ 46
PENUTUP.............................................................................................. 102

- ii -
KERTAS DATA
AUDIT
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57946100
Laman : itjen.ristekdikti.go.id

KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 26/G/KPT/IV/2018
TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KERTAS DATA AUDIT DI LINGKUNGAN


INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI

INSPEKTUR JENDERAL,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pengawasan Aparat


Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi yang berkualitas sesuai dengan standar
audit APIP, diperlukan penyusunan Kertas Data Audit (KDA);
b. bahwa untuk menyeragamkan format penyusunan kertas
data audit serta untuk memberikan acuan bagi para auditor
dalam melakukan pengawasan, diperlukan pedoman
penyusunan KDA di lingkungan Inspektorat Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada butir a di atas, perlu ditetapkan Keputusan Inspektur
Jenderal tentang Pedoman Penyusunan Kertas Data Audit di
Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;
-2-

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman
Kendali Mutu Audit APIP;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP;
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 889);
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2082);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL TENTANG PEDOMAN


PENYUSUNAN KERTAS DATA AUDIT DI LINGKUNGAN
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERTAMA : Pedoman Penyusunan KDA di lingkungan Inspektorat Jenderal


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yang
selanjutnya disebut sebagai Pedoman Penyusunan KDA,
sebagaimana dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal ini.
KEDUA : Pedoman Penyusunan KDA sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA digunakan sebagai pedoman bagi APIP
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam
melakukan penyusunan KDA di lingkungan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
-3-

KETIGA : Keputusan Inspektur Jenderal ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan.
-4-

Lampiran I
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Data Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN KERTAS DATA AUDIT

INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57946100
-5-

DAFTAR ISI

I. UNIT FUNGSI TERKAIT ...........................................................................6


II. TUJUAN PETUNJUK TEKNIS .................................................................6
III. RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS ...................................................6
IV. DASAR HUKUM ......................................................................................6
V. DOKUMEN TERKAIT ...............................................................................7
VI. PENGERTIAN DAN BATASAN KERTAS DATA AUDIT ...............................7
VII. MANFAAT KERTAS DATA AUDIT.............................................................7
VIII. KEBIJAKAN UMUM KERTAS DATA AUDIT ..............................................8
IX. TEKNIK PEMBUATAN, PENYUSUNAN DAN PENGORGANISASIAN
KERTAS DATA AUDIT .............................................................................9
X. REVIU KERTAS DATA AUDIT ................................................................11
XI. PROSEDUR PENYUSUNAN KERTAS DATA AUDIT .................................13
XII. KEPEMILIKAN DAN PENGARSIPAN KERTAS DATA AUDIT ....................13
XIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN..........................................13
XIV. LAMPIRAN ............................................................................................14
1. Lampiran II - Kodefikasi Temuan Audit .............................................15
2. Lampiran III - Format Kertas Data Audit ...........................................21
3. Lampiran IV - Format Berita Acara Hasil Audit ..................................24
-6-

I. UNIT FUNGSI TERKAIT


1. Inspektur
2. Pengendali Mutu
3. Pengendali Teknis
4. Ketua Tim
5. Anggota Tim
6. Subbagian Tata Usaha Inspektorat

II. TUJUAN PETUNJUK TEKNIS


Sebagai acuan bagi auditor dalam menuliskan hasil audit ke dalam kertas
data audit yang memuat kode temuan, kondisi, kriteria, sebab, akibat,
kesimpulan dan rekomendasi.

III. RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS


Petunjuk Teknis ini mencakup penyusunan kertas data audit mulai dari
analisis informasi dari kertas kerja audit, simpulan hasil audit sampai dengan
penulisan hasil audit ke dalam kertas data audit baik berupa hard copy
maupun soft copy (data yang disimpan dalam media elektronik lainnya).

IV. DASAR HUKUM


1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890;
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit
APIP;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP;
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi;
-7-

6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 51 Tahun


2015 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

V. DOKUMEN TERKAIT
1. Program Kerja Audit
2. Kertas Kerja Audit
3. Tanggapan Auditi
4. Draft Laporan
5. Tindak Lanjut

VI. PENGERTIAN DAN BATASAN KERTAS DATA AUDIT


1. Pengertian
Kertas data audit merupakan hasil audit yang merupakan
ketidaksesuaian pencapaian program/ketepatan dan dituangkan di dalam
tulisan dengan urutan isi diantaranya kode temuan, kondisi, kriteria,
sebab, akibat, kesimpulan dan rekomendasi.
2. Batasan
Petunjuk Teknis ini mengatur prosedur penyusunan kertas data audit
kegiatan auditor Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti dari kegiatan
assurance.

VII. MANFAAT KERTAS DATA AUDIT


1. Sebagai dasar penyusunan laporan hasil audit.
2. Sebagai alat bagi atasan untuk mereviu dan mengawasi pelaksanaan
tugas auditor.
3. Sebagai catatan hasil audit yang akan disampaikan kepada auditi untuk
diberikan tanggapan dan atau dimintakan persetujuan/ditandatangani.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi dan sumber informasi
mengenai suatu kejadian tertentu yang terkait dengan laporan hasil audit.
5. Sebagai bahan quality assurance oleh pihak intern maupun ekstern.
6. Sebagai salah satu bahan tindak lanjut monitoring dan evaluasi hasil
audit.
-8-

VIII. KEBIJAKAN UMUM KERTAS DATA AUDIT


1. Auditor wajib menyusun dan mengorganisasikan kertas data audit dengan
logis dan sistematis untuk suatu kegiatan audit apabila ditemukan
permasalahan di dalam kertas kerja audit.
2. Kertas data audit berbentuk hard copy dan harus sudah ada
tangggapan/tanda tangan auditi. Apabila auditi tidak bersedia
menanggapi dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah masa audit berakhir,
maka kertas data audit dianggap final.
3. Kertas data audit harus memenuhi syarat:
a. Berisi permasalahan yang ditemukan di dalam pelaksanaan audit yang
dituangkan di dalam kertas kerja audit;
b. Memuat informasi hasil audit yang relevan, kompeten, cukup dan
material;
c. Didasarkan fakta dan argumentasi yang rasional (professional
judgement);
d. Seluruh permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan audit telah
disampaikan secara resmi kepada auditi; dan
e. Jika memungkinkan sudah ada persetujuan dari auditi.
4. Kertas data audit antara lain memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Catatan hasil audit yang berisi tentang kode temuan, kondisi, kriteria,
sebab, akibat, kesimpulan dan rekomendasi; dan
b. Lampiran pendukung mengenai permasalahan yang dirangkum dari
kertas kerja audit.
5. Kertas data audit diberikan kodefikasi temuan mengacu kepada Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 42 Tahun 2011.
6. Kertas data audit disusun oleh Anggota Tim dan harus dilakukan reviu
secara berjenjang oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis/Pengendali Mutu.
7. Kertas data audit harus sudah disampaikan kepada auditi sebelum
pelaksanaan audit berakhir untuk mendapatkan tanggapan dan
persetujuan. Apabila auditi tidak bersedia menanggapi dalam waktu 7
(tujuh) hari kerja setelah masa audit berakhir, maka kertas data audit
dianggap final.
-9-

IX. TEKNIS PEMBUATAN, PENYUSUNAN DAN PENGORGANISASIAN KERTAS


DATA AUDIT
1. Kertas data audit dibuat diatas kertas A4 atau folio dengan kop
Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
2. Gunakan satu muka saja dari tiap lembar kertas data audit dengan
dicetak portrait dan dapat dibuatkan lanjutannya pada halaman
berikutnya.
3. Pada halaman pertama kertas data audit tuliskan judul kertas data audit
seperti yang tertuang di dalam lampiran 2.
4. Pada halaman pertama di bawah judul tuliskan kodefikasi temuan
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1.
5. Penyajian kertas data audit disusun berdasarkan urut-urutan atribut
temuan dengan penjelasan sebagai berkut:
a. Kondisi
Kondisi menunjukkan realitas yang ada dari suatu pelaksanaan
kegiatan yang menunjukkan adanya kekurangan atau kelemahan.
Untuk menyatakan kondisi, auditor harus mengumpulkan bukti yang
relevan, kompeten, cukup dan material.
b. Kriteria
Kriteria adalah standard, ukuran atau harapan (expectation), antara
lain berupa:
a. Peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Ketentuan manajemen yang harus ditaati/dilaksanakan;
c. Pengendalian manajemen yang andal;
d. Tolok ukur keberhasilan, efisiensi dan kehematan; dan
e. Standar dan norma/kaidah.
Kriteria yang diperoleh harus diuji dan dianalisis secara tepat dan
setelah itu barulah dapat digunakan sebagai tolok ukur atau
pembanding dengan kondisi yang dijumpai.
Dalam praktik, permasalahan yang dihadapi adalah auditi tidak
memiliki kriteria untuk kegiatan yang diaudit. Secara teoritis
penetapan kriteria yang jelas merupakan salah satu tanggung jawab
auditi. Apabila kriteria tidak tersedia auditor dapat melakukan
beberapa hal antara lain:
- 10 -

a. Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga (misalnya dalam hal


harga barang/jasa);
b. Bersama dengan auditi melakukan formulasi kriteria yang akan
dipakai sebagai tolok ukur;
c. Norma standar yang sama atau sejenis dengan kegiatan auditi
sehingga norma/standar tersebut dapat digunakan sebagai
pembanding; dan
d. Menggunakan keterangan tenaga ahli.
Selanjutnya kriteria yang diperoleh tersebut harus dibicarakan dengan
pihak auditi untuk memperoleh kesepakatan.
c. Sebab
Materi penyebab merupakan hal yang penting apabila ditinjau dari
tujuan audit yaitu untuk menghasilkan rekomendasi ke arah
perbaikan di masa dating. Penyebab ini mengungkap tentang mengapa
terjadi ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria.
d. Akibat
Akibat adalah dampak yang ditimbulkan karena adanya masalah
sehingga tujuan yang diharapkan tidak tercapai.
e. Simpulan
Simpulan adalah ringkasan terjadinya permasalahan karena adanya
kondisi yang menyimpang dari kriterianya.
f. Rekomendasi
Rekomendasi adalah usulan rencana perbaikan yang diberikan oleh
auditor internal untuk menutup gap antara kondisi dan kriteria.
Materi rekomendasi harus dirancang guna:
a. Memperbaiki kelemahan (menghilangkan penyebab); dan
b. Meminimalisasi akibat dari kelemahan yang ada.
Rekomendasi harus jelas:
a. Ditujukan kepada siapa;
b. Mengarah pada tindakan nyata;
c. Konsekuensi yang akan timbul apabila tindak lanjut atas
rekomendasi tidak dilakukan;
d. Dapat dilaksanakan oleh auditi; dan
e. Apabila ada alternatif perbaikan tuangkanlah semua alternative
berikut alasannya masing-masing.
- 11 -

Dalam memberikan/merumuskan rekomendasi, auditor harus


memperhatikan:
a. Biaya yang akan terjadi dalam mengimplementasikan rekomendasi
harus tidak melebihi manfaat yang akan diperolehnya;
b. Jika terdapat beberapa alternatif rekomendasi dengan biaya yang
terkait, harus diusulkan; dan
c. Rekomendasi harus dapat dilaksanakan.
Jenis rekomendasi mengacu kepada Peraturan Menteri PAN dan
Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah.
g. Tanggapan Auditi
Setiap temuan hendaknya memuat tanggapan (feedback) dari auditi,
sehingga terjadi kesamaan informasi (balancing information) terhadap
informasi temuan yang disajikan oleh auditor. Tanggapan auditi yang
diuraikan dalam temuan audit adalah tanggapan yang diberikan
secara tertulis bersama bukti-buktinya (jika ada) dan telah
didiskusikan bersama antara Tim Audit dan auditi dalam pembicaraan
temuan.
Apabila tanggapan auditi menolak/tidak menyetujui/tidak
sepenuhnya menyetujui temuan dan rekomendasi, maka Tim Audit
harus melakukan klarifikasi, sehingga diperoleh kesamaan
pemahaman antara Tim Audit dengan Auditi. Apabila setelah
dilakukan klarifikasi tetap tidak ada kesepahaman namun Tim Audit
yakin terhadap kebenaran dari temuan dan rekomendasi, maka tetap
dibuat KDA.

X. REVIU KERTAS DATA AUDIT


1. Untuk menjaga kualitas laporan, maka atas kertas data audit dilakukan
reviu secara berjenjang oleh Tim Audit terkait sesuai dengan tingkat
tanggungjawabnya mulai dari Ketua Tim, Pengendali Teknis/Pengendali
Mutu.
2. Dalam pelaksanaan reviu kertas data audit, hal-hal yang direviu adalah:
a. Berdasarkan analisis data/informasi/bukti dan simpulan kertas kerja
audit;
- 12 -

b. Reviu Analisa informasi hasil audit.


1) Analisis informasi hasil audit meliputi: masalah, penyebab, akibat,
dan rekomendasi pemecahan masalah.
2) Analisis hasil audit mempertimbangkan peraturan perundang-
undangan, prosedur dan kebijakan yang berlaku.
3) Proses analisis informasi hasil audit melalui pengujian data
informasi secara teliti.
c. Reviu simpulan hasil audit
Kesimpulan hasil audit berisi kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.
d. Reviu penuangan hasil audit dalam kertas data audit
1) Penulisan hasil audit memperhatikan penggunaan tata bahasa,
kaidah bahasa, dan teknik penulisan yang benar.
2) Kertas data audit terdiri atas: kode temuan, kondisi, kriteria, sebab,
akibat, kesimpulan dan rekomendasi.
3) Rekomendasi yang dirumuskan realistis dan menghapuskan
penyebab serta meminimalisasi akibat/melaksanakan konsekuensi
dari permasalahan.
3. Hal yang harus diperhatikan oleh Tim Audit yang mereviu:
a. Berusaha membantu menghasilkan kertas data audit yang bermutu
sesuai kondisi hasil audit;
b. Menunjukkan kerjasama untuk memperoleh kebenaran simpulan dan
ketepatan rekomendasi yang diberikan;
c. Mengemukakan alasan perubahan yang direviu; dan
d. Menolak perumusan yang tidak jelas atau bahasa yang tidak tepat.
4. Hal yang harus diperhatikan oleh pembuat kertas data audit:
a. Bersikap menerima atau memperhatikan komentar atas kertas data
audit yang disusun;
b. Tidak menerima saran perbaikan yang tidak disertai justifikasi yang
kuat dan dapat dipertanggungjawabkan secara professional;
c. Mengajukan perbaikan kertas data audit yang sudah direviu.
- 13 -

XI. PROSEDUR PENYUSUNAN KERTAS DATA AUDIT


1. Setelah dilakukan reviu kertas kerja audit oleh ketua tim, ketua tim
menyusun kertas data audit sesuai dengan permasalahan yang terdapat
dalam kertas kerja audit.
2. Ketua tim harus membuat kertas data audit yang diantaranya memuat
kodefikasi temuan, kondisi, sebab, akibat, rekomendasi dan tanggapan
auditi.
3. Kertas data audit harus sudah disampaikan kepada auditi sebelum
periode penugasan berakhir.
4. Pengendali teknis/pengendali mutu membuat berita acara hasil audit
dan ditandatangani bersama dengan auditi.
5. Inspektur mereviu draft laporan disertai kertas kerja dan kertas data
audit dan menuangkan hasil reviunya dalam review sheet yang diberi
paraf dan tanggal reviu. Jika ada perbaikan dikembalikan ke Pengendali
Teknis/Pengendali Mutu untuk diperbaiki.

XII. KEPEMILIKAN DAN PENGARSIPAN KERTAS DATA AUDIT


1. Kertas data audit adalah milik Inspektorat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, bersifat rahasia, dan tidak boleh
dipergunakan untuk keperluan lain tanpa ijin tertulis dari Inspektur
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
2. Apabila pihak ekstern menggunakan kertas data audit sebagai referensi,
maka kertas data audit tersebut tidak boleh dianggap sebagai bagian dari
atau sebagai pengganti terhadap dokumen auditi.
3. Kertas data audit berupa hardcopy atau softcopy diarsipkan oleh
Subbagian Tata Usaha Inspektorat dan dapat dimusnahkan setelah
berumur 10 tahun.

XIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN


1. Dapat digunakan sebagai penyampaian hasil audit kepada auditi.
2. Dapat digunakan sebagai pendukung pembuatan laporan.
3. Dapat digunakan untuk pengawasan berikutnya.
4. Memudahkan tim internal/eksternal dalam melakukan reviu.
- 14 -

XIV. LAMPIRAN
Lampiran II - Kodefikasi Temuan Audit
Lampiran III - Format Kertas Data Audit
Lampiran IV - Format Berita Acara Hasil Audit
- 15 -

Lampiran II
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Data Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kodefikasi Temuan Audit

Sub Alternatif
Kel Jenis Deskripsi
Kel Rekomendasi
KODE TEMUAN
1 Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan
Kerugian negara/daerah atau kerugian
01 negara/daerah yang terjadi pada perusahaan
milik negara/daerah
01 Belanja dan/atau pengadaan barang/jasa fiktif 1, 5, 9, 11, 12
Rekanan pengadaan barang/jasa tidak
02 1, 3, 11, 12
menyelesaikan pekerjaan
1, 3, 5, 9,
03 Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang
11,12
Kelebihan pembayaran selain kekurangan 1, 3, 5, 9,
04
volume pekerjaan dan/atau barang 11,12
05 Pemahalan harga (Mark up) 1, 5, 9, 11, 12
Penggunaan uang/barang untuk kepentingan 1, 2, 5, 9,
06
pribadi 11,12
Pembayaran honorarium dan/atau biaya
07 perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi 1, 5, 9, 11, 12
standar yang ditetapkan
Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak
08 1, 3, 5, 11, 12
sesuai dengan kontrak
09 Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan 1, 5, 9, 11, 12
Pengembalian pinjaman/piutang atau dana
10 1, 5, 9, 11, 12
bergulir macet
Kelebihan penetapan dan pembayaran restitusi
11 1, 5, 9, 11, 12
pajak atau penetapan kompensasi kerugian
Penjualan/pertukaran/penghapusan aset
12 negara/daerah tidak sesuai ketentuan dan 1, 5, 9, 11, 12
merugikan negara/daerah
Pengenaan ganti kerugian negara belum/tidak 1, 2, 3, 5, 9,
13
dilaksanakan sesuai ketentuan 11,12
Entitas belum/tidak melaksanakan tuntutan 1, 2, 3, 5, 9,
14
perbendaharaan (TP) sesuai ketentuan 11,12
1, 5, 7, 9,
15 Penghapusan hak tagih tidak sesuai ketentuan
11,12
- 16 -

Pelanggaran ketentuan pemberian diskon


16 1, 5, 9, 11, 12
penjualan
Penentuan HPP (harga pokok pembelian) terlalu
17 rendah sehingga penentuan harga jual lebih 1, 5, 9, 11, 12
rendah dari yang seharusnya
Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan
18 pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian 1, 5, 9, 11, 12
fasilitas tidak dapat dicairkan
Penyetoran penerimaan negara/daerah dengan
19 1, 5, 9, 11, 12
bukti fiktif
Potensi kerugian negara/daerah atau
02 kerugian negara/ daerah yang terjadi pada
perusahaan milik negara/daerah
Kelebihan pembayaran dalam pengadaan
01 barang/jasa tetapi pembayaran pekerjaan 5, 9, 12
belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
Rekanan belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan
02 barang hasil pengadaan yang telah rusak 3, 6, 9, 12
selama masa
pemeliharaan
03 Aset dikuasai pihak lain 2, 5, 6, 9, 12
04 Pembelian aset yang berstatus sengketa 5, 6, 9, 12
05 Aset tidak diketahui keberadaannya 2, 5, 6, 9, 12
Pemberian jaminan pelaksanaan dalam
06 pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang 5, 6, 9, 12
dan pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan
Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban 5, 6, 9, 12
07
untuk menyerahkan aset kepada negara/daerah
Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang 5, 9, 12
08
berpotensi tidak tertagih
09 Penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan 5, 7, 9, 11, 12
Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran 1, 3, 5, 9,
10
untuk pekerjaan yang belum selesai 11,12
Kekurangan penerimaan negara/daerah atau
03 perusahaan
milik negara/daerah
Penerimaan negara/daerah atau denda
keterlambatan pekerjaan belum/tidak
01 ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas 1, 5, 9, 11, 12
negara/daerah atau perusahaan milik
negara/daerah
Penggunaan langsung penerimaan
02 5, 6, 9, 12
negara/daerah
Dana Perimbangan yang telah ditetapkan belum
03 1, 5, 6, 9, 12
masuk ke kas daerah
1, 5, 6, 9,
Penerimaan negara/daerah diterima atau
04 11,12
digunakan oleh instansi yang tidak berhak
Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari
05 1, 5, 6, 9, 12
ketentuan
06 Koreksi perhitungan bagi hasil dengan KKKS 1, 5, 6, 9, 12
- 17 -

07 Kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah 1, 5, 6, 9, 12


04 Administrasi
Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti
01 5, 6, 9, 12
tidak lengkap/tidak valid)
Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak
02 atau penetapan 5, 9, 12
Anggaran
Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai
03 5, 6, 9, 13
ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)
Pemecahan kontrak untuk menghindari
04 5, 6, 9, 12
pelelangan
05 Pelaksanaan lelang secara performa 5, 9, 12
Penyimpangan terhadap peraturan perundang-
06 undangan bidang pengelolaan perlengkapan 4, 5, 6, 9, 13
atau barang milik negara/ daerah/ perusahaan
Penyimpangan terhadap peraturan perundang-
undangan
07 bidang tertentu lainnya seperti kehutanan, 5, 9, 12
pertambangan,
perpajakan, dll
Koreksi perhitungan subsidi/kewajiban
08 6, 9
pelayanan umum
Pembentukan cadangan piutang, perhitungan
09 penyusutan 5, 6, 9, 12
atau amortisasi tidak sesuai ketentuan
Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas
di
10 bendaharawan ke kas negara/daerah melebihi 5, 9
batas waktu
yang ditentukan
Pertanggungjawaban/penyetoran uang
11 persediaan melebihi 5, 9
batas waktu yang ditentukan
Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun
12 anggaran 1, 5, 6, 9, 12
belum/tidak disetor ke kas negara/daerah
Pengeluaran investasi pemerintah tidak
13 didukung bukti yang 5, 6, 9, 12
Sah
Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti
14 5, 6, 9, 12
yang sah
15 Pengalihan anggaran antar MAK tidak sah 5, 9
16 Pelampauan pagu anggaran 5, 6, 9, 12
05 Indikasi tindak pidana
01 Indikasi tindak pidana korupsi 5, 11, 12
02 Indikasi tindak pidana perbankan 5, 11, 12
03 Indikasi tindak pidana perpajakan 5, 11, 12
04 Indikasi tindak pidana kepabeanan 5, 11, 12
05 Indikasi tindak pidana kehutanan 5, 11, 12
06 Indikasi tindak pidana pasar modal 5, 11, 12
07 Indikasi tindak pidana khusus lainnya 5, 11, 12
- 18 -

2 Temuan kelemahan sistem pengendalian


intern
01 Kelemahan sistem pengendalian akuntansi
dan pelaporan
Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak
01 5, 6, 7
akurat
Proses penyusunan laporan tidak sesuai
02 5, 6, 13
ketentuan
03 Entitas terlambat menyampaikan laporan 5, 6
Sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak
04 7, 13
memadai
Sistem informasi akuntansi dan pelaporan
05 belum didukung 8, 13
SDM yang memadai
Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan
02
anggaran pendapatan dan belanja
01 Perencanaan kegiatan tidak memadai 5, 9, 13
Mekanisme pemungutan, penyetoran dan
pelaporan serta penggunaan Penerimaan
02 5, 9, 13
negara/daerah/perusahaan dan hibah tidak
sesuai ketentuan
Penyimpangan terhadap peraturan perundang-
undangan bidang teknis tertentu atau
03 5, 9, 13
ketentuan intern organisasi yang diperiksa
tentang pendapatan dan belanja
Pelaksanaan belanja di luar mekanisme
04 7, 9
APBN/APBD
Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat
05 atau belum dilakukan berakibat hilangnya 5, 9, 11
potensi penerimaan/pendapatan
Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat
06 atau belum dilakukan berakibat peningkatan 5, 9, 11
biaya /belanja
07 Kelemahan pengelolaan fisik aset 5, 7, 9, 12
03 Kelemahan struktur pengendalian intern
Entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk
01 9, 13
suatu prosedur atau keseluruhan prosedur
SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara
02 5, 13
optimal atau tidak ditaati
03 Entitas tidak memiliki satuan pengawas intern 9, 10
Satuan pengawas intern yang ada tidak
04 5, 10
memadai atau tidak berjalan optimal
Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang
05 9, 10
memadai
3 Temuan 3E
Ketidakhematan/pemborosan/ketidakekono
01
misan
01 Pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan 5, 9
Penetapan kualitas dan kuantitas barang/jasa
02 5, 9, 13
yang digunakan tidak sesuai standar
- 19 -

Pemborosan keuangan
03 negara/daerah/perusahaan atau kemahalan 5, 9, 12
harga
02 Ketidakefisienan
Penggunaan kuantitas input untuk satu satuan
01 5, 9, 13
output lebih besar/tinggi dari yang seharusnya
Penggunaan kualitas input untuk satu satuan
02 5, 9, 13
output lebih tinggi dari seharusnya
03 Ketidakefektifan
Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak
01 sesuai 5, 9
Peruntukan
Pemanfaatan barang/jasa dilakukan tidak
02 sesuai dengan 5, 9, 12
rencana yang ditetapkan
Barang yang dibeli belum/tidak dapat
03 5, 9, 11
dimanfaatkan
Pemanfaatan barang/jasa tidak berdampak
04 5, 9, 11
terhadap pencapaian tujuan organisasi
Pelaksanaan kegiatan terlambat/terhambat
05 sehingga mempengaruhi pencapaian tujuan 5, 9, 11
organisasi
06 Pelayanan kepada masyarakat tidak optimal 5, 8, 9, 11, 13
Fungsi atau tugas instansi yang diperiksa tidak
07 diselenggarakan dengan baik termasuk target 5, 8, 9, 11, 13
penerimaan tidak tercapai
Penggunaan biaya promosi/pemasaran tidak
08 5, 9, 11
efektif

Keterangan:

1. Penyetoran ke kas negara/daerah, kas BUMN/D, dan masyararakat.


2. Pengembalian barang kepada negara, daerah, BUMN/D, dan masyarakat.
3. Perbaikan fisik barang/jasa dalam proses pembangunan atau penggantian
barang/jasa oleh rekanan.
4. Penghapusan barang milik negara/daerah.
5. Pelaksanaan sanksi administrasi kepegawaian.
6. Perbaikan laporan dan penertiban administrasi/kelengkapan administrasi.
7. Perbaikan sistem dan prosedur akuntansi dan pelaporan.
8. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pendukung
sistem pengendalian.
9. Perubahan atau perbaikan prosedur, peraturan dan kebijakan.
10. Perubahan atau perbaikan struktur organisasi.
- 20 -

11. Koordinasi antar instansi termasuk juga penyerahan penanganan kasus


kepada instansi yang berwenang.
12. Pelaksanaan penelitian oleh tim khusus atau audit lanjutan oleh unit
pengawas intern.
13. Pelaksanaan sosialisasi.
14. Lain-lain.
- 21 -

Lampiran III
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Data Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Format Kertas Data Audit

KERTAS DATA AUDIT (KDA)

Provinsi :
Unit Kerja :
Sasaran Audit :
Bidang/Aspek :
Masa Audit :
Tanggal Audit :
Auditor : 1.
2.
3.
4.

Kode Temuan : ....... (.............)


___________________________________________________________________________
Judul
..........................................................................................................................
.
Masalah
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
...
Kondisi
Dari hasil audit ………….. pada Satuan Kerja ………… diketahui adanya ……….
- 22 -

..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..
Kriteria
1. Undang-undang Nomor …. Tahun ….. tentang ….. Pasal …..
2. Peraturan Pemerintah Nomor …. Tahun ….. tentang ….. Pasal …..
3. Peraturan Menteri ………… Nomor …. Tahun ….. tentang ….. Pasal …..
4. Peraturan ……………………………………………………………………………..
5. dst.

Sebab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..

Akibat :
Kondisi ini mengakibatkan adanya potensi kerugian keuangan Negara sebesar
Rp.xxx.xxx,xx (jika
ada)…………………………………………………………………………
..........................................................................................................................
.

Simpulan:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..

Rekomendasi :
Direkomendasikan kepada Kepala Satuan Kerja…..….. untuk :
• Memerintahkan …………
untuk………………………………………………….;
• Menegur ………….. yang telah lalai dalam melaksanakan tugasnya
…….;
• Memerintahkan SPI Satuan Kerja............ untuk memantau tindak
lanjut temuan ini.
- 23 -

Tanggapan :

......,.........
Mengetahui/Menyetujui Direviu, Ketua Tim,
Kepala Satuan Kerja......... Pengendali Teknis

................................ ............................ ............................


NIP. ......................... NIP. ..................... NIP …...................
- 24 -

Lampiran IV
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Data Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

A. Format Berita Acara dengan Kerugian Nilai Rupiah

BERITA ACARA AUDIT…….


TAHUN ANGGARAN…….
PADA…….

Pada hari ini…, tanggal… bulan………. Tahun 20…, bertempat di…………..


:

Nama : …………………….
NIP : 19………………….
Jabatan Dalam Tim : Pengendali Teknis/Mutu

Selaku Tim Audit… Tahun Anggaran… pada…, dengan Surat Tugas


Inspektur Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor…/..../ST/20… tanggal… 20.. telah melakukan pembahasan temuan
hasil audit dengan pihak Auditi:

Nama :
NIP : 19…
Jabatan : Pimpinan/Rektor/Direktur……..

Bahwa dari alokasi anggaran DIPA Satuan Kerja……….… Tahun


Anggaran… senilai Rp………, dana yang diaudit senilai Rp…...... . Adapun
Ikhtisar Temuan Audit Kinerja Tahun Anggaran 20… yang perlu mendapat
perhatian untuk ditindaklanjuti sebanyak … (….) temuan senilai Rp…
adalah:
- 25 -

Kode Jenis Temuan Jumlah Jumlah


Temuan Temuan Nilai
Rp
1.00 Temuan
Ketidakpatuhan
Terhadap Ketentuan
Perundang-undangan
1… …. … …

1… …. … …
1… …. … …
1… …. … …
2.00 Temuan Kelemahan
Sistem Pengendalian
Intern
2… …. … …
2… …. … …
3.00 Temuan 3E
3… …. … …
JUMLAH … …

Seluruh temuan tersebut telah dikonfirmasikan dengan


Pimpinan/Rektor/Direktur… dan telah ditanggapi serta akan
ditindaklanjuti dalam waktu yang tidak terlalu lama sesuai dengan
rekomendasi Tim Audit.

Demikian berita acara hasil audit ini dibuat dan disepakati, sebagai bahan
pelaporan awal terhadap pelaksanaan Audit... Tahun Anggaran 20…
pada………. .

Pimpinan/Rektor/Direktur…, Pengendali Teknis/Mutu,

(…………………………….) (…………………………….)
NIP 19……………………. NIP 19…………………….
- 26 -

B. Format Berita Acara tanpa Kerugian Nilai Rupiah

BERITA ACARA AUDIT……


TAHUN ANGGARAN….
PADA……..

Pada hari ini…, tanggal… bulan… tahun…, bertempat di……….:

Nama : …………………..
NIP : 19………………..
Jabatan Dalam Tim : Pengendali Teknis/Mutu

Selaku Tim Audit… Tahun Anggaran… pada…, dengan Surat Tugas


Inspektur Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor…/…./ST/20… tanggal… 20… telah melakukan pembahasan
temuan hasil audit dengan pihak Auditi:

Nama : …………………..
NIP : 19………………..
Jabatan : Pimpinan/Rektor/Direktur…

Adapun Ikhtisar Temuan Audit… Tahun Anggaran 20.. yang perlu


mendapat perhatian untuk ditindaklanjuti sebanyak …. (….) temuan senilai
Rp….(kalau ada nilai rupiah) adalah:
Kode Jenis Temuan Jumlah Jumlah
Temuan Temuan Nilai
Rp
1.00 Temuan Ketidakpatuhan
Terhadap Ketentuan
Perundang-undangan
1… …. … …

1… …. … …
1… …. … …
1… …. … …
- 27 -

2.00 Temuan Kelemahan Sistem


Pengendalian Intern
2… …. … …
2… …. … …
3.00 Temuan 3E
3… …. … …
JUMLAH … …

Seluruh temuan tersebut telah dikonfirmasikan dengan


Pimpinan/Rektor/Direktur… dan telah ditanggapi serta akan
ditindaklanjuti dalam waktu yang tidak terlalu lama sesuai dengan
rekomendasi Tim Audit.

Demikian berita acara hasil audit ini dibuat dan disepakati, sebagai bahan
pelaporan awal terhadap pelaksanaan Audit... Tahun Anggaran 20… pada…

Pimpinan/Rektor/Direktur…, Pengendali Teknis/Mutu,

(…………………………….) (…………………………….)
NIP 19……………………. NIP 19…………………….
KERTAS KERJA
AUDIT
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57946100
Laman : itjen.ristekdikti.go.id

KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 27/G/KPT/IV/2018
TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT DI LINGKUNGAN


INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI

INSPEKTUR JENDERAL,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pengawasan Aparat


Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi yang berkualitas sesuai denggan standar
audit APIP, diperlukan penyusunan kertas kerja audit;
b. bahwa untuk menyeragamkan format penyusunan kertas
kerja audit (KKA) serta untuk memberikan acuan bagi para
auditor dalam melakukan pengawasan, diperlukan
pedoman penyusunan KKA di lingkungan Inspektorat
Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada butir a di atas, perlu ditetapkan Keputusan Inspektur
Jenderal tentang Pedoman Penyusunan Kertas Kerja Audit
di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;
- 29 -

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu Audit APIP;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP;
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 889);
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 2082);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL TENTANG


PEDOMAN PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT DI
LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERTAMA : Pedoman Penyusunan Kertas Kerja Audit (KKA) di lingkungan


Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi, yang selanjutnya disebut sebagai Pedoman
Penyusunan KKA, sebagaimana dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Inspektur
Jenderal ini.
KEDUA : Pedoman Penyusunan KKA sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA digunakan sebagai pedoman bagi APIP
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam
melakukan penyusunan KKA di lingkungan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
- 30 -

KETIGA : Keputusan Inspektur Jenderal ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan.
- 31 -

Lampiran I
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Kerja audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT
NO……
REVISI KE ….

INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57946100
- 32 -

DAFTAR ISI

I. UNIT KERJA TERKAIT ............................................................................. 6


II. TUJUAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS ............................................ 6
III. RUANG LINGKUP PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS ............................. 6
IV. DASAR HUKUM ....................................................................................... 6
V. DOKUMEN TERKAIT ............................................................................... 7
VI. PENGERTIAN DAN BATASAN................................................................... 7
VII. MANFAAT KERTAS KERJA ...................................................................... 7
VIII. KEBIJAKAN UMUM KERTAS KERJA ....................................................... 8
IX. TEKNIK PEMBUATAN, PENYUSUNAN DAN PENGORGANISASIAN
KERTAS KERJA ...................................................................................... 9
X. REVIU KERTAS KERJA.......................................................................... 11
XI. PROSEDUR PEMBUATAN DAN PEMILIHAN KERTAS KERJA ................ 12
XII. KEPEMILIKAN DAN PENGARSIPAN KERTAS KERJA .............................. 12
XIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN .......................................... 13
XIV. LAMPIRAN ............................................................................................ 13
1. Lampiran II – Format Kertas Kerja Audit ........................................... 14
2. Lampiran III – Diagram Alir Petunjuk Teknis Penyusunan
Kertas Kerja ...................................................................................... 15
3. Lampiran IV – Formulir kelengkapan Check List Kertas Kerja ........... 17
4. Lampiran V – Formulir Review Sheet ................................................. 18
- 33 -

I. UNIT/FUNGSI KERJA TERKAIT


1. Inspektur
2. Pengendali Mutu
3. Pengendali Teknis
4. Ketua Tim
5. Anggota Tim
6. Subbag Tata Usaha Inspektorat

II. TUJUAN
Sebagai acuan bagi auditor untuk memenuhi kewajibannya dalam membuat
dan mendokumentasikan kertas kerja.

III. RUANG LINGKUP


Petunjuk Teknis ini mencakup penyusunan kertas kerja dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, tanggapan auditi, pelaporan, tindaklanjut baik
berupa hard copy maupun soft copy (data yang disimpan dalam media
elektronik lainnya).

IV. DASAR HUKUM


1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890;
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit
APIP;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP;
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi;
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 51 Tahun
2015 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
- 34 -

V. DOKUMEN TERKAIT KERTAS KERJA AUDIT


1. Surat Tugas
2. Program Kerja
3. Kendali Mutu Kertas Kerja
4. Tanggapan Auditi
5. Draft Laporan
6. Tindaklanjut

VI. PENGERTIAN DAN BATASAN KERTAS KERJA


1. Pengertian
Kertas Kerja adalah catatan-catatan yang dibuat, prosedur yang telah
dilaksanakan, pengujian yang dilakukan, informasi yang telah diperoleh,
dan kesimpulan yang dirumuskan sehubungan dengan penugasan
tertentu dalam suatu kegiatan audit.
Kertas kerja meliputi data hard copy maupun soft copy dan berperan
sebagai media penghubung antara surat tugas, pelaksanaan audit di
lapangan, sampai dengan laporan hasil audit dan tindak lanjutnya.
Contoh kertas kerja antara lain: catatan perencanaan, survey
pendahuluan, program kerja audit, kuesioner, check list, surat konfirmasi,
copy dokumen-dokumen auditi, analisis dan pengujian suatu transaksi,
komentar auditor, tanggapan auditi, draft laporan hasil audit, tindak lanjut
hasil audit.
2. Batasan
Petunjuk Teknis ini mengatur pembuatan dan pendokumentasian kertas
kerja kegiatan auditor Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti dari kegiatan
Audit Kinerja, Audit Tujuan Tertentu, Reviu, Evaluasi dan Monitoring.

VII. MANFAAT KERTAS KERJA


1. Sebagai dasar penyusunan laporan hasil audit.
2. Sebagai alat bagi atasan untuk mereviu dan mengawasi pelaksanaan tugas
auditor.
3. Alat pembuktian yang mendukung Kertas Data Audit (KDA), dan laporan
hasil audit.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi dan sumber informasi
mengenai suatu kejadian tertentu yang terkait dengan laporan hasil audit.
5. Sebagai bahan quality assurance oleh pihak intern maupun ekstern.
- 35 -

6. Sebagai salah satu pedoman untuk audit berikutnya.


7. Sebagai acuan bagi eksternal auditor dalam mengevaluasi SPIP.
8. Menjadi alat bagi auditor untuk membuktikan pihak APH atas prosedur
audit yang dilaksanakan.

VIII. KEBIJAKAN UMUM KERTAS KERJA


1. Auditor wajib menyusun dan mengorganisasikan kertas kerja dengan logis
dan sistematis untuk suatu kegiatan audit. KKA harus dibuat walaupun
kesimpulan tidak berpotensi masalah.
2. Penyelenggaraan kertas kerja dapat berbentuk hard copy maupun soft
copy.
3. Kertas kerja harus memenuhi syarat:
a. Mempunyai tujuan yang jelas;
b. Memuat informasi yang lengkap;
c. Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan
penyajian informasi; dan
d. Didasarkan fakta dan argumentasi yang rasional, merupakan pendapat
auditor.
4. Kertas kerja antara lain memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Dokumentasi informasi/bukti-bukti yang diperoleh dari lingkup yang di
audit atau di reviu;
b. Proses audit/reviu/penugasan lainnya, yaitu prosedur yang telah
ditetapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan, serta reviu yang
dilakukan atasan; dan
c. Bahan dukungan untuk KDA, laporan hasil audit atau laporan hasil
reviu atau laporan dari penugasan audit lainnya.
5. Kertas kerja harus disimpan dan dipisahkan dalam dua kelompok file
yaitu: file permanen (permanent file) dan file berjalan (current file).
6. Kuantitas, bentuk, dan isi kertas kerja bervariasi sesuai dengan keadaan
yang dihadapi auditor, seperti:
a. Sifat penugasan;
b. Sifat laporan yang harus dibuat auditor, daftar atau lampiran yang
diperlukan dan keterangan atau informasi yang dibutuhkan auditor;
c. Bentuk, kondisi, dan dokumen auditi;
d. Tingkat risiko pengendalian intern auditi; dan
e. Kebutuhan supervisi dan reviu dari sesama anggota tim atau atasan
dalam suatu penugasan.
- 36 -

7. Jika KKA terjadi perubahan karena ada data baru dari auditi maka harus
dijelaskan dalam simpulan KKA.

IX. TEKNIS PEMBUATAN, PENYUSUNAN DAN PENGORGANISASIAN KERTAS


KERJA
1. Kertas kerja dibuat diatas kertas A4 atau folio dengan kop Inspektorat
Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
2. Gunakan satu muka saja dari tiap lembar kertas kerja dengan dicetak
portrait atau landscape, dan dapat dibuatkan lanjutannya pada halaman
berikutnya.
3. Pada halaman pertama sebelah kiri atas setiap jenis/kelompok kertas kerja
tuliskan nama auditi dan periode auditnya.
4. Pada halaman pertama sebelah kanan atas kertas kerja ditulis nomor
kertas kerja, dan referensi Program Kerja Audit/Reviu/Assesment, nama
pembuat dan pereviu kertas kerja, paraf, tanggal pembuatan kertas kerja.
5. Tuliskan judul kertas kerja pada setiap jenis/kelompok kertas kerja.
6. Untuk setiap jenis/kelompok kertas kerja yang terdiri dari beberapa
halaman agar dituliskan nomor halaman pada setiap lembarnya dan
jumlah semua halamannya dengan angka Arab, misalnya: Hal 1/1-10.
7. Tuliskan cross reference (indeks silang) dari atau kemana lembar kertas
kerja diambil atau dipindahkan. Penulisan indeks silang terutama untuk
hal-hal yang signifikan.
8. Daftar- daftar pembantu/lampiran dibuat dengan menggunakan lembaran
terpisah.
9. Cantumkan teknik audit, kesimpulan, dan atau komentar auditor.
10. Gunakan simbol-simbol audit (tick mark) yang diperlukan dalam kertas
kerja. Definisikan arti tickmark pada halaman bawah kertas kerja.
11. Untuk lembaran kertas kerja yang berasal dari auditi agar diberi tanda
“Auditor’s copy”, diberi tanggal diterima, sumber data, dan dibuat
resumenya.
12. Daftar yang diterima dari auditi agar diteliti lebih dahulu kebenarannya
dan diseleksi menurut keperluan.
13. Kertas kerja yang berupa hard copy dihimpun dalam
binder/ordner/sejenisnya dan dikelompokkan dalam 3 kategori:
a. Data Administrasi dan draft laporan;
b. Pengujian-pengujian yang telah dilaksanakan dan KDA; dan
c. Tanggapan auditi dan tindaklanjut.
- 37 -

14. Pada kulit depan binder/ordner/sejenisnya diberi informasi:


a. Nama Auditi;
b. Jenis dan sasaran audit;
c. Periode audit;
d. Nomor Surat Tugas;
e. Tim Audit; dan
f. Jumlah binder/ordner/sejenisnya.
15. Pada setiap binder/ordner/sejenisnya dibuatkan daftar isi.
16. Penomoran kertas kerja harus konsisten dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Huruf “A” menunjukkan kelompok kertas kerja Data Administrasi dan
Draft Laporan.
Berkas yang dapat dimasukkan dalam kelompok ini adalah:
1) Ceklist kelengkapan kertas kerja
2) Perencanaan audit
3) Audit program
4) Surat Tugas
5) Permintaan Data
6) Notulen entry meeting
7) Kertas Dokumen Audit (KDA)
8) Draft Laporan, yang berisi:
- Reviu Sheet, yang menunjukkan proses reviu secara berjenjang;
- Draft Laporan awal sampai menjadi laporan final.
b. Huruf ”B” menunjukkan kertas kerja pengujian dan evaluasi dalam
pelaksanaan audit di lapangan.
Yang dapat dimasukkan dalam kelompok kertas kerja ini adalah:
1) Gambaran umum auditi
2) Pengujian struktur pengendalian intern
3) Surat dan hasil konfirmasi
4) Korespondensi
5) Copy dokumen auditi
6) Analisis dan pengujian transaksi
7) Berita Acara
8) Kertas Data Audit (KDA)
c. Huruf ”C” menunjukkan tanggapan antara lain:
1) Korespondensi Tanggapan
2) Bukti-bukti tanggapan dan tindaklanjut.
- 38 -

d. Penomoran referensi langkah kerja untuk setiap kertas kerja harus


konsisten dengan nomor langkah kerja dalam program kerja audit.
e. Apabila dalam kertas kerja dibuat menggunakan software Microsoft
Office, maka antara kertas kerja yang relevan dihubungkan (cross
reference) dapat menggunakan hyperlink.

X. REVIU KERTAS KERJA


1. Untuk menjaga kualitas laporan, maka atas kertas kerja dilakukan reviu
secara berjenjang oleh pejabat terkait sesuai dengan tingkat
tanggungjawabnya mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, dan penilaian kecukupan tindak lanjut.
2. Dalam tahap pelaksanaan dan pelaporan, hal-hal yang perlu mendapat
perhatian adalah:
a. Adanya pertimbangan prosedur audit atau prosedur audit yang dibuat
tidak cocok untuk diterapkan sehingga perlu adanya revisi;
b. Kecukupan bukti-bukti yang dikumpulkan dan analisa atau evaluasi
yang dibuat, ketepatan simpulan, dan rekomendasi yang digunakan;
c. Kejelasan cara penyajian; dan
d. Penilaian kelayakan tanggapan auditi atas permasalahan yang
kontroversial.
3. Hal yang harus diperhatikan oleh pejabat yang mereviu:
a. Berusaha membantu menghasilkan laporan yang bermanfaat dan tepat
waktu;
b. Menunjukkan kerjasama untuk memperoleh kebenaran simpulan dan
ketepatan rekomendasi yang diberikan;
c. Mengemukakan alasan perubahan yang direviu; dan
d. Menolak perumusan yang tidak jelas atau bahasa yang tidak tepat.
4. Hal yang harus diperhatikan oleh pembuat kertas kerja atau penyusun
laporan:
a. Bersikap menerima atau memperhatikan komentar atas kertas kerja
atau laporan yang disusun;
b. Tidak menerima saran perbaikan yang tidak disertai justifikasi yang
kuat dan dapat dipertanggungjawabkan secara professional; dan
c. Mengajukan perbaikan kertas kerja atau draft laporan yang sudah
direviu.
- 39 -

XI. PROSEDUR PEMBUATAN DAN PEMILIHAN KERTAS KERJA


1. Anggota/ketua tim dalam suatu penugasan mengumpulkan dan
mengevaluasi dokumen/data/informasi yang cukup, relevan dan
kompeten yang akan dijadikan sebagai alat bukti untuk mendukung
temuan sesuai dengan program kerja penugasan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.
2. Anggota tim harus membubuhkan nomor referensi, nomor referensi
silang, membubuhkan paraf, membuat tick mark, membuat simpulan
pada setiap kertas kerja yang dibuat.
3. Kertas kerja anggota tim direviu ketua tim, diperbaiki bila ada kesalahan,
dan apabila diperlukan direviu oleh atasan ketua tim.
4. Pengumpulan kertas kerja dilakukan sebelum penyusunan KDA selama
periode penugasan.
5. Ketua tim dibantu anggota tim memisahkan kertas kerja permanent file
dan current file dan mengelompokkannya dalam kertas kerja administrasi
dan draft Laporan (A), kertas kerja pengujian-pengujian (B), tanggapan
dan tindaklanjut (C).
6. Pengendali teknis/pengendali mutu mengisi kelengkapan kertas kerja
dalam check list, dan menuangkan hasil reviunya pada Review Sheet yang
diberi tanggal dan paraf. Jika tidak ada revisi dapat diteruskan ke
penanggungjawab, jika ada perbaikan dikembalikan ke ketua tim untuk
diperbaiki.
7. Inspektur mereviu draft laporan disertai kertas kerja dan menuangkan
hasil reviunya dalam review sheet yang diberi paraf dan tanggal reviu.
Jika ada perbaikan dikembalikan ke ketua tim untuk diperbaiki.
8. Draft laporan yang sudah disetujui oleh Inspektur diteruskan kepada
Inspektur Jenderal disertai softcopynya untuk diterbitkan laporan final.

XII. KEPEMILIKAN DAN PENGARSIPAN KERTAS KERJA


1. Kertas kerja adalah milik Inspektorat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersifat rahasia, dan tidak boleh
dipergunakan untuk keperluan lain tanpa ijin tertulis dari Inspektur
Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
2. Apabila pihak ekstern menggunakan kertas kerja sebagai referensi, maka
kertas kerja tersebut tidak boleh dianggap sebagai bagian dari atau
sebagai pengganti terhadap dokumen auditi.
- 40 -

3. Kertas kerja berupa hardcopy atau softcopy diarsipkan oleh Subbagian


Tata Usaha Inspektorat dan dapat dimusnahkan setelah berumur 10
tahun.

XIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN KERTAS KERJA


1. Dapat digunakan sebagai pendukung pembuatan KDA/laporan.
2. Dapat digunakan untuk audit berikutnya.
3. Memudahkan tim internal/eksternal dalam melakukan reviu.

XIV. LAMPIRAN PETUNJUK TEKNIS


Lampiran II – Format Kertas Kerja Audit
Lampiran III – Diagram Alir Petunjuk Teknis Penyusunan Kertas Kerja
Lampiran IV – Formulir kelengkapan Check List Kertas Kerja
Lampiran V – Formulir Review Sheet
- 41 -

Lampiran II
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

KERTAS KERJA AUDIT (KKA)


.................................................

Nama Auditi : ................. KKA No. : KKA xxx


Program : Audit ...... Aspek ........ Ref. PKA : PKA xxx
Periode Audit : Tahun Anggaran .... Disusun oleh : …………
Waktu Audit : (tanggal) s.d. (tanggal) Anggota Tim
(bulan) (tahun) Tanggal : …………
Paraf :
Direview oleh : …………
Ketua Tim
Tanggal : …………
Paraf : …………
Direview oleh : ..................
Pengendali Teknis
Paraf : ......................

A. ……..
B. ……..
C. ……..
D. ……..
Kesimpulan:
1. ..........
2. ……...
3. ………
- 42 -

Lampiran III
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

DIAGRAM ALIR
PENYUSUNAN KERTAS KERJA

No Prosedur Tim Inspektur Subbag


Anggota Ketua Pengendali Tata
Usaha
1. Mengumpulkan dan
mengevaluasi dokumen
audit yang akan
dijadikan alat bukti
yang cukup dan relevan
untuk mendukung
temuan audit yang
ditetapkan dalam
program kerja
2. Membuat kertas kerja

3. Menyusun kertas kerja


dalam permanent file
dan current file dari
penjabaran PKA,
menomori, memberi
paraf
4. Menyerahkan kertas
kerja ke ketua tim, bila
selesai diparaf,
diserahkan ke
Pengendali. Setiap
komponen data yang
berpotensi masalah
menurut anggota tim
dibuat Kesimpulan
sebagai bahan
pembuatan KDA
5. Mereviu setiap kertas
kerja sebagai bahan
pembuatan KDA
- 43 -

6. Menerima kertas kerja


sebagai bahan reviu
draft laporan

7. Draft laporan
diserahkan ke
Subbagian Tata Usaha
bila sudah tidak ada
perbaikan.
- 44 -

Lampiran IV
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

CHECK LIST KELENGKAPAN KERTAS KERJA

Nama Auditan :
Sasaran/Jenis Penugasan :
Periode Audit :
Nomor Surat Tugas :
Nama Ketua Tim :
Nama Pengendali Tim :

No. Uraian Ada Tidak Ada


1. Program Kerja
2. Surat Tugas
3. Kertas Kerja
4. KDA
5. Auditor’s copy
6. Tanggapan
7. Draft Laporan
8. Dst.
- 45 -

Lampiran V
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Kertas Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

REVIEW SHEET

No. Halaman Tertulis Diubah Keterangan


Sudah
diperbaiki,
Oleh:
Tgl:
Paraf:
PROGRAM KERJA
AUDIT
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57946100
Laman : itjen.ristekdikti.go.id

KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 28/G/KPT/IV/2018
TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA AUDIT DI LINGKUNGAN


INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI

INSPEKTUR JENDERAL,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pengawasan Aparat


Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi yang berkualitas sesuai dengan standar
audit APIP, diperlukan penyusunan program kerja audit
(PKA);
b. bahwa untuk menyeragamkan format program kerja audit
serta untuk memberikan acuan bagi para auditor dalam
melakukan pemeriksaan, diperlukan pedoman penyusunan
PKA di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada butir a dan b di atas, perlu ditetapkan Keputusan
Inspektur Jenderal tentang Pedoman Penyusunan Program
Kerja Audit di Lingkungan Inspektorat Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890;
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;
- 47 -

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu Audit APIP;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP;
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 889);
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 2082);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL TENTANG


PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA AUDIT DI
LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERTAMA : Pedoman Penyusunan Program Kerja Audit (PKA) di


Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yang selanjutnya disebut
sebagai Pedoman PKA, sebagaimana dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Inspektur Jenderal ini.
KEDUA : Pedoman Penyusunan PKA sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA digunakan sebagai pedoman bagi APIP
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam
melakukan penyusunan PKA di lingkungan Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
- 48 -

KETIGA : Keputusan Inspektur Jenderal ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan.
- 49 -

Lampiran I
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit
di Lingkungan Inspektorat Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT AKUN KAS DAN PIUTANG


PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
Untuk memastikan bahwa:
1. Saldo kas pada Neraca telah
disajikan dengan memadai.
2. Saldo piutang Neraca telah
disajikan dengan memadai.
B Prosedur Audit (Akun Kas dan
Setara Kas)
1. Dapatkan:
a. Laporan keuangan satker tahun
xxxx.
b. Daftar rekening bank satker,
minta rekening koran banknya.
c. Data KPA, PPK, Bendahara
Pengeluaran, Bendahara
Penerimaan.
Periksa apakah mereka diangkat
sesuai ketentuan yang berlaku?
2. Dapatkan rekening koran Bank atas
nama Rektor dan bandingkan saldo
awalnya apakah sesuai dengan saldo
awal kas dalam Neraca xxxx dan
- 50 -

saldo akhir. Jika tidak sesuai minta


hasil rekonsiliasinya dan periksa
apakah telah dilakukan rekonsiliasi
dengan benar. Cek apakah rekening
tersebut sudah ada ijin pembukaan
rekeningnya?
3. Dapatkan saldo dana/uang yang
masih terdapat di unit-unit
(fakultas/prodi/lembaga) apakah
masih terdapat saldo yang belum
dipertanggungjawabkan per 31
Desember xxxx?
4. Pastikan bahwa saldo PNBP di LRA
telah sesuai dengan laporan PNBP
dari unit teknis dan bahwa seluruh
akun PNBP yang dikelola oleh unit
teknis telah disajikan dalam LRA,
melalui permintaan keterangan dan
penelusuran ke laporan PNBP.
5. Lakukan uji petik atas transaksi
PNBP dan pastikan bahwa setiap
transaksi tersebut telah didukung
Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
yang telah dilengkapi dengan Nomor
Tanda Pengesahan (NTP) atau
Validasi, melalui penelusuran ke
dokumen Setoran Bukan Pajak.
6. Buat simpulan hasil audit.
C. Prosedur Audit Piutang UKT
1. Dapatkan data/daftar piutang
satker per nama mahasiswa,
NPM/NIM, fakultas (prodi), tahun
masuk/semester, jumlah piutang,
sejak/periode timbulnya piutang.
2. Bandingkan jumlah piutang sesuai
daftar tersebut dengan saldo piutang
- 51 -

dalam dalam neraca satker. Uraikan


jika terdapat perbedaan.
3. Bandingkan data mahasiswa aktif
dan tidak aktif (cuti lapor, cuti tidak
lapor) menurut fakultas/prodi
dengan dengan daftar piutang yang
diperoleh di Rektorat. Jika terdapat
perbedaan, minta PTN untuk
melakukan rekonsiliasi.
4. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 52 -

Lampiran II
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT ASPEK BELANJA


PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
Tujuan Audit
A.
Untuk memastikan bahwa:
1. Setiap pengeluaran tersedia
anggarannya;
2. Setiap pengeluaran sesuai
dengan peruntukannya;
3. Setiap pengeluaran telah
didukung dengan bukti
pengeluaran yang sah;
4. Setiap pengeluaran telah dicatat
dan dilaporkan.

B. Prosedur Audit

1. Minta RKAKL dan Rekapitulasi


SP2D yang disertai dengan kegiatan
yang dibiayai;
2. Dapatkan rencana pengeluaran
belanja dan pengadaan
barang/jasa.
3. Dapatkan data pencairan Uang
Persediaan (UP) atau LS terkait
Belanja Pegawai/Belanja Barang
(Honorarium/MAK 52) baik dari
APBN maupun PNBP dan catatan
pencairan dana (uang),
pengeluaran, serta sisa Belanja
Pegawai/Belanja Barang
(Honorarium/MAK 52) baik dari
dana APBN maupun PNBP.
- 53 -

4. Dapatkan daftar anggaran dan


realisasi biaya selama 1 tahun
anggaran. Lakukan pemeriksaan
akun biaya yang bersaldo 0 (nol):
a. Jika akun biaya tersebut belum
pernah dilakukan revisi anggaran
sebelumnya, periksa
bukti/dokumen pengeluaran
biaya yang terakhir pada tahun
anggaran tersebut, untuk
meyakinkan apakah tidak terjadi
pembelian/pembayaran fiktif
yang didanai dari akun tersebut.
b. Jika akun biaya tersebut pernah
dilakukan revisi anggaran
sebelumnya, pastikan bahwa
revisi tersebut telah sesuai
ketentuan yang berlaku,
termasuk diperbolehkannya
menggeser dana pada akun
tersebut untuk membiayai
realisasi kegiatan/pembelian
barang dan jasa.

5. Periksa proses
pencairan/pembayarannya dan
kelengkapan bukti pembayaran
(SPP, SPM, SP2D, SPJ).
6. Tentukan sampel bukti
pertanggungjawaban yang akan
diaudit dengan memperhatikan hal-
hal berikut:
a. Pengeluaran pada bulan
November dan Desember, yaitu
saat banyak terjadi pembayaran
yang mendesak waktunya.
b. Pengeluaran dana yang nilainya
material (signifikan).
c. Pengeluaran dana yang sifatnya
aneh/tidak biasanya/beda
daripada satker lainnya yang
sejenis.
7. Periksa kesesuaian belanja dengan
anggarannya (peruntukan):
a. Setiap pengeluaran telah sesuai
dengan anggaran pada RKA-KL,
jika tidak sesuai apakah telah
- 54 -

dilakukan revisi anggaran? Oleh


KPA atau Kanwil KPPN.
b. Apakah ada pengeluaran dari
PNBP yang sumbernya dari UKT
memang benar dipergunakan
untuk pembiayaan sesuai
ketentuan yaitu
Permenristekdikti 39/2016 yaitu
pengeluaran yang tidak
diperkenankan menggunakan
UKT: a. biaya yang bersifat
pribadi; b. biaya pelaksanaan
kuliah kerja nyata; c. biaya
asrama; dan d. kegiatan-kegiatan
pembelajaran dan penelitian
yang dilaksanakan secara
mandiri.

8. Periksa bukti
pertanggungjawabannya apakah
pengeluaran telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, yaitu SBM
sesuai PMK tahun terkait, PMK
Nomor 113/PMK.05/2012 Tentang
Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap, juga aturan-
aturan khusus kementerian dalam
hal:
a. Pembayaran dan tarif honor
kegiatan OJ, OK, OB;
b. Pembayaran honor dan nara
sumber/moderator/ pembahas
dan tarif OJ, OK, OB;
c. Pengeluaran perjalanan dinas dan
sebagainya, pastikan bahwa
tidak ada pengeluaran dana
dengan tarif struktural setara
eselon 1 atau 2 bagi dosen
dengan tugas tambahan.
9. Periksa pertanggungjawaban dana
untuk pelaksanaan kegiatan, harus
didukung dengan undangan, SK,
susunan acara, daftar hadir, bukti-
bukti pembelian makan/snack, dan
bukti-bukti lainnya.
- 55 -

10. Periksa pembelian ATK apakah telah


wajar, didukung bukti pembelian
yang sah, dan apakah ATK telah
ditatausahakan dengan baik.
11. Periksa apakah pengeluaran dana
tersebut telah dibukukan pada
akun yang sesuai. Lakukan
test/pengujian kebenaran jurnal
mengenai beberapa transaksi
terutama yang nilainya material
(signifikan).
12. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 56 -

Lampiran III
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT ASPEK BARANG MILIK NEGARA


DAN SARANA & PRASARANA
PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
Untuk memastikan bahwa seluruh
Barang Milik Negara (BMN) berupa
tanah, gedung, kendaraan,
peralatan, dan lain-lain memang
ada secara fisik, telah
ditatausahakan (dicatat,
dilaporkan), dikuasai, dan
dimanfaatkan sesuai dengan
peruntukannya
B Prosedur Audit
1. Dapatkan Laporan BMN sampai
dengan tahun xxxx.
2. Dapatkan data tentang aset-aset
yang disewakan kepada pihak ketiga
oleh Perguruan Tinggi.
3. Periksa apakah setiap peralatan
telah diberi kodefikasi/register dan
telah dibuat daftar inventaris
ruangan (DIR).
- 57 -

4. Periksa apakah Aset Tetap berupa


tanah, gedung dan bangunan dan
kendaraan dinas sudah ditetapkan
status penggunaanya oleh Pengelola
Barang?
5. Periksa bukti kepemilikan misalnya
sertifikat tanah, BPKB, bukti
pembelian, dll.
6. Periksa apakah semua hasil
pengadaan aset tetap atau
pembangunan yang sudah selesai
sudah dibuat Berita Acara Serah
Terima (BAST) telah diinput dalam
Aplikasi SIMAK BMN.
7. Periksa apakah aset yang berasal
dari hibah telah mendapat register
dari DJPU dan diinput dalam
Aplikasi SIMAK BMN.
8. Periksa apakah Belanja Barang
(MAK 52) yang menghasilkan aset
telah diinput dalam Aplikasi SIMAK
BMN (Kapitalisasi).
9. Periksa apakah BMN yang rusak
berat dan tidak dapat dimanfaatkan
lagi telah direklasifikasi ke dalam
asset lain-lain
10. Apakah sudah dilakukan
penghapusan BMN secara rutin
atau permohonan penghapusan
BMN kepada
Kementerian/Kemenkeu?
11. Periksa apakah pengurangan
(penghapusan) aset tetap dilengkapi
dengan dokumen pendukung,
antara lain SK Penghapusan dan SK
Pendukung lainnya;
- 58 -

12. Periksa apakah hasil pengadaan


(gedung, renovasi, perbaikan
peralatan) yang sudah dibayar per
termin (belum 100%) dan belum
selesai telah dicatat dalam
Konstruksi Dalam Pengerjaan
(KDP).
13. Periksa apakah semua BMN sudah
dimanfaatkan sesuai
peruntukannya.
14. Periksa apakah pemanfaatan aset
oleh pihak ketiga didukung dengan
MoU dan tarifnya.
15. Apakah terdapat penerimaan dari
pemanfaatan aset yang belum
tersedia tarifnya sesuai Keputusan
Menteri Keuangan?
16. Apakah barang persediaan berupa
bahan praktek telah
ditatausahakan dengan baik?
17. Apakah barang persediaan telah
diinput ke dalam aplikasi
persediaan dan sudah dilaporkan
dalam SIMAK BMN?
18. Apakah Kuasa Pengguna Barang
(KPB)/PTN telah melakukan
Pengawasan dan Pengendalian
(Wasdal) BMN?
19. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 59 -

Lampiran IV
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT ASPEK PNBP


PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
Tujuan Audit
A
Untuk memperoleh keyakinan bahwa
seluruh penerimaan PNBP telah
diterima, dikelola, ditatausahakan
sesuai ketentuan yang berlaku.

B Prosedur Audit
1. Dapatkan
daftar/informasi/pembukuan/laporan
yang berkaitan dengan sumber
penerimaan (uang/ barang) yang ada
di/ke perguruan tinggi, antara lain:
a. Penerimaan dari mahasiswa lama
dan mahasiswa baru;
b. Penerimaan sumbangan/hibah dari
masyarakat, pemda, lembaga
internasional, dan pihak lain.
c. Penerimaan yang bersumber dari
kerjasama dengan pihak lain.
2. Pastikan/periksa bahwa:
a. Seluruh mahasiswa telah
membayar UKT sesuai
kewajibannya. Minta daftar jumlah
mahasiswa, jumlah kewajiban
bayar UKT, jumlah yang telah
diterima pembayarannya, tanggal
pembayarannya, jumlah yang
belum bayar, alasan mengapa
belum bayar.
- 60 -

b. Untuk UKT yang belum dibayar,


jelaskan apa penyebabnya,
bagaimana tindak lanjut dari PTN
kepada mahasiswa tersebut,
bagaimana pengakuan UKT yang
belum dibayar tersebut. Apakah
diakui dan dicatat sebagai piutang
atau dicatat secara ekstra
komptabel.
3. Dapatkan data kerjasama PTN dengan
pihak pemda, swasta, BUMN, PTN
lainnya, luar negeri, dsb. Buat tabel
berisi nomor dan tanggal
perjanjian/kontrak/MoU, pihak yang
bekerjasama, jenis kegiatan yang
dikerjasamakan, nilai kerjasamanya.
Pastikan bahwa:
a. Seluruh jumlah dana kerjasama
tersebut telah diterima di rekening
PTN. Jika ada pemotongan pajak,
berapa jumlah pajak yang dipotong
dan berapa dana yang diterima
bersih. Pastikan dan periksa
kebenaran bukti pemotongan
pajaknya.
b. Pihak PTN tidak boleh melakukan
pemotongan atas dana kerjasama
yang menjadi hak pelaksana
kegiatan (misalnya dana penelitian).
c. Pencairan dana dari bendahara
pengeluaran kepada pelaksana
kegiatan dilakukan secara bertahap
sesuai kebutuhan riilnya.
d. Penggunaan dana/pembayaran
kegiatan menggunakan dana
kerjasama ini harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, seperti
Standar Biaya Masukan yang
berlaku.
e. Jenis belanja/biaya yang dibayarkan
memang benar dapat dibayarkan
sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu
tidak terdapat pembayaran lebih
dari sekali untuk kegiatan yang
sama. Dalam hal ini, jika kegiatan
tersebut merupakan tugas dan
- 61 -

fungsi seseorang (dosen atau tendik),


maka kepada yang bersangkutan
tidak diperkenankan dibayar
tambahan honor/remunerasi.
f. Untuk PTN BLU, periksa apakah sisa
dana kerjasama ini pada akhir tahun
sudah disahkan sebagai pendapatan
BLU dan masuk ke kas BLU.
g. Untuk PTN satker, periksa apakah
sisa dana kerjasama ini pada akhir
tahun sudah disetorkan ke kas
negara.
4. Lakukan observasi lapangan untuk
melihat adanya sumber pendapatan
yang belum tercatat dan terlaporkan.
5. Periksa apakah semua sumber
pendapatan PNBP telah ada SK
tarifnya dari Rektor (sesuai
kewenangannya) atau penetapan tarif
oleh Kemenkeu (untuk jenis
pendapatan yang diwajibkan), jika
belum ada SK tarif dari Kemenkeu agar
disarankan segera diusulkan tarif
PNBP ke Kemenkeu.
6. Lakukan uji petik atas transaksi PNBP
dan pastikan bahwa setiap transaksi
tersebut telah didukung Surat Setoran
Bukan Pajak (SSBP) yang telah
dilengkapi dengan Nomor Tanda
Pengesahan (NTP) atau Validasi,
melalui penelusuran ke dokumen
Setoran Bukan Pajak.
7. Pastikan bahwa saldo PNBP di LRA
telah sesuai dengan laporan PNBP dari
unit teknis dan bahwa seluruh akun
PNBP yang dikelola oleh unit teknis
telah disajikan dalam LRA, melalui
permintaan keterangan dan
penelusuran ke laporan PNBP.
8. Pastikan bahwa setiap transaksi
pengembalian belanja tahun anggaran
lalu telah dibukukan ke dalam akun
PNBP, melalui penelusuran dokumen
SSBP ke jurnalnya.
9. Buat simpulan hasil audit
- 62 -

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:

Dokumen yang dibutuhkan

1. Dapatkan daftar/informasi/pembukuan/laporan yang berkaitan dengan


sumber penerimaan (uang/ barang);
2. Dokumen DIPA/RKAKL berserta revisinya;
3. Rekapitulasi SP2D;
4. Daftar anggaran dan realisasi biaya selama 1 tahun anggaran;
5. Daftar revisi anggaran yang telah dilakukan;
6. Dokumen pertanggungjawaban belanja;
7. Laporan Keuangan Semesteran/tahunan;
8. Laporan Hibah barang/uang;
9. BKU Bendahara Pengeluaran/Penerima;
10. Daftar rekening yang dimiliki beserta rekening korannya;
11. LPJ Bendahara Pengeluaran/Penerima;
12. Rekap Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) danSurat Setoran Bukan
Pajak (SSBP);
13. SK Pengelola Anggaran;
14. Struktur Organisasi;
15. SK Tim pelaksana Kegiatan;
16. Peraturan Internal Satker/PTN/BLU;
17. Pedoman Pengelolaan Keuangan Satker/PTN/BLU;
18. SK Rektor terkait tarif SPP dan tarif layanan lainnya.
- 63 -

Lampiran V
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT ASPEK


SUMBER DAYA MANUSIA/KEPEGAWAIAN
PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
Tujuan Audit
A
Untuk memperoleh keyakinan
bahwa seluruh pengelolaan SDM
(pimpinan, dosen, tendik) di PTN
telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

B Prosedur Audit
1. Dapatkan:
1. Statuta dan OTK PTN.
2. Dapatkan daftar pejabat dan
pegawai beserta datanya (status
PNS/Non PNS/P3K, jabatan,
pendidikan formal terakhir,
pangkat/golongan, jabatan
fungsional, dll).
2. Teliti apakah para pejabat yang
menduduki jabatan pada perguruan
tinggi memenuhi syarat sesuai
dengan peraturan yang berlaku
yaitu Permenristekdikti Nomor
19/2017 dan Statuta Perguruan
Tinggi.
3. Dapatkan data apakah setiap
pejabat dan dosen telah mengisi
SKP dan dilakukan penilaian SKP
secara tertib.
- 64 -

4. Dapatkan daftar pejabat dan


pegawai yang telah dan belum
menyampaikan LHKPN sesuai
Permenristekdikti Nomor 43/2015
dan LHKASN bagi yang tidak wajib
LHKPN untuk mengetahui apakah
semua pejabat/pegawai telah taat.
5. Dapatkan data fungsional dosen
(GB, LK, L, AH) dan periksa berapa
lama setelah TMT-nya, identifikasi
hambatan apa yang dihadapi dalam
proses kenaikan jabatan
fungsionalnya.
6. Dapatkan data berapa dosen yang
sudah dan belum mendapatkan
Sertifikasi Dosen, identifikasi apa
hambatannya.
7. Dapatkan data dosen/pegawai
tendik Non PNS dan apakah mereka
ditempatkan/ditugasi sesuai
ketentuan yang berlaku,
identifikasikan apakah mereka
tidak ditugasi jabatan/tugas yang
seharusnya hanya
diduduki/dilaksanakan oleh PNS.
8. Dapatkan data dosen yang ber-
NIDN/NUP/NIDK dan identifikasi
yang belum mendapatkan nomor
identitas tersebut dan apa
hambatannya.
9. Dapatkan data rasio dosen
mahasiswa per program studi dan
identifikasikan sesuai ketentuan
yang berlaku apakah rasio dosen
tersebut baik/tidak baik sesuai
persyaratan 1:45 untuk prodi
bidang sosial/non eksakta dan 1:25
untuk bidang eksakta atau sesuai
peraturan lainnya untuk bidang
studi khusus.
10. Dapatkan data dosen tetap per
prodi, apakah minimal ada 6 (enam)
dosen tetap untuk setiap prodi?
Apakah semua dosen telah
memenuhi persayaratan tingkat
- 65 -

pendidikan formal, pengalaman,


jabatan fungsional dosen, linieritas
dengan mata kuliah yang diampu?
11. Apakah terdapat dosen yang
berpendidikan Strata 1 dan masih
aktif mengajar? Seharusnya yang
bersangkutan tidak diperbolehkan
mengajar, dipindahkan menjadi
tenaga kependidikan jika usianya
belum 58 tahun. Jika sudah 58
tahun, seharusnya pensiun.
12. Apakah telah terdapat upaya
penyetaraan bagi dosen S1 untuk
disetarakan dengan S2 melalui
Rekognisi Pembelajaran Lampau
(RPL)? Jika belum ada, belum
diperbolehkan mengajar.
13. Apakah ada kewajiban dosen PNS
hadir setiap hari?
Dapatkan data kehadiran dosen dan
pegawai PNS untuk mengetahui
apakah pegawai yang bersangkutan
berhak atas uang makan PNS.
14. Dapatkan data dosen dan pegawai
yang mendapatkan Tugas
Belajar/Ijin Belajar dan apakah
sesuai ketentuan yang berlaku yaitu
SE-MenPAN RB Nomor 4/2013 dan
Permendiknas nomor 48 tahun
2009:
a. Identifikasi apakah telah ada SK
pimpinan PT, perjanjian
beasiswa bagi yang Tugas
Belajar dan ijin belajar dari
pejabat yang berwenang bagi Ijin
Belajar.
b. Bagi dosen/tendik tugas belajar,
dapatkan data sumber dana
beasiswanya
c. Identifikasi dosen/tendik yang
masih dalam masa studi dan
yang sudah melewati masa studi
sesuai ketentuan, jika tugas
belajar melewati masa studinya
berubah menjadi Ijin Belajar
(harus ada SKnya).
- 66 -

d. Periksa apakah yang semua


dosen/pegawai membuat
laporan studi secara tertib.
e. Analisis apakah dosen/pejabat
status tugas belajar
diberhentikan tunjangan
sertifikasi dosen sesuai
ketentuan yang berlaku.
f. Analisis apakah dosen ijin
belajar memenuhi BKDnya
g. Apakah dosen yang telah selesai
tugas belajar sudah diaktifkan
kembali dan mendapat hak-
haknya, jika belum apa
sebabnya.
h. Apakah terdapat dosen/tendik
yang mendapatkan tugas belajar
yang gagal menyelesaikan
studinya setelah yang
bersangkutan juga sudah
berubah status Ijin Belajar?
Uraikan tindakan apa yang telah
dilakukan oleh PTN.
15. Apakah terdapat dosen PNS yang
melaksanakan tugas/jabatan di
luar PTN? Jika ya, apakah yang
bersangkutan telah mendapatkan
ijin sesuai ketentuan dan
identifikasi apakah yang
bersangkutan masih mendapatkan
pembayaran remunerasi oleh PTN.
16. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 67 -

Lampiran VI
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT KELEBIHAN JAM MENGAJAR (KJM)


PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
Untuk mengetahui apakah
pembayaran Kelebihan Jam
Mengajar telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
B Prosedur Audit
1. Dapatkan daftar dosen pengajar per
fakultas: nama, fakultas, status
dosen (PNS/Non PNS) dan dosen
tetap/tamu, nama mata
kuliah/bidang studi yang diajarkan,
jumlah SKS yang diwajibkan, bidang
studi pendidikan formal (S1, S2, S3),
jumlah SKS sesuai laporan BKD,
jumlah Kelebihan Jam Mengajar.
Lakukan analisis apakah:
a. Apakah status dosen tsb berhak
atas pembayaran honor KJM?
Hanya dosen tetap yang berhak
atas honor KJM. Dosen tetap
Non PNS bisa dibayarkan KJM
- 68 -

menggunakan dana BOPTN atau


PNBP.
b. Apakah perhitungan KJM telah
sesuai, yaitu jumlah realisasi
jam mengajar dikurangi dengan
jumlah SKS wajib sesuai Tri
Dharma PT (UU 14/2005 tentang
Guru dan Dosen)?
c. Yakinkan bahwa SKS wajib
sesuai BKD tersebut harus
memenuhi juga minimal SKS
penelitian dan pengabdian
masyarakat dan SKS tugas
lainnya. Biasanya pimpinan PTN
mengeluarkan SK mengenai SKS
minimal bagi dosen murni dan
dosen tugas tambahan sebagai
dasar perhitungan KJM (PP
37/2009 tentang Dosen).
d. Apakah mata kuliah yang
diajarkan sesuai dengan bidang
ilmu dosen sesuai kompetensi
dan pendidikannya?
(linieritasnya). Jika tidak
memenuhi syarat, tidak dapat
dibayarkan honor KJMnya
sesuai dengan UU Nomor 12
tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
e. Apakah dosen tersebut
berhak/layak mengajar di
program studi tersebut sesuai
dengan jabatan fungsionalnya?
Ada persayaratan jabatan
fungsional minimum untuk
mengajar di setiap jenjang S1,
S2, S3. Jika tidak memenuhi
- 69 -

syarat, tidak dapat dibayarkan


honor KJMnya sesuai dengan UU
Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi dan UU
14/2005 tentang Guru dan
Dosen.
2. Dapatkan data BKD berdasarkan
dokumen yang valid setiap dosen
yang mengalami kelebihan jam
mengajar. Apakah BKD dosen yang
mendapatkan honor KJM telah
memenuhi syarat?
a. Pastikan bahwa pengisian BKD
ini sesuai dengan fakta bahwa
dosen tersebut benar-benar
melaksanakan Tri Dharma PT
tersebut.
b. Apakah dosen telah
melaksanakan penelitian dan
pengadian masyarakat serta
tugas lainnya? Pastikan bahwa
dalam perhitungan KJM, unsur-
unsur penelitian dan pengadian
masyarakat serta tugas lainnya
menjadi pengurang dari jumlah
KJM. Yang dapat dibayarkan
KJM adalah di atas 12 SKS per
minggu sesuai PP Nomor
37/2009 tentang Dosen.
c. Pastikan bahwa jumlah menit
per SKS adalah minimum 50
menit (hal ini juga dibandingkan
dengan daftar hadir di kelas
tempat ybs mengajar sesuai
dengan Permendikbud No
49/2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
- 70 -

3. Dapatkan SK mengajar dari


pimpinan perguruan tinggi untuk
setiap dosen yang mengalami
kelebihan jam mengajar. Tanpa ada
ketetapan pimpinan PTN secara
resmi, dosen tidak boleh
mendapatkan KJM atau tambahan
point dalam remunreasi (bagi PTN
BLU). Ada kemungkinan, dosen yang
sedang tugas belajar diberikan tugas
mengajar dan dapat KJM, meskipun
tidak ada SK pimpinan PTN. Jika
ada SK mengajar bagi dosen status
tugas belajar, maka pimpinan PTN
melanggar peraturan yang berlaku.
4. Dapatkan SK pimpinan PTN
mengenai tarif honor per jam KJM
dan minimum SKS Tridharma PT
yang harus dipenuhi untuk
perhitungan KJM dan atau
perhitungan point untuk remunerasi
dosen (khusus bagi PTN BLU). Teliti
apakah kebijakan pimpinan PTN ini
telah sesuai dengan peraturan yang
berlaku, yaitu minimum 12 SKS dan
paling banyak 16 SKS.
5. Dapatkan daftar hadir/finger print
dosen dan daftar hadir dosen di
kelas tempat ybs mengajar yang
disahkan oleh ketua/koordinator
kelas. Teliti apakah:
a. Daftar hadir tersebut memang
dibuat saat masing-masing
pelaksanaan perkuliahan
berlangsung, tidak dibuat
belakangan hanya untuk
- 71 -

memenuhi persyaratan
perhitungan KJM.
b. Daftar hadir ditandatangani oleh
seluruh mahasiswa dan
diketahui oleh ketua kelas.
c. Satu kelas berisi maksimum 40
orang mahasiswa dan
pelaksanaan proses belajar-
mengajar tidak dilakukan secara
parallel 2 kelas atau lebih yang
digabungkan.
d. Waktu mengajar benar-benar 50
menit per SKS, jika 3 SKS maka
waktu perkuliahan 150 menit =
2,5 jam.
e. Jika terdapat team teaching,
maka masing-masing dosen
dihitung secara proporsional.
6. Apakah terdapat pembayaran honor
KJM untuk kelas non reguler
(program pasca sarjana atau
program lainnya)? Jika ada,
yakinkan bahwa:
a. Terdapat SK pimpinan PTN
untuk setiap dosen yang diberi
penugasan pada kelas non
regular?
b. Terdapat SK pimpinan PTN
mengenai KJM kelas non
regular, yang mengatur
mekanismen perhitungan KJM
dan tarif KJM kelas non reguler.
c. Kewajiban BKD minimal pada
kelas regular telah dipenuhi oleh
dosen yang mengajar di kelas
non regular. Jumlah BKD kelas
non reguler dan reguler minimal
- 72 -

12 SKS termasuk penelitian dan


pengabdian masyarakat serta
tugas lainnya sesuai dengan PP
37/2009 tentang Dosen.
d. Tarif honor KJM sesuai dengan
SBM yang berlaku sesuai
dengan PMK 33/PMK.02/2016
beserta perubahannya PMK
78/PMK.02/2017 tentang SBM.
e. KJM pada kelas non reguler
harus memenuhi persyaratan-
persyaratan pembayaran KJM
sebagaimana pada nomor 5 di
atas.
7. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 73 -

Lampiran VII
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA


PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
1. Memastikan bahwa pengadaan
barang dan pekerjaan konstruksi
telah sesuai dengan prinsip-
prinsip pengadaan yang efisien,
efektif, transparan, terbuka,
bersaing, adil/tidak
diskriminatif, dan akuntabel
2. Memastikan bahwa hasil
pengadaan barang dan jasa telah
dipertanggungjawabkan baik
dari segi fisik, keuangan,
maupun manfaatnya.
B Prosedur Audit
1. Dapatkan Analisis Kebutuhan
Barang/Jasa (RKBMN);
2. Lakukan pengujian pada RKA/KL
apakah barang/jasa yang akan
diadakan telah sesuai dengan
rencana kebutuhan (RKBMN).
3. Dapatkan Rencana Umum
Pengadaan dan teliti apakah telah
- 74 -

direalisasikan sesuai dengan


RKBMN dan RKA/KL, jika terdapat
pengadaan yang tidak ada didalam
RKBMN/RKA-KL teliti apakah
kemungkinan terjadi pengadaan
yang tidak efektif.
4. Dapatkan dokumen/SK unit
layanan pengadaan (ULP) dan SOP
sesuai dengan Peraturan Kepala
LKPP.
5. Dapatkan rekapitulasi realisasi
kontrak (Pengadaan
langsung/Lelang) jika pengadaan
banyak maka lakukan sampling
terhadap kontrak yang akan
diperiksa (perhatikan metode
sampling).
6. Bandingkan harga HPS dengan e-
catalog (jika ada), jika tidak ada
bandingkan dengan harga
pasar/harga satuan
setempat/pricelist distributor, dan
harga jasa setempat.
7. Dapatkan dan pelajari dokumen
kontrak yang disampling
a. Lakukan evaluasi 14
mekanisme proses administrasi
sampai dengan diterbitkannya
SPK.
1) Perencanaan pengadaan.
Pastikan tidak terjadi
markup anggaran, rekayasa
pemaketan dan penentuan
jadwal yang tidak realistis.
2) Pembentukan panitia /
pejabat / ULP Pengadaan.
- 75 -

Pastikan penunjukan
panitia/pejabat/ULP
pengadaan transparan dan
personil yang ditunjuk
memiliki integritas dan
independen.
3) Evaluasi prakualifikasi dan
pascakualifikasi
perusahaan.
Pastikan dokumen
prakualifikasi /
pascakualifikasi memenuhi
kelengkapan syarat
administrasi, legalitas
dokumen sah dan sesuai
kriteria yang
dipersyaratkan.
4) Penyusunan dokumen
lelang.
Pastikan penyusunan
dokumen lelang tidak
terdapat pengarahan
spesifikasi/merk, tidak
terdapat rekayasa kriteria
evaluasi, dokumen
lelangnya standar dan
lengkap.
5) Pengumuman lelang.
Pastikan pengumuman
lelang tidak semu/fiktif,
jangka waktu wajar dan
lengkap.
6) Pendaftaran / pengambilan
dokumen lelang.
Pastikan proses
pendaftaran/pengambilan
dokumen baik melalui LPSE
- 76 -

dan Manual tidak


membatasi akses peserta,
waktu dan lokasi jelas serta
dokumen dokumen sama
untuk semua peserta.
7) Penyusunan HPS.
Pastikan penyusunan HPS
transparan, tidak terjadi
markup, penentuan harga
dasar dan estimasi harga
sesuai peraturan dan
ketentuan yang ada.
8) Penjelasan pekerjaan /
Aanwitzing.
Pastikan proses penjelasan
pekerjaan transparan,
informasi/deskripsi dapat
diakses oleh semua peserta
serta tidak terdapat
penjelasan yang
kontroversial.
9) Penyerahan/pembukaan
dokumen penawaran.
Pastikan
penyerahan/pembukaan
dokumen penawaran
transparan, tidak terdapat
penerimaan dokumen yang
terlambat, tidak terdapat
dokumen fiktif serta tidak
terdapat dokumen yang
tidak lengkap.
10) Evaluasi penawaran.
Pastikan pada proses
evaluasi penawaran
transparan, tidak terdapat
kriteria evaluasi yang cacat
- 77 -

serta tidak terdapat


penggantian dokumen serta
tidak terdapat
11) Pengumuman calon
pemenang.
Pastikan pengumuman
calon pemenang transparan,
informatif, dapat dan mudah
diakses, serta tidak terdapat
penundaan tanggal yang
yang disengaja.
12) Sanggahan peserta lelang.
Pastikan semua sanggahan
sudah ditanggapi serta tidak
terdapat sanggahan yang
proforma untuk
menghindari tuduhan lelang
diatur.
13) Penunjukan pemenang.
Pastikan surat penunjukan
pemenang lengkap, sah,
tidak dikeluarkan secara
terburu-buru dan tidak
terdapat penundaan
pengumuman secara
sengaja.
14) Penandatanganan kontrak.
Pastikan penandatangan
kontrak transparan, tidak
kolutif, sah serta tidak
terdapat penundaan yang
disengaja tanpa alasan yang
jelas.
b. Dapatkan berita acara
kemajuan dan realisasi
pekerjaan fisik (khusus
- 78 -

bangunan dapatkan dari


konsultan pengawas).
c. Dapatkan Berita Acara Hasil
Pemeriksaan dan uji fungsi
pengadaan barang/jasa dan
Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan.
d. Teliti realisasi fisik dengan
laporan kemajuan pekerjaan
dari konsultan pengawas.
8. Lakukan cek fisik dan teliti apakah
barang/jasa yang diterima telah
sesuai dengan yang tercantum
dalam kontrak;
a. Tepat waktu;
b. Tepat Jumlah/Volume;
c. Tepat spesifikasi.
9. Dapatkan Berita Acara Addendum
(jika ada) teliti kesesuaian
addendum terhadap alokasi
waktu/spesifikasi. Yakinkan bahwa
jaminan pelaksanaan telah
diperpanjang sesuai waktu
perpanjangan.
10. Teliti apakah nilai barang/pekerjaan
telah dicatat sesuai dengan nilai
perolehannya.
11. Periksa apakah barang/jasa yang
diterima sudah dimanfaatkan.
12. Apakah barang telah diserahkan
dari PPK kepada Pengelola BMN.
13. Periksa apakah hasil pengadaan
belanja modal telah diinput dalam
aplikasi SIMAK BMN.
14. Kontrak pekerjaan jasa konsultan :
a. Jenis Tenaga Ahli, yakinkan
bahwa dibutuhkan tenaga ahli
- 79 -

tersebut. Apakah tenaga ahli


tersebut memiliki
kompetensi/sertifikasi sesuai
dengan yang disyaratkan.
b. Jumlah masing-masing tenaga
ahli, yakinkan bahwa jumlahnya
tersebut sesuai kebutuhannya.
c. Tarif tenaga ahli, realisasi
pembayarannya sesuai dengan
bukti.
d. Waktu pelaksanaan pekerjaan
masing-masing tenaga ahli
sesuai dengan kontrak.
15. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 80 -

Lampiran VIII
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT PENELITIAN


PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
Untuk mengetahui apakah
penelitian telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
B Prosedur Audit
1. Dapatkan data nomor dan tanggal
kontrak/perjanjian penelitian,
topik/judul penelitian, bidang studi,
nama pelaksana penelitian, unit
kerja, jumlah dana penelitian sesuai
dengan kontrak/perjanjian, sumber
dana, dan jumlah dana yang
dibayarkan kepada pelaksana
penelitian. Minta daftar soft copy
excel.
2. Dapatkan proposal penelitian,
lakukan pengecekan apakah:
a. proposal yang dibuat telah
sesuai dengan peraturan
Menteri/Dirjen mengenai
petunjuk teknis pelaksanaan
penelitian?
- 81 -

b. topik penelitian telah sesuai


dengan peruntukan pendanaan
dana penelitian?
c. jumlah dana penelitian yang
diberikan telah wajar jika
dikaitkan dengan rencana
anggaran pada proposal
penelitian yang telah direview
oleh reviewer penelitian?
3. Dapatkan dokumen hasil reviewer
atas proposal penelitian, yakinkan
bahwa:
a. Reviewer adalah orang yang
mempunyai tingkat dan bidang
pendidikan serta kompetensi
terkait dengan topik bidang
yang direview?
b. Reviewer sudah mengikuti
sertifikasi/diklat pelaksanaan
tugas reviewer?
c. Apakah reviewer telah
ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang yaitu “Penyelenggara
Penelitian”? Dapatkan SKnya.
d. Apakah dokumen reviu
menggunakan format reviu yang
baku dan apakah telah diisi dan
ditandatangani oleh semua
reviewer?
e. Apakah terdapat catatan hasil
reviu mengenai revisi anggaran
penelitian? Jika ada, apakah
anggaran penelitian pada
proposal penelitian telah
menyesuaikan anggaran pada
dokumen hasil reviu?
- 82 -

f. Apakah telah dilakukan


perbaikan proposal sesuai
catatan hasil reviu?
4. Dapatkan Kontrak/Perjanjian
Penelitian dan teliti apakah:
a. Semua informasi/data telah
terisi sesuai dengan petunjuk
teknis penelitian?
b. Jumlah dana yang disediakan
telah sesuai dengan SBK
penelitian (PMK 106/2016) jika
ditinjau dari kategori topik
penelitian dan jumlah SBK-nya?
5. Apakah output penelitian sesuai
termyn telah disampaikan tepat
waktu sesuai kontrak/perjanjian
penelitian?
6. Apakah dana penelitian pada
termyn pertama telah dibayarkan
jumlahnya sesuai kontrak
penelitian dan dibayarkan tepat
waktu (tidak terlambat)? Kategori
terlambat adalah jika berdasarkan
jadwal penelitian dalam proposal
penelitian, penelitian telah
dilaksanakan tetapi dana belum
dibayarkan.
a. Jika terdapat keterlambatan
pembayaran, jelaskan alasan
mengapa hal itu terlambat.
b. Dapatkan bukti/dokumen
pembayarannya.
7. Dapatkan dokumen hasil reviewer
atas output penelitian, lakukan
penelitian apakah:
a. Apakah terdapat catatan hasil
reviu mengenai revisi anggaran
- 83 -

penelitian? Jika ada, apakah


anggaran penelitian yang harus
dibayarkan pada tahap akhir
telah sesuai dengan anggaran
yang ditetapkan reviwer pada
dokumen hasil reviu?
b. Apakah telah dilakukan
perbaikan output penelitian
sesuai catatan hasil reviu oleh
tim reviewer output penelitian?
8. Apakah dana sisa atas penelitian
yang menjadi hak Pelaksana
Penelitian telah dibayarkan sesuai
hasil reviu dan dibayarkan tepat
waktu? Dapatkan bukti/dokumen
pembayarannya. Jika terjadi
keterlambatan, uraikan alasan
mengapa terjadi keterlambatan
tersebut.
9. Dapatkan dokumen output
penelitian yang sesuai dengan
kontrak/perjanjian penelitian, dan
teliti apakah output ini telah sesuai
dengan proposal penelitian dan
kontrak/perjanjian penelitian.
10 Apakah output penelitian sesuai
termin terakhir (final output) telah
disampaikan tepat waktu sesuai
kontrak/perjanjian penelitian? Jika
terjadi keterlambatan, perlu
dikenakan denda sesuai dengan isi
kontrak/perjanjian penelitian.
11. Jika kontrak penelitian termasuk
adanya dana untuk publikasi
jurnal, dapatkan alamat url dari
publikasi jurnal tersebut dan
lakukan pengecekan (dengan
- 84 -

mengklik alamat url) apakah


memang terkoneksi dengan jurnal
tersebut dan periksa apakah jurnal
tersebut sesuai standar yang
dipersyaratkan. Standar: jurnal
nasional terakreditasi atau jurnal
internasional bereputasi (yang
ditandai dengan “thick mark” dan
terindeks (Scopus, Thomson,
Reuter) sesuai persyaratan kontrak.
12. Apakah kewajiban perpajakan atas
dana penelitian yaitu PPN, PPh pasal
22, PPh pasal 23 atas sewa dan PPh
pasal 21 atas honor-honor yang
diperkenankan sesuai lampiran 1
SBM nomor 9 dan 10, telah
dilaksanakan secara benar dan
disetorkan tepat waktu?
13. Uraikan apakah hasil penelitian ini
telah ditatausahakan dengan baik?
14. Dapatkan buku/catatan lengkap
penggunaan dana penelitian (log
book), periksa:
a. Apakah terdapat pembelian
peralatan penelitian yang
bukan merupakan barang
habis pakai? Jika demikian,
maka barang tersebut
merupakan barang milik
negara maka BMN tersebut
merupakan asset dan harus
ditatausahakan pada
Penyelenggara Penelitian.
b. Apakah semua pengeluaran
dana telah sesuai dengan SBM
Kemenkeu yang berlaku, yaitu:
- 85 -

1) Apakah dana tersebut


diperkenankan untuk
dibayarkan?
2) Apakah pengeluaran dana
tersebut tidak melampaui
anggaran dalam SBM?
3) Lakukan pengujian
kebenaran perjalanan
dinas yang tidak
menggunakan pesawat
terbang.
4) Apakah terdapat
pembayaran honor kepada
pelaksana penelitian? Jika
ada, hal ini tidak
diperbolehkan.
c. Uji kewajaran pembelian ATK
dan pengeluaran dana untuk
penggandaan dsb, jika tidak
wajar harus dikembalikan ke
kas negara.
15. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:

Dokumen audit yang dibutuhkan


1. Petunjuk teknis pelaksanaan penelitian yang ditetapkan oleh
Menteri/dirjen;
2. Daftar topik/judul yang mendapatkan dana penelitian pada periode audit;
3. Proposal penelitian;
4. Dokumen hasil reviewer atas proposal penelitian;
5. Kontrak/Perjanjian Penelitian;
6. Dokumen pembayaran dana penelitian tahap I;
- 86 -

7. Dokumen hasil reviewer atas output penelitian;


8. Dokumen pembayaran dana penelitian tahap final;
9. Dokumen output penelitian;
10. Buku/catatan lengkap penggunaan dana penelitian (log book).
- 87 -

Lampiran IX
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT ASPEK PEMBELAJARAN


PADA ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
Untuk mendapatkan bukti-bukti
apakah pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
B Prosedur Audit
1. Dapatkan rekap data dosen :
a. Nama, NIP, Golongan,
NIDN/NIDK;
b. Jenjang pendidikan terakhir
dan bidang ilmu;
c. Jabatan Fungsional Dosen;
d. Fakultas;
e. Prodi;
f. Bidang Studi yang diampu;
g. Jumlah SKS per semester yang
dilaksanakan untuk masing-
masing unsur tridharma. Jika
Dosen dengan tugas tambahan
maka jumlah kewajibannya
sesuai jabatannya.
- 88 -

2. Dapatkan SK rektor mengenai


beban kerja dosen, apakah telah
sesuai ketentuan yaitu Tri Dharma
minimal 12 SKS dan maksimal 16
SKS, juga bagi pejabat/dosen
dengan tugas tambahan apakah
dipenuhi kewajiban minimal 3 SKS
pendidikan/tatap muka per
semester di luar penelitian dan
pengabdian masyarakat. Uraikan.
3. Dapatkan daftar BKD setiap dosen,
periksa apakah sudah memenuhi
syarat 12-16 SKS termasuk
penelitian dan pengabdian
masyarakat?
4. Analisis apakah realisasi beban
kerja dosen/pejabat telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
yaitu Tridharma Perguruan Tinggi
12-16 SKS dan SKS minimal untuk
dosen dengan tugas tambahan.
5. Lakukan sampling terhadap data
dosen, lakukan analisis apakah:
a. realisasi SKS yang dilaksanakan
dosen sesuai dengan
peraturannya yaitu 1 SKS = 50
menit sehingga 3 SKS = 150
menit. Demikian juga untuk
praktikum 1 SKS = 100 menit?
b. terdapat realisasi jam penelitian
(minimal 2 SKS) dan pengabdian
masyarakat (minimal 1 SKS)?
c. kehadiran dosen di kelas
memang sesuai dengan data
yang dimasukkan dalam BKD.
Dalam hal ini dapat dilakukan
pengujian atas daftar hadir
- 89 -

dosen yang terdapat


tandatangan ketua
kelas/komting kelas?
6. Identifikasi apakah setiap mata
kuliah diampu oleh dosen yang
sesuai dengan keahliannya,
berdasarkan pendidikan formal?
Dalam hal ini latar belakang
pendidikan dosen harus linier
dengan mata kuliah yang diampu.
7. Identifikasi apakah jenjang
pendidikan terakhir setiap dosen
harus sesuai dengan program studi
tempat mengajar. Strata 1 dan
D3/D4 minimal harus S2. Program
studi pasca S2 harus diajar oleh S3.
Program studi S3 harus diajar oleh
GB (minimal S3).
8. Apakah telah terdapat SAP dan
silabus untuk masing-masing mata
kuliah yang diajarkan? Apakah SAP
dan silabus tersebut secara periodik
(3 tahun sekali) diupdate?
9. Dapatkan data bimbingan skripsi,
tesis, disertasi dan pastikan bahwa:
a. Keahlian dosen pembimbing
sesuai dengan mata kuliah yang
dibimbing;
b. Jenjang pendidikan dosen
pendidikan sesuai dengan
jenjang pendidikan mahasiswa
yang dibimbing, yaitu:
• Untuk tugas akhir D3,
minimal pembimbing utama
adalah dosen S2 dengan
jabatan fungsional Asisten
Ahli.
- 90 -

• Untuk tugas akhir D4,


minimal pembimbing utama
adalah dosen S2 dengan
jabatan fungsional Lektor.
• Untuk skripsi S1, minimal
pembimbing utama adalah
dosen S2 dengan jabatan
fungsional Lektor.
• Untuk tesis S2, minimal
pembimbing utama adalah
dosen S3 dengan jabatan
fungsional minimal Lektor
Kepala.
• Untuk disertasi S3, minimal
pembimbing utama adalah
dosen S3 dengan jabatan
fungsional Guru Besar.
10. Apakah setiap dosen membimbing
sesuai kewajaran? Dikatakan wajar
jika:
• Satu dosen pembimbing D3
membimbing maksimal 10 tugas
akhir per semester.
• Satu dosen pembimbing D4
membimbing maksimal 8 tugas
akhir per semester.
• Satu dosen pembimbing S1
membimbing maksimal 8 skripsi
per semester.
• Satu dosen pembimbing S2
membimbing maksimal 6 tesis
per semester.
• Satu dosen pembimbing S3
membimbing maksimal 3
disertasi per semester.
- 91 -

11. Apakah terdapat Program


Pendidikan Diluar Domisili (PDD)?
Apakah PDD ini telah mendapatkan
persetujuan dari Kementerian?
Apakah pengelolaannya telah sesuai
ketentuan yang berlaku? Uraikan.
12. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 92 -

Lampiran X
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT ASPEK PENELITIAN DAN


PENGABDIAN MASYARAKAT
PADA ................................................ TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
Untuk mendapatkan bukti apakah
penelitian dan pengabdian
masyarakat telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
B Prosedur Audit
1. Dapatkan data penelitian dan
pengabdian masyarakat yang telah
dilakukan pada tahun anggaran
…… dan dua tahun sebelumnya.
a. judul penelitian/pengabdian
masyarakat;
b. nama peneliti/pengabdi;
c. sumber dananya;
d. publikasinya.
2. Analisis dari daftar judul tersebut,
kemungkinan terjadi plagiarism
dengan cara:
a. Membandingkan laporan hasil
penelitian/pengabdian
- 93 -

masyarakat yang judulnya


hampir sama.
b. Melakukan pencarian judul di
google atau jurnal
nasional/internasional dan
membandingkan dengan
beberapa judul
penelitian/pengabdian
masyarakat pada PTN tersebut.
c. Jika memungkinkan melakukan
pengujian kemungkinan terjadi
self plagiarism atau other person
plagiarism (Permendiknas Nomor
17 Tahun 2010). Pengujian dapat
dilakukan dengan program
aplikasi.
3. Untuk penelitian yang outputnya
dipublikasikan dijurnal
internasional, lakukan pengujian
apakah jurnal tersebut bukan jurnal
predator (misalnya dengan
mengecek kebenaran alamat
penerbit jurnal tersebut, tidak
termasuk daftar jurnal yang di
blacklist Kemenristekdikti).
4. Analisis apakah semua dosen tetap
telah melaksanakan penelitian dan
pengabdian masyarakat? Jelaskan.
5. Dapatkan data kerjasama penelitian
dengan pihak luar PTN, apakah
semua dana penelitian yang
diterima dari kerjasama tersebut
disetorkan lebih dahulu ke rekening
rektor? Uraikan.
6. Identifikasi apakah laporan hasil
penelitian dan pengabdian
- 94 -

masyarakat telah ditatausahakan


dengan baik? Jelaskan.
7. Identifikasi apakah terdapat HAKI
dari hasil penelitian dan pengabdian
masyarakat? Apakah sudah
ditatausahakan dengan baik
sebagai aktiva tidak berwujud
(ATB)? Jika terdapat pendapatan
dari HAKI tersebut, apakah sudah
dilaksanakan aturan bagi hasil
sesuai ketentuan berlaku bagi
peneliti/pemilik HAKI dan PNBP
PTN? Uraikan.
8. Identifikasi apakah terdapat
penelitian dan pengabdian
masyarakat yang didanai dari PTN
dan Kementerian yang tidak dapat
selesai sesuai kontraknya? Uraikan
juga sebabnya. Bagaimana
pertanggungjawabannya? Uraikan.
9. Identifikasi apakah terdapat
keterlambatan mengunggah laporan
hasil penelitian dan
pertanggungjawaban penelitian
yang dananya berasal dari
Kementerian? Uraikan dan upaya
apa yang telah dilakukan?
10. Apakah peralatan yang dibeli dari
dana penelitian/pengabdian
masyarakat telah ditatausahakan
dengan baik? Identifikasikan mana
yang sudah dan yang belum.
11. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 95 -

Lampiran XI
Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor /G/KPT/IV/2018
Tentang Pedoman Penyusunan
Program Kerja Audit di Lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROGRAM KERJA AUDIT ASPEK TUGAS DAN FUNGSI


PADA KOPERTIS/LLDIKTI ....................................................................
TAHUN ANGGARAN 20....

PKA No.
Rencana Realisasi KKA
No Uraian
Oleh Waktu Oleh Waktu No
A Tujuan Audit
Untuk mendapatkan fakta
mengenai pelaksanaan tugas dan
fungsi di unit kerja apakah tugas
dan fungsi telah direncanakan dan
direalisasikan dengan baik sesuai
ketentuan yang berlaku.
B Prosedur Audit
1. Dapatkan rencana kegiatan dan
program tahun anggaran yang
diaudit meliputi tugas pengawasan,
pengendalian, pembinaan
mengenai:
a. Penyelenggaraan kegiatan
akademik;
b. Penyelenggaraan kegiatan
kemahasiswaan;
c. Penelitian dan pengabdian
pada masyarakat;
d. Kelembagaan;
e. Kerjasama;
- 96 -

f. Ketenagaan.
Pada PTS di wilayah kerjanya.
Yakinkan bahwa rencana tersebut
cukup rinci yaitu memuat rencana
antara lain: topik terkait a. s/d f.
tsb. di atas, tempat
penyelenggaraan, waktu
pelaksanaan, PTS yang dilibatkan,
anggaran yang dibutuhkan.
2. Dapatkan pedoman, petunjuk
teknis, SOP yang telah disusun
untuk melaksanakan tugas-tugas
pengawasan, pengendalian,
pembinaan a. s.d f. di atas.
Analisis apakah pedoman, petunjuk
teknis, SOP tersebut:
a. sesuai dengan kebijakan Eselon I
Kemenristekdikti (tidak
membuat kebijakan yang
melebihi kewenangannya);
b. telah dilaksanakan secara
konsekuen oleh setiap
bagian/bidang di
Kopertis/L2Dikti.
3. Dapatkan laporan kegiatan
pengawasan, pengendalian,
pembinaan yang telah
dilaksanakan.
Dapatkan data
pencapaian/realisasi kegiatan a.
s.d. f. sesuai yang telah
direncanakan. Uraikan
kegiatan/program yang tidak
terlaksana sesuai perencanaannya
dan kendala yang dihadapi.
4. Dapatkan data dari agenda surat
masuk mengenai:
- 97 -

a. pengaduan-pengaduan dari
PTS dan individu dosen;
b. permintaan penjelasan dari PTS
dan individu dosen.
Identifikasikan mana pengaduan
dan permintaan penjelasan tersebut
yang sudah dan belum diselesaikan
/ditanggapi.
5. Dapatkan data pengajuan kenaikan
jabatan fungsional dosen (nama,
NIDN/K, asal PTS, jabatan
fungsional, jenjang fungsional yang
diusulkan, tanggal surat pengajuan
pengusulan, status penyelesaian
kenaikan jabatan fungsional) untuk
usulan:
a. dari non fungsional ke asisten
ahli;
b. dari asisten ahli ke lektor;
c. dari lektor ke lektor kepala;
d. dari lektor loncat jabatan ke
guru besar;
e. dari lektor kepala ke guru besar.
Identifikasikan:
- tanggal berapa diajukan, tanggal
pengajuan diselesaikan, berapa
hari diselesaikan?
- berapa hari pengajuan dan
proses reviu oleh tim reviewer
diselesaikan?
- untuk dosen yang kurang
persyaratan, berapa hari
jawaban kepada dosen yang
bersangkutan diinformasikan?
Khusus untuk pengajuan ke
jabatan fungsional lektor kepala
dan guru besar yang menjadi
- 98 -

kewenangan Kemenristekdikti
(Pusat):
- berapa lama entry data
pengajuan angka kredit sejak
pengajuan pertama kali oleh
dosen yang bersangkutan?
- jelaskan hal-hal apa saja
penyebab belum
diprosesnya/ditolaknya
pengajuan usulan angka kredit
dosen.
Uraikan mekanisme pemilihan tim
reviewer independen oleh
Kopertis/L2Dikti. Apakah
pemilihan tim reviewer telah
dilakukan secara transparan dan
adil?
6. Dapatkan data dosen tetap PTS dan
Kopertis yang sudah dan belum
sertifikasi dosen (nama, NIDN/K,
jabatan fungsional, lamanya
menjadi dosen tetap, asal PTS).
Dapatkan data berapa yang sudah
diusulkan untuk ikut serdos,
berapa lulus, berapa tidak lulus dan
jelaskan mengapa banyak tidak
diusulkan untuk ikut serdos dan
mengapa banyak dosen yang tidak
lulus serdos.
7. Dapatkan data berapa anggaran
penyelenggaraan serdos yang
diterima Kopertis dari Ditjen SDID,
berapa yang sudah direalisasikan,
berapa sisanya (yang harus disetor
ke kas negara). Lakukan pengujian
kebenaran realisasi pengeluaran
dana untuk sertifikasi dosen
- 99 -

tersebut. Apakah sisa dana tersebut


sudah disetorkan ke kas negara?
8. Dapatkan data dosen yang berhak
menerima pembayaran tunjangan
serdos dan kehormatan guru besar
(nama, NIDN/K, jabatan fungsional,
asal PTS/Kopertis, besarnya
tunjangan).
Dapatkan data berapa anggaran
yang disediakan untuk pembayaran
tunjangan serdos dan kehormatan
GB (jumlah orang, tarif per jenjang
jafung, total). Periksa siapa dan
berapa dosen yang sudah
dibayarkan tunjangan tsb.
Bandingkan dengan anggaran yang
tersedia, sisa dana harus disetor ke
kas negara.
9. Apakah kopertis mempunyai
mekanisme untuk melakukan
pemantauan apakah para dosen
benar-benar berhak dibayarkan
tunjangan serdos dan kehormatan
GB. Apakah jika terjadi dosen yang
tidak memenuhi BKD, tugas belajar,
meninggal dunia, pensiun, tidak
menjadi profesi dosen lagi,
informasi tersebut dapat diketahui
Kopertis/L2Dikti.
10. Apakah Kopertis/L2Dikti
mempunyai mekanisme
pemantauan mengenai:
a. Proses pembelajaran di setiap
PTS yang tidak sesuai
peraturan perundang-
undangan yaitu kualifikasi
dosen yang berhak mengajar,
- 100 -

realisasi pemenuhan jumlah


SKS minimal per jenjang
pendidikan tinggi, tempat
perkuliahan (bukan kelas jauh),
dsb.
b. Prodi yang meluluskan
mahasiswa masih memenuhi
persyaratan, yaitu akreditasi
prodi masih berlaku (tidak
kadaluwarsa).
c. Wisuda mahasiswa telah
memenuhi persyaratan.
d. Kemungkinan terdapat ijazah
palsu.
e. Jumlah dosen tetap minimal 6
orang dosen perprodi.
Uraikan realisasi di
Kopertis/L2Dikti.
11. Apakah Kopertis/L2Dikti
mempunyai mekanisme
pemantauan mengenai:
a. Dana penelitian dan pengabdian
masyarakat yang diterima oleh
para dosen;
b. Realisasi pelaksanaan dan
output penelitian dan
pengabdian masyarakat.
Apakah dana penelitian yang
disalurkan dari Kopertis/L2Dikti ke
PTS tidak terdapat potongan?
Periksa bukti transfernya dan
bandingkan dengan dana yang
seharusnya diterima.
12. Dapatkan data dosen PTS/Kopertis
yang tugas belajar dengan dana dari
Kemenristekdikti dan LPDP.
Lakukan pemeriksaan:
- 101 -

a. Apakah Kopertis/L2Dikti
mempunyai mekanisme
pemantauan mengenai dosen
tugas belajar yang didanai
dari anggaran
Kemenrsitekdikti dan LPDP?
b. Apakah tunjangan serdos
untuk dosen status tugas
belajar sudah diberhentikan
sejak bulan pertama?
c. Apakah semua dosen tubel
mengirimkan laporan
perkembangan studi mereka?
d. Apakah masa studi mereka
saat ini masih dalam masa
studi sesuai jenjangnya (2
tahun untuk S2, dan 3 tahun
untuk S3). Untuk S3 yang
melampaui 3 tahun apakah
ada perpanjangan 1 (satu)
tahun? Setelah 4 tahun
apakah sudah ada ketetapan
menjadi ijin belajar?
e. Apakah dosen yang sudah
selesai tugas belajar telah
aktif kembali di PTS asalnya?
Apakah sudah ada SK
pengaktifan kembali?
13. Buat simpulan hasil audit.

Pengendali Teknis Ketua Tim

Tanggal: Tanggal:
- 102 -

PENUTUP

1. Kesimpulan
Format penyusunan kertas data audit, kertas kerja audit, dan program kerja
audit diseragamkan dalam bentuk pedoman yang ditetapkan oleh
keputusan Inspektur Jenderal agar menjadi acuan bagi para auditor dalam
melakukan pengawasan. Format penyusunan ini memiliki fungsi yang
strategis dalam pengawasan, penyeragaman format penyusunan ini sebagai
sasaran bagi atasan dalam menelaah dan mencermati pokok isi
permasalahan agar lebih dapat di pahami secara lebih sederhana.

2. Saran
Diharapkan agar format penyusunan kertas data audit, kertas kerja audit,
dan program kerja audit ini dapat di laksanakan sebaik-baiknya dan di
gunakan oleh para auditor dalam penyusunan hasil pelaksanaan
pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai