A. Pengertian/Konsep
Cluster sampling (area sampling) disebut juga dengan cluster random sampling.
Teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan
untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas
sehingga sulit untuk disusun sampling frame. Keuntungan penggunaan teknik ini adalah
menjadikan proses sampling lebih murah dan cepat daripada jika digunakan teknik simple
random sampling. Akan tetapi, hasil dari cluster sampling ini pada umumnya kurang
akurat dibangingkan simple random sampling.
Adapun cluster adalah suatu unit yang berisi sekumpulan elemen-elemen
populasi. Namun, terhadap populasi yang lebih tinggi, cluster sendiri berkedudukan
sebagai sebagai elemen dari populasi tersebut. Seorang peneliti yang menggunakan
cluster sampling, pertama-tama memilih sampel yang berbentuk cluster dari suatu
polulasi. Selanjutnya, dari tiap-tiap cluster tersebut diturunkan sampel yang berbentuk
elemen. Sebagai contoh, pemilihan sampel pegawai pada suatu departemen yang
pegawainya tersebar pada berbagai unit kerja yang juga tersebar secara geografis. Pada
kasus ini, peneliti dapat menjadikan unit kerja sebagai cluster dan selanjutnya secara
random memilih beberapa unit kerja sebagai sampel. Pada setiap unit kerja yang terpilih
tersebut kemudian seluruh pegawainya dijadikan sebagai populasi.
Proses pegambilan sampling klaster dilakukan dengan memperhatikan kerangka
sampling yang berisikan daftar klaster , dalam contoh di atas daftar nama kelurahan.
Pengambilan sampel kemudian dilakukan dengan mengambil secara acak klaster-klaster.
Unit sampling yang berisikan klaster-klaster dinamakan unit sampling utama (primary
sampling unit) disingkat USU. Apabila semua unit observasi dalam USU menjadi
anggota sampel maka dikatakan bahwa proses pengambilan sampel dilakukan dengan
sampling klaster satu tahap. Namun apabila USU dibagi lagi ke dalam unit yang lebih
kecil, misalnya kelurahan dibagi lagi ke dalam Rukun-rukun Warga maka rukun warga
disebut unit sampling ke dua (secondary sampling unit) disingkat USD. Apabila semua
unit obervasi (elemen) dari USD menjadi anggota sampel, maka dikatakan proses
pengambilan sampel dilakukan dengan sampling klaster dua tahap, demikian seterusnya.
Dalam samling acak sederhanna, unit-unit yang diambil sebagai sampel adalah
elemen-elemen yahng diobservasi. Dalam sampling klaster unit samplingnya adalah
klaster-klaster, dan elemen-elemen Dalam sampling klaster, unit samplingnya adalah
klaster-klaster, dan elemen-elemen yang diobservasi adalah USD di dalam klasterklaster.
Himpunan semestanya, U¸ merupakan populasi dari N USU; S menandakan sampel dari
USU yang dipilih dari populasi USU, dan 𝑆𝑖 merupakan sampel dari USD yang dipilih
dari USU yang ke-i.
Berikut ini adalah notasi notasi yang akan digunakan dalam sampling klaster khususnya
bila ingin menaksir rata rata populasi:
𝑁 = Banyaknya klaster dalam populasi
𝑛 = Banyaknya klaster yang dipilih sebagai sample
𝑚𝑖 = Banyaknya unit observasi (elemen) dalam klaster ke I, I=1,2, … ,N
1
̅ = 𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖
𝑚
𝑀 = ∑𝑁𝑖=1 𝑚𝑖 Banyaknya unit observasi (elemen) dalam populasi
𝑀
̅ = rata rata ukuran klaster dalam Populasi
𝑀 𝑁
𝑦𝑖 = total semua observasi dalam klaster ke i
∑20 2 2 2
𝑖=1 𝑚1 = 𝑚1 + 𝑚2 + ⋯ + 𝑚20
2
∑20
𝑖=1 𝑦1 𝑚1 = 𝑦1 𝑚1 + 𝑦2 𝑚2 + ⋯ + 𝑦20 𝑚20
= (2210)(55) + (2390)(60) + ⋯ + (2880)(70)
= 3456230
2
∑𝑛𝑖=1(𝑎𝑖 − 𝑝𝑚𝑖 )2
𝑠𝑘 =
𝑛−1
dan
𝛿 2𝑀̅2
𝐷=
4
atau apabila menggunakan kita mengambil nilai pengali dari simpangan baku taksirannya
adalah 𝑍∝/2 , yang merupakan pendekatan dari distribusi normal baku dengan melibatkan
resiko kekeliruan sebesar ∝ , maka nilai D berubah menjadi :
̅2
𝛿 2𝑀
𝐷=
(𝑍∝/2 )2
Contoh:
Dimisalkan bahwa data pada tabel 5.2 dianggap sudah kadaluarsa. Selanjutnya diperlukan
suatu penelitian baru yang bertujuan untuk menaksir proporsi penduduk yang menyewa
rumah. Berapa banyak sampel yang harus diambil untuk memberikan taksiran tersebut
dengan batas 0.03 dari kekeliruan penaksiran?
Penyelesaian:
Taksiran terbaik dari 𝛿𝑘 2 adalah yang dihitung dengan menggunakan tabel 5.2 sebagai
berikut:
𝑁𝛿𝑘 2 (100)(37.946)
𝑛= 2 = = 27.62 ≈ 28
𝑁𝐷 + 𝛿𝑘 (100)(0.994) + (37.946)
Dengan demikian, klaster yang harus diambil adalah sebanyak 28. Perhatikan
bahwa nilai 28 menunjukkan banyaknya sampel minimal yang harus di ambil. Oleh
karena itu, pengambilan sampel (klaster) yang lebih dari nilai tersebut tidak menjadi
masalah selama tidak ada faktor lain yang menjadi pertimbangan ukuran sampel seperti
masalah biaya, tenaga, waktu, dan lain sebagainya.