Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Karangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu karya tulis non-ilmiah (karya non
ilmiah), semi ilmiah dan ilmiah. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih jelas
mengenai karangan ilmiah. Karangan Ilmiah adalah karangan yang dibuat
berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga
karangan non ilmiah dan karangan popular memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu
bagaimana membedakan satu sama lainnya, dan bagaimana proses penulisan
karangan ilmiah yang baik dan benar, di dalam makalah ini akan dijelaskan
bagaimana membedakan antara semua jenis karangan, mengetahui jenis-jenis
karangan ilmiah serta bagaimana menuliskan karangan ilmiah yang baik dan
benar.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian karangan ilmiah?
2) Apakah ciri-ciri dari karangan ilmiah?
3) Apa perbedaan antara karangan ilmiah dan non ilmiah?
4) Jenis-jenis karangan apa saja yang termasuk kategori karangan ilmiah?
5) Bagaimana proses penyusunan karangan ilmiah?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1) Pengerian dari karangan ilmiah.
2) Mengetahui ciri-ciri karangan ilmiah.
3) Perbedaan karangan ilmiah dan non ilmiah.
4) Mengetahui jenis-jenis karangan yang termasuk kategori karangan ilmiah.
5) Mengetahui proses penyusunan karangan ilmiah yang baik dan benar.

1.4 Metode Penulisan


Studi pustaka ditelatur yang di peroleh dari buku maupun artikel – artikel online.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Karangan ilmiah
Karangan merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan
mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan kepada
orang lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah (menurut Brotowidjoyo)
adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar.
Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi,
tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada
dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian
atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus
memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5 langkah pokok
proses ilmiah, yaitu:
1. Mengenali dan merumuskan masalah.
2. Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
3. Merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara.
4. Menguji hipotesis.
5. Menarik kesimpulan.

3
2.2 Pengertian Karangan Semi Ilmiah
Pengertian karangan semi ilmiah adalah sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak
semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-
analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan
non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah.
Pengertian karangan semi ilmiah merupakan karangan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan.Penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak
sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar, ditulis
dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan
didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau
sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangan semi ilmiah
memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot,
hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.
Mengarang merupakan kegiatan mengemukakan gagasan secara tertulis.
Menurut Syafie’ie (1988:41), tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-
bunyi bahasa dalam bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu. Banyak
aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak
dapat direpresentasikan dalam tulisan.Begitu juga halnya dengan aspek fisik,
seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi bahasa lisan tidak
dapat diwujudkan dalam bahasa tulis.Oleh karena itu, dalam mengemukakan
gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu.Betuk-bentuk
tersebut, seperti dikemukakan oleh Semi (2003:29) bahwa secara umum karangan
dapat dikembangkan dalam empat bentuk yaitu narasi, ekposisisi, deskripsi, dan
argumentasi.

4
2. 3 Perbedaan Karangan Ilmiah dan Nonilmiah
Menulis karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar
berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik
dari fakta dan merupakan pengetahuan. Terdapat tiga golongan karangan, yaitu
ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah
Seperti pernyataan sebelumya karanga ilmiah (scientific paper) adalah
laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan,
sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki
ciri-ciri karangan nonilmiah sebagai berikut:
a) Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
b) Fakta yang disimpulkan subyektif.
c) Gaya bahasa konotatif dan popular.
d) Tidak memuat hipotesis.
e) Penyajian dibarengi dengan sejarah.
f) Bersifat imajinatif.
g) Situasi didramatisir.
h) Bersifat persuasive.
Adapun contoh karangan ilmiah yang sering kita temui yaitu Dongeng, cerpen,
novel, drama, dan roman.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer

a) Ditulis berdasarkan fakta pribadi.


b) Gaya bahasa formal dan populer.
c) Fakta yang disimpulkan subjektif.
d) Mementingkan diri penulis.
e) Melebih-lebihkan sesuatu.
f) Bersifat persuasif.
g) Usulan-usulan bersifat argumentatif.

Perbedaan antara karangan ilmiah dan non ilmiah dari beberapa aspek.
1. Dari segi bahasa.

5
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia
resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan
(EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat,
kesantunan paragraf, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan
saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan
popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan
pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan
karangan ilmiah. Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan
semi ilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti
menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative,
menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh
semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti
pada karya sastra.
2. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek
yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
observasi.
3. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan
masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah
yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan
penentuan strategi. Selain itu, Karya non ilmiah sangat bervariasi topik
dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat
subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal
dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

BAB III
PEMBAHASAN

6
3.1 Pengertian karangan ilmiah
Suatu karya tulis akan lebih bermakna bila dapat dibaca dan dipahami oleh
orang lain yang membacanya, serta bila mungkin dapat juga tersebar secara lebih
meluas sesuai dengan sasaran atau target audiencenya. Kita menyusun suatu karya
tulis dengan maksud agar dapat dibaca oleh orang lain baik untuk orang tertentu,
golongan masyarakat tertentu, atau masyarakat luas.
Kualitas suatu karya tulis dapat dilihat dari berbagai aspek. Pertama,
tentunya kualitas karya tulis tersebut ditentukan oleh topik materi tulisan atau
pokok bahasannya, dan hal ini sangat berperan terhadap upaya menarik minat
pembaca. Namun, kedua, menarik minat pembaca saja belumlah memadai bila
tidak diiringi bahasan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Untuk memudahkan
pemahaman tersebut sehingga tidak menimbulkan berbagai persepsi dan
interpretaasi yang saling berbeda, baik oleh berbagai ragam pembaca maupun oleh
berbagai bentuk karya tulis, tentunya penulisan tersebut harus dapat memenuhi
persyaratan seperti bentuk format, gaya, maupun sistematika penulisan tertentu
yang sudah baku.
Karangan ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

3.2 Ciri-Ciri Karangan Ilmiah

7
a) Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola
urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
b) Objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian sesuai dengan yang
diteliti.
c) Cermat, tepat, dan benar.
d) Tidak persuasive.
e) Tidak argumentative.
f) Tidak emotif.
g) Netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak lain.
h) Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

3.3 Tujuan Karangan Ilmiah

 Memberi penjelasan

 Memberi komentar atau penilaian

 Memberi saran

 Menyampaikan sanggahan

 Membuktikan hipotesa

3.4 Syarat Menulis Karya Ilmiah

 Motivasi dan displin yang tinggi

 Kemampuan mengolah data

 Kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)

 Kemampuan berbahasa

8
3.5 Sifat Karya Ilmiah

 Lugas dan tidak emosional mempunyai satu arti, sehingga tidak ada
tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).

 Logis disusun berdasarkan urutan yang konsisten.

 Efektif satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembangan.

 Efisien hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah
dipahami.

 Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

3.6 Sepuluh Asas Mengarang

Dalam menulis karangan ilmiah sebelumnya harus mengetahui sepuluh


asas mengarang yang baik dan benar, berikut adalah sepuluh asas mengarang:

1. Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek

Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolak


ukur yang penting bagi keterbacaan. Penulisan kalimat yang panjang

9
harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga
meningkatkan kejelasan karangan.

2. Pilihlah yang sederhana

Kalimat yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan.

3. Pilihlah kata yang umum dikenal

Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat


umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas
ditangkap pembaca.

4. Hindari kata-kata yang tidak perlu

Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan


perhatiannnya.

5. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja anda

Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan


gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk
menyampaikan pesan yang dimaksud.

6. Menulislah seperti sedang bercakap-cakap

Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan


menjadi lebih jelas.

7. Pakailah istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkannya

10
Perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang
abstrak. Sebagai contoh, “factory town”(kota dengan banyak pabrik) lebih
mudah ditangkap ada istilah “industrial community”(masyarakat industri).

8. Kaitkan dengan pengalaman pembaca anda

Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca
sesuai dengan latar belakang pengalamannya.

9. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman

Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca.


Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya.

10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankanMaksud


utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya
menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian,
kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.

3.7 Jenis-Jenis Karangan Ilmiah

1. Makalah

Makalah adalah karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif yang menyajikan
masalah dengan melalui proses berpikir deduktif dan induktif. (menurut bahasa,
makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
2. Kertas kerja

Kertas kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya
disajikan dalam lokakarya.
3. Skripsi

11
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain.
4. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5. Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis
tang terinci.

3.8 Langkah-Langkah Pokok Pembuatan Karangan Ilmiah


Penggunaan Bahasa Tulis
A. Dalam menggunakan kata dan frase
1. Hendaknya dihindari pemakaian kata/frase tutur dan kata/frase setempat
kecuali bila sudah menjadi perkataan umum.
2. Hendaknya dihindarkan pemakaian kata/frase yang telah mati.
3. Hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai
dengan suasana dan tempatnya.
4. Hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata
sinonim tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.
5. Hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam
karangan umum.
6. Hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam
bahasa indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya
karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi.

B. Dalam menyusun kalimat


1. Gunakanlah kalimat-kalimat pendek.
2. Gunakanlah bahasa biasa yang mudah dipahami orang.
3. Gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutarannya.
4. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk.
5. Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif.

12
6. Gunakan bahasa padat dan kuat.
7. Gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif.
Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah adalah sebagai berikut :
 Memilih sebuah pokok topik yang ditulis sesuai dengan minat anda, minat
pembaca, arti penting topik, fasilitas, dan kesempatan.
 Mencari sumber yang autoratif.
 Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data,
informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat
dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan pendirian
didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik.
 Menentukan suatu tesis percobaan/garis besar acuan sementara yang
menjadi arah umum dan tujuan yang hendak dicapai.
 Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan artikel yang membicarakan
topik yang telah dipilih dan dibatasi.
 Mengumpulkan/meminjam buku-buku dan bacaan yang lain yang akan
dipakai sebagai sumber.
 Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography, lengkap
dengan data tentang nama pengarang dan publikasinya. Kartu-kartu
bibliography ini diperlukan untuk menyusun catatan kaki, catatan akhir
dan daftar pustaka.
 Membaca buku-buku sumber dengan membuat catatan-catatan. Catatan ini
dapat berupa kutipan, ringkasan atau komentar pribadi.
 Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu
garis besar. Dalam hal terakhir ini, anda harus membaca buku-buku lain
lagi serta mengadakan pengamatan, wawancara dan sebagainya.
 Merumuskan tensis final.
 Menyusun kerangka karangan yang final.
 Menulis draft pertama karangan. Pengantar tidak selalu yang pertama kali
disusun. Mungkin saja batang tubuh karangan ditulis terlebih dahulu,

13
kemudian penutupnya berupa kesimpulan. Setelah itu baru disusun
pengantarnya.
Dalam menulis karangan sementara ini, kutipan, catatan kaki/catatan akhir
hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan setepat-
tepatnya. Baris-baris karangan sementara ini sebaiknya cukup longgar untuk
memberi tempat kepada koreksi-koreksi perbaikan. Dalam membuat draft
pertama, perhatikanlah petunjuk berikut ini.
1. Selalu berpegang teguh pada topik.
2. Kata-kata dan susunan kalimat sederhana.
3. Menggunakan pernyataan-pernyataan positif.
4. Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan maknanya (denotasi dan
konotasi).
5. Menggunakan tanda baca dan cara penulisan menurut ejaan yang resmi
dan berlaku.
6. Membaca kembali segala sesuatu yang telah dituliskan, dam memperbaiki
rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat.
7. Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas kesatu paduan, pertautan

Merevisi karangan sementara dengan memperhatikan hal-hal berikut :


1. Apakah pengantar cukup kuat dan menyatakan tesis dengan jelas?
2. Apakah karangan ditulis dengan mengikuti kerangkanya?
3. Apakah paragraf-paragraf bertautan?
4. Terlalu banyakkah kutipan yang dipakai?
5. Apakah bahasanya mudah dipahami dan tidak berbelit?
6. Apakah konsistensi dalam segala hal dijaga?
7. Apakah cara penulisan kata sudah sesuai dengan EYD?
8. Apakah daftar pustaka tersusun secara cermat?
9. Apakah penutup cukup menarik?

14
3.9 Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah

Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang


diperoleh dari kegiatan tersebut.

1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif


karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan
yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.

2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,


mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih
matang.

3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari


bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan
menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.

5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.

6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Karangan dibagi menjadi tuga golongan yaitu, karangan ilmiah, karangan non
ilmiah dan karangan ilmiah populer.
Karangan ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis dengan metodologi penulisan yang baik dan benar. Dimana
dalam penulisan karangan ilmiah ini ditemukan ciri khas yaitu bersifat objektif,
sistematis, logis, tidak persuasif, tidak argumentatif, tidak emotif, dan tidak
melebih-lebihkan sesuatu. Adapun beberapa jenis karangan yang termasuk
karangan ilmiah yaitu makalah, skripsi, kertas kerja, disertasi dan tesis.
Karangan non ilmiah merupakan karangan yang menyajikan fakta pribadi
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat
subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa
yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal). Adapun beberapa jenis
karangan yang termasuk karangan nonilmiah yaitu dongeng, cerpen, drama, novel
dan roman.
Karangan ilmiah populer adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Cirinya yaitu
ditulis berdasarkan fakta pribadi, fakta yang disimpulkan subjektif, gaya bahasa
formal dan populer, mementingkan diri penulis, melebih-lebihkan sesuatu, usulan-
usulan bersifat argumentatif serta bersifat persuasif. Adapun karangan yang
termasuk karangan ilmiah populer yaitu resensi buku, artikel dan editorial.

4.2 Saran

16
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan
kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada penulis.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://othersidemiku.wordpress.com/2012/08/12/karya-tulis-ilmiah-populer/.
http://rachmandianto.blog.com/2011/05/25/tulisan-%E2%80%9Cperbedaan-
karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah%E2%80%9D/ . 28 September 2014.
http://setyafit.blogspot.co.id/2013/11/makalah-karangan-
ilmiah.htmlhttp://ditaraditya04.blogspot.co.id/2013/01/makalah-karangan-
ilmiah.html
https://cindyhernawan7.wordpress.com/2015/05/15/makalah-proses-penyusunan-
karya-ilmiah/
http://profesormakalah.blogspot.co.id/2015/01/tahap-penyusunan-karya-
ilmiah.html
Kuntarto, Niknik M. 2011. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir.
Jakarta : Mitra Wacana Media.
Rahardi, R Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Erlangga.
Kunncoro, Mudrajad. 2009 .Mahir Menulis. Jakarta : Erlangga.
Miku Chan (2012). Karya Tulia Ilmiah Populer. Gatot Kurniawan (2011).
Karangan Ilmiah, Nonilmiah dan Semi Ilmiah (populer).
Munawar Syamsudin, 1994, Dasar-dasar dan Metode Penultsan
Ilmiah. Surakarta. Sebelas Maret University Press.
Suhardjono. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Dikgutentis.
Supriyatno, Nono. 2001. Penulisan Karya Ilmiah Dalam Format Buku",
Direktorat Tenaga Kependidikan. Jakarta.
Tarigan, 1989, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Direktorat
Tenaga Kependidikan. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai