Perkembangan Penggunaan Jenis Bahan Bakar Pada Kendaraan Untuk Lingkungan Yang Berkelanjutan
Perkembangan Penggunaan Jenis Bahan Bakar Pada Kendaraan Untuk Lingkungan Yang Berkelanjutan
Nim 345150004
Sumber-Sumber Polusi
Sumber : steemit.com
1
penggunaan kendaraan bermotor ini juga menjadi salah satu penyebab
peningkatan polusi udara, yang dapat mengancam kestabilan iklim di bumi.
Penggunaan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil
inilah yang menghasilkan gas pembakaran CO maupun CO². Maraknya
penggunaan kendaraan bermotor tersebut daerah perkotaan seperti di Jakarta,
sering menyebabkan kemacetan. Kemacetan yang terjadi ini menyebabkan
peningkatan polusi, karena semakin lama kendaraan membakar bahan
bakarnya dalam suatu perjalanan. Maka dari itu, tidak dapat dipungkiri bahwa
kemacetan lalu lintas yang dialami para pengguna kendaraan bermotor adalah
sumber meningkatnya polutan ke udara. Sementara polusi tersebut yang terus
meningkat, masyarakat mau tidak mau tetap tidak memiliki pilihan untuk
menghirup udara yang lebih bersih, selama masih berkegiatan atau tinggal di
Jakarta maupun kota-kota lainnya.
2
dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile
hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia
4
Dalam rangka pengurangan emisi dan polusi udara, pemerintah mulai
menggalakkan program mengganti BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi
BBG (Bahan Bakar Gas). Program ini dilakukan oleh Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dengan menerbitkan Peraturan Menteri
ESDM Nomor 25 tahun 2017 tentang Percepatan Pemanfaatan Bahan Bakar
Gas untuk Transportasi Jalan. Dengan terbitnya peraturan ini, kendaraan
dinas dan angkutan umum diwajibkan menggunakan bahan bakar gas. Hingga
saat ini, kendaraan umum yang banyak menggunakan BBG hanya bajaj dan
busway. Karena itu, kedepannya pemerintah akan mewajibkan seluruh
angkutan umum dan kendaraan dinas juga menggunakan BBG.
Selama ini konversi BBM ke BBG belum cukup berhasil, karena jumlah
SPBG dan kendaraan yang menggunakan gas masih sangat minim di Jakarta
apalagi di seluruh Indonesia. Kedepannya, dua hal tersebut harus sinkron
sehingga konversi BBM ke BBG akan berhasil. Pemberlakuan kebijakan ini
mengikuti negara-negara lain yang telah sukses menerapkan konversi BBM
ke BBG seperti Iran, Thailand, Pakistan, Bangladesh, dan China. Misalnya
untuk Iran, saat ini jumlah SPBG di negara tersebut sekitar 200 unit
sedangkan kendaraan yang menggunakan gas sudah mencapai 4 juta unit.
Selain penggunaan BBG, penggunaan kendaraan listrik juga dapat menjadi
solusi yang tepat untuk jangka panjang. Namun untuk saat ini, penerapan
penggunaan kendaraan listrik masih sangat sukar dilakukan, maka dari itu
langkah jangka pendek yang dapat dilakukan adalah dengan mengonversi
kendaraan yang menggunakan BBM, menjadi kendaraan menggunakan BBG.
6
menunjukkan terjadinya penurunan kualitas sperma dibandingkan dengan
kaum remaja dan dewasa lain di wilayah yang sama. Hasil penelitian ini juga
menyebutkan, tujuh dari 71 responden yang telah menikah tadi tidak
dikaruniai seorang anak pun. Hasil penelitian ini membuktikan terdapatnya
dampak kesehatan dari orang-orang yang terpapar gas emisi kendaraan
seperti petugas pintu tol yang memiliki paparan tinggi terhadap gas buangan
kendaraan bermotor.
Hasil penelitian lain di India yang dilakukan seorang ahli biologi di
bidang reproduksi, Dr Bhashini Rao, terhadap polisi di Kota New Delhi dan
Bangalore menyebutkan, paparan yang cukup tinggi dari pencemaran udara
mengakibatkan menurunnya jumlah sperma dan kegagalan hubungan seks
bagi 80 persen responden. Selain kendala seksual, berikut dampak-dampak
yang dapat terjadi oleh karena terpapar gas karbon.
7
Masyarakat Universitas Indonesia dengan BPLHD Provinsi DKI Jakarta
terhadap petugas polisi lalu lintas. Penelitian itu memberikan rekomendasi
agar dilakukan perputaran tugas dengan waktu tertentu antara polisi lalu lintas
di jalan raya dan yang bertugas di dalam kantor. Konon, perputaran tugas ini
juga berlaku di beberapa diplomat politik di Kedutaan Besar Inggris di
Jakarta, yang menetapkan batas waktu selama dua tahun untuk bekerja guna
menghindari paparan polusi udara lebih tinggi di wilayah Jakarta.
Diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi emisi gas buang
kendaraan bermotor di antaranya adalah teknologi kendaraan bermotor, jenis
bahan bakar, kondisi mesin, cara mengemudi, dan kondisi lalu lintas. Faktor-
faktor ini memiliki keterkaitan satu sama lain, yang sifatnya tidak terpisah
satu sama lain. Begitu kompleksitasnya area pencemaran yang diakibatkan
oleh kendaraan pribadi ini, perlu dipikirkan prioritas yang sesuai dengan
kemampuan. Isu yang paling kental kaitannya dengan upaya penurunan
pencemaran udara ini adalah kewajiban memeriksakan emisi mobil pribadi
dan perbaikan kualitas pelayanan angkutan bus umum. Hampir 60 persen
jumlah kilometer jalan kendaraan yang bergerak terjauh di Jakarta
menggunakan kendaraan pribadi.
Dari sudut pAndang filosofis hukum, hal ini merupakan bentuk
tanggung jawab para pemilik kendaraan bermotor pribadi yang telah
mengeluarkan emisi gas buang yang melebihi baku mutu yang telah
ditentukan. Prinsip pencemar membayar atau lebih dikenal dengan polluter
pays principle adalah sebuah tanggung jawab terhadap lingkungan oleh para
pencemar, di mana emisi yang dikeluarkan dikonsumsi (dihirup) oleh
sebagian besar masyarakat yang tidak memiliki atau tidak menggunakan
kendaraan pribadi.
Secara sosiologis tampak bahwa pemeriksaan dan perawatan kendaraan
pribadi telah menjadi bagian dari perilaku pemilik kendaraan pribadi dalam
menjaga kinerja mesin kendaraannya dengan melakukan tune-up. Yang
jarang disadari oleh mereka adalah kualitas mesin akan mempengaruhi besar
atau kecilnya penggunaan bahan bakar. Penggunaan bahan bakar yang hemat
akan berpengaruh terhadap kualitas udara. Kondisi ini diharapkan menjadi
8
compliance tool para pemilik kendaraan. Perilaku masyarakat agar
menggunakan bahan bakar yang tepat sasaran juga menjadi faktor penting
upaya pengurangan emisi kendaraan. Seperti penggunaan premium yang
hanya dibatasi kepada rakyat yang kurang mampu, walaupun pada praktiknya
masih banyak mobil-mobil pribadi dari kelas LCGC (Low Cost Green Car)
hingga mobil-mobil kelas menengah yang masih nekat menggunakan BBM
berjenis Premium karena harganya yang lebih murah.
Dari sudut penyediaan alat uji emisi, hampir sebagian besar bengkel di
Jakarta telah memilikinya sehingga pemerintah sama sekali tidak terbebani.
Secara yuridis, sebetulnya pada tahun 1977 Pemerintah DKI telah
mengeluarkan Keputusan Gubernur Nomor 533 Tahun 1977 tentang
Kewajiban Pengujian bagi kendaraan bermotor ke bengkel-bengkel yang
telah dilengkapi alat pengujian asap (smoke tester). Pada tahun 2000 kembali
Gubernur DKI mengeluarkan Keputusan Nomor 95 Tahun 2000 mengenai
Pemeriksaan Emisi dan Perawatan Mobil Penumpang Pribadi. Namun, hal ini
tidak serta-merta dapat dilaksanakan mengingat lAndasan hukumnya harus
melalui sebuah peraturan daerah.
9
Kebijakan lain yang harus dibenahi dan diwujudkan adalah kehadiran
angkutan umum bus yang baik. Sangat naif mendorong masyarakat
menggunakan kendaraan umum sebagai upaya mengurangi kemacetan dan
sumber polusi apabila kualitas dan fasilitas transportasi publik tidak
memberikan kenyamanan dan rasa aman. Kebijakan transportasi yang lebih
pro kepada masyarakat dan lingkungan harus dipercaya sebagai mainstream
dalam upaya perbaikan isu pencemaran udara akibat aktivitas kendaraan
bermotor dan penghematan bahan bakar fosil yang diprediksikan akan habis
dalam waktu dekat.
10
jembatan flyover khusus untuk Bus Transjakarta. Pembangunan-
pembangunan ini dilakukan tidak lain juga untuk mengurangi
ketidakefisienan penggunaan kendaraan pribadi sehingga perekonomian
masyarakat juga dapat lebih baik dan produktif.
11