Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2455-2631 © September 2017 IJSDR | Volume 2, Edisi 9

Analisis Phenol dan Antioksidan yang Diinfuskan


Kayu Safan (Caesalpiniasappan L.)
1
A. Mu'nisa, 2YusminahHala, 3A. Muflihunna

Dosen
1,2
Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 3Fakultas Farmasi
1,2
Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia, 3Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia

Abstrak-Caesalpinia sappan L. adalah salah satu keluarga Caesalpiniaceae yang ditemukan di Indonesia dan minuman
kesehatan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat luas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis fenol
dan infus flavonoid kayu sappan (Caesalpiniasappan L.) dan tentukan aktivitas pengobatan cawan kayu dengan
menggunakan DPPH (1,1-picrylhydrazyl-diphenyl-2). Sappanwood diekstraksi menggunakan pelarut suling dilakukan
dengan menggunakan infuse selama 15 menit pada suhu 900C. Ekstrak ekstrak yang diperoleh dianalisis secara kualitatif
menggunakan pewarna reaktif dan penentuan kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 730 nm untuk analisis fenol secara total dan 430 nm untuk analisis tingkat rata-rata flavonoid total fenol total
554,86 mgGAE / Sampel L dan total flavonoid dari 1.0377 mgQAE / sampel L. Sampel kayu sappan dibuat dengan
konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% dengan penambahan DPPH dengan menggunakan spektrofotometer UV-
Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel kayu sappan 6% memiliki aktivitas antioksidan tertinggi pada
panjang gelombang 513,1 nm.

IndexTerms— Kayu Sapuan (Caesalpiniasappan L.), fenol, DPPH, antioksidan


________________________________________________________________________________________________________

I. IPENDAHULUAN

Pada berbagai spesies tanaman telah diketahui mengandung banyak senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai obat. Pada saat
ini, banyak orang kembali ke penggunaan bahan alami baik dalam pengobatan maupun dalam praktik untuk membiasakan diri
menghindari sintesis bahan kimia.

Salah satu senyawa yang bertanggung jawab untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif adalah senyawa antioksidan, tetapi
aktivitas kekuatan senyawa antioksidan masing-masing bahan di tanaman yang berbeda. Senyawa antioksidan yang telah terbukti
memiliki potensi dan aktivitas antioksidan tinggi adalah dari buah-buahan atau sayuran yang kaya akan vitamin C, vitamin E,
beta-karoten, dan tanaman yang kaya akan senyawa golongan polifenol seperti flavonoid, asam fenolik, tanin, dan lignin. .Banyak
jenis tanaman yang kaya akan polifenol dan digunakan untuk pengobatan, seperti teh, mahkotadewa, sikaduduak, dan mengkudu
dari Indonesia, daun cengkeh, dll. [1] - [3].

Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi adalah kayu sappan (Caesalpiniasappan L.). Tumbuhan yang
mengandung flavonoid dan fenol diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang kuat [4].

Hasil penelitian sebelumnya mengubah kayu sappan, secara in vitro mengandung senyawa antioksidan yang menunjukkan
potensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah pembentukan radikal bebas [5]. Kayu sappan termasuk tanaman obat
tradisional dan beberapa tempat di Indonesia memanfaatkan cangkir kayu sebagai pewarna dan sebagai obat [6].
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dipelajari hal ini dengan harapan mendapatkan informasi tentang kandungan fenol dan
flavonoid yang terkandung dalam kayu infusappan (Caesalpiniasappan L.). Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan
infuse gelas kayu dalam menangkal radikal bebas. Metode yang digunakan adalah DPPH (1,1-difenil-2-pikric-hidrazida). DPPH
adalah molekul radikal bebas yang tidak stabil karena adanya molekul penguraian elektron seluruh molekul sehingga tidak
dimerisasi DPPH. Dekolonisasi elektron ini akan meninggalkan larutan etanol warna ungu tua yang diukur pada panjang
gelombang 520 nm[7].

II. Material DAN METHODS

Metode Kerja

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode [8], [9] menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Dan metode yang
akan digunakan dalam menentukan aktivitas antioksidan adalah DPPH (1,1-difenil-2-pikric-hidrazida).

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah mikropipet (lab naga), air mandi, spektrofotometer aultraviolet-terlihat (PD 302UV Apel,
keseimbangan analitik (seri Carat) .Bahan yang

digunakan adalah, ekstrak cair kayu sappan (Caesalpinia sappan L.), metanol (pa, Merck), reagen Folin-Ciocalteau (pa, Merck),
aluminium klorida (pa, Merch), natrium karbonat (pa, Merck), kalium asetat (pa, Merck), asam galat (pa, Merck), quercetin ( pa,
Merck), dan DPPH (Sigma, Chem.Co).

Prosedur

Pengambilan dan Pemrosesan Sampel

IJSDR170901 Jurnal Internasional Pengembangan dan Penelitian Ilmiah (IJSDR) www.ijsdr.org 89


5
ISSN: 2455-2631 © September 2017 IJSDR | Volume 2, Edisi 9

Sampel berasal dari cangkir kayu tham di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Bagian yang diambil adalah batang dengan
diameter lebih dari 7 cm berwarna merah. Sampel kayu dipotong kecil-kecil dan diangin-anginkan di tempat yang tidak terkena
sinar matahari langsung hingga kering. Sampel diekstraksi dengan metode infus,

membuat infus sappkayukayu

pembuatansappanwood Infusdengan memperkenalkan 20 g simplisia kayu sappan ke dalam infus pot ditambahkan 100 ml air
suling ke dalam gelas ukur.

Larutan dipanaskan pada suhu 900C selama 15 menit, setelah itu disaring menggunakan kain flanel. Di sini setelah disebut air
disaring gelas kayu. Infus Sappanwood dapat disimpan pada suhu 4oC

Analisis Analisis Kualitatif fenol dan flavonoid


Pengujian dengan FeCl3 Phenol [10], Hasil positif dari senyawa fenol ditunjukkan oleh pembentukan hitam dalam campuran.

Uji Analisis Kuantitatif Flavonoid

Buat larutan stok quercetin 1000 ppm. Quercetin 10 mg ditimbang dan dilarutkan dalam etanol hingga 10 mL [9].

Tes awal antioksidan radikal penangkap

Tes antioksidan radikal penangkap dilakukan sesuai dengan metode [11]. Kromatogram dikeringkan dan disemprotkan dengan
larutan 0,2% DPPH dalam metanol. Kromatogram diperiksa 30 menit setelah penyemprotan. Penangkap radikal bebas senyawa
aktif akan menunjukkan bercak warna putih kekuningan dengan latar belakang ungu.

Uji aktivitas antioksidan

. Solusi mengisolasi kloroform pada beberapa konsentrasi (1-32 pg / ml) sebanyak 1,2 ml ditambah 0,3 ml larutan DPPH 0,5 mM
dalam kloroform sehingga volume total campuran 1,5 ml dan campurannya terguncang kuat. Setelah dibiarkan berdiri pada suhu
kamar selama 30 menit, metrispektrofoto DPPH yang tersisa ditentukan pada panjang gelombang 515.967 nm. Tes ini juga
dilakukan pengukuran blank (solusi DPPH tidak mengandung bahan uji) serta kontrol positif quercetin. Aktivitas perangkap
radikal DPPH (%) dihitung dengan rumus berikut:
Aktivitas = - 100%

Aktivitas antioksidan data Isolat penangkap radikal DPPH dan hasil quercetin dianalisis, dan analisis probit menghitung nilai
IC50 masing-masing. IC50 adalah konsentrasi yang dapat menghambat 50% DPPH.

III. RISI DAN DISKUSI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa infus dengan menggunakan air suling sebanyak 100 mL memiliki hasil 5,731% b / v (Tabel
1).

Tabel 1 Hasil rendemen persentase infus kayu sappan

Jumlah pelarut Ekstrac Yield


Jenis pelarut t
(% b / v)
(mL) (mL)
air suling 100 70 5.731
(infus)

Pada Tabel 2 menunjukkan hasil analisis kualitatif fenol dan ekstrak flavonoid menginfus kayuappan. Hasil analisis cawan kayu
pada ekstrak fenol total dengan dua tetes pereaksi FeCl3 menunjukkan hasil positif dan total ekstrak flavonoid juga menunjukkan
hasil positif baik menggunakan pereaksi serbuk Mg dan serbuk seng.

Tabel 2 Hasil analisis kualitatif ekstrak fenol dan flavonoid menanamkan kayu sappan.

Analisis Kualitatif Reagen OnservationResult


1. Total 2 tetes FeCl3 (+)
ekstrak fenolik
2. Total - Mg+ Bubuk 10 tetes HCl terkonsentrasi (+)
ekstrak flavonoid - seng+HCL+Bubuk (+)
Tabel 3 menunjukkan kayu sappaninfus total kandungan fenol replikasi pertama awal 54 153 mk / L dan berturut-turut replika 2
dan 3 adalah 54 613 dan 57 692 mg / L.

IJSDR170901 International Journal of Scientific Development and Research (IJSDR) 90


5 www.ijsdr.org
ISSN: 2455-2631 © September 2017 IJSDR | Volume 2, Edisi 9

Tabel 3. Hasil analisis kuantitatif ekstrak fenolik menanamkan kayu sappan.

Total kandungan total kandungan Rata-rata


Replicatio Absorbance konten total
Ekstrak fenolik awalfenolik fenolik
n (y)
(mg / L) (mgGAE / mL) (μgGAE / mL)

Infuse- saya 0,524 54,153 41,530


secang II 0,530 54,613 546,130 554,860
kayu III 0.570 57,692 572,920

Tabel 4, menunjukkan sappanwoodinfuse yang total replikasi kandungan flavonoid pertama awal 10 016 mk / L dan replika
berturut-turut 2 dan 3 adalah 10 416 dan 10,7 mg / L.

Tabel 4. Hasil analisis kuantitatif flavonoid dalam ekstrak menanamkan kayu sappan.

Absorbanc total kandungan flavonoid-ratakonten


Extract Replikasi e awal (mg / terakhir total flavonoid
L) (mgQAE /
(y) mL) (mgQAE / mL)
I 0,535 10,016 1,0016
Infuse-secang kayu II 0,559 10,416 1,0416 1,1037
III 0,576 10,7 1,07

Tabel 5. Persentase hambatan quercetin dan DPPH dengan panjang gelombang 515 nm 967

Konsentrasi Absorbance Penghamb IC 50 (mg / Informasi


% atan ml)
4 ppm 0,865 4,419
6 ppm 0,756 16,464 5,054 Sangat
8 ppm 0,664 26,629
10 ppm 0,569 37,127 kuat
12 ppm 0,451 50,165
Rata-rata 0,661 26,961

Tabel 5, menunjukkan persentase quercetin dan hambatan DPPH pada panjang gelombang 515 nm 967. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi persentase resistensi. Nilai IC 50 sama dengan 5.054 pg / ml.

Tabel 6.Percentage hambatan secang kayu dengan panjang gelombang 513,08 nm

Konsentrasi Absorbance Penghamb IC 50 (mg / Informasi


% atan ml)
1% 0,831 -0,241
2% 0,845 -1,930
3% 0,686 17,249 0,047 Sangat
4% 0,481 41,974 Kuat

5% 0,368 55,609
6% 0,250 69,843
Rata - rata 0,576 30,518

Tabel 6, menunjukkan persentase yang lebih besar dari sappanwoodbarriers pada panjang gelombang 513,08 nm, semakin tinggi
persentase cangkir kayu dengan nilai IC50 dari 0,047 ug / ml.

Kayu sappan (Caesalpiniasappan L.) adalah tanaman yang umumnya tumbuh di tempat terbuka hingga ketinggian 1000 m di atas
permukaan laut seperti di daerah pegunungan berbatu, memiliki batang kayu, hijau bundar dan kecoklatan. Menanam cawan kayu
yang mengandung asam galat, brasilin, delta-phellandrene, oscimene, resin, resorsinin, minyak atsiri dan tanin. 0:16 hingga 0: 20%
sementara daunnya mengandung minyak esensial yang berbau tidak enak dan tidak berwarna [12].
Kandungan kimiawi dari cangkir kayu berasal dari batang yaitu; brazilin, fenol, flavonoid, pewarna, tanin. Kayu apan digunakan
sebagai sampel yang diperoleh dari Kabupaten Bone provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian dilakukan di Laboratorium
Farmakognosi-penentuan Phytochemical, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia. Penentuan sampel yang dimaksudkan
untuk memastikan kebenaran sampel yang digunakan adalah kayu yang berasal dari cangkir tanaman.

IJSDR170901 International Journal of Scientific Development and Research (IJSDR) 91


5 www.ijsdr.org
ISSN: 2455-2631 © September 2017 IJSDR | Volume 2, Edisi 9

Larutan standar asam galat pada konsentrasi 40, 50, 60, 70 dan 80 ppm diukur pada panjang gelombang 730 nm. Kemudian nilai
absorbansi diperoleh larutan standar asam agalik pada masing-masing konsentrasi, kemudian persamaan linier yang akan
digunakan untuk menentukan kadar fenol total dalam ekstrak sampel menanamkan kayu sappan.

Untuk menentukan analisis total fenol, pertama dilakukan pengukuran larutan standar asam galat 20 ppm dengan kisaran panjang
gelombang 650-800 nm, panjang gelombang maksimum 730 nm diperoleh. Asam galat adalah asam dengan tiga gugus fenolik
hidroksil sehingga dapat digunakan sebagai senyawa pembanding untuk menentukan kadar total senyawa fenolik. Selain itu,
asam galat tersedia dalam kemurnian tinggi, stabil dan harga yang relatif lebih murah.

Dalam pengukuran total senyawa fenolik, buat tiga replikasi untuk akurasi data dan memperoleh serapan sampel, dan nilai
serapan sampel diplot sebagai garis persamaan linear yang dihasilkan dalam pengukuran larutan standar asam galat. Dari hasil
penelitian ini menunjukkan kandungan fenol total dalam ekstrak infus kayu sappan dari infus 551.663 mgGAE / mL.

Demikian juga, ekstrak sampel pengukuran absorbansi infusedsappan kayu dibuat dalam tiga replikasi untuk akurasi data dan
memperoleh absorbansi sampel, dan nilai-nilai absorbansi sampel diplot sebagai garis persamaan linear yang dihasilkan dalam
pengukuran larutan standar asam galat. Dari hasil penelitian ini menunjukkan kandungan flavonoid total dalam ekstrak infus
gelas kayu 1,103 mgGAE / mL infus.

Metode yang digunakan dalam menguji aktivitas antioksidan Metode penyerapan radikal DPPH adalah metode yang
sederhana, mudah dan menggunakan sampel dalam jumlah kecil dengan waktu yang singkat [13]. Pengukuran aktivitas
antioksidan sampel dilakukan pada panjang gelombang 515.967 nm yang merupakan panjang gelombang DPPH
maksimum, dengan konsentrasi DPPH 50 mM. Kehadiran aktivitas antioksidan dari sampel yang menghasilkan
perubahan warna pada larutan DPPH dalam metanol awalnya terkonsentrasi menjadi kuning pucat berwarna ungu.

Aktivitas antioksidan kayu sappan dinyatakan sebagai persentase penghambatan terhadap radikal DPPH.
Spektrofotometer UV-Vis mengukur persentase hambatan yang diperoleh dari perbedaan antara absorbansi absorbansi
DPPH dengan absorbansi sampel. Jumlah aktivitas antioksidan ditandai dengan IC50, yaitu konsentrasi larutan sampel
diperlukan untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH.

Hasil tes menunjukkan cawan kayu aktif sebagai antioksidan dengan IC50 0,047 ug / ml. Nilai IC50 mengisolasi lebih
kecil dari quercetin yang memiliki nilai IC50 adalah 5,04 ug / ml. Ini menunjukkan bahwa sappanwood dan quercetinhas
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena memiliki IC50 kurang dari 200 pg / ml [15]. Pengujian aktivitas
antioksidan pada berbagai konsentrasi putaran dalam konsentrasi tertinggi menunjukkan aktivitas antioksidan yang
lebih tinggi, tetapi jika dibandingkan dengan quercetin, maka quercetin memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah.

Kayu safan adalah sumber antioksidan alami. Ada banyak penelitian tentang kemanjuran cangkang tanaman, baik sebagai
antimikroba, antioksidan, dan pewarna alami. Komponen senyawa bioaktif terkandung dalam cawan kayu, yaitu brazilin,
brazilein, 3'-O-metilbrazilin, sappanone, chalcone, sappancalchone dan komponen standar lainnya, seperti asam amino,
karbohidrat dan asam palmitat yang relatif sangat kecil. Bagian khusus Brasil adalah cangkir kayu yang dapat memberikan warna
merah kecoklatan bila teroksidasi atau dalam kondisi basa. Selain itu, brazilin ini diduga juga dapat melindungi tubuh dari
keracunan oleh radikal kimia [6].

IV. CKESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian infus kayu sappan (Caesalpiniasappan L.) menggunakan pelarut air suling dianalisis dengan
menggunakan larutan standar asam fenolik senyawa galat infus 551.663 mgGAE / mL, sedangkan analisis uji quavetin flavonoid
menggunakan larutan standar 1.103 mgQAE / mL infus.

Menanamkan kayu sappan dapat mengurangi DPPH radikal bebas. Kapasitas untuk mengurangi kayu sappan DPPH radikal bebas
lebih besar dari kemampuan quercetin. Nilai IC50 dari kayu sappan adalah 0,047 mg / mL lebih tinggi dari quercetin yaitu 5054
mg / mL.

REFERENSI

[1] T. Anggraini dan P. Lewandowsky, "Tumbuhan eksotik Indonesia: mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), sikaduduak
(Melastoma malabathricum Linn) dan mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai sumber antioksidan yang kuat," Int. J. Adv. Sci. Eng
Inf. Technol., vol. 5, tidak. 2, hlm. 115–118, 2015.

[2] NN binti Ismail, U. Utra, dan S. Abdullah, “Penentuan Sifat Fenolik dan Antioksidan dalam Teh dan Teh Bekas Di
Bawah Berbagai Metode Ekstraksi dan Penentuan Katekin, Kafein, dan Asam Galat oleh HPLC , ” Int. J. Adv. Sci. Eng Inf.
Technol., vol. 5, tidak. 3, hlm. 158–164, 2015.
[3] A. Munisa, W. Manalu, T. Wresdiyati, dan N. Kusumorini, “Pengaruh ekstrak metanol daun cengkeh pada profil
superoksida dismutase dan malondialdehyde dalam hati kelinci di bawah hiperkolesterolemia kondisi, ” Terjemahkan. Biomed.,
2015.

[4] S. Badami, S. Moorkoth, SR Rai, E. Kannan, dan S. Bhojraj, "Aktivitas antioksidan dari kayu empedu Caesalpinia
sappan,"

Biol. Pharm Banteng., vol. 26, tidak. 11, hlm. 1534-1537, 2003.

[5] R. Safitri, “Karakterisasi Sifat Antioksidan Secara In Vitro Beberapa Senyawa Yang Terkandung Dalam Tumbuhan
Secang (Caesalpinia sappan L.),” Disertasi. Progr. Pasca Sarj. Univ. Padjadjaran. Bandung, 2002.

[6] O. Rina, “Efektifitas Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Sebagai Bahan Pengawet Daging Efektivitas
Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan. L) sebagai Pengawet Daging,” J. Pertan. Terap., 2012.

IJSDR170901 International Journal of Scientific Development and Research (IJSDR) 92


5 www.ijsdr.org
ISSN: 2455-2631 © September 2017 IJSDR | Volume 2, Edisi 9

[7] P. Molyneux, "Penggunaan diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) radikal bebas yang stabil untuk memperkirakan aktivitas
antioksidan,"

Songklanakarin J. Sci. Technol, vol. 26, tidak. 2, hlm. 211–219, 2004.

[8] AE Nugroho, A. Malik, dan S. Pramono, “Total konten fenolik dan flavonoid, dan aktivitas antihipertensi in vitro ekstrak
murni daun jambu mete Indonesia (Anacardium occidentale L.).,” Int. Res makanan J., vol. 20, tidak. 1, 2013.

[9] C.-C. Chang, M.-H. Yang, H.-M. Wen, dan J.-C. Chern, "Perkiraan total kandungan flavonoid dalam propolis dengan dua
metode kolorimetri komplementer," J. food drug Anal., vol. 10, tidak. 3, 2002.

[10] JB Harborne, “Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, terjemahan K,” Padmawinata dan I.
Soediro, Penerbit ITB, Bandung, 1987.

[11] L. Ö. Demirezer, A. Kuruüzüm-Uz, I. Bergere, H.-J. Schiewe, dan A. Zeeck, "Struktur antioksidan dan agen sitotoksik dari
sumber alami: antrakuinon dan tanin dari akar Rumex patientia," Phytochemistry, vol. 58, tidak. 8, hlm. 1213-1217, 2001.

[12] HA Hariana, Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Niaga Swadaya, 2006.

[13] E. Hanani, A. Munim, dan R. Sekarini, "Identifikasi senyawa antioksidan dalam sponsor Callyspongia sp dari Kepulauan
Seribu," Pharm. Sci. Res., vol. 2, tidak. 3, 2012.

[14] D. Permana et al., "Konstituen antioksidan dari Hedyotis diffusa Willd," Nat. Melecut. Sci., vol. 9, tidak. 1, hlm. 7–9,
2003.

[15] MS Blois, “Penentuan


antioksidan dengan
menggunakan
radikal bebas yang stabil,”
Nature, vol. 181, tidak.
4617, hlm. 1199-1200,

1958.
IJSDR170901 International Journal of Scientific Development and Research (IJSDR) 93
5 www.ijsdr.org

Anda mungkin juga menyukai