Anda di halaman 1dari 22

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan Kabupaten yang seluruh wilyahnya terletak

di Pulau Timor dengan luas wilayah sebesar 3.955,36 km². Berdasarkan posisi

geografisnya, batas wilayah Kabupaten TTS adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Timor Tengah Utara

b. Sebelah Timur : Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu

c. Sebelah Selatan : Laut Timor

d. Sebelah Barat : Kabupaten Kupang

Dari segi topografi Kabupaten TTS, kondisi permukaan tanahnya merupakan daerah

bergunung dan berbukit dengan kemiringan rata-rata di atas 50 %, hanya sebagian kecil

saja yang merupakan dataran rendah. Wilayah administrasi TTS terbagi atas 32 kecamatan,

12 kelurahan dan 266 desa dengan total jumlah penduduk 463.980 jiwa. Wilayah Kabupaten

TTS berada dalam 1 (satu) pulau, akses antar kecamatan dapat ditempuh dengan

menggunakan jalur/transportasi darat.

5.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Pengumpulan

data dilakukan sejak tanggal ........ sampai dengan.......... 2019 tentang faktor resiko

kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kabupaten TTS dengan besar sampel sesuai hasil

perhitungan sampel masing-masing kelompok sebanyak 34 sebagai kasus dan 34 sebagai

kontrol.

5.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing

variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :


1. Gambaran Status Gizi berdasarkan Indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U)

Distribusi frekuensi status gizi berdasarkan indeks panjang badan menurut

umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada

tabel 5.1.

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut
Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Status Gizi TB/U Frekuensi Persentase (%)


Normal (≥-2 SD) 34 50
Stunting (<-2 SD) 34 50
Total 68 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 68 anak baduta, anak

yang berstatus gizi normal sebanyak 34 anak baduta (50%) dan anak yang berstatus

gizi stunting sebanyak 34 anak baduta (50%).

2. Gambaran Berat Badan Lahir Anak

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi berat badan lahir kelompok kontrol anak usia 6-23 bulan

dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Baduta Kelompok Kontrol Anak Usia 6-23
bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Berat Badan Lahir Frekuensi Persentase (%)


Normal (≥2500 gr) 30 88.2
BBLR (<2500 gr) 4 11.8
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta kelompok

kontrol, anak yang mempunyai berat badan lahir normal sebanyak 30 anak baduta

(88,2%) dan anak yang mempunyai berat badan lahir rendah sebanyak 4 anak

baduta (11,8%).
b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi berat badan lahir kelompok kasus anak usia 6-23 bulan

di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Kelompok Kasus Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan

Berat Badan Lahir Frekuensi Persentase (%)


Normal (≥2500 gr) 23 67.6
BBLR (<2500 gr) 11 32.4
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, anak yang mempunyai berat badan lahir normal sebanyak 23 anak

baduta (67,6%) dan anak yang mempunyai berat badan lahir rendah sebanyak 11

anak baduta (32,4%).

3. Gambaran Riwayat Pemberian ASI Eksklusif

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi riwayat pemberian ASI Eksklusif kelompok kontrol anak

usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Riwayat Pemberian ASI Eksklusif pada Kelompok Kontrol Anak
Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Riwayat Pemberian ASI
Frekuensi Persentase (%)
Eksklusif
ASI Eksklusif 30 88.2
Tidak ASI Eksklusif 4 11.8
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, anak yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 30 anak baduta

(88,2%) dan anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif sebanyak 4 anak baduta

(11,8%).
b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi riwayat pemberian ASI Eksklusif kelompok kasus anak

usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Riwayat Pemberian ASI Eksklusif pada Kelompok Kasus Anak
Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Riwayat Pemberian ASI
Frekuensi Persentase (%)
Eksklusif
ASI Eksklusif 31 91.2
Tidak ASI Eksklusif 3 8.8
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, anak yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 31 anak baduta

(91,2%) dan anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif sebanyak 3 anak baduta

(8,8%).

4. Gambaran Umur Ibu Saat Hamil

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi umur ibu saat hamil kelompok kontrol anak usia 6-23

bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Umur Ibu Saat Hamil pada Kelompok Kontrol Anak Usia 6-23
bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Umur Ibu Saat Hamil Frekuensi Persentase (%)
Normal (20 - 35 tahun) 31 91.2
Beresiko (<20 tahun dan >35
3 8.8
tahun)
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, umur ibu normal (20-25 tahun) saat hamil sebanyak 31 ibu

(91,2%) dan umur ibu beresiko (<20 tahun dan >35 tahun) saat hamil sebanyak 3 ibu

(8,8%).
b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi umur ibu saat hamil kelompok kasus anak usia 6-23

bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7
Distribusi Umur Ibu Saat Hamil pada Kelompok Kasus Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Umur Ibu Saat Hamil Frekuensi Persentase (%)
Normal (20 - 35 tahun) 26 76.5
Beresiko (<20 tahun dan >35
8 23.5
tahun)
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, umur ibu normal (20-25 tahun) saat hamil sebanyak 26 ibu

(76,5%) dan umur ibu beresiko (<20 tahun dan >35 tahun) saat hamil sebanyak 8 ibu

(23,5%).

5. Gambaran Pekerjaan Ibu

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi pekerjaan ibu kelompok kontrol anak usia 6-23 bulan di

Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu pada Kelompok Kontrol Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Bekerja 3 8.8
Tidak Bekerja 31 91.2
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, ibu bekerja sebanyak 3 ibu (8,8%) dan ibu tidak bekerja

sebanyak 31 ibu (91,2%).


b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi pekerjaan ibu kelompok kasus anak usia 6-23 bulan di

Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu pada Kelompok Kasus Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Bekerja 3 8.8
Tidak Bekerja 31 91.2
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, ibu bekerja sebanyak 3 ibu (8,8%) dan ibu tidak bekerja sebanyak

31 ibu (91,2%).

6. Gambaran Pendidikan Ibu

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi pendidikan ibu kelompok kontrol anak usia 6-23 bulan di

Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu pada Kelompok Kontrol Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Rendah (< SMP) 9 26.5
Tinggi (≥ SMP) 25 73.5
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, ibu dengan pendidikan rendah (< SMP) sebanyak 9 ibu (26,5%)

dan ibu dengan pendidikan tinggi (≥ SMP) sebanyak 25 ibu (73,5%).

b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi pendidikan ibu kelompok kasus anak usia 6-23 bulan di

Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.11.


Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu pada Kelompok Kasus Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Rendah (< SMP) 14 41.2
Tinggi (≥ SMP) 20 58.8
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.11 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, ibu dengan pendidikan rendah (< SMP) sebanyak 14 ibu (41,2%)

dan ibu dengan pendidikan tinggi (≥ SMP) sebanyak 20 ibu (58,8%).

7. Gambaran Tinggi Badan Ibu

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi tinggi badan ibu kelompok kontrol anak usia 6-23 bulan di

Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.12.

Tabel 5.12
Distribusi Tinggi Badan Ibu pada Kelompok Kontrol Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tinggi Badan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Normal (≥ 150 cm) 18 52.9
Pendek (< 150 cm) 16 47.1
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.12 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, ibu dengan tinggi badan normal (≥ 150 cm) sebanyak 18 ibu

(52,9%) dan ibu dengan tinggi badan (< 150 cm) sebanyak 16 ibu (47,1%).

b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi tinggi badan ibu kelompok kasus anak usia 6-23 bulan di

Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.13.


Tabel 5.13
Distribusi Tinggi Badan Ibu pada Kelompok Kasus Anak Usia 6-23 bulan di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tinggi Badan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Normal (≥ 150 cm) 13 38.2
Pendek (< 150 cm) 21 61.8
Total 34 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.13 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, ibu dengan tinggi badan normal (≥ 150 cm) sebanyak 13 ibu

(38,2%) dan ibu dengan tinggi badan (< 150 cm) sebanyak 21 ibu (61,8%).

8. Gambaran Jumlah Anggota Keluarga

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi jumlah anggota keluarga kelompok kontrol anak usia

6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14
Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga pada Kelompok Kontrol
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi Persentase (%)
Besar (> 4 orang) 8 23.5
Cukup (≤ 4 orang) 26 76.5
Total 34 100
Sumber ; Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.14 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, jumlah anggota keluarga besar (> 4 orang) sebanyak 8 keluarga

(23,5%) dan jumlah anggota keluarga cukup (≤ 4 orang) sebanyak 26 keluarga

(76,5%).

b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi jumlah anggota keluarga kelompok kasus anak usia 6-

23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.15.
Tabel 5.15
Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga pada Kelompok Kasus
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi Persentase (%)
Besar (> 4 orang) 17 50
Cukup (≤ 4 orang) 17 50
Total 34 100
Sumber ; Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.15 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, jumlah anggota besar (> 4 orang) sebanyak 17 keluarga (50%)

dan jumlah anggota keluarga cukup (≤ 4 orang) sebanyak 17 keluarga (50%).

9. Gambaran Usia Pemberian MP-ASI Pertama

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi usia pemberian MP-ASI pertama kelompok kontrol anak

usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel

5.16.

Tabel 5.16
Distribusi Frekuensi Usia Pemberian MP-ASI Pertama pada Kelompok Kontrol
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Usia Pemberian MP-ASI
Frekuensi Persentase (%)
Pertama
< 6 bulan 3 8.8
≥ 6 bulan 22 64.7
Missing* 9 26.5
Total 34 100
Keterangan: Missing*: anak belum diberikan MP-ASI/ responden tidak tahu

Berdasarkan tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, usia pemberian MP-ASI pertama < 6 bulan sebanyak 3 anak

(8,8%) dan usia pemberian MP-ASI pertama ≥ 6 bulan sebanyak 22 anak (64,7%),

sedangkan yang belum diberikan MP-ASI/responden tidak tahu umur pemberian MP-

ASI pertama sebanyak 9 anak (26,5%).


b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi usia pemberian MP-ASI pertama kelompok kasus

anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada

tabel 5.17.

Tabel 5.17
Distribusi Frekuensi Usia Pemberian MP-ASI Pertama pada Kelompok Kasus
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Usia Pemberian MP-ASI
Frekuensi Persentase (%)
Pertama
< 6 bulan 2 5.9
≥ 6 bulan 25 73.5
Missing* 7 20.6
Total 34 100
Keterangan: Missing*: anak belum diberikan MP-ASI/ responden tidak tahu

Berdasarkan tabel 5.17 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, usia pemberian MP-ASI pertama < 6 bulan sebanyak 2 anak

(5,9%) dan usia pemberian MP-ASI pertama ≥ 6 bulan sebanyak 25 anak (73,5%),

sedangkan yang belum diberikan MP-ASI/responden tidak tahu umur pemberian MP-

ASI pertama sebanyak 7 anak (20,6%).

10. Gambaran Jenis MP-ASI yang Diberikan Pertama

a. Kelompok Kontrol (n=34)

Distribusi frekuensi jenis MP-ASI pertama yang diberikan MP-ASI

kelompok kontrol anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

dapat dilihat pada tabel 5.18.

Tabel 5.18
Distribusi Frekuensi Jenis MP-ASI yang Diberikan pada Kelompok Kontrol
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jenis MP-ASI yang Diberikan Frekuensi Persentase (%)
Sesuai Rekomendasi 20 58.8
Tidak Sesuai Rekomendasi 9 26.5
Missing* 5 14.7
Total 34 100
Keterangan: Missing*: anak belum diberikan MP-ASI

Berdasarkan tabel 5.18 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kontrol, jenis MP-ASI pertama yang diberikan sesuai rekomendasi

sebanyak 20 anak (58,8%) dan jenis MP-ASI pertama yang diberikan tidak sesuai
rekomendasi sebanyak 9 anak (26,5%), sedangkan yang belum diberikan MP-ASI

sebanyak 5 anak (14,7%).

b. Kelompok Kasus (n=34)

Distribusi frekuensi jenis MP-ASI pertama kelompok kasus anak usia 6-23

bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.19.

Tabel 5.19
Distribusi Frekuensi Jenis MP-ASI yang Diberikan pada Kelompok Kasus
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jenis MP-ASI yang Diberikan Frekuensi Persentase (%)
Sesuai Rekomendasi 25 73.5
Tidak Sesuai Rekomendasi 6 17.6
Missing* 3 8.8
Total 34 100
Keterangan: Missing*: anak belum diberikan MP-ASI

Berdasarkan tabel 5.19 dapat dijelaskan bahwa dari 34 anak baduta

kelompok kasus, jenis MP-ASI pertama yang diberikan sesuai rekomendasi

sebanyak 25 anak (73,5%) dan jenis MP-ASI pertama yang diberikan tidak sesuai

rekomendasi sebanyak 6 anak (17,6%), sedangkan yang belum diberikan MP-ASI

sebanyak 3 anak (8,8%).

11. Rekapitulasi Hasil Univariat

Rekapitulasi hasil univariat per kelompok (normal dan stunting) yaitu distribusi

frekuensi berat badan lahir, umur ibu saat hamil, riwayat pemberian ASI Eksklusif,

pekerjaan ibu, pendidikan ibu, tinggi badan ibu, jumlah anggota keluarga, usia anak

pertama kali mendapat MP-ASI dan jenis MP-ASI pertama kali diberikan dapat dilihat

pada tabel 5.20.


Tabel 5.20
Rekapitulasi Hasil Univariat
Normal (n=34) Stunting (n=34)
Variabel Persentase
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi
(%)
Berat Badan Lahir
Normal (≥2500 gr) 30 88.2 23 67.6
BBLR (<2500 gr) 4 11.8 11 32.4
Umur Ibu Saat Hamil
Normal (20 - 35 tahun) 31 91.2 26 76.5
Beresiko (<20 tahun 3 8.8 8 23.5
dan >35 tahun)
Riwayat Pemberian
ASI Eksklusif 30 88.2 31 91.2
ASI Eksklusif 4 11.8 3 8.8
Tidak ASI Eksklusif
Pekerjaan Ibu
Bekerja 3 8.8 3 8.8
Tidak Bekerja 31 91.2 31 91.2
Pendidikan Ibu
Rendah (< SMP) 9 26.5 14 41.2
Tinggi (≥ SMP) 25 73.5 20 58.8
Tinggi Badan Ibu
Normal (≥ 150 cm) 18 52.9 13 38.2
Pendek (< 150 cm) 16 47.1 21 61.8
Jumlah Anggota
Keluarga
Besar (> 4 orang) 8 23.5 17 50
Cukup (≤ 4 orang) 26 76.5 17 50
Usia Pemberian MP-
ASI Pertama
< 6 bulan 3 8.8 2 5.9
≥ 6 bulan 22 64.7 25 73.5
Missing* 9 26.5 7 20.6
Jenis MP-ASI yang
Diberikan
Sesuai Rekomendasi 20 58.8 25 73.5
Tidak Sesuai 9 26.5 6 17.6
Rekomendasi
Missing* 5 14.7 3 8.8
5.2.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Status Gizi Panjang Badan menurut Umur Anak

Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan berat badan lahir dengan status gizi panjang badan

menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat

pada tabel 5.21.

Tabel 5.21
Hubungan Antara Berat Badan Lahir dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur
Anak Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Berat Status Gizi TB/U p-
Total OR
Badan Stunting Normal value
(95% CI)
Lahir n % n % N % *
BBLR 10
11 73.3 4 26.7 15
(<2500 gr) 0
Normal 10 3.587
23 43.4 30 56.6 53 0.041*
(≥2500 gr) 0 (1.011 - 12.731)
10
Jumlah 34 50 34 50 68
0
Keterangan: p-value* = hasil uji chi-square (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.21 diketahui bahwa dari 15 anak yang lahir dengan berat

badan rendah (<2500 gr), memiliki status gizi panjang badan menurut umur stunting

sebanyak 11 anak (73,3%) dan tidak stunting sebanyak 4 anak (26,7%). Hasil uji statistik

menunjukkan ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting anak usia

6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, di mana nilai p = 0,041 (p <0,05). Uji

statistik juga didapat OR (Odds Ratio) 3,587, hal ini menunjukkan bahwa anak dengan

BBLR memiliki peluang 3,587 kali mengalami stunting dibandingkan anak yang memiliki

berat badan normal.

2. Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Panjang Badan

menurut Umur Anak Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi panjang

badan menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat

dilihat pada tabel 5.22.


Tabel 5.22
Hubungan Antara Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Panjang Badan
Menurut Umur Anak Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Riwayat Status Gizi TB/U
Total
Pemberian Stunting Normal OR
p-value**
ASI (95% CI)
n % n % n %
Eksklusif
Tidak ASI
3 42.9 4 57.1 7 100
Eksklusif
0.726
ASI 1.000
31 50.8 30 49.2 61 100 (0.150 - 3.520)
Eksklusif
Jumlah 34 50 34 50 68 100
Keterangan: p-value** = hasil uji fisher’s exact (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.22 diketahui bahwa dari 7 anak yang tidak diberi ASI Eksklusif,

memiliki status gizi panjang badan menurut umur stunting sebanyak 3 anak (42,9%) dan

tidak stunting sebanyak 4 anak (57,1%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada

hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting anak usia 6-23

bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, di mana nilai p = 1,000 (p >0,05).

3. Hubungan Antara Umur Ibu Saat Hamil dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut

Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan umur ibu saat hamil dengan status gizi panjang badan

menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat

pada tabel 5.23.

Tabel 5. 23
Hubungan Antara Umur Ibu Saat Hamil dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut
Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Status Gizi TB/U
Umur Ibu Total OR
Stunting Normal p-value*
Saat Hamil (95% CI)
n % n % n %
Beresiko
(<20 tahun
8 72.7 3 27.3 11 100
dan >35
3.179
tahun) 0.100
(0.764 - 13.228)
Normal (20 -
26 45.6 31 54.4 57 100
35 tahun)
Jumlah 34 50 34 50 68 100
Keterangan: p-value* = hasil uji chi- square (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.23 diketahui bahwa dari 11 ibu yang pada saat hamil berumur

<20 tahun dan >35 tahun, memiliki anak dengan status gizi stunting sebanyak 8
ibu(72,7%) dan tidak stunting sebanyak 3 ibu (27,3%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak

ada hubungan antara umur ibu saat hamil dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan

di Kabupaten Timor Tengah Selatan, di mana nilai p = 0,100 (p >0,05).

4. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur

Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi panjang badan menurut

umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel

5.24.

Tabel 5.24
Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Status Gizi PB/U
Pekerjaan Total OR
Stunting Normal p-value**
Ibu (95% CI)
n % N % n %
Bekerja 3 50 3 50 6 100
Tidak 1
31 50 31 50 62 100 1.000
Bekerja (0.187 - 5.344)
Jumlah 34 50 34 50 68 100
Keterangan: p-value** = hasil uji fisher’s exact (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.24 diketahui bahwa dari 11 ibu yang tidak bekerja, memiliki

anak dengan status gizi stunting sebanyak 3 ibu (50,0%) dan tidak stunting sebanyak 3

ibu (50,0%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu

dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, di

mana nilai p = 0,100 (p >0,05).

5. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur

Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan status gizi panjang badan

menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat

pada tabel 5.25.


Tabel 5.25
Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Status Gizi PB/U
Pendidikan Total OR
Stunting Normal p-value*
Ibu (95% CI)
n % n % n %
Rendah
14 60.9 9 39.1 23 100
(<SMP)
0.514
Tinggi 0.200
20 44.4 25 55.6 45 100 (0.185 - 1.431)
(≥SMP)
Jumlah 34 50 34 50 68 100
Keterangan: p-value* = hasil uji chi- square (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.25 diketahui bahwa dari 23 ibu dengan pendidikan rendah

(<SMP) yang memiliki anak dengan status gizi stunting sebanyak 14 ibu (60,9%) dan tidak

stunting sebanyak 9 ibu (39,1%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara

pendidikan ibu dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah

Selatan, di mana nilai p = 0,200 (p >0,05).

6. Hubungan Antara Tinggi Badan Ibu dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur

Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan tinggi badan ibu dengan status gizi panjang badan

menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat

pada tabel 5.26.

Tabel 5.26
Hubungan Antara Tinggi Badan Ibu dengan Status Gizi Panjang Badan Menurut Umur
Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Status Gizi TB/U
Tinggi Total OR
Stunting Normal p-value*
Badan Ibu (95% CI)
n % n % n %
Pendek
21 56.8 16 43.2 37 100
(<150 cm)
1.817
Normal 0.223
13 41.9 18 58.1 31 100 (0.692 - 4.772)
(≥150 cm)
Jumlah 34 50 34 50 68 100
Keterangan: p-value* = hasil uji chi- square (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.26 diketahui bahwa dari 37 ibu dengan tinggi badan pendek

(<150 cm) yang memiliki anak dengan status gizi stunting sebanyak 21 ibu (56,8%) dan

tidak stunting sebanyak 16 ibu (43,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan
antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor

Tengah Selatan, di mana nilai p = 0,223 (p >0,05).

7. Hubungan Antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Status Gizi Panjang Badan

Menurut Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi panjang

badan menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat

dilihat pada tabel 5.27.

Tabel 5.27
Hubungan Antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Status Gizi Panjang Badan
Menurut Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jumlah Status Gizi TB/U
Total OR
Anggota Stunting Normal p-value*
(95% CI)
Keluarga n % n % n %
Besar
17 68 8 32 25 100
(> 4 orang)
0.308
Cukup 0.024*
17 39.5 26 60.5 43 100 (0.109 - 0.870)
(≤ 4 orang)
Jumlah 34 50 34 50 68 100
Keterangan: p-value* = hasil uji chi- square (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.27 diketahui bahwa dari 25 anak yang tinggal dengan jumlah

anggota keluarga besar dengan status gizi stunting sebanyak 17 anak (68%) dan tidak

stunting sebanyak 8 anak (32%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara

jumlah anggota keluarga dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kabupaten

Timor Tengah Selatan, di mana nilai p = 0,024 (p <0,05).

8. Hubungan Antara Usia Pemberian MP-ASI Pertama dengan Status Gizi Panjang Badan

Menurut Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan usia pemberian MP-ASI pertama dengan status gizi

panjang badan menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

dapat dilihat pada tabel 5.28.


Tabel 5.28
Hubungan Antara Usia Pemberian MP-ASI Pertama dengan Status Gizi Panjang Badan
Menurut Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Usia Status Gizi TB/U
Total
Pemberian Stunting Normal OR
p-value**
MP-ASI (95% CI)
n % n % n %
Pertama
< 6 bulan 2 40 3 60 5 100
1.705
≥ 6 bulan 25 53.2 22 46.8 47 100 0.662
(0.260 - 11.156)
Jumlah 27 51.9 25 48.1 52 100
Keterangan: p-value** = hasil uji fisher’s exact (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.28 diketahui bahwa dari 5 anak yang diberi MP-ASI < 6 bulan

yang memiliki status gizi stunting sebanyak 2 anak (40%) dan tidak stunting sebanyak 3

anak (60%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia pemberian

MP-ASI pertama dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor

Tengah Selatan, di mana nilai p = 0,662 (p >0,05).

9. Hubungan Antara Jenis MP-ASI yang Diberikan Pertama dengan Status Gizi Panjang

Badan Menurut Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Hasil analisis hubungan jenis MP-ASI yang diberikan pertama dengan status

gizi panjang badan menurut umur anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah

Selatan dapat dilihat pada tabel 5.29.

Tabel 5.29
Hubungan Antara Jenis MP-ASI yang Diberikan Pertama dengan Status Gizi Panjang
Badan Menurut Umur Anak Usia 6-23 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jenis MP-ASI Status Gizi TB/U
Total OR
yang Stunting Normal p-value*
(95% CI)
Diberikan n % n % n %
Tidak Sesuai
6 40 9 60 15 100
Rekomendasi
0.533
Sesuai 0.296
25 55.6 20 44.4 45 100 (0.162 - 1.751)
Rekomendasi
Jumlah 31 51.7 29 48.3 60 100
Keterangan: p-value* = hasil uji chi- square (p < 0.05)

Berdasarkan tabel 5.29 diketahui bahwa dari 15 anak yang diberi MP-ASI pertama

tidak sesuai rekomendasi memiliki status gizi stunting sebanyak 6 anak (40%) dan tidak

stunting sebanyak 9 anak (60%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan
antara jenis MP-ASI yang diberikan pertama dengan kejadian stunting anak usia 6-23

bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, di mana nilai p = 0,296 (p >0,05).

10. Rekapitulasi Hasil Analsisi Bivariat

Rekapitulasi hasil analisis bivariat antara faktor resiko yaitu berat badan lahir,

umur ibu saat hamil, riwayat pemberian ASI Eksklusif, pekerjaan ibu, pendidikan ibu,

tinggi badan ibu, jumlah anggota keluarga, usia anak pertama kali mendapat MP-ASI

dan jenis MP-ASI pertama kali diberikan dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan

di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 5.30.

Tabel 5.30
Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat Faktor Resiko dan Kejadian Stunting anak usia 6-23
bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Stunting Normal
Variabel p-value
n % n %
Berat Badan Lahir
BBLR (<2500 gr) 11 73.3 4 26.7 0.041*
Normal (≥2500 gr) 23 43.4 30 56.6
Umur Ibu Saat Hamil
Beresiko (<20 tahun dan 8 72.7 3 27.3
0.100
>35 tahun)
Normal (20 - 35 tahun) 26 45.6 31 54.4
Riwayat Pemberian ASI
Eksklusif
1.000
Tidak ASI Eksklusif 3 42.9 4 57.1
ASI Eksklusif 31 50.8 30 49.2
Pekerjaan Ibu
Bekerja 3 50 3 50 1.000
Tidak Bekerja 31 50 31 50
Pendidikan Ibu
Rendah (<SMP) 14 60.9 9 39.1 0.200
Tinggi (≥SMP) 20 44.4 25 55.6
Tinggi Badan Ibu
Pendek (<150 cm) 21 56.8 16 43.2 0.223
Normal (≥150 cm) 13 41.9 18 58.1
Jumlah Anggota
Keluarga
0.024*
Besar (> 4 orang) 17 68 8 32
Cukup (≤ 4 orang) 17 39.5 26 60.5
Usia Pemberian MP-ASI
Pertama
0.662
< 6 bulan 2 40 3 60
≥ 6 bulan 25 53.2 22 46.8
Jenis MP-ASI yang
Diberikan
0.296
Tidak Sesuai 6 40 9 60
Rekomendasi
Sesuai Rekomendasi 25 55.6 20 44.4
Keterangan: * = signifikan p < 0.05

Anda mungkin juga menyukai