Anda di halaman 1dari 10

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TERAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM 10 MINGGU 12

ANALISIS JARINGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS (QGIS)

Disusun Oleh:

Muhammad Ichsan Fadhil Arafah

15/385013/TK/43675

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018
I. Tujuan
Praktikan mampu melakukan analisis spasial jaringan untuk tujuan tertentu dengan
memanfaatkan data – data yang sudah tersedia di database atau portal online. Sedangkan
tujuan khusus dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mempu melakukan akses data shapefile yang ada diportal secara online.
2. Mampu melakukan operasi spasial
3. Mampu melakukan queri dengan plugin tambahan pada software opensoucre QGIS

II. Deskripsi Kegiatan


Salah satu fasilitas SIG adalah analisis spasial. Analisis spasial dilakukan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan terkait pencarian jawaban atau solusi sebuah
permasalahan yang terkait dengan unsur lokasi atau keruangan.Contoh masalah yang
terkait dengan unsur lokasi adalah pencarian sebuah lokasi yang memiliki beberapa
kriteria. SIG memiliki kemampuan untuk menyeleksi data yang tersedia hingga diperoleh
data yang memenuhi semua kriteria yang disyaratkan. Salah satu fasilitas yang dapat
digunakan untuk melakukan analisa adalah menggunakan metode routing. Dalam
menggunakan metode routing sendiri ada dua metode yaitu dengan waktu tempuh dan
jarak tempuh tercepat.

III. Alat dan Bahan


1. Data shp jalan (bisa di download di OSM)
2. Tempat – tempat penting
3. Software QGIS
IV. Cara Kerja
1. Memasukkan shapefile jalan pada software QGIS.

2. Klik Processing  Toolbox untuk menampilkan kotak peralatan pemrosesan.

3. Melakukan operasi routing dengan menggunakan analisis jaringan point to point.


4. Melakukan pengaturan operasi point to point.

5. Hasilnya akan seperti berikut


V. Hasil dan Pembahasan

Analisis jaringan pada QGIS dapat dilakukan melalui tools Shortest Path, dengan
pilihan opsinya dan keterangannya yaitu:
1. Shortest Path (Point to Point)  Posisi awal dan posisi akhir untuk penentuan rute
ditentukan oleh operator.
2. Shortest Path (Layer to Point)  Posisi awal untuk penentuan rute ditentukan dari
layer yang diinput, lalu posisi akhir ditentukan oleh operator.
3. Shortest Path (Point to Layer)  Posisi awal untuk penentuan rute ditentukan oleh
operator, lalu posisi akhir ditentukan dari layer yang diinput.

Dalam tool Shortest Path, dapat dilakukan pengaturan untuk men-generate rute, salah
satu pengaturan yang penting yaitu tipe kalkulasi untuk rute (apakah Shortest atau
Fastest). Ketika operator memilih Shortest, maka rute yang di-generate akan
menghasilkan rute terdekat dengan jarak tempuh dalam satuan metric. Sementara ketika
operator memilih Fastest, maka rute yang di-generate akan menghasilkan rute tercepat
dengan mempertimbangkan berbagai aspek, serta dapat diketahui nilai waktu tempuhnya
dalam satuan jam.
VI. Jawaban Pertanyaan
1. Apa perbedaan jarak tempuh ketika masih menggunakan sistem koordinat
geografis dan UTM?
Perbedaan jarak tempuh ketika menggunakan sistem koordinat geografis dan UTM
adalah besaran dan satuan nilainya. Pada sistem koordinat UTM, besaran jaraknya
adalah 3720,0287620 dan satuannya adalah meter. Sementara pada sistem koordinat
geografis, besaran jaraknya adalah 0,0334281 dan satuannya adalah derajat. Ketika
nilai tersebut (derajat) dikonversikan ke satuan metrik dimana 1 derajat sama dengan
111322 meter, maka besaran nilai jarak pada sistem koordinat geografis dengan
satuan meter adalah 3721,2829482. Selisihnya dengan jarak pada sistem koordinat
UTM adalah 1,254 meter.

Hasil pada sistem koordinat UTM (satuan jaraknya adalah meter):

Hasil pada sistem koordinat geografis (satuannya adalah derajat):


2. Bagaimana route jalan yang ditempuh ketika menggunakan tempat – tempat
menarik sebagai start dan end nya ?
Route jalan yang ditempuh ketika menggunakan tempat-tempat menarik sebagai start
dan end nya dilakukan melalui analisa jaringan Shortest Path (Point to Layer) dan
Shortest Path (Layer to Point). Konsep keduanya sama saja, dimana untuk Point to
Layer, operator diharuskan memilih suatu posisi acak sebagai posisi start dan Layer
tempat menarik sebagai tujuan untuk posisi end, sementara untuk Layer to Point,
tempat menarik digunakan sebagai posisi start, dan untuk tujuan posisi end dipilih
sesuai kehendak operator.
Tempat menarik yang terdiri dari banyak objek titik dapat diseleksi melalui filter
dengan field dan nilai tertentu terlebih dahulu, sehingga dapat dilakukan analisa dari
satu tempat menarik ke satu tempat lainnya.
Contoh:
Jalur terpendek dari kos ke seluruh bank di sekitar Sleman dengan Shortest Path
(Point to Layer).
3. Field apa saja yang harus ditambahi ketika menggunkan waktu tercepat?
Ketika memasukan waktu tercepat harus measukan posisi awal dan posisi akhir.
Penetuan waktu tempuh tercepat harus mempertimbangkan kelas jalan, tingkat
kemacetan dengan pembobotan, dan lain-lain sehingga hasil yang di-generate akan
lebih akurat.

4. Bagaimana route jalan ketika menggunakan waktu tempuh tercepat ?


Rute dapat dibentuk dari fitur Shortest (Point to Point) dengan tipe path untuk
dikalkulasikan adalah Fastest. Selain itu, perlu dilakukan pengaturan untuk
kecepatan kendaraan (misal 20 km/jam).
Dari proses tersebut, akan menghasilkan layer baru yang menunjukkan satu jalur rute
tercepat dengan field atribut ‘cost’ yang menunjukkan waktu tempuh dari posisi awal
ke posisi tujuan.

Nilai waktu tempuh pada field ‘cost’ ditentukan oleh kecepatan yang diinput
operator. Apabila kecepatan kendaraaan yang diinput semakin besar, maka waktu
tempuh semakin cepat (kecil). Satuan pada waktu tempuh ini adalah jam. Maka waktu
tempuh yang dihasilkan adalah 0,6798501 jam atau sekitar 40 menit dengan
kecepatan kendaraan 20 km/jam.
VII. Kesimpulan

Konsep analisis jaringan dengan mengunakan QGIS didasarkan pada rute jarak
terpendek atau rute waktu tercepat sehingga akan diperoleh nilai jarak tempuh terependek
atau waktu tempuh tercepat dengan satuan tertentu. Analisis jaringan pada QGIS terdiri
dari:

1. Pemilihan metode tool Shortest Path: Point to Point, Point to Layer, atau Layer to
Point.
2. Penentuan posisi awal dan posisi akhir (dapat dilakukan melalui input nilai
koordinat).
3. Pengaturan tipe kalkulasi untuk rute (Shortest atau Fastest).
4. Perhitungan secara oromatis untuk men-generate rute.
5. Diperoleh rute dengan jarak terpendek ataupun waktu tempuh tercepat sesuai dengan
kriteria, dapat dilihat nilainya pada tabel atribut.

Anda mungkin juga menyukai