PREPARASI (PERSIAPAN)
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum preparasi (persiapan) yaitu:
1. Mengetahui proses pembuatan sampel beton.
2. Mengetahui cara pengujian sampel dan parameter apa saja yang dapat
diteliti.
3. Mengetahui cara kerja peralatan dalam pengujian sampel beton.
I-1
I-2
alam, ilmu ini berlaku untuk masalah deformasi suatu struktur geologi, seperti
bagaimana lipatan, patahan, dan rekahan berkembang begitu tegangan terjadi
pada batuan selama proses geologi. Mekanika batuan ini 2ias dominan dalam
bidang operasi pertambangan seperti pekerjaan pembuatan terowongan,
pemboran penggalian dll.
1.2.3 Sifat Fisik Dan Sifat Mekanik
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika
batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Sifat fisik batuan seperti bobot isi, berat jenis, porositas, absorpsi, dan void
ratio.
2. Sifat mekanik batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, dan
nisbah poisson.
Kedua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun
lapangan (in-situ). Penentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap
sampel yang diambil di lapangan. Satu sampel dapat digunakan untuk
menentukan kedua sifat batuan. Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan
yang merupakan pengujian tanpa merusak (non destructive test), kemudian
dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan yang merupakan pengujian
merusak(destructive test) sehingga sampel batuan hancur.
1.2.4 Preparasi
Pada tahap awal pengujian sampel, diperlukan adanya objek yang diteliti.
Sampel batuan dapat didapatkan dari lapangan yang kemudian diuji di
laboratorium, selain itu sampel juga dapat dibuat di laboratorium dengan alat dan
bahan tertentu.
Preparasi ini menggunakan suatu teknik untuk memisahkan suatu material
dengan matriks yang berada dalam suatu sampel untuk mengasilkan konsentrasi
yang tinggi serta mengubah material lainnya yang bisa dianalisis dengan
instrument sesuai yang dibutuhkan.
Pembuatan sampel :
1. Di laboratorium
Pembuatan sampel di laboratorium dilakukan dari blok batuan yang diambil
dari lapangan dan telah dihancurkan. Kemudian dicampurkan dengan
semen dan dicetak dalam bentuk silinder. Sampel yang dihasilkan
mempunyai diameter pada umumnya antara 50-60 mm dan tingginya dua
I-3
kali diameter tersebut. Ukuran sampel dapat lebih kecil maupun lebih besar
dari ukuran yang telah di tentukan tergantung dari maksud uji.
2. Di lapangan
Hasil pemboran inti ke dalam massa batuan yang akan berupa sampel inti
batuan dapat digunakan untuk uji di laboratorium dengan syarat tinggi
sampel dua kali diameternya. Setiap contoh yang diperoleh kemudian
diukur diameter dan tingginya, kemudian dihitung luas permukaan dan
volumenya.
Sifat fisik batuan adalah sifat yang terdapat pada suatu batuan setelah
dilakukan pengujian tanpa melakukan pengrusakan. Setelah batuan
selesai dipreparasi kemudian setiap sample yang diperoleh diukur
diameter dan tingginya kemudian dihitung luas permukaan dan volumenya.
Adapun sifat fisik pada batuan meliputi :
1. Bobot Isi
Bobot isi adalah perbandingan antara berat batuan dengan volume batuan.
Bobot isi berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Bobot isi asli, yaitu perbandingan antara berat batuan asli dengan
volume batuan.
b. Bobot isi jenuh, yaitu perbandingan antara berat batuan jenuh dengan
volume batuan.
c. Bobot isi kering, yaitu perbandingan antara berat batuan kering dengan
volume batuan.
2. Spesific Gravity
a. Spesific gravity adalah perbandingan antara bobot isi dengan bobot isi
air. Spesific gravity dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
b. Apparent spesific gravity, yaitu perbandingan antara bobot isi kering
batuan dengan bobot isi air.
c. True spesific gravity, yaitu perbandingan antara bobot isi basah batuan
dengan bobot isi air.
3. Kadar Air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang ada di dalam batuan
dengan berat butiran batuan itu sendiri yang terbagi menjadi :
a. Kadar air asli, yaitu perbandingan antara berat air asli yang ada dalam
batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
I-4
b. Kadar air jenuh, yaitu perbandingan antara berat air jenuh yang ada
dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
4. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori atau rongga
batuan terhadap volume total batuan yang dinyatakan dalam %.
5. Angka Pori
Angka pori adalah perbandingan antara volume pori-pori dalam batuan
dengan volume batuan.
6. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara kadar air asli dengan kadar
air jenuh yang dinyatakan dalam %.
1.4 Prosedur
Dalam pembuatan sampel beton dan pengujian sampel dapat dilakukan
dengan tahapan – tahapan berikut ini :
I-5
1. Buat sampel beton dengan mencampur semen, batu split, pasir dan air
untuk membuat adonan beton, kemudian cetak pada paralon dengan masing –
masing ukuran dan diamkan selama 2 hari.
2. Lalu potong sampel semen dengan menggunakan mesin pemotong
dengan panjang diameter pemotong 4 kali diameter sampel core. Lakukan
pemotongan disertai semprotan air untuk mendinginkan edge.
3. Kemudian lakukan pengujian kerataan dengan menggunakan alat uji
kerataan dan dial gauge. Jika dari uji kerataan diperoleh nilai melebihi dari 2 mm
atau lebih, maka dilakukan perataan dengan diampelas atau dihaluskan
menggunakan mesin grinding atau jika terlalu besar dilakukan pemotongan ulang.
4. Terakhir lakukan pengukuran panjang dan diameter sampel dengan
menggunakan jangka sorong sesuai dengan syarat uji yang akan dicapai. Lakukan
dengan cara pengukuran sebanyak 3 kali dengan posisi yang berbeda.
Claystone II 4, 41 cm
KTTL
Sandstone III 4, 39 cm
Rata - rata 4, 39 cm
I 4, 31 cm
II 4, 305 cm
Kuat Geser Claystone
III 4, 32 cm
Rata - rata 4, 31 cm
I 4, 34 cm
II 4, 38 cm
Point Load Claystone
III 4, 39 cm
Rata - rata 4, 37 cm
Sumber : Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2019
I-8
1.8 Analisa
Dari hasil preparasi (persiapan) ini dapat dianalisa bahwa pemotongan dan
perataan sampel beguna untuk pengujian selanjutnya, agar pada saat sampel
berbentuk silinder ini mendapat tekanan distribusi gaya akan merata dan hasil
pengujian pun tidak akan mengalami kegagalan. Untuk beberapa pengujian
seperti uji UCS, dan triaksial tinggi sampel harus 2 x diameter sampel agar pada
saat sampel mendapat tekanan, sampel akan mengalami retakan secara diagonal
dan elastisitas sampel akan sempurna sebelum sampel hancur. Sedangkan untuk
uji KTTL tinggi sampel harus ½ dari diameter sampel hal ini diperuntukan agar
pengujian KTTL memiliki tingkat keberhasilan tinggi.
1.9 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam pembuatan sampel ini bertujuan untuk memmbuat sampel yang
akan diuji berupa beton yang terbuat dari campuran semen, agregat, pasir
PC type I dan air yang dicmpurkan dengan ketentuan tertentu.
2. Dalam preparasi pengubahan bentuk sampel sangatlah penting karena
untuk menyesuaikan bentuk sampel dengan ketersediaan alat yang ada di
laboratorium dan akan menentukan jenis pengujian
3. Bentuk yang berbeda-beda pada sampel semen akan menentukan
kekuatan/pada tekanan berapa Mpa sampel tersebut bisa hancur, selain
itu distribusi gaya pada setiap ukuran akan berbed
I-10
DAFTAR PUSTAKA
I-11
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim,
Assalamu‘alaikum, Wr., Wb.,
Muhamad Sundayana
100.701.17.097
i
DAFTAR ISI
ii