Anda di halaman 1dari 24

Tugas Makalah

Short Term Finance and Planning

Diajukan untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Keuangan Korporasi

Oleh :
Nur Habiba Rachmi (041724253041)
Puteri Alfarisa (041814253005)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiayaan jangka pendek merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga,
piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang
masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi
kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar
berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo. Merupakan
hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous financing) adalah pembiayaan
yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang
dagang (account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa
yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accruals
merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek yang
diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kas dan Modal Kerja Bersih

Aset lancar (current aset) adalah kas dan aset-aset lainnya yang diharapkan akan diubah
menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun. Aset lancar disajikan dalam laporan posisi
keuangan sesuai dengan urutan likuiditasnya. Dalam hal ini adalah urutan kemudahan aset aset
lancar untuk diubah menjadi kas dalam waktu tertentu yang diperlukan untuk mengubahnya.
Terdapat empat item paling penting terkait dengan bagian aset lancar pada laporan posisi
keuangan yaitu: kas dan setara kas, efek diperdagangkan, piutang usaha, dan persediaan.

Sama halnya dengan investasi perusahaan terkait dengan aset lancar, perusahaan
menggunakan beberapa jenis utang jangka pendek atau liabilitas lancar (current liabilities).
Liabilitas lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan memerlukan pembayaran tunai dalam
waktu kurang dari satu tahun (atau dalam periode operasi jika periode operasi melebihi satu
tahun). Terdapat tiga item utama terkait dengan liabilitas lancar, yaitu utang dagang, biaya yang
masih harus dibayar (termasuk utang gaji dan utang pajak), dan wesel bayar.

Persamaan dasar dari laporan posisi keuangan adalah:

Modal Kerja Bersih + Aset Tetap = Utang Jangka Panjang + Ekuitas (1)

Sedangkan modal kerja bersih adalah kas ditambah dengan aset-aset lancar lainnya, dikurangi
liabilitas lancar:

Modal Kerja Bersih = (Kas + Aset-aset lancar lainnya) – Liabilitas Lancar (2)

Jika persamaan (2) disubtitusi ke persamaan dasar dari laporan posisi keuangan (1) maka akan
diperoleh:

Kas = Utang Jangka Panjang + Ekuitas + Liabilitas Lancar

– Aset Lancar Selain Kas – Aset Tetap (3)

Dari persamaan tersebut menjelaskan mengenai aktivitas-aktivitas yang secara umum akan
meningkatkan kas dan beberapa aktivitas akan mengurangi kas.
Aktivitas yang meningkatkan kas :

 Meningkatkan utang jangka panjang (meminjam dalam jangka panjang)


 Meningkatkan ekuitas (menjual beberapa saham)
 Meningkatkan liabilitas lancar (memperoleh pinjaman yang jatuh tempo 90 hari)
 Menurunkan aset lancar selain kas (menjual persediaan secara tunai)
 Mengurangi aset tetap (menjual beberapa aset tetap yang dimiliki)

Aktivitas yang mengurangi kas :

 Menurunkan utang jangka panjang (melunasi utang jangka panjang)


 Menurunkan ekuitas (membeli kembali saham yang beredar)
 Menurunkan liabilitas lancar (melunasi pinjaman yang jatuh temponya 90 hari)
 Meningkatkan aset lancar selain kas (membeli persediaan secara tunai)
 Meningkatkan aset tetap (membeli beberapa aset)

Aktivitas-aktivitas yang meningkatkan kas disebut dengan sumber kas. Aktivitas-


aktivitas yang mengurangi kas disebut dengan penggunaan kas. Sumber-sumber kas selalu terdiri
atas aktivitas-aktivitas yang meningkatkan akun liabilitas (atau ekuitas) atau aktivitas-aktivitas
yang mengurangi akun aset. Saat meningkatkan liabilitas berarti menghimpun dana dengan
meminjam atau menerbitkan kepemilikan dalam perusahaan. Mengurangi aset berarti menjual
atau melikuidasi aset yang biasanya akan diikuti dengan arus kas masuk.

Penggunaan kas mempunyai kebalikan dengan sumber kas. Penggunaan kas melibatkan
aktivitas-aktivitas yang menurunkan liabilitas dengan melakukan pelunasan, atau meningkatkan
aset melalui pembelian. Kedua aktivitas tersebut membuat perusahaan mengeluarkan kas.

2.2 Siklus Operasi dan Siklus Kas

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pendanaan jangka pendek adalah aktivitas –
aktivitas pendanaan dan operasi perusahaan jangka pendek. Untuk perusahaan manufaktur,
aktivitas –aktivitas operasi dan pendanaan jangka pendek terdiri dari peristiwa dan keputusan
berikut:
No Peristiwa Keputusan
1 Membeli bahan baku Berapakah jumlah bahan baku yang dipesan
2 Membayar bahan baku secara Apakah harus meminjam atau menggunakan saldo kas
tunai yang ada
3 Memproduksi Produk Apakah pilihan teknologi produksi yang kita gunakan
4 Menjual Produk Apakah fasilitas kredit harus diberikan kepada pelanggan
tertentu
5 Menagih Kas Bagaimana cara menagihnya

Aktivitas-aktivitas tersebut menciptakan pola dari arus kas masuk dan arus kas keluar
yang tidak sinkron sekaligus tidak pasti. Aktivitas tersebut tidak sinkron karena, misalnya
pembayaran tunai atas pembelian bahan baku tidak terjadi bersamaan dengan penerimaan kas
dari penjualan produk. aktivitas tersebut juga tidak pasti karena biaya dan penjualan yang terjadi
di masa depan tidak dapat diperkirakan secara tepat.

Hari Aktivitas Pengaruh terhadap Kas


0 Membeli Persediaan Tidak ada
30 Melunasi Pembelian Persediaan -$ 1.000
60 Menjual Persediaan secara kredit Tidak ada
105 Menagih piutang dari penjualan + $ 1.400

Mendefinisikan Siklus Operasi dan Kas

Suatu hari, sebut saja hari 0 melakukan pembelian persediaan senilai $ 1.000 secara
kredit. pembayaran tagihan atas pembelian persediaan tersebut 30 hari yang akan datang; dan 30
hari setelah melunasi utang atas pembelian persediaan, Ada yang membeli persediaan yang
nilainya $ 1.000 dengan harga $ 1.400. Lalu pembeli tersebut akan melunasi pembeliannya 45
hari kemudian.

Siklus Operasi

Pertama, pada keseluruhan siklus, waktu yang diperlukan sejak pembelian persediaan
sampai dengan saat menagih kas adalah 105 hari. Dan siklus itu sebut dengan siklus operasi
(operating cycle). Siklus Operasi adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh
persediaan, menjualnya, dan menagihnya. Jangka waktu 60 hari dalam contoh kasus adalah
periode persediaan (inventory period). Kedua, adalah waktu yang dibutuhkan untuk menagih
penjualan, 45 hari dalam contoh kasus periode piutang usaha (accounts receivable period).
Berdasarkan definisi tersebut, maka siklus operasi adalah penjumlahan dari periode persediaan
dan periode piutang usaha:

Siklus Operasi = Periode Persediaan + Periode Piutang Usaha

105 hari = 60 hari + 45 hari (4)

Siklus operasi menjelaskan mengenai sebuah produk berjalan melalui akun aset lancar.
Produk dimulai sebagai persediaan, lalu diubah jadi piutang saat terjual, dan pada akhirnya
diubah jadi kas saat menagih ke pelanggan.

Siklus Kas

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah arus kas dan peristiwa lainnya yang terjadi
tanpa adanya sinkronisasi. Misalnya, kita tidak benar-benar membayar persediaan sampai 30 hari
setelah kita membelinya. Periode tersebut dinamakan dengan eriode utang dagang (account
payable period). Selanjutnya, kita akan mengeluarkan kas pada hari ke 30, tapi tidak akan
memperolehnya sampai dengan hari ke 105. Hal ini membuat kita harus mengatur pendanaan
sebesar $ 1.000 untuk 105-30 = 75. Periode pendanaan tersebut dinamakan siklus kas (cash
cycle). Siklus kas merupakan jumlah hari dari saat kita membayar pembelian persediaan sampai
dengan saat kita benar-benar memperoleh kas dari penjualan. Berdasarkan definisi tersebut,
siklus kas adalah selisih antara siklus operasi dan periode utang dagang:

Siklus kas = Siklus operasi – Periode utang dagang

75 hari = 105 hari – 30 hari (5)

Garis waktu arus kas (cash flow time line) menyajikan siklus operasi dan siklus kas dalam
bentuk grafis. Kebutuhan untuk manajemen keuangan jangka pendek diperlihatkan oleh
kesenjangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar. Hal ini terkait dengan lamanya siklus
operasi dan periode utang dagang.

Kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran dapat diatasi, baik dengan meminjam
maupun dengan menyimpan cadangan likuiditas dalam bentuk kas atau efek yang
diperdagangakan. Pilihan lainnya, kesenjangan dapat diperpendek dengan mengubah periode
persediaan, piutang, dan utang.

Siklus Operasi dan Bagan Organisasi Perusahaan

Manajemen keuangan jangka pendek di perusahaan besar melibatkan sejumlah manajer


keuangan dan non keuangan yang berbeda. Penjualan secara kredit melibatkan setidaknya tiga
entitas yang berbeda: manajer kredit, manajer pemasaran, dan controller. Dari ketiga entitas
tersebut, hanya dua entitas yang bertanggungjawab pada wakil bagian keuangan. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan konflik terutama jika manajer-manajer yang berbeda hanya berkonsentrasi
pada bagiannya saja.

Jabatan Tugas Terkait dengan Manajemen Keuangan Aset/Liabilitas yang


Manajer Jangka Pendek Dipengaruhi
Manajer kas Penagihan, pemusatan, pengeluaran; investasi Kas, efek yang
jangka pendek; pinjaman jangka pendek; diperdagangkan, pinjaman
hubungan dengan perbankan jangka pendek
Manajer Mengawasi dan mengendalikan piutang usaha; Piutang usaha
Kredit keputusan kebijakan kredit
Manajer Keputusan kebijakan kredit Piutang usaha
Pemasaran
Manjer Keputusan tentang pembelian, pemasok; dapat Persediaan, utang dagang
Pembelian bernegosiasitentang syarat-syarat pembayaran
Manajer Menetapkan jadwal produksi dan kebutuhan Persediaan, utang dagang
produksi bahan baku
Manajer Keputusantentang kebijakan pembayaran dan Utang dagang
utang tentang pengambilan potongan harga
Controller Informasi akuntansi tentang arus kas; rekonsiliasi Piutang usaha dan utang
utang dagang; aplikasi pembayaran ke piutang dagang
usaha.

Menghitung siklus operasi dan siklus kas

Akun Saldo Awal Saldo Akhir Rata-Rata


Persediaan $ 2.000 $ 3.000 $ 2.500
Piutang Usaha 1.600 2.000 1.800
Utang Dagang 750 1.000 875

Laporan laba rugi

Penjualan bersih $ 11. 500


Beban pokok penjualan 8.200

Siklus Operasi:

Perputaran persediaan = Beban Pokok penjualanRata-rata persediaan

= $ 8,2 juta2,5 juta = 3,28 kali

Rasio perputaran menjelaskan bahwa kita membeli dan menjual persediaan sebanyak 3,28 kali
selama setahun. Hal ini menunjukkan rata-rata menyimpan persediaan selama:

Periode persediaan = 365 hariPerputaran persediaan

= 3653,28 = 111, 3 hari

Periode persediaan sekitar 111 hari. Jadi persediaan berada di gudang selama 111 hari sebelum
terjual.

Hal yang sama, rata-rata piutang sebesar $1,8 juta dan penjualan sebesar $ 11,5 juta dengan
asumsi bahwa seluruh penjualan dilakukan secara kredit, perputaran piutang adalah :
Perputaran piutang = Penjualan kreditRata-rata piutang usaha

= $ 11, 5 juta 1,8 juta = 6,4 kali

Jika kita memutar piutang sebanyak 6,4 kali. maka periode piutangnya adalah :

Periode piutang = 365 hariperputaran piutang

= 3656,4 = 57 hari

Periode piutang disebut dengan jumlah hari piutang atau penagihan rata-rata. Rasio ini
menjelaskan bahwa secara rata-rata pelanggan membutuhkan 57 hari untuk leunasi hutangnya.
Siklus operasi adalah penjumlahan dari periode persediaan dan periode piutang usaha:

Siklus operasi = periode persediaan + periode piutang usaha

= 111 hari + 57 hari

= 168 hari

Siklus Kas

Berdasarkan informasi utang dagang rata-rata adalah $ 875.000 dan beban pokok penjualan
sebesar $ 8,2 juta. Perputaran utang dagang adalah:

Perputaran utang dagang = Beban pokok penjualanRata-rata utang dagang

= $ 8, 2 juta $ 0, 875 juta = 9,4 kali

Periode utang dagangnya adalah:

Periode utang dagang = 365 hariperputaran utang dagang

= 3659,4 = 39 hari

Kita membutuhkan 39 hari, secara rata-rata untuk membayar pemasok kita. Terakhir, siklus kas
adalah selisih antara siklus operasi dan periode utang dagang:

Siklus kas = Siklus operasi – Periode utang dagang


= 168 hari – 39 hari

= 129 hari

Mengintepretasikan Siklus Kas

Siklus kas bergantung pada periode persediaan, piutang usaha, dan utang dagang. Siklus
kas naik saat periode persediaan dan piutang usaha lebih panjang. Siklus kas turun jika
perusahaan dapat menangguhkan pembayaran utang dagangnya, sehingga memperpanjang
periode utang dagang.

Kebanyakan perusahaan mempunyai siklus kas yang positif, sehingga mereka


memerlukan pendanaan untuk persediaan dan piutangnya. Semakin panjang siklus kas, semakin
dibutuhkan pendanaan yang lebih besar. Kemudian, perubahan dalam siklus kas perusahaan
sering diawasi sebagai ukuran peringatan dini. Siklus yang panjang dapat menunjukkan bahwa
perusahaan mengalami kesulitan dalam menjual persediaannya atau menagih piutangnya. Kedua
permasalahan tersebut dapat ditutupi, setidaknya sebagian, dengan peningkatan dalam siklus
utang dagang; sehingga kedua siklus tersebut harus terus diawasi.

Kaitan antara siklus kas perusahaan dan tingkat profitabilitasnya dapat secara mudah
dilihat dengan mengingat kembali satu dari faktor-faktor dasar yang menentukan tingkat
profitabilitas dan pertumbuhan untuk sebuah perusahaan adalah rasio perputaran asetnya, yang
didefinisikan sebagai penjualan/ total aset. Semakin tinggi rasio perputaran aset, semakin besar
pula imbal hasil atas aset perusahaan, ROA, dan imbal hasil atas ekuitas. Oleh karena itu, jika
hal-hal lainnya tetap sama, semakin pendek siklus kas, semakin rendah investasi perusahaan
pada persediaan dan piutang usaha. Hal ini membuat total aset perusahaan lebih rendah, dan total
perputaran asetnya lebih tinggi.

2.3 Aspek dari Kebijakan Keuangan Jangka Pendek

Kebijakan keuangan jangka pendek yang diadopsi oleh perusahaan akan tercermin di dalam
setidaknya dua cara, yaitu:
1. Ukuran dari investasi perusahaan dalam asset lancar: biasanya diukur terhadap tingkat
pendapat operasi.
2. Pendaan asset lancar: diukur sebagai proporsi dari utang jangka pendek dan utang
jangka panjang yang digunakan untuk mendanai asset lancar.

UKURAN INVESTASI PERUSAHAAN DALAM ASET LANCAR


Kebijakan keuangan jangka pendek yang fleksibel terhadap asset lancar terdiri atas kegiatan-
kegiatan seperti berikut.
1. Menyimpan kas dan efek yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar.
2. Berinvestasi pada persediaan dalam jumlah yang besar.
3. Memberikan syarat-syarat kredit yang liberal, yang menghasilkan saldo piutang usaha
yang besar.
Kebijakan keuangan jangka pendek yang terbatas terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Menyimpan saldo kas yang kecil dan berinvestasi dalam efek yang diperdagangkan
dalam jumlah yang kecil pula.
2. Berinvestasi pada persediaan dalam jumlah yang kecil.
3. Memperkenankan penjualan kredit dalam jumlah yang kecil atau tidak sama sekali
sehingga meminimalkan saldo piutang usaha.
4. Untuk menentukan tingkat investasi dalam asset jangka pendek yang optimal, kita
memerlukan identifikasi biaya yang berbeda-beda dari alternative kebijakan keuangan
jangka pendek, dengan tujuan untuk membandingkan antara biaya dan kebijakan yang
terbatas dan biaya dari kebijakan yang fleksibel guna memperoleh kompromi yang
terbaik.
Kepemilikan asset lancar mencapai tingkat tertingginya dengan kebijakan keuangan jangka
pendek yang fleksibel dan mencapai tingkat terendahnya dengan kebijakan yang terbatas, ini
membuat kebijakan keuangan jangka pendek yang fleksibel menjadi sangat mahal karena
memerlukan investasi yang lebih besar pada kas dan efek yang diperdagangkan, persediaan, dan
piutang usaha.
Mengelola asset lancar melibatkan trade-off antara biaya yang meningkat dan biaya yang
turun berdasarkan tingkat investasi. Biaya yang meningkat seiring dengan peningkatan dalam
tingkat investasi pada asett lancar disebut dengan biaya penyimpanan (carrying cost). Semakin
besar investasi perusahaan dalam asset lancarnya, semakin tinggi biaya penyimpanannya. Biaya
yang turun dengan peningkatan dalam tingkat investasi pada asset lancar disebut dengan biaya
kekurangan (shortage cost). Secara umum, terdapat dua macam biaya kekurangan, yaitu biaya
memperdagangkan atau biaya pemesanan dan biaya yang terkait dengan sedikitnya jumlah
cadangan pengaman.

KEBIJAKAN KEUANGAN ALTERNATIF UNTUK ASET LANCAR


Pada kondisi ekonomi yang ideal, asset jangka pendek dapat selalu didanai oleh utang jangka
pendek, dan asset jangka panjang dapat selalu didanai oleh ekuitas. Dalam kondisi ekonomi yang
ideal, modal kerja bersih selalu nol. Di dunia nyata, sangatlah tidak mungkin bahwa saldo asset
lancar akan turun sampai dengan nol. Perusahaan yang sedang bertumbuh adalah perusahaan
yang memiliki kebutuhan modal asset yang terdiri atas asset lancar dan asset jangka panjang
yang diperlukan untuk menjalankan bisnis secara efisien. Kebutuhan total asset dapat
memperlihatkan perubahan sepanjang waktu untuk beberapa alasan, termasuk (1) tren
pertumbuhan yang umum, (2) variasi musiman di sekitar tren, dan (3) fluktuasi hari ke hari dan
bulan ke bulan yang tidak dapat diprediksi.
Perusahaan dapat mempertimbangkan dua strategi untuk memenuhi kebutuhan
musimannya. Pendekatan pertama adalah pendekatan fleksibel (Kebijakan F) dan pendekatan
kedua adalah pendekatan terbatas (Kebijakan T). Dalam membandingkan dua strategi tersebut,
perbedaan utamanya terletak pada cara untuk mendanai variasi musiman dalam kebutuhan asset.
Dalam kasus yang fleksibel, perusahaan mendanai secara internal, menggunakan kas dan efek
yang diperdagangkan yang dimiliki. Dalam kasus yang terbatas, perusahaan mendanai variasi
musiman dengan pendanaan dari pihak di luar perusahaan, meminjam dana yang dibutuhkan
dengan utang jangka pendek. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, semua hal lainnya tetap
sama, perusahaan dengan kebijakan yang fleksibel akan memiliki investasi yang lebih besar
dalam modal kerja bersihnya.
KEBIJAKAN PENDANAAN MANAKAH YANG TERBAIK?
Berapakah jumlah pinjaman jangka pendek yang paling memadai? Tidak ada jawaban yang
pasti. Beberapa pertimbangan harus dimasukkan dalam analisis yang tepat.
1. Cadangan kas
2. Lindung nilai waktu jatuh tempo
3. Suku bunga relative

2.4 Anggaran Kas

Anggaran kas (cash budget) adalah perkiraan penerimaan dan pengeluaran kas untuk periode perencanaan
mendatang. Fungsi terpenting dari anggaran kas adalah membantu manajer untuk mendalami kebutuhan
akan pinjaman jangka pendek. Hasil akhir dari anggaran kas adalah perkiraan atas kelebihan kas atau
kekurangan kas.

PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS


Penyusunan anggaran kas umumnya menggunakan periode perencanaan bisnis jangka pendek yang
umum, yaitu kuartalan. Dari catatan di masa lalu, periode penagihan rata-rata perusahaan adalah 30 hari.
Hal ini berarti bahwa dua pertiga dari penjualan ditagih pada kuartal terjadinya penjualan, sementara
sepertiga penjualan akan menjadi piutang dan akan ditagih pada kuartal berikutnya.
Penagihan kas bukan merupakan satu-satunya sumber penerimaan kas. Sumber lain dari
penerimaan kas dapat terdiri dari penjualan asset, pendapatan investasi, dan penerimaan dari pendanaan
jangka panjang yang direncanakan.

PENGELUARAN KAS
Selanjutnya, kita mempertimbangkan pengeluaran atau pembayaran kas yang berasal dari empat
kelompok dasar.
1. Pembayaran utang dagang: Hal ini merupakan pembayaran untuk barang atau jasa yang dipasok
oleh pemasok, seperti bahan baku.
2. Upah, pajak, dan biaya-biaya lainnya: Kelompok ini terdiri atas biaya-biaya yang umum dalam
menjalankan usaha yang membutuhkan pengeluaran kas yang actual.
3. Beban pendanaan jangka panjang:Kelompok ini terdiri atas pembayaran bunga atas utang jangka
panjang yang beredar dan pembayaran dividen kepada para pemegang saham.
4. Belanja modal: Hal ini merupakan pengeluaran kas untuk memperoleh asset-aset jangka panjang.
SALDO KAS
Perkiraan arus kas masuk bersih (net cash inflow) adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran kas.
Saldo akhir kas di kuartal terkini adalah selisih antara saldo kas awal di kuartal terkini + arus kas bersih
masuk (keluar). Dengan informasi ini, perusahaan dapat memperkirakan kondisi kelebihan atau
kekurangan kas pada setiap kuartal. Kelebihan (kekurangan) kas kumulatif dapat dirumuskan sebagai
selisih antara saldo kas akhir dikurangi saldo kas minimum.

2.5 Pinjaman Jangka Pendek

PINJAMAN TANPA JAMINAN

Perusahaan-perusahaan yang menggunakan pinjaman jangka pendek sering mengajukan sebuah


lini kredit (line of credit). Lini kredit adalah perjanjian yang memberikan kewenangan kepada
perusahaan untuk meminjam sampai jumlah tertentu.

Lini kredit jangka pendek dikelompokkan menjadi commited atau noncommited

 Lini kredit noncommited adalah perjanjian informal yang memperkenankan perusahaan


untuk meminjam sampai batas yang telah ditentukan sebelumnya tanpa mengharuskan
adanya pengurusan dokumen tertentu.

 Lini kredit commited adalah perjanjian formal yang biasanya melibatkan biaya komitmen
yang dibayarkan oleh perusahaan ke bank (biaya yang dikenakan biasanya sebesar 0,25
persen dari dana yang disiapkan setiap tahunnya).

Saldo Kompensasi

Saldo Kompensasi adalah adalah uang perusahaan yang disimpan di bank pada sekening
berbunga rendah atau tidak berbhunga. Dengan menyimpan uang dalam saldo kompensasi dan
menerima bunga yang rendah atau tanpa bunga, perusahaan menaikkan tingkat suku Bunga
efektif yang diperoleh bank atas lini kredit yang diberikannya, sehingga memberikan kompensasi
ke bank. Perusahaan juga menggunakan saldo kompensasi untuk membayar jasa bank selain
kredit seperti jasa manajemen kas.

Biaya dari Saldo Kompensasi


Persyaratan tentang saldo kompensasi tentu saja memiliki biaya kesempatan karena uang harus
disimpan pada rekening berbunga rendah atau tanpa bunga.

Beberapa hal dapat disebut disini:

a. Saldo kompensasi biasanya dihitung sebagai rata-rata bulanan dari saldo harian

b. Sudah menjadi hal umum bahwa saldo kompensasi didasarkan pada jumlah lini kredit
yang tidak digunakan

c. Rincian dari setiap pengaturan pinjaman usaha jangka pendek biasanya dapat
dinegosiasikan

Letter of Credit

Letter of Credit adalah pengaturan yang umum dalam keuangan internasional. Umumnya letter
of credit menjamin pembayaran atas pengiriman barang dengan syarat bahwa barang tersebut
tiba sepeti yang dijanjikan.

PINJAMAN DENGAN JAMINAN

Jaminan untuk pinjaman jangka pendek biasanya terdiri atas piutang usaha, atau persediaan, atau
keduanya

Pendanaan Piutang Usaha

Terdiri atas menjaminkan piutang usaha atau melakukan anjak piutang. Jika piutang dijaminkan,
pihak yang meminjamkan memiliki piutang usaha sebagai jaminan, tetapi pihak peminjam tetap
memiliki tanggung jawab jika piutang tersebut tidak tertagih.

 Dengan anjak piutang yang biasa (conventional factoring), piutang usaha didiskonto dan
dijual kepada pihak yang meminjamkan (perusahaan anjak piutang)

 Dengan anjak piutang jatuh tempo (maturity factoring), perusahaan anjak piutang
memajukan uang ke tanggal di masa depan yang disetujui bersama.

Pinjaman Persediaan
Pinjaman persediaan adalah pinjaman jangka pendek untuk membeli persediaan yang memiliki 3
bentuk

1. Blanket inventory lien

2. Trust Receipt

3. Field warehouse financing

Sumber-Sumber Lainnya

Commercial Paper adalah surat utang jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan besar
dengan peringkat utang yang tinggi. Pilihan lainnya yang tersedia untuk perusahaan adalah
meningkatkan periode utang dagangnya; dengan kata lain perusahaan akan lebih lama dalam
membayar tagihannya. Jumlah yang dipinjam dari pemasok dalam bentuk trade credit.

2.6 Rencana Keuangan Jangka Pendek

Untuk mengilustrasikan sebuah rencana keuangan jangka pendek yang lengkap, mengasumsikan
bahwa Growing Tree akan meminjam setiap dana yang dibutuhkan dalam jangka pendek. Suku
bunganya sebesar 20%, dan setiap suku bunga tersebut dihitung setiap kuartal 20%/4=5%

Mengasumsikan bahwa Growing Tree memulai tahun tanpa utang jangka pendek. Pinjaman
jangka pendek akhir adalah $15.500.

K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $ 10.000 $19.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9,000 (29,500)
Pinjaman jangka pendek
Bunga atas pinjaman jangka pendek
Pembayaran pinjaman jangka pendek
Saldo akhir kas $19.000 $5.000
Saldo kas minimum (5,000) (5,000)
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0
Pinjaman jangka pendek awal
Perubahan dalam pinjaman jangka pendek $15.500
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500

K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $ 10.000 $19.000 $5.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9,000 (29,500) 1,750
Pinjaman jangka pendek 15,500
Bunga atas pinjaman jangka pendek
Pembayaran pinjaman jangka pendek
Saldo akhir kas $19.000 $5.000
Saldo kas minimum (5,000) (5,000)
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0
Pinjaman jangka pendek awal
Perubahan dalam pinjaman jangka pendek $15.500
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500

Pembayaran bunga sebesar $15.500 x 0,05 = $775, sehingga utang pokok jangka pendek yang
dibayarkan adalah $975.

K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $ 10.000 $19.000 $5.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9,000 (29,500) 1,750
Pinjaman jangka pendek 15,500
Bunga atas pinjaman jangka pendek -775
Pembayaran pinjaman jangka pendek -975
Saldo akhir kas $19.000 $5.000 $5.000
Saldo kas minimum (5,000) (5,000) (5,000)
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0 0
Pinjaman jangka pendek awal 15,500
Perubahan dalam pinjaman jangka pendek $15.500 -975
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500 $14.525

Growing Tree masih berutang sebesar $15.500 – 975 = $14.525 pada akhir kuartal ketiga. Bunga
pada kuartal terakhir akan menjadi $14.525 x 0,05 = $726,25. Arus kas masuk bersih pada
kuartal keempat sebesar $12.250, sehingga perusahaan membayar bunga sebesar $726,25.

K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $ 10.000 $19.000 $5.000 $5.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9,000 (29,500) 1,750 12,250
Pinjaman jangka pendek 15,500
Bunga atas pinjaman jangka pendek -775 -726.25
Pembayaran pinjaman jangka pendek -975 -11523.75
Saldo akhir kas $19.000 $5.000 $5.000 $5.000
Saldo kas minimum (5,000) (5,000) (5,000) (5,000)
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0 $0 $0
Pinjaman jangka pendek awal 15,500 14.525
Perubahan dalam pinjaman jangka pendek $15.500 -975 -11523.75
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500 $14.525 $3001.25
BAB III

PEMBAHASAN

1. Pembahasan Artikel Pendukung

Judul :

CEO overconfidence and corporate debt maturity

Tujuan Penelitian :

Tujuan utama dari penelitian kami adalah untuk menguji apakah dan sejauh mana kepercayaan
berlebihan dari CEO mempengaruhi keputusan jatuh tempo utang perusahaan.

Pertama, menguji pengaruh kepercayaan berlebihan (overconfidence) manajerial terhadap


sampel representatif dari perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar di AS, yang keputusan
pembiayaannya secara umum sangat berbeda dari dan secara ekonomi lebih penting daripada
perusahaan-perusahaan pemula yang kecil.

Kedua, penelitian mengukur kepercayaan diri yang berlebihan (overconfidence) berdasarkan


perilaku executive option exercise dan termasuk satu set variabel kontrol yang komprehensif -
dengan demikian mengatasi beberapa variabel yang dihilangkan terkait dengan penelitian
mereka.

Ketiga, memperluas ruang lingkup studi dengan mempertimbangkan pengaruh risiko likuiditas
dan mengeksplor para CEO yang terlalu percaya diri untuk mengelola preferred debt maturity.

Latar Belakang :

Para peneliti telah memusatkan perhatian pada masalah agensi antara pemegang saham dan
manajer dengan memeriksa bagaimana CEO mempengaruhi keputusan jatuh tempo utang
perusahaan pada tingkat pribadi.

Konsep overconfidence yang diperiksa dalam penelitian ini terutama berasal dari gagasan
tentang efek "lebih baik dari rata-rata". Yaitu, ketika individu menilai sendiri keterampilan relatif
mereka atau sifat pribadi, kebanyakan melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri dan
menganggap diri mereka berada di atas rata-rata pada keterampilan tertentu atau menganggap
diri mereka lebih mungkin untuk digambarkan oleh atribut yang diinginkan (Alicke, 1985;
Svenson, 1981). Demikian pula, dalam literatur keuangan perusahaan perilaku, CEO yang terlalu
percaya diri sering dimodelkan untuk melebih-lebihkan kinerja perusahaan masa depan (yaitu,
lihat Malmendier dan Tate, 2005).

Secara teoritis dan empiris, terlalu percaya diri telah terbukti memiliki dampak besar pada
pengambilan keputusan perusahaan. Sebagai contoh, Roll (1986) pertama kali menggunakan
pendekatan overconfidence untuk menjelaskan fenomena yang sering diamati dari merger dan
akuisisi yang menghancurkan nilai.

Malmendier dan Tate (2008) menemukan bahwa CEO yang terlalu percaya diri melakukan
merger nilai-merusak karena terlalu melebih-lebihkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba, terutama ketika mereka memiliki akses ke pendanaan internal. Malmendier
dan Tate (2005) menggunakan kecenderungan CEO untuk memegang opsi saham dalam-uang
sebagai proksi untuk terlalu percaya diri CEO dan menemukan bahwa investasi CEO tersebut
lebih sensitif terhadap arus kas, terutama bagi mereka di perusahaan yang bergantung pada
ekuitas.

Malmendier, Tate, dan Yan (2011) secara empiris menemukan bahwa CEO yang overconfiden
kurang mungkin untuk mengeluarkan ekuitas daripada utang ketika mengakses pembiayaan
eksternal karena mereka percaya ekuitas lebih undervalued daripada utang, yang (hal lain
dianggap sama) mengarah untuk pengamatan leverage yang lebih tinggi.

Hipotesis :

CEO yang terlalu percaya diri melebih-lebihkan kemungkinan keberhasilan perusahaan mereka
di masa depan. Artinya, manajer yang terlalu percaya diri percaya bahwa mereka memiliki
informasi pribadi yang positif, yang belum diketahui pasar. Kesalahan harga ini lebih parah
untuk utang jangka panjang daripada utang jangka pendek dan berdasarkan hal ini, CEO yang
terlalu percaya diri mencoba mengeluarkan utang jangka pendek untuk meminimalkan dampak
pada kesalahan penilaian yang dianggap terjadi. Artinya, CEO yang terlalu percaya diri percaya
bahwa mereka dapat membiayai kembali menggunakan utang jangka pendek dengan biaya lebih
rendah ketika berita positif tiba di masa depan.

hipotesis asimetri informasi yang diajukan oleh Flannery (1986), di mana para manajer memiliki
informasi pribadi dan mengeluarkan utang jangka pendek untuk memberi sinyal pasar. Namun,
pendekatan kami berbeda dari Flannery (1986) dengan satu cara kunci. Secara khusus, dalam
manajer percaya diri model kami percaya bahwa mereka memiliki informasi pribadi, tetapi
dalam kenyataannya, tidak ada informasi asimetri antara manajer dan investor. Oleh karena itu,
terlalu percaya diri adalah pengemudi untuk preferensi untuk utang jangka pendek dalam model
dan perkembangan hipotesis kami.

Prediksi di sini juga mirip dengan Malmendier dkk. (2011), di mana terlalu percaya diri CEO
mengarah pada keyakinan bahwa ekuitas lebih mispriced daripada utang, dan bersyarat pada
mengakses pembiayaan eksternal, CEO overconfident lebih memilih utang terhadap ekuitas.

Hipotesa. Semuanya sama, manajer yang terlalu percaya diri lebih memilih struktur hutang yang
lebih pendek jika dibandingkan dengan manajer yang tidak percaya diri.

Metode Penelitian :

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan regresi.

Sampel dan Sumber data :

Menggunakan beberapa database untuk sampel utama. Khususnya, mendapatkan saham


eksekutif dan kepemilikan opsi dari ExecuComp. Informasi keuangan dan akuntansi diperoleh
dari Compustat, dan harga saham bulanan berasal dari CRSP. Imbal hasil obligasi pemerintah
jangka panjang berasal dari situs web St. Louis Federal Reserve Bank. Periode sampel utama
kami mencakup 2006 hingga 2012. Menggabungkan data rinci tentang kepemilikan opsi
eksekutif dari ExecuComp dengan harga saham bulanan dari CRSP untuk mengidentifikasi CEO
yang terlalu percaya diri dan menghitung variabel kontrol pribadi tingkat CEO. Kemudian
menggabungkan dataset dengan variabel kontrol tingkat perusahaan yang dihitung dari
Compustat dan / atau CRSP untuk membentuk sampel akhir. Sampel akhir mencakup 4309
observasi tahun perusahaan, mewakili 944 perusahaan yang berbeda.
Hasil Penelitian :

Menemukan bahwa perusahaan dengan CEO yang overconvidence memiliki proporsi utang jatuh
tempo yang lebih tinggi dalam satu, dua dan tiga tahun. Dengan mempartisi lebih lanjut
pengukuran debt maturity ke dalam utang jangka pendek dan proporsi utang jangka panjang saat
ini, kami menemukan bahwa hubungan positif antara CEO yang overconvidence dan debt
maturity terutama didorong oleh penggunaan proporsi yang lebih tinggi dari utang jangka
pendek yang sangat besar. (utang dengan jatuh tempo kurang dari 12 bulan). Artinya, CEO yang
terlalu banyak mengubah struktur debt maturity melalui penggunaan proporsi utang jangka
pendek yang lebih tinggi. Hasil inti kami sangat kuat untuk battery of checks: penjelasan
alternatif, alternatif overconvidence berlebihan, serta metode estimasi yang berbeda. Kami lebih
lanjut menunjukkan bahwa tindakan meminjam utang jangka pendek oleh CEO yang terlalu kuat
tidak terhalang oleh risiko likuiditas perusahaan yang ada saat mengambil utang jangka pendek.
BAB IV

KESIMPULAN

Aset lancar dan liabilitas lancar muncul dalam aktivitas operasi jangka pendek dan siklus
kas dari suatu perusahaan. Mengelola arus kas jangka pendek melibatkan kegiatan meminalkan
biaya. Dua biaya utama adalah biaya penyimpanan, imbal hasil yang hilang karena menyimpan
terlalu banyak aset jangka pendek seperti kas, dan biaya dari kekurangan aset-aset jangka
pendek. Tujuan dari pengelolaan keuangan jangka pendek dan melakukan perencanaan keuangan
jangka pendek adalah untuk menemukan trade-off dari biaya penyimpanan dan biaya
kekurangan.
Dalam kondisi ekonomi yang ideal, perusahaan dapat dengan sempurna memperkirakan
penggunaan dan sumber dari kas jangka pendek, dan modal kerja bersih yang menyediakan
sebuah penyangga yang membuat perusahaan dapat memenuhi kewajiban berjalannya. Manajer
keuangan mencari tingkat saldo yang optimal dari setiap aset lancar. manajer keuangan dapat
menggunakan anggaran kas untuk mengidentifikasi kebutuhan keuangan jangka pendek.
Anggaran kas menjelaskan kepada manajer tentang jumlah pinjaman yang dibutuhkan atau
jumlah yang dapat dipinjamkan dalam jangka pendek. Perusahaan memiliki beberapa cara untuk
memperoleh dana yang akan digunakan untuk memenuhi kekurangan dana dalam jangka pendek,
termasuk pinjaman dengan atau tanpa pinjaman.
DAFTAR PUSTAKA

James C. Van Horne & John M. Wachowicz, Jr. 2013. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
Edisi 13. Jakarta. Salemba Empat.

Ronghong Huang, Kelvin Jui Keng Tan, Robert W. Faff. 2016. CEO overconfidence and
corporate debt maturity. Journal of Corporate Finance 36 (2016) 93–110

Anda mungkin juga menyukai