Pembahasan Identifikasi Gugus Alkohol
Pembahasan Identifikasi Gugus Alkohol
Pada sampel kedua, 2-propanol, merupakan salah satu jenis alkohol sekunder.
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C sekunder
atau atom yang mengikat dua atom C lainnya (Riswiyanto, 2009). Mekanisme reaksi yang
terjadi pada uji lucas adalah reaksi antara sampel dengan HCl dan katalis ZnCl2. 2-propanol
dapat bereaksi lambat dengan reagen lucas dimana harus dibantu dengan pemanasan
untuk hasil uji positifnya. Hal ini terjadi karena gugus OH terikat pada atom C sekunder
yang mengikat dua atom C lainnya sehingga energi ikatannya lebih lemah dan lebih
mudah bereaksi dengan reagen lugas, namun lambat sehingga harus dibantu dengan
pemanasan (McMurry, 2011). Reaksinya digambarkan di bawah ini:
2-propanol+ HCl ZnCl2 2-propil klorida + H2O
Pada sampel ketiga, etanol, merupakan salah satu jenis alkohol primer. Alkohol
primer adalah alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C primer atau atom C yang
mengikat satu atom C lainnya Riswiyanto, 2009). Mekanisme reaksi yang terjadi pada uji
lucas adalah reaksi antara sampel dengan HCl dan katalis ZnCl2. Namun pada alkohol primer,
energi yang dimiliki atom C primer untuk mengikat gugus OH karena atom C hanya
mengikat satu atom C lain, sehingga sulit untuk disubtitusi. Hal ini yang menyebabkan
alkohol primer tidak akan bereaksi dengan uji lucas (McMurry, 2011). Reaksinya
digambarkan di bawah ini:
H3C-CH2-OH + HCl ZnCl2 tidak bereaksi
Pada sampel keempat, fenol, merupakan salah satu jenis benzena dan bukan alkohol
(Riswiyanto, 2009).. Mekanisme reaksi yang terjadi pada uji lucas adalah reaksi antara
sampel dengan HCl dan katalis ZnCl2. Namun pada benzena tidak akan bereaksi dengan
reagen lucas karena memiliki rantai tertutup. Selain itu fenol juga memiliki gugus OH yang
relatif lebih sulit untuk lepas kedua dua gugusnya (Solomon, 2009).
Mekanisme reaksi secara umum adalah reagen lucas akan melarutkan alkohol,
sementara itu gugus OH yang kurang nukleofilik akan terlepas dan membentuk H2O.
Sedangkan alkohol yang kehilangan OH akan digantikan dengan Cl- pada reagen lucas
2. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Ferri Klorida dari beberapa sampel dalam
percobaan ini!
a. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji ferri klorida dari beberapa sampel dalam
percobaan ini!
Prinsip uji ferri klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa
dengan penambahan ferri klorida yang uji positifnya akan menghasilkan warna ungu sebagai
akibat dari adanya reaksi gugus OH pada fenol dengan larutan FeCl3 yang ditambahkan.
Langkah pertama dalam uji ferri klorida ini adalah mempersipkan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Alat yang dibutuhkan di antaranya 4 buah tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes,
kaki tiga, bunsen, kassa, dan penjepit tabung reaksi. Sedangkan bahan yang diperlukan di
antaranya aquades, empat sampel yaitu etanol, metanol, 2-propanol dan fenol, serta reagen
ferri klorida. Kemudian langkah selanjutnya, masukkan 1 ml aquades ke dalam empat tabung
reaksi dengan menggunakan pipet ukur, lalu masukkan 5 tetes sampel dengan menggunakan
pipet tetes. Selanjutnya masukkan 2 tetes reagen FeCl3 dengan menggunakan pipet tetes, lalu
kocok dan amati perubahan warna larutan yang terjadi setelah dikcocok. Catat hasilnya pada
tabel. Aquades berfungsi agar sampel tidak mudah menguap, sedangkan FeCl3 reaksi dengan
fenol membentuk FeO pada cincin benzena dan memberi warna ungu pada sampel.
Pada sampel pertama, metanol, warna setelah ditambahkan reagen ferri klorida dan
dilakukan pengocokan berwarna kuning, dimana warna kuning menunjukkan hasil uji negatif.
Metanol merupakan jenis alkohol primer dan bukan golongan benzena yang mempunyai
cincin benzena (McMurry, 2011). Golongan alkohol apapun tidak akan bereaksi dengan
reagen ferri klorida.
Pada sampel kedua, 2-propanol, warna setelah ditambahkan reagen ferri klorida dan
dilakukan pengocokan berwarna kuning, dimana warna kuning menunjukkan hasil uji negatif.
2-propanol merupakan jenis alkohol sekunder dan bukan golongan benzena yang mempunyai
cincin benzena (McMurry, 2011). Golongan alkohol apapun tidak akan bereaksi dengan
reagen ferri klorida.
Pada sampel ketiga, etanol, warna setelah ditambahkan reagen ferri klorida dan
dilakukan pengocokan berwarna kuning, dimana warna kuning menunjukkan hasil uji negatif.
Etanol merupakan jenis alkohol primer dan bukan golongan benzena yang mempunyai cincin
benzena (McMurry, 2011). Golongan alkohol apapun tidak akan bereaksi dengan reagen ferri
klorida.
Pada sampel keempat, fenol, warna setelah ditambahkan reagen ferri klorida dan
dilakukan pengocokan berwarna ungu. Warna ungu menunjukkan hasil positif karena gugus
OH pada fenol bereaksi dengan reagen ferri klorida (Solomon, 2009). Fenol merupakan salah
satu jenis benzena. Fenol akan bereaksi dengan reagen ferri klorida membentuk FeO pada
cincin benzena. Kompleks FeO pada cincin benzena inilah yang menyebabkan terbentuknya
kompleks warna ungu (Alfian, 2009).
b. Tuliskan mekanisme reaksi yang mendasari prinsip uji ferri klorida pada identifikasi gugus
alkohol
Pada sampel pertama, metanol, tidak terjadi reaksi antara reagen ferri klorida dan
sampel yang ditunjukkan dengan warna kuning setelah reagen dan sampel dicampur.
Mekanisme reaksi yang terjadi seharusnya sampel akan bereaksi dengan reagen ferri klorida
dimana akan terjadi reaksi subtitusi antara H+ pada sampel dengan reagen FeCl3. Namun
metanol merupakan salah satu jenis alkohol, alkohol primer, sehingga tidak dapat bereaksi
dengan reagen ferri klorida membentuk FeO pada cincin benzena dan memberi warna ungu
pada sampel (Alfian, 2009). Reaksinya sebagai berikut:
CH3 ─ OH + FeCl3 tidak ada reaksi
Pada sampel kedua, 2-propanol, juga tidak terjadi reaksi antara reagen ferri klorida
dan sampel yang ditunjukkan dengan warna kuning setelah reagen dan sampel dicampur.
Mekanisme reaksi yang terjadi seharusnya sampel akan bereaksi dengan reagen ferri klorida
dimana akan terjadi reaksi subtitusi antara H+ pada sampel dengan reagen FeCl3. Namun 2-
propanol merupakan salah satu jenis alkohol, contoh alkohol sekunder, sehingga tidak daapt
bereaksi dengan reagen ferri klorida membentuk FeO pada cincin benzena dan memberi
warna ungu pada sampel (Alfian, 2009). Reaksinya sebagai berikut:
CH3 ─ CH2 ─ OH + FeCl3 tidak ada reaksi
Pada sampel ketiga, etanol, , juga tidak terjadi reaksi antara reagen ferri klorida dan
sampel yang ditunjukkan dengan warna kuning setelah reagen dan sampel dicampur.
Mekanisme reaksi yang terjadi seharusnya sampel akan bereaksi dengan reagen ferri klorida
dimana akan terjadi reaksi subtitusi antara H+ pada sampel dengan reagen FeCl3. Namun
etanol merupakan salah satu jenis alkohol, contoh alkohol primer, sehingga tidak daapt
bereaksi dengan reagen ferri klorida membentuk FeO pada cincin benzena dan memberi
warna ungu pada sampel (Alfian, 2009). Reaksinya sebagai berikut:
2-propanol + FeCl3 tidak ada reaksi
Pada sampel keempat, fenol, hasil ujinya positif yang ditunjukkan dengan
terbentuknya kompleks warna ungu. Mekanisme reaksinya adalah subtitusi antara fenol
dengan reagen FeCl3 dimana H+ dalam fenol akan digantikan Fe3+ akan melepaskan H+ yang
berikatan dengan Cl- dari reagen membentuk HCl, sedangkan fenol yang gugus H+ nya
digantikan oleh Fe3+ akan membentuk FeO dan kompleks warna ungu (Solomon, 2009).
Reaksinya sebagai berikut:
OH (FeO)3
+ FeCl3 + 3HCl