Anda di halaman 1dari 20

KANKER ENDOMETRIUM (CA ENDOMETRIUM)

Disusun oleh :

Kelompok 3

Ella Rusnida 21117048

Es Jumiati 21117051

Ilhami Nadion 21117067

Ludiya 21117076

Monica Ayu Stevani 21117085

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas II

Dosen Pembimbing : Yuniza S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kami sehingga bisa

menyelesaikan Tugas Keperawatan Maternitas Tentang “CA

ENDOMETRIUM”

Dalam penyusunan Tugas ini, tidak sedikit hambatan yang

kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini

tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari beberapa orang,

sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari

semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini dan bila untuk makalah selanjutnya.Semoga materi ini dapat

bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang

membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat

tercapai, Aamiiin

Palembang,12 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

A. Definisi Ca Endometrium ....................................................................


B. Etiologi Ca Endometrium ....................................................................
C. Manifestasi Klinik Ca Endometrium ...................................................
D. Pathway Ca Endometrium ...................................................................
E. Komplikasi Ca Endometrium...............................................................
F. Penatalaksanaan Medis Ca Endometrium ............................................
G. Diagnosa Keperawatan Ca Endometrium ............................................
H. Perencanaa Keperawatan Ca Endometrium .........................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker endometrium merupakan kanker ginekologi yang sering terjadi


pada wanita setelah kanker payudara, kolon dan paru. Di negara-negara maju,
umumnya penderita kanker endometrium berusia sekitar 60 tahun, hal ini
dikarenakan 75% kanker endometrium terjadi selama periode pascamenopause,
sehingga gejala yang paling umum adalah perdarahan pasca menopause.

Di Indonesia, usia penderita kanker endometrium cenderung lebih


muda, yaitu sebanyak 63,9% pada usia ≥50 tahun dan sebanyak 12,5% pada
usia ≤40 tahun, kemungkinan hal ini disebabkan oleh penggunaan TSH yang
masih jarang digunakan. Penggunaan TSH memengaruhi tingginya jumlah
penderita kanker endometrium di negara Barat dan Eropa.

Diperkirakan sekitar 476 juta orang jumlah wanita pascamenopause


pada tahun 1990, setidaknya jumlah akan bertambah menjadi 1200 juta orang
pada tahun 2030. Dengan usia harapan hidup yang rata-rata lebih dari 78-80
tahun, maka wanita akan menghabiskan lebih dari sepertiga hidupnya dalam
masa menopause. Sehingga terdapat kemungkinan mengalami penyakit kronik
yang diperkirakan 46% untuk penyakit jantung koroner, 20% untuk stroke,
15% untuk fraktur panggul, 10% untuk kanker payudara dan 2,6% untuk
kanker endometrium.

Penyebab kanker endometrium belum diketahui pasti, namun terdapat


beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kanker endometrium seperti
faktor reproduksi dan menstruasi; hormon; kontrasepsi oral; obesitas, kondisi
medis; ataupun faktor genetik, dimana gen pencetus dari kanker endometrium
yaitu MLH1, MSH2, MSH6.
Patogenesis penyakit ini ialah tingginya estrogen dan tidak terdapatnya
progesteron yang cukup sehingga terjadi hiperplasia simpleks yang kemudian
terbentuknya kelenjar baru pada lapisan uterus, selanjutnya menjadi atipikal
dan menyebabkan kanker endometrium.Tingginya kadar estrogen secara
abnormal yang menyebabkan kanker endometrium juga terdapat pada keadaan
sindroma ovarium polikistik (SOPK), karena pada SOPK terjadi unopposed
estrogen, kemudian terjadi unovulasi sehingga menyebabkan hiperplasia
endometrium. Tidak semua wanita dengan SOPK memiliki risiko tinggi kanker
endometrium.

Terdapat enam jenis histopatologi dari kanker endometrium yaitu


endometrioid adenokarsinoma; serous karsinoma; karsinoma sel jernih;
karsinoma musinous; karsinoma campuran; dan karsinoma undiferensiasi. Dari
keenam jenis histopatologi, yang sering ditemukan yaitu jenis sel endometrioid
adenokarsinoma.

Terdapat empat stadium pada kanker endometrium yang dibagi menurut


International Federation of Gynecology and Obstetri (FIGO). Dalam
penanganan kanker endometrium terdapat terapi medikamentosa, operasi dan
kemoterapi. Prognosis dari kanker endometrium itu sendiri sebenarnya cukup
baik apabila diketahui dini dan ditangani dengan tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Ca Endometrium
2. Apa Etiologi Ca Endometrium
3. Bagaimana Manifestasi Klinik Ca Endometrium
4. Bagaimana Pathway Ca Endometrium
5. Apa Saja Komplikasi Ca Endometrium
6. Bagaimana Penatalaksanaan Medis Ca Endometrium
7. Apa Saja Diagnosa Keperawatan Ca Endometrium
8. Bagaimana Perencanaan Keperawatan Ca Endometrium
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Ca Endometrium
2. Mengetahui Etiologi Ca Endometrium
3. Mengetahui Manifestasi Klinik Ca Endometrium
4. Mengetahui Pathway Ca Endometrium
5. Mengetahui Komplikasi Ca Endometrium
6. Mengetahui Penatalaksanaan Medis Ca Endometrium
7. Mengetahui Diagnosa Keperawatan Ca Endometrium
8. Mengetahui Perencanaan Keperawatan Ca Endometrium
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ca Endometrium

Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ


endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang
berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin.
kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel
lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium.
kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering
menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah
menopause. (Whoellan 2009)

B. Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker


endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker
endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan
munculnya kanker endometrium :

1. Obesitas atau kegemukan.


Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan
sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker
endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25
Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding
dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25
Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
2. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun
mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai
riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span
merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia
saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS)
= usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena
kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.

3. Tidak pernah melahirkan.


Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah
menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian
menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah
melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa
faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah
melahirkan (paritas).

4. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker
endometrium.

5. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari
jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat
rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia
endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel
atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar
23%.
6. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml
merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes
melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-
17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-
64%.

7. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan
dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian
hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara
bermakna daripada populasi kontrol.

8. Faktor lingkungan dan diet.


Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka
kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara
yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika
Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia,
Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan
menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya
perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya
dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang
pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada
orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu
makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang,
angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-
negara Asia lainnya.

9. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat
anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat
kecil.
10. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel
granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

C. Manefestasi Klinik

Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :


1. Rasa sakit pada saat menstruasi.
2. Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa
sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.
3. Sakit punggung pada bagian bawah.
4. Sulit buang air besar atau diare.
5. Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
6. Keputihan bercampur darah dan nanah.
7. Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

D. Pathway
Usia Obesitas

Peningkatan Kadar Estrogen

Operasi Kanker endometrium Kemoterapi

Iritasi gastrointestinal
Ansietas
Pengangkatan
rahim Nyeri
Gangguan Citra Tubuh
Mual

Disfungsi
Disfungsi
E. Komplikasi

1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.
2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan
usus.
3. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari
sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk
menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal.
4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat
menyebabkan ruptur

G. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan akibat kanker


endometrium.
2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal akibat kemoterapi.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder
akibat kemoterapi.

H. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri kronis berhubungan Nyeri berkurang atau NIC:
dengan nekrosis jaringan terkontrol, dengan Pain management
akibat kanker endometrium. kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian
1. Klien tidak mengeluh yang komprehensif
nyeri. terhadap nyeri, meliputi
2. Klien tidak merintih lokasi, karasteristik,
kesakitan onset/durasi, frekuensi,
3. Klien tidak gelisah kualitas, intensitas
4. Wajah klien tampak nyeri, serta faktor-
relaks RR dalam faktor yang dapat
batas normal (16-20 memicu nyeri.
kali/menit) f. Nadi 2. Observasi tanda-tanda
dalam batas normal non verbal atau isyarat
(60-100 kali/menit) dari ketidaknyamanan.
3. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
dalam mengkaji
pengalaman nyeri dan
menyampaikan
penerimaan terhadap
respon klien terhadap
nyeri.
4. Kaji tanda-tanda vital
klien.
5. Kaji pengetahuan dan
pengalaman klien
terhadap nyeri klien.
6. Diskusikan bersama
klien mengenai faktor-
faktor yang dapat
memperburuk nyeri
klien.
7. Evaluasi bersama klien
dan tim medis
mengenai riwayat
keefektifan intervensi
nyeri yang pernah
diberikan pada klien.
8. Kontrol faktor
lingkungan yang dapat
menyebabkan
ketidaknyamanan,
seperti suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
9. Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri non
farmakologi, (mis:
teknik terapi musik,
distraksi, guided
imagery, masase dll).
10. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
sesuai indikasi.
2. Nausea berhubungan dengan Setelah diberikan NIC
iritasi gastrointestinal akibat asuhan keperawatn nausea management
kemoterap. selama 2x24 jam 1. Berikan pasien untuk
diharapkan nausea memonitor pengalaman
pasien teratasi, dengan nauseanya.
criteria hasil: NOC 2. Ajarkan pasien strategi
Nausea and Vomiting untuk mengatur rasa
Control mualnya.
1. Klien menyadari 3. Lakukan pengkajian
onset dari nausea lengkap rasa mual
secara teratur Klien termasuk frekuensi,
dapat menghindari durasi, tingkat mual,
faktor penyebab dan faktor yang
nausea dengan baik. menyebabkan pasien
2. Klien melakukan mual.
tindakan pencegahan 4. Kurangi faktor personal
nausea dengan yang menyebabkan
teratur. atau meningkatkan
3. Klien dapat mual (cemas, takut,
melaporkan mual, kelelahan, dan kurang
muntah, dan dapat informasi) Berikan
dapat mengontrol istirahat dan tidur yang
muntahnya dengan adekuat untuk
baik. mengurangi mual.
5. Berikan terapi
NOC hidrasi Status farmakologi pada mual
hidrasi: hidrasi yang tidak dapat
1. Kulit membran ditoleransi.
mukosa baik. 6. Anjurkan klien
2. Tidak ada rasa haus mengurangi jumlah
yang abnormal. makanan yang bisa
3. Urin output normal menimbulkan mual.

NIC Fluid
Management
1. Pencatatan intake
output secara akurat
2. Monitor status nutrisi
3. Monitor status hidrasi
(Kelembaban membran
mukosa, vital sign
adekuat).
4. Batasi minum 1 jam
sebelum, 1 jam sesudah
dan selama makan
3. Gangguan citra tubuh Setelah diberikan NIC Active Listening
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Tentukan tujuan
perubahan penampilan akibat 3x2 jam diharapkan: interaksi. Tunjukan
proses penyakit. NOC Adaptation to rasa tertarik pada
Physical Disability pasien.
1. Mengungkapkan 2. Fokus interkasi, seperti
secara verbal untuk tidak menjudge.
mengatur Gunakan interaksi
ketidakmampuan berseri atau kontinu
(skala 5). kepada pasien.
2. Mampu beradaptasi
dari ketebatasan NIC Body Image
fungsi tubuh (skala Enhancement
5). 1. Jelaskan ekspektasi
3. Mampu citra tubuh pasien
menggunakan berdasarkan stase
strategi untuk perkembangan.
mengurangi stress 2. Gunakan pedoman
yang berhubungan antisipasi untuk
dengan prediksi perubahan
ketidakmampuan pada citra tubuh.
(skala 5).
4. Mampu NIC Coping
menggunakan Enhancement
sumber komunitas 1. Gunakan pendekatan
yang ada (skala 5). yang tenang. Sediakan
atmosfer penerimaan.
NOC Body Image 2. Bantu pasien untuk
1. Mampu menjelaskan identifikasi informasi
gambaran internal yang didapat padanya.
diri (skala 5) 3. Kurangi stimulasi
2. Sikap mampu lingkungan yang dapat
menyentuh bagian mengakibatkan
tubuh yang misinterpretasi
berpengaruh pada perawatan. Evaluasi
citra tubuh (skala 5). kemampuan pasien
3. Sikap mampu dalam mengambil
menggunakan keputusan. NIC label
strategi untuk >> Emotional Support
pengingkatan fungsi Diskusi dengan pasien
(skala 5). tentang pengalaman
4. Peningkatan hak emosinya.
perubahan tubuh 4. Buat pernyataan
untuk aging (skala suportif dan empati.
5). 5. Identifikasi kemarahan
dan frustasi pasien.
NOC Coping 6. Sediakan asisten dalam
Mampu membuat keputusan.
1. Mengidentifikasi
pola koping yang
efektif (skala 5).
2. Mampu
mengidentifikasi
pola koping yang
tidak efektif (skala
5).
3. Melaporkan
penurunan stress
(skala 5).
4. Melaporkan
penurunan perasaan
negative (skala 5).
5. Melaporkan
peningkatan
kenyamanan
psikologi (skala 5).
F. Penatalaksanaan Medis
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan
pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,
sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan
contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum
adenokarsinoma endometrium.
1. Pembedahan Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi
(pengangkatan rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat
(salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke
ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal
kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar
tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker
telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker
telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke
luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani
pengobatan lainnya.

2. Radioterapi Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk


membunuh sel-sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya
menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III
dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5
tahun pada pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan
pasien dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara
medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah
(stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca
operasi.
3. Kemoterapi Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan
mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat
lain.
Tujuan Kemoterapi :
a) Membunuh sel-sel kanker.
b) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
c) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker endometrium adalah tumor ganas epitel primer
diendometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi
mengenai miometrium dan menyebar jauh; juga merupakan kanker
ginekologi yang sering terjadi. Penyebabnya belum diketahui secara pasti,
namun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kanker
endometrium.
Pasien kanker endometrium terbanyak yaitu pada usia ≥51 tahun dengan
angka kejadian terbanyak pada wanita multipara dan obesitas. Penyakit
penyerta pada kanker endometrium terbanyak yaitu hipertensi diikuti oleh
diabetes melitus dan dislipidemia. Jenis kanker endometrium yang paling
sering ditemukan ialah jenis sel endometrioid adenokarsinoma. Pada
seluruh pasien diberikan terapi medikamentosa, sebagian juga dilakukan
operasi dan kemoterapi. Stadium II merupakan yang terbanyak ditemukan.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai upaya promotif
dan preventif bagi masyarakat agar dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas serta meningkatkan angka harapan hidup penderita kanker
endometrium. Sebaiknya, catatan rekam medik berupa jenis sel, stadium
dan usia saat menopause diperbaiki dan dilengkapi sehingga dapat berguna
untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta. EGC


Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai