Disusun oleh :
Kelompok 3
Es Jumiati 21117051
Ludiya 21117076
nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kami sehingga bisa
ENDOMETRIUM”
kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari beberapa orang,
baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
makalah ini dan bila untuk makalah selanjutnya.Semoga materi ini dapat
tercapai, Aamiiin
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Ca Endometrium
2. Apa Etiologi Ca Endometrium
3. Bagaimana Manifestasi Klinik Ca Endometrium
4. Bagaimana Pathway Ca Endometrium
5. Apa Saja Komplikasi Ca Endometrium
6. Bagaimana Penatalaksanaan Medis Ca Endometrium
7. Apa Saja Diagnosa Keperawatan Ca Endometrium
8. Bagaimana Perencanaan Keperawatan Ca Endometrium
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Ca Endometrium
2. Mengetahui Etiologi Ca Endometrium
3. Mengetahui Manifestasi Klinik Ca Endometrium
4. Mengetahui Pathway Ca Endometrium
5. Mengetahui Komplikasi Ca Endometrium
6. Mengetahui Penatalaksanaan Medis Ca Endometrium
7. Mengetahui Diagnosa Keperawatan Ca Endometrium
8. Mengetahui Perencanaan Keperawatan Ca Endometrium
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ca Endometrium
B. Etiologi
4. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker
endometrium.
5. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari
jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat
rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia
endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel
atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar
23%.
6. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml
merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes
melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-
17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-
64%.
7. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan
dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian
hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara
bermakna daripada populasi kontrol.
9. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat
anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat
kecil.
10. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel
granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.
C. Manefestasi Klinik
D. Pathway
Usia Obesitas
Iritasi gastrointestinal
Ansietas
Pengangkatan
rahim Nyeri
Gangguan Citra Tubuh
Mual
Disfungsi
Disfungsi
E. Komplikasi
1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.
2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan
usus.
3. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari
sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk
menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal.
4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat
menyebabkan ruptur
G. Diagnosa Keperawatan
H. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri kronis berhubungan Nyeri berkurang atau NIC:
dengan nekrosis jaringan terkontrol, dengan Pain management
akibat kanker endometrium. kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian
1. Klien tidak mengeluh yang komprehensif
nyeri. terhadap nyeri, meliputi
2. Klien tidak merintih lokasi, karasteristik,
kesakitan onset/durasi, frekuensi,
3. Klien tidak gelisah kualitas, intensitas
4. Wajah klien tampak nyeri, serta faktor-
relaks RR dalam faktor yang dapat
batas normal (16-20 memicu nyeri.
kali/menit) f. Nadi 2. Observasi tanda-tanda
dalam batas normal non verbal atau isyarat
(60-100 kali/menit) dari ketidaknyamanan.
3. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
dalam mengkaji
pengalaman nyeri dan
menyampaikan
penerimaan terhadap
respon klien terhadap
nyeri.
4. Kaji tanda-tanda vital
klien.
5. Kaji pengetahuan dan
pengalaman klien
terhadap nyeri klien.
6. Diskusikan bersama
klien mengenai faktor-
faktor yang dapat
memperburuk nyeri
klien.
7. Evaluasi bersama klien
dan tim medis
mengenai riwayat
keefektifan intervensi
nyeri yang pernah
diberikan pada klien.
8. Kontrol faktor
lingkungan yang dapat
menyebabkan
ketidaknyamanan,
seperti suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
9. Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri non
farmakologi, (mis:
teknik terapi musik,
distraksi, guided
imagery, masase dll).
10. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
sesuai indikasi.
2. Nausea berhubungan dengan Setelah diberikan NIC
iritasi gastrointestinal akibat asuhan keperawatn nausea management
kemoterap. selama 2x24 jam 1. Berikan pasien untuk
diharapkan nausea memonitor pengalaman
pasien teratasi, dengan nauseanya.
criteria hasil: NOC 2. Ajarkan pasien strategi
Nausea and Vomiting untuk mengatur rasa
Control mualnya.
1. Klien menyadari 3. Lakukan pengkajian
onset dari nausea lengkap rasa mual
secara teratur Klien termasuk frekuensi,
dapat menghindari durasi, tingkat mual,
faktor penyebab dan faktor yang
nausea dengan baik. menyebabkan pasien
2. Klien melakukan mual.
tindakan pencegahan 4. Kurangi faktor personal
nausea dengan yang menyebabkan
teratur. atau meningkatkan
3. Klien dapat mual (cemas, takut,
melaporkan mual, kelelahan, dan kurang
muntah, dan dapat informasi) Berikan
dapat mengontrol istirahat dan tidur yang
muntahnya dengan adekuat untuk
baik. mengurangi mual.
5. Berikan terapi
NOC hidrasi Status farmakologi pada mual
hidrasi: hidrasi yang tidak dapat
1. Kulit membran ditoleransi.
mukosa baik. 6. Anjurkan klien
2. Tidak ada rasa haus mengurangi jumlah
yang abnormal. makanan yang bisa
3. Urin output normal menimbulkan mual.
NIC Fluid
Management
1. Pencatatan intake
output secara akurat
2. Monitor status nutrisi
3. Monitor status hidrasi
(Kelembaban membran
mukosa, vital sign
adekuat).
4. Batasi minum 1 jam
sebelum, 1 jam sesudah
dan selama makan
3. Gangguan citra tubuh Setelah diberikan NIC Active Listening
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Tentukan tujuan
perubahan penampilan akibat 3x2 jam diharapkan: interaksi. Tunjukan
proses penyakit. NOC Adaptation to rasa tertarik pada
Physical Disability pasien.
1. Mengungkapkan 2. Fokus interkasi, seperti
secara verbal untuk tidak menjudge.
mengatur Gunakan interaksi
ketidakmampuan berseri atau kontinu
(skala 5). kepada pasien.
2. Mampu beradaptasi
dari ketebatasan NIC Body Image
fungsi tubuh (skala Enhancement
5). 1. Jelaskan ekspektasi
3. Mampu citra tubuh pasien
menggunakan berdasarkan stase
strategi untuk perkembangan.
mengurangi stress 2. Gunakan pedoman
yang berhubungan antisipasi untuk
dengan prediksi perubahan
ketidakmampuan pada citra tubuh.
(skala 5).
4. Mampu NIC Coping
menggunakan Enhancement
sumber komunitas 1. Gunakan pendekatan
yang ada (skala 5). yang tenang. Sediakan
atmosfer penerimaan.
NOC Body Image 2. Bantu pasien untuk
1. Mampu menjelaskan identifikasi informasi
gambaran internal yang didapat padanya.
diri (skala 5) 3. Kurangi stimulasi
2. Sikap mampu lingkungan yang dapat
menyentuh bagian mengakibatkan
tubuh yang misinterpretasi
berpengaruh pada perawatan. Evaluasi
citra tubuh (skala 5). kemampuan pasien
3. Sikap mampu dalam mengambil
menggunakan keputusan. NIC label
strategi untuk >> Emotional Support
pengingkatan fungsi Diskusi dengan pasien
(skala 5). tentang pengalaman
4. Peningkatan hak emosinya.
perubahan tubuh 4. Buat pernyataan
untuk aging (skala suportif dan empati.
5). 5. Identifikasi kemarahan
dan frustasi pasien.
NOC Coping 6. Sediakan asisten dalam
Mampu membuat keputusan.
1. Mengidentifikasi
pola koping yang
efektif (skala 5).
2. Mampu
mengidentifikasi
pola koping yang
tidak efektif (skala
5).
3. Melaporkan
penurunan stress
(skala 5).
4. Melaporkan
penurunan perasaan
negative (skala 5).
5. Melaporkan
peningkatan
kenyamanan
psikologi (skala 5).
F. Penatalaksanaan Medis
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan
pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,
sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan
contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum
adenokarsinoma endometrium.
1. Pembedahan Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi
(pengangkatan rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat
(salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke
ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal
kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar
tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker
telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker
telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke
luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani
pengobatan lainnya.
A. Kesimpulan
Kanker endometrium adalah tumor ganas epitel primer
diendometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi
mengenai miometrium dan menyebar jauh; juga merupakan kanker
ginekologi yang sering terjadi. Penyebabnya belum diketahui secara pasti,
namun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kanker
endometrium.
Pasien kanker endometrium terbanyak yaitu pada usia ≥51 tahun dengan
angka kejadian terbanyak pada wanita multipara dan obesitas. Penyakit
penyerta pada kanker endometrium terbanyak yaitu hipertensi diikuti oleh
diabetes melitus dan dislipidemia. Jenis kanker endometrium yang paling
sering ditemukan ialah jenis sel endometrioid adenokarsinoma. Pada
seluruh pasien diberikan terapi medikamentosa, sebagian juga dilakukan
operasi dan kemoterapi. Stadium II merupakan yang terbanyak ditemukan.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai upaya promotif
dan preventif bagi masyarakat agar dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas serta meningkatkan angka harapan hidup penderita kanker
endometrium. Sebaiknya, catatan rekam medik berupa jenis sel, stadium
dan usia saat menopause diperbaiki dan dilengkapi sehingga dapat berguna
untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA