DI SUSUN OLEH:
RAGIL MURTININGSIH
NIM. P.10048
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMIA PADA An. R
DENGAN Obs. DHF DI RUANG ANGGREK
RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN
DI SUSUN OLEH :
RAGIL MURTININGSIH
P. 10048
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
ini.
v
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku penguji yang telah memberikan
7. Buat mas Rudy dan semua kakakku yang selalu memberi semangat dan
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ................................................................................ 7
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ........................................................................ 18
B. Simpulan ............................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictu. Demam yang terjadi akibat penyakit ini bersifat mendadak
dan berlangsung selama 5-7 hari. Biasanya terlihat lesu, nafsu makan
menurun, sakit kepala, nyeri pada daerah bola mata, punggung, dan
terutama di daerah muka dan dada. Gejala lanjut yang terjadi adalah
timbulnya keriput kulit di kening, perut, lengan, paha, dan anggota tubuh
Menurut data WHO, di antara 358 orang penderita DHF 128 orang anak
termasuk dalam kelompok DHF derajat II, 138 orang anak dalam golongan
DHF derajat III, dan 92 orang anak dalam golongan derajat DHF IV. Di
dan dianggap yang paling besar terjadi dengan jumlah kasus sebanyak
1
2
pada tahun 1968, jumlah kasus terus menyebar dan meningkat secara
DBD. Angka insidensi DBD pada tahun 2003 dihitung rata-ratanya sebesar
28,2 per-10.000 penduduk dengan jumlah kasus sebesar 4.857 dan 75 jiwa
diantaranya meninggal dunia, dan sampai akhir bulan Mei tahun 2004 jumlah
kasus sudah mencapai 1.820 jiwa dengan sebanyak 29 jiwa meninggal dunia
(Subargus, 2004).
memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, serta aktualisasi diri (Maslow
antara produksi dan pembatasan panas. Interleukin-1 pada keadaan ini tidak
terlibat, oleh karena itu pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam
serangan penyakit, apabila ada suatu kuman penyakit yang masuk ke dalam
yang lebih banyak daripada biasanya ini diikuti dengan naiknya suhu badan.
Semakin berat penyakit yang menyerang, semakin banyak pula antibodi yang
dikeluarkan, dan akhirnya semakin tinggi pula suhu badan yang terjadi
(Widjaja, 2003).
berbagai profesi kesehatan baik itu dokter, perawat, dan bidan. Bagi pofesi
perawat masalah gangguan suhu tubuh atau perubahan suhu tubuh termasuk
4
diperoleh data subyektif An.R panas sudah 4 hari, sedangkan data obyektif
suhu 38,9oC nadi 88 kali permenit respirasi 88 kali permenit, An.R tampak
lemah, kulit tampak kemerahan, badan teraba hangat, mukosa bibir kering,
yang tidak segera diatasi atau berkepanjangan akan berakibat seperti halnya
bisa menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi bahkan terjadi syok,
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sragen.
pada pasien An.R dengan Obs. DHF di Rumah Sakit Umum Daerah
Sragen.
Sragen.
6
C. Manfaat Penulisan
3. Bagi Penulis
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang studi kasus yang dilakukan pada
Anggrek RSUD Sragen. Studi kasus ini dimulai dari tahap pengkajian, penegakan
A. Identitas klien
perempuan, An. R adalah seorang pelajar SD, beragama Islam, tempat tinggal
adalah Tn. J bertempat tinggal di Sragen, Tn. J adalah ayah pasien, beragama
Islam. Penulis juga mendapatkan informasi dari Ny. W yaitu ibu pasien.
B. Pengkajian
keluhan utama pasien adalah ibu pasien mengatakan An.R panas kurang
mengatakan An.R panas sejak hari jumat 19 April 2013 atau 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Saat panas intensitasnya naik turun kadang
7
8
panas tinggi kadang turun, jika panas tinggi ibu pasien hanya
mengatakan An.R selama panas tidak mau makan atau minum. Senin 22
April 2013 panas An.R tidak juga turun maka An.R di bawa ke IGD
tanggal 1 juni 2003 lahir cukup bulan. Ibu An.R mengatakan tidak pernah
melakukan aborsi dan menderita sakit yang parah. Ibu An.R selalu
jika sakit flu atau batuk tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selama
hamil.
rumahnya. Berat badan An. R saat lahir 2750 gram, panjang badan 49
cm. Kondisi An.R saat lahir normal, sehat, segera menangis dan tidak
memiliki kelainan.
saat sudah diperbolehkan pulang sudah tidak panas suhunya 36,6oC dan
yaitu : BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan Campak sesuai dengan umur dan
waktu lahir yaitu 2750 dan berat badan saat ini 21 kg. Usia saat tumbuh
gigi pertama kali saat usia 1 tahun, tidak mengalami masalah gigi. An.R
dapat berjalan saat usia 14 bulan. Saat ini An.R sudah bersekolah kelas 3.
Interaksi dengan orang lain dan teman sebaya cukup baik, cepat
kebiasaan khusus, An.R tidur sekitar jam 9 malam dan bangun sekitar
jam 5 pagi, tidur selama 8 jam. An.R dapat melakukan Toileting dan
bergerak kekanan dan ke kiri, Mata sklera tidak ikterik, kornea hitam,
10
terdapat polip, tidak terdapat sekret. Mulut : warna bibir merah muda,
kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, reflek
dada kanan dan kiri sama, Auskultasi : tidak ada suara tambahan.
usus 10 kali permenit, Palpasi : ada nyeri tekan, teraba massa, Perkusi :
warna kulit kuning langsat, tekstur elastis, turgor kulit kembali cepat.
3-4 kali sehari dengan lauk pauk, buah, tetapi An.R mengatakan tidak
minum air putih dan air teh sekitar 1500 cc per hari. Selama sakit Ibu
kondisi tubuhnya yang sedang tidak sehat. An.R makan 3 kali sehari dan
rumah sakit. An.R makan hanya dengan bubur dan lauknya. An.R minum
air putih atau kadang teh manis sekitar 600 cc per hari. Status nutrisi
buang air kecil sekitar 4-5 kali sehari, warna kuning jernih, berbau khas,
sedangkan buang air besar 1 kali sehari, warna kuning ,berbau khas, tidak
ada lendir atau darah. Selama sakit : An.R buang air kecil 3-4 kali sehari,
250 mg per hari. Tanggal 23-24 April 2013 yaitu : Amoxcilin 3 x 350
Hemoglobin 11.1 g/dl (nilai normal 11.5-15.5), Eritrosit 4.79 juta (nilai
32.1 %(nilai normal 35-45), Lekosit 4.30 g/dl (nilai normal 4.5 – 14.5),
MCV 77.4 fl (nilai normal 80-99), MCH 26.7 pg (nilai normal 27-31),
(nilai normal 40-70), MXD 6.5 % (nilai normal 4-18), Limfosit 42.1 %
D. Analisa Data
Dari data yang sudah dapatkan dari hasil pengkajian maka penulis
ibu pasien mengatakan An.R panas sudah 4 hari, data obyektif akral teraba
hangat, suhu 38,9oC, nadi 88 kali permenit, Respirasi 24 kali permenit kulit
tampak kemerahan, mukosa bibir kering, An.R tampak lemah dan dari hasil
diatasi. Jika hipertemia tidak segera diatasi maka akan berakibat seperti
halnya dapat menyebabkan kejang pada anak, dehidrasi, syok, dan gangguan
suhu kulit dalam rentang yang diharapkan, nadi dalam rentang normal 60 –
140 kali permenit dan pernapasan dalam rentang yang diharapkan 15 - 20 kali
F. Perencanaan
setiap 2 jam sekali dengan rasional tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
keluarga tentang peningkatan suhu tubuh dengan rasional agar pasien dan
keringat dengan rasional untuk menjaga pasien agar merasa nyaman dan
lebih 1000cc per hari dengan rasional peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
yang cukup. Anjurkan kompres air hangat pada dahi dengan rasional untuk
G. Tindakan Keperawatan
2013 jam 13.00 WIB Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
(suhu, nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan
anaknya panas, respon obyektifnya yaitu suhu tubuh An.R 38,9oC nadi 88
kali permenit respirasi 24 kali permenit, badan teraba panas dan lemah.
Memberikan kompres air hangat pada dahi An.R, respon subyektif pasien
yaitu ibu An.R mengatakan mau mengompres, respon obyektif pasien yaitu
pakaian tipis yang menyerap keringat, respon subyektif pasien yaitu ibu An.R
mengatakan An.R susah minum, respon obyektif pasien yaitu An.R minum
mg), respon subyektif pasien yaitu An.R mengatakan mau disuntik, respon
obyektif pasien yaitu injeksi melalui IV. Memberikan obat oral (Paracetamol
sudah diminum.
15
Hari selasa, 23 April 2013 jam 08.15 WIB tindakan keperawatan yang
(suhu, nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan
badan An.R masih panas, respon obyektif pasien yaitu suhu 38,1oC nadi 86
Mengompres dengan air hangat pada dahi An.R, respon subyektif pasien
yaitu An.R mengatakan bersedia untuk dikompres air hangat, respon obyektif
pasien yaitu badan An.R tampak lebih rileks. Menganjurkan agar pasien
yaitu ibu pasien mengatakan anaknya susah minum, respon obyektif pasien
mengatakan mau di suntik dan minum obat, respon obyektif pasien yaitu
sudah diminum.
Hari Rabu, 24 April 2013 jam 08.00 WIB tindakan keperawatan yang
(suhu, nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan
An.R badannya sudah tidak panas lagi, respon obyektif pasien yaitu suhu 37o
C nadi 84 kali respirasi 20 kali permenit, badan An.R tidak teraba panas
mukosa bibir lembab. Menganjurkan agar An.R minum yang cukup kurang
16
lebih 1000 cc per hari, respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan
anaknya sudah mulai mau minum air putih sekitar 8 gelas belimbing dalam
sehari, respon obyektif pasien yaitu An.R tampak lebih segar dan mukosa
H. Evaluasi
Evaluasi pada hari Senin 22 April 2013 jam 14.05 WIB adalah diperoleh
panas. Evaluasi obyektif yaitu suhu 38,9oC nadi 88 kali permenit respirasi 24
kali permenit, kulit tampak kemerahan, mukosa bibir tampak kering, terjadi
air hangat, anjurkan minum yang cukup kurang lebih 1000 cc per hari,
Evaluasi hari kedua Selasa 23 April 2013 jam 14.05 WIB adalah
permenit, kulit masih teraba hangat, mukosa bibir masih terlihat kering
respirasi), kompres air hangat pada dahi, anjurkan minum yang cukup kurang
Evaluasi hari ketiga Rabu 24 April 2013 jam 14.00 WIB adalah
obyektif suhu : 37oC, nadi 84 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, raut
muka tampak lebih segar, suhu kulit tidak teraba hangat, mukosa bibir
Intervensi dihentikan.
18
BAB III
A. Pembahasan
Pada Bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus asuhan
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon pasien
fisik pada An.R menunjukkan keadaan umum lemah, kulit teraba hangat,
18
19
akut, terdapat ruam petekie atau bercak-bercak merah pada tubuh (Suriadi,
2010).
4.30 g/dl (nilai normal 14.5-45.0), Hemoglobin 11.1 g/dl (nilai normal
perusakan sel-sel precursor pada sumsum tulang oleh virus. Replikasi virus
2. Diagnosa Keperawatan
dan data obyektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk
(Deswani, 2009).
didukung oleh data-data yang mengacu pada diagnosa tersebut yaitu data
didasrakan pada teori hierarki Maslow. Hipertermia pada anak jika tidak
3. Intervensi
diharapakan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
yaitu S (specific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti
kriteria hasil suhu kulit dalam rentang normal 36,5oC – 37,5oC, nadi dalam
normal 15– 24 kali permenit, keletihan tidak tampak, dan warna kulit
normal, kulit tidak teraba hangat, mukosa bibir lembab (NANDA, 2012).
manusia yang harus dipenuhi, apabila demam pada anak tidak segera
(Ngastiyah, 2005)
dengan rasional agar pasien dan keluarga mengetahui suhu dan membantu
pakaian yang tipis dan menyerap keringat dengan rasional untuk menjaga
pasien agar minum yang cukup kurang lebih 1000 cc per hari dengan
Anjurkan kompres air hangat pada dahi dengan rasional untuk membantu
4. Implementasi
seluruh tubuh dengan menggunakan kain atau handuk. Ini bertujuan untuk
(Ardiansyah, 2012).
2003).
Dengan ini orang yang memiliki pengetahuan baik maka akan lebih
memberikan minum yang cukup kurang lebih 1000 cc dalam sehari pada
tubuh yang penting dalam lingkungan panas dan air sendiri diperlukan
5. Evaluasi
tindakan.
Pada hari Senin 22 April 2013 jam 14.10 WIB subyektifnya yaitu
anjurkan pasien minum yang cukup kurang lebih 1000 cc sehari, berikan
kompres air hangat pada dahi, anjurkan memakai pakaian tipis dan
(Paracetamol).
Pada hari Selasa 23 April 2013 jam 14.05 WIB subyektifnya yaitu
pasien, berikan kompres air hangat pada dahi, anjurkan minum yang cukup
(Paracetamol).
Pada hari Rabu 24 April 2013 jam 14.00 WIB subyektifnya yaitu
37oC nadi 84 kali permenit respirasi 20 kali permenit, An.R tampak lebih
27
segar, mukosa bibir tampak lembab, kulit tidak kemerahan, kulit tidak
1. Simpulan
atau diobservasi oleh penulis yaitu kulit teraba hangat, kulit teraba
Hematokrit.
yang cukup kurang lebih 1000 cc per hari, berikan kompres air
22-24 April 2013 selama tiga hari pada An.R yaitu : Memonitor
suhu tubuh tiap 2 atau 4 jam, memberikan kompres air hangat pada
tanggal 22-24 April 2013 pada An.R selama tiga hari berpedoman
2. Saran
pembuatan laporan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2002). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi &
Penyakit Tropis. Edisi pertama. Editor : sumarmo S. Poorwo
Soedarmo,dkk. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal 26 – 63.
Kozier Barbara, Erb Genora, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Pikir & Praktik. Edisi 7. Volume 1. Editor : Eko Karyuni,
Pamilih, Yulianti Devi, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC, jakarta, hal
354-433.
Mubarak Iqbal Wahit, Chayatin Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, hal 34.
Nelson Arvin. (2003). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Editor : Prof. Samik
Wahab, SpA (K). Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 854 – 856.
Potter dan Perrry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep Proses
dan Praktek. Edisi 7. Volume 1. EGC: Jakarta.
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam pada Anak. Penerbit Pustaka Pelajar
EGC, Jakarta, hal 27 – 141.
Suriadi, Yuliani Rita. (2010). Buku Pegangan Praktis Klinik Asuhan Keperawatan
pada Anak. Edisi 2, Penerjemah Haryanto, EGC, Jakarta, hal 122.